Anda di halaman 1dari 21

Makalah

Akhlak Tasawuf
Baik dan Buruk Menurut Ajaran Islam
Dosen Pembimbing:
Asep Nuhdi. M.pd.

Kelompok 3:

1.Tubagus Badrassalam

2. Evva Lestari

 PRODI:PAI,PAI

FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN


IAI NASIONAL LAA ROIBA BOGOR
Tahun Akademik 2022
ABSTRAK

Perbuatan manusia selalu terkait dengan nilai dan norma. Perbuatan


itu dapat dinilai baik dan buruk. Namun demikian,baik dan buruknya itu bukan
tergantung dari perbuatan itu sendiri, mealainkan suatu penilaian yang
disematkan oleh manusia kepada perbuatan itu sendri. Karena itu, baik dan
buruknya perbuatan itu relative, tidak mutlak.

Dalam islam baik dan buruk tidak ditentukan oleh akal atau
pertimbangan lain, tetapi sesuai apa yang telah di tetapkan Allah SWT
sebagaimana yang tercantum dalam al quran dan sunnah nabi Muhammad
SAW. Umat islam wajib berpedoman kepada kedua tersebut untuk menilai
baik dan buruk.

Kata Kunci: baik, buruk.

1
PENDAHULUAN

Setiap perbuatan manusia itu ada yang baik dan ada pula yang buruk.
Baik dan buruk adalah istilah yang banyak digunakan untuk menentukan
perbuatan yang dilakukan seseorang. Pernyataan tersebut dapat di jadikan
indikator indikator untuk menilai perbuatan baik dan buruk sehingga dapat
dilatarbelakangi sesuatu yang mutlak atau relatif.

Pernyataan–pernyataan terssebut perlu dicarikan jawaban dan


dijadikan rumusan masalah sehingga para pembaca bisa menilai sesuatu ini
baik atau buruk memiliki indikator yang pasti. Untuk itu dijadikan
pembahasan masalah adalah bagaimana ukuran baik dan buruk menurut
pandangan islam.

2
PEMBAHASAN

1. Pengertian Baik dan Buruk


1. Pengertian Baik atau Khair

Menurut etika (ilmu akhlak) benar adalah adanya kesesuaian atau


adanya kecocokan dengan peraturan peraturan. Dilihat dari subyeknya,
benar didunia belom tentu benar di akhirat. Benar menurut ilmu hitung
(aritmatik) belum tentu benar dalam ilmu politik. Benar secara logika
belum tentu benar secara dealiktika. Benar menurut seseorang belom tentu
benar menurut dirinya. Secara obyektif, benar adalah satu dan tidak dua
kebenaran yang bertentangan . karena apabila ada dua hal yang
bertentangan, kemungkinann atau bias jadi salah satu di antara keduanya
adda yang benar. Dan mungkin kedua duanya sama sama salah. Oleh
karana itu,satu satunya kebenaran yang bersifat obyek adalah kebenaran
yang bersumber dari Allah SWT. Sedangkan kebenaran dari manusia
bersifat relative. Benar jika tidak bertentangan dengan peraturan peraturan
yang obyektif yang di buat oleh yang maha benar, yaitu kebenaran yang
tidak bertentangan dengan wahyu, karna kebenaran mutlak hanya
bersumber dari Allah yang memiliki sifat yang maha benar. Hal
disebutkan dalam al quran surat al baqoroh ayat 147:

َ‫ق ِم ْن َّر ِبكَ فَ ََل تَك ُْو َننَّ ِمنَ ا ْل ُم ْمت َ ِر ْين‬
ُّ ‫ا َ ْل َح‬

3
Artinya: “kebenaran itu dari tuhanmu, sebab itu jangan sekali kali kamu
termasuk orang orang yang ragu”1

2. Pengertian Buruk atau Syarr.

Pengertian buruk atau (syarr) merupakan kebalikan dari perbuatan


baik. Dalam makna yang lain bahwa keburukan merupakan sesuatu yang
dilarang oleh Allah SWT. Termasuk keburukan yang bersifat subyektif
yang karena penilaian manusia. Seseorang bisa jadi menilai bahwa
perbuatan kita tergolong buruk,namun berbeda dengan penilaian lainya
yang menyatakan bahwa hal itu bukan sebuah keburukan. Di dalam al
quran banyak kalimat atau ditemukkan beberapa ayat (kalimat) yang
memiliki arti sama dengan kata syarr atau buruk, diantaranya: sayyiah,
syarr, fujur, munkar, fasad, qobih. kalimat tersebut merupakan kebalikan
kata hanah, khair, birr, ma’ruf, ishlah, dan thoyyibah. Sekedar contoh ayat
al quran yang menjelaskan bahayanya keburukan atau merupakan sesuatu
yang harus di tinggalkan. Sebagaimana dalam qur an surat Al-falaq ayat
1-5:

‫ت فِى‬ِ ‫ب َو ِم ْن ش َِر النَّفّٰ ٰث‬ ٍ ‫ق ِم ْن ش َِر َما َخلَ َۙ َق َو ِم ْن ش َِر غَا ِس‬
َ َۙ َ‫ق اِذَا َوق‬ ِ َۙ َ‫ب ْالفَل‬
ِ ‫ع ْوذُ ِب َر‬
ُ َ ‫قُ ْل ا‬
‫ْالعُقَ َِۙد َو ِم ْن ش َِر َحا ِس ٍد اِذَا َحسَد‬

1
Dr. H. Mas'ud, S.Ag, M.Pd.I. (2018). Akhlak Tasawuf Membangun
Keseimbangan Lahir dan Batin. Surabaya: Pena Salsabila. hal 84.

4
Artinya: katakana lah aku berlindung kepada tuhan yang menguasai subuh,
dari kejahatan makhluknya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap
gulita,dan dari kejahatan wanita wanita tukang sihir yang menghembus
pada bukhul bukhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.2

ayat di atas menjelaskan tentang prilaku syetan yang selalu mengajak


kepada keburukan bagi seluruh manusia. Sehinga dia syetan selalu
berupaya baik siang maupun malam membujuk manusia agar menjadi
temanya dan membujuk manusia agar berlaku dengki sesama manusia.

2. Ukuran Baik dan Buruk

Setiap manusia mempunyai perspektif tersendiri mengenai baik dan


buruk. Penilaian baik dan buruk menurut manusia bersifat relative. Namun
tidak demikian menurut ajaran islam, bahwa baik dan buruk harus di
observasi menurut kacamata islam itu sendiri dengan berlandaskan baik al
quran, hadis maupun ijma’ para ulama. Dengan demikian baik dan buruk
mendapatkan kepasstian yan mutlak. Maka apabila dari segi agama sudah
dinyatakan baik, maka pastilah kebaikanya begitu pula sebaliknya,
apabila dinyatakn tidak baik dari segi agama maka sudah dipastikan
keburukanya. Dalam al-quran Allah SWT berfirman:

2
Dr. H. Mas'ud, S.Ag, M.Pd.I. (2018). Akhlak Tasawuf Membangun
Keseimbangan Lahir dan Batin. Surabaya: Pena Salsabila.hal 84.

5
‫سنَةٌ يَّقُ ْولُ ْوا ٰهذ ِٖه‬
َ ‫ص ْب ُه ْم َح‬ ِ ُ ‫شيَّدَةٍ ۗ َوا ِْن ت‬ ٍ ‫ا َ ْينَ َما ت َ ُك ْونُ ْوا يُدْ ِر ْك ُّك ُم ْال َم ْوتُ َولَ ْو ُك ْنت ُ ْم فِ ْي ب ُُر ْو‬
َ ‫ج ُّم‬
ۤ َ ‫ال ٰ ٰٓه‬
‫ؤَُل ِء‬ ِ ‫ِك ۗ قُ ْل ُك ٌّل ِم ْن ِع ْن ِد اللّٰ ِه ۗ فَ َم‬ َ ‫سيِئَةٌ يَّقُ ْولُ ْوا ٰهذ ِٖه ِم ْن ِعنْد‬َ ‫ص ْب ُه ْم‬ِ ُ ‫ِم ْن ِعنْ ِد اللّٰ ِه ۚ َوا ِْن ت‬
َ ‫صابَ َك ِم ْن‬
‫سيِئ َ ٍة‬ َ َ ‫سنَ ٍة فَ ِمنَ اللّٰ ِه ۖ َو َما ٰٓ ا‬
َ ‫صابَ َك ِم ْن َح‬ َ َ ‫ْالقَ ْو ِم ََل يَكَاد ُْونَ يَ ْفقَ ُه ْونَ َح ِد ْيثًا َما ٰٓ ا‬
َ ‫س ْو ًَل ۗ َوك َٰفى بِاللّٰ ِه‬
‫ش ِه ْيدًا‬ ُ ‫اس َر‬ ِ َّ‫س ْل ٰن َك ِللن‬ َ ‫فَ ِم ْن نَّ ْفس‬
َ ‫ِك ۗ َوا َ ْر‬

Artinya: engkau (Muham-mad).” Katakanlah, “Semuanya (datang) dari


sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik)
hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun).Kebajikan apa
pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun
yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu
(Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah
Allah yang menjadi saksi. (Q.S An-Nisa.78-79)3

Ayat diatas telah memberikan pedoman bagi umat manusia dalam


menempuh perjalan hidupnya, agar mereka tidak tersesat dan meraba-raba
dalam kegelapan. Ditunjukan jalan yang lurus dan diperlihatkan jalan yang
bengkok. Diperlihatkan yang baik dan buruk, agar manusia dapan memilih
sendiri dengan menggunakan akal pikiranya. Ditunjukan apa yang
membawa kebaikan dan diperlihatkan apa yang mengakibatkan keburukan
dan kejahatan.

3
Dr. H. Ali Mas'ud, M.Ag. M.Pd. (2013). akhlak tasawuf. surabaya.

6
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ukuran baik adalah sesuatu yang mengandung kriteria kebaikan.


Sedangkan kriteria baik itu adalah sesuatu yang dianjurkan oleh islam
untuk melakukanya.
2. Ukuran buruk addalah sesuatu yang mengandung kriteria keburukan.
Sedamgkan kriteria buruk itu adalah sesuatu yang dilarang oleh islam
untuk dilakukan.4

Ukuran tersebut dating dari Allah SWT yang tidak berubah oleh
perubahan situasi maupun kondisi.

C. Aliran – aliran tentang Baik dan Buruk

Adanya perbedaan persepsi ,budaya, ideology kehidupan, potensi jiwa


yang diberkahi tuhan, dan masih banyak faktor faktor lain yang
menyebabkan cara pandang baik dan buruk itu berbeda. Perbedan itu
akhirnya menimbulkan berbagai aliran\faham filsafat yang secara
langsung mempengaruhi perkembangan pemikiran akhlak.

Berikut ini aliran aliran filsafat yang mempengaruhi akhlak, dapat


dijelaskan sebagai berikut:

4
Dr. H. Ali Mas'ud, M.Ag. M.Pd. (2013). akhlak tasawuf. surabaya.

7
a. Aliran Sosialisme

Aliran ini mengukur baik buruknya suatu perbuatan berdasarkan adat


istiadat yang di pegang teguh oleh masyarakat. Sesuatu yang sesuai
dengan adat istiadat maka akan dinilai baik, sebaliknya bila tidak sesuai
atau bertentangan dengan adat istiadat yang berlaku maka dinilai buruk,
dan sudah tentu apabila melanggar aturan adat istiadan akat mendapatkan
sanksi hukum.

Adat istiadat itu sendiri sesungguhnya adalah terbentuk dari


pandangan umum tentang nilai-nilai dan norma kehidupan. Pendangan
umum tersebut meliputi berbagai aspek perilaku kehidupan masyarakat
antara lain tata cara berpakaian, makan, bercakap, bertamu, dan lain
sebagainya. Pandangan umum inilah yang terbentuk menjadi adat istiadat.
Adat istiadat itu diyakini akan memberikan kebaikan kepada masyarakat
bila dilaksanakan dan akan memberikan kesengsaraan, cela dan kenistaan
bila dilanggar.5

b. Aliran Hedonisme

Aliran ini berpandangan bahwa tujuan akhir hidup manusia adalah


kebahagiaan. Kebahagiaan itu diperoleh dari perbuatan yang banyak
mendatangkan kenikmatan atau kelezatan dan kepuasan nafsu biologis.

5
Rahmawati. (2015). Dosen fakultas ushuluddin, adab dan dakwah IAIN
Kendari. Baik dan Buruk. hal 70.

8
Dalam memandang kebahagiaan, aliran hedonism ini terbagi menjadi
dua golongan

Pertama, yang berorientasi padda kebahagiaan diri sendiri. Golongan


ini berpandangan bahwa manusia itu seharusnya banyak mencari
kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Dikarenakan aliran ini berpendapat
bahwa takaran kebahagiaan yaitu dari sebuah kenikmatan dan
kesengsaraan yang ditimbulkan dalam perbuatan tersebut, maka kalau
tingkat kenikmatanya itu lebih besar maka perbuatan itu dikatakan baik,
tetapi kalau tingkat kesengsaraan lebih besaee maka perbuatan itu
digolongkan buruk.

Kedua. Golongan yang berorientasi pada kebahagiaan bersama. Aliran


ini berpendapat bahwa seharusnya mencari kebahagiaan itu sesama
manusia, bahkan semua makhluk yang ada di muka bumi ini. Kebahigiaan
harus menjadi pertimbangan utama. Suatu perbuatan itu akan bernilai baik
bila mendatangkan kebahagian kepada manusia.6

c. Aliran Intuisisme

Intuisi merupakan kekuatan batin yang dapat menentukan baik dan


buruk dalam sekilas pandang tanpa melihat buah dan akibatnya.

6
Rahmawati. (2015). Dosen fakultas ushuluddin, adab dan dakwah IAIN
Kendari. Baik dan Buruk. hal 70-72.

9
Aliran berpendapat bahwa tiap manusia itu memounyai kekuatan batin
sebagai instrument yang dapat membedakan perbuatan baik dan buruk
dengan sekilas pandang.

Apabila ia melihat suatu perbuatan, ia mendapat semacam ilham yang


memberi tahu nilai perbuatan itu lalu menetpkan hukum baik buruknya,
sebagaimana kita diberi mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar.

Dengan hanya melihat sekilas pandang kita dapat mentapkan putih


hitamnya sesuatu dan dengan hanya mendengar sekilas suara dapat
menyatakan bahwa ia merdu atau tidak. Demikianlan pula dengan instuisi
yang diberikan pada manusia, sehingga manusai dengan kekuatan intuisi
itu dapat melihat suatu perbuatan dan menetapkannya baik atau buruk.

Aliran ini juga berpendapat bahwa perbuatan baik itu adalah peruatan
yang sesuai dengan penilaian yang diberikan oleh hati nurani atau
kekuatan batin yang ada dalam dirinya. Sedangkan perbuatan buruk adalah
perbuatan yang menurut hati nurani dipandang buruk. 7

d. Aliran Utilitarisme

Aliran ini melihat suatu perbuatan yang baik itu bila bermanfaat. Jadi
tolak ukur aliran ini adalah terletak pada kegunaannya. Jika tolak ukur
berlaku pada perorangan maka disebut dengan individual, dan jika tolak
ukur pada masyarakat maka di sebut dengan sosial.

7
Rahmawati. (2015). Dosen fakultas ushuluddin, adab dan dakwah IAIN
Kendari. Baik dan Buruk. hal 72.

10
Pada masa sekarang ini, aliran utilitarianisme cukup mendapat
perhatian. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mengacu
kepada konsep kemanfaatan sebagaimana paham utilitarianisme. Namun
demikian, paham ini lebih melihat kegunaan sesuatu itu dari segi
materialistik. Faktor-faktor non materi diabaikan

Sebagai contoh, orang tua jompo semakin kurang dihargai, karena


secara material tidak dapat memberi manfaat. Padahal orang tua jompo
masih berguna untuk dimintai nasihat nasihatnya. 8

e. Aliran Vitalisme

Aliran ini memahami kebaikan itu sesuai dengan kekuatan dalam diri
manusia. Aliran ini berpendapat bahwa baik itu adalh kekuatan untuk
menaklukan orang lain yang lemah.

Aliran ini banyak di praktekan para penguasa zaman dahulu. Sehingga


muncullah kekuatan-kekuatan politik yang dikenal seperti feodalisme,
kolonialisme, diktator dan tiranik (Poedjawijatna, 1982: 46). Kekuatan-
kekuatan tersebut menjadi simbol sosial kemasyarakatan yang memiliki
pengeruh cukup kuat. Penguasa yang memiliki kekuatan itu memiliki
kewibawaan sehingga perbuatan dan perkataannya bisa menjadi ketetapan
dan pedoman bagi masyarakatnya.

8
Rahmawati. (2015). Dosen fakultas ushuluddin, adab dan dakwah IAIN
Kendari. Baik dan Buruk. hal 72-73.

11
Akan tetapi di zaman modern ini sudah tidak mendapat tempat lagi
karna masyarakat sekarang sudah memilih wawasan demokratis akibat
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.9

f. Aliran Evolusi

Aliran ini berpandangan bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini
mengalami evolusi, yakni berkembang dari apa adanya menuju kepada
kesempurnaannya. Pendapat ini tidak hanya berlaku pada benda-benda
yang tampak, tetapi juga berlaku juga pada benda-benda yang tidak dapat
dilihat atau diraba oleh indera seperti akhlak dan moral.

Awal mula munculnya aliran ini, ketika seorang ilmuan bernama


Lamarck mengajukan pandangannya bahwa jenis-jenis binatang itu
merubah satu sama lainnya. Ia menolak pandangan bahwa jenis-jenis itu
berbeda dan tidak dapat berubah. Menurutnya jenis-jenis itu tidak terjadi
pada satu masa, tetapi bermula dari binatang rendah, meningkat dan
berabak satu dari lainnya dan berganti dari jenis ke jenis lain.

Kemudian, seorang ilmuan berbangsa Inggris, Darwin (1809-1882


M) menjelaskan teorinya dalam bukunya yang berjudul The Origin of
Species. Dia mengatakan bahwa perkembangan alam ini didasari oleh
ketentuan alam (selection of nature), perjuangan hidup (struggle for life),
dan kekal bagi yang lebih pantas (survival for the fittest). Ketentuan alam
berarti bahwa alam ini menyaring segala yang berwujud, mana yang
pantas untuk hidup terus dan mana yang tidak. Perjuangan hidup berarti

9
Rahmawati. (2015). Dosen fakultas ushuluddin, adab dan dakwah IAIN
Kendari. Baik dan Buruk. hal 73.

12
suatu usaha dalam mempertahankan hidupnya dengan melawan segala
yang menjadi musuhnya. Kekal bagi yang lebih pantas yaitu segala sesuatu
yang berhak hidup setelah mengalami perjuangan-perjuangan dalam
berkompetisi dengan jenis-jenis lainnya.

Herbert Spncer (1820-1903) seorang filosof Inggris, juga


berpandangan perekembangan akhlak juga mengalami evolusi. Ia
mengatakan bahwa perbuatan akhlak itu tumbuh secara sederhana dan
mulai berangsur-angsur meningkat sedikit demi sedikit, dan berjalan
menuju ke arah ”cita-cita” yang dianggap sebagai tujuan. Maka perbuatan
itu dikatakan baik bila dekat dari cita-cita itu dan buruk bila jauh dari cita-
cita itu.

Pendapat bahwa nilai moral harus ikut berkembang sesuai


perkembangan sosial dan budaya dapat menyesatkan orang, karena adanya
pendapat (nilai) baru yang menjadi panutan pada masa itu, kadang-kadang
merupakan nilai yang dipaksakan oleh para penguasa di masa itu,
karenanya tidak merupakan nilai yang universal dan hanya dipandang baik
oleh seseorang atau sekelompok orang.10

10
Rahmawati. (2015). Dosen fakultas ushuluddin, adab dan dakwah IAIN
Kendari. Baik dan Buruk. hal 73-75.

13
D. Baik dan Buruk Menurut Ajaran Islam

Prilaku, tindakan atau perbuatan manusia dalam berbagai situasi dan


pilihan dapan bernilai baik dan buruk. Penetapan nilai baik dan buruknya
perbuatan manusia itu dilakukan menurut menurut berbagai pendapat yang
telah di jelaskan di atas.

Apa yang telah dikemukakan di atas dalam pandangan pandangan


tersebut tentang tolak ukur dan indikator untuk menentukan nilai baik dan
buruk hanya bersifat subyektif,lokal,dan temporal. Oleh karenanya kriteria
dan nilai nilainya bersifat relatif.

Dalam ajaran islam, tolak ukur baik dan buruk suatu perbuatan
bersumber kepada dua, yakni al quran dan hadist nabi Muhammad SAW.

Dalam al quran dan hadits istilah yang berkaitan dengan kebaikan dan
keburukan banyak dijumpai. Beberapa yang berkaitan dengan baik antara
lain: al hasanah, thayyibah, khairan, karimah, mahmudah, azizah, dan al
birr.

Al hasanah menunjukan sesuatu yang disukai atau di pandang baik,


dari segi akal, hawa nafsu, maupun panca indra Allah berfirman :

ِ‫سيِ ٰات‬ َّ ‫سنَ ِة فَلَهٗ َخي ٌْر ِم ْن َه ۚا َو َم ْن َج ۤا َء بِال‬


َ َ‫سيِئ َ ِة فَ ََل يُجْزَ ى الَّ ِذيْن‬
َّ ‫ع ِملُوا ال‬ َ ‫َم ْن َج ۤا َء بِ ْال َح‬
‫ا ََِّل َما كَانُ ْوا يَعْ َملُ ْون‬

14
Artinya: Barangsiapa yang dating dengan membawa kebaikan, maka
baginya (pahala) yang lebih baik dari pada kebaikanya (QS. Al Qashash:
84)11

Istilah at thayyibah untuk menunjukan sesuatu yang memberikan


kenikmatan pada panca indra dan jiwa, makanan, minuman, pakaian,
rumah dan sebagainya. Sebagaimana Allah berfirman:

َ َّ ‫علَ ْي ِه ا َ ْن ي‬
َ ‫ََّّ َّو‬ َ ‫شعَ ۤا ِٕى ِر اللّٰ ِه ۚ فَ َم ْن َح َّج ْالبَي‬
َ ََ ‫ْت ا َ ِو ا ْعت َ َم َر فَ ََل ُجنَا‬ َ ‫صفَا َو ْال َم ْر َوة َ ِم ْن‬
َّ ‫ا َِّن ال‬
َ ‫ع َخي ًْر َۙا فَا َِّن اللّٰهَ شَا ِك ٌر‬
‫ع ِل ْي ٌم‬ َ َ ‫بِ ِه َما ۗ َو َم ْن ت‬
َ ‫َّ َّو‬

Artinya: kami turunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah dari


makanan yang baik baik yang telah kami berikan kepadamu. (QS. Al-
Baqoroh: 158.)

12
Al mahmudah menunjukan pada perbuatan yang utama sebagai
akibat dari melakukan sesuatu yang di sukai oleh Allah SWT. Kebaikan
kebaikan didalamnya bersifat batin dan spiritual. Allah berfirman:

َ ‫َو ِمنَ الَّ ْي ِل فَت َ َه َّجدْ ِب ٖه نَافِلَةً لَّ ۖ َك‬


‫عسٰ ٰٓى ا َ ْن يَّ ْبعَث َ َك َرب َُّك َمقَا ًما َّم ْح ُم ْودًا‬

11
Rahmawati. (2015). Dosen fakultas ushuluddin, adab dan dakwah IAIN
Kendari. Baik dan Buruk. hal 75.

12
Rahmawati. (2015). Dosen fakultas ushuluddin, adab dan dakwah IAIN
Kendari. Baik dan Buruk. hal 75-76.

15
Artinya: Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah
kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah mudahan tuhanmu
mengangkat ke tempat yang terpuji. (QS. Al – Isra. 179.)13

Al karimah digunakan untuk menunjukan perbuatan yang sangat


terpuji. Perbuatan tersebut sungguh mulia, seperti menafkahkan harta
dijalan Allah dam berbakti kepada orang tua, sebagaimana firman Allah:

‫َِل اِيَّاهُ َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن اِحْ سٰ نً ۗا اِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْندَ َك ْال ِكبَ َر ا َ َحدُ ُه َما ٰٓ ا َ ْو‬
ٰٓ َّ ‫ضى َرب َُّك ا َ ََّل ت َ ْعبُد ُْٰٓوا ا‬
ٰ َ‫َوق‬
‫ َ َّو ََل ت َ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَّ ُه َما قَ ْو ًَل ك َِريْم‬ ٍ ُ ‫ِك ٰل ُه َما فَ ََل تَقُ ْل لَّ ُه َما ٰٓ ا‬

Artinya: dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan


menyembah selain Dia dan hendak lah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya
atau kedua duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan”ah”
dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkan lah kepada mereka
perkataan yang mulia. (QS. Al – Isra,. 23.)14

13
Rahmawati. (2015). Dosen fakultas ushuluddin, adab dan dakwah IAIN
Kendari. Baik dan Buruk. hal 76

14
Rahmawati. (2015). Dosen fakultas ushuluddin, adab dan dakwah IAIN
Kendari. Baik dan Buruk. hal 76.

16
Berbagai istilah kebaikan yang dijelaskan dalam al quran dan hadits
menunjukan bahwa tolak ukur kebaikan dalam ajaran islam lebih lengkap
dan mendalam. Kebaikan dalam islam itu meliputi aspek fisik, akal,
mental, jiwa, kesejahteraan baik di dunia maupun si akhirat.

Sebagai mana yang telah dijelaskan di atas bahwa tolak ukur kebaikan
dan keburukan menurut ajaran islam bersumber dari al quran dan sunnah
rosul. Dalam aspek lain, islam memberikan ukuran kebaikan dan
keburukan dari suatu perbuatan itu di dasarkan pada adanya kesadaran
penuh, kehendak dan niat dalam melakukan perbuatan itu.

Sejalan dengan teori umum akhlak yang telah di jelaskan sebelumnya,


bahwa sebuah perbuatan yang tergolong akhlak itu adalah perbuatan yang
di sengaja atau di kehendaki setiap kehendak selalu mengarah kepada
suatu tujuan

Jadi dalam menilai perbuatan terletak pada kehendak dan tujuan.


Dalam islam kehendak dan tujuan itu dimaksudkan agar di dalam berbuat
memperoleh keridhoan Allah SWT. Kehendak dalam berbuat adalah niat.
Niat yang diridhoi adalah ikhlas dalam berbuat (semata mata hanya karena
Allah). Perbuatan akhlak pada islam baru dikatakan baik apabila perbuatan
itu dilakukan pada sesuai tuntunan Allah dan rasulnya yang disertai niat
yang ikhlas karena Allah15.

15
Rahmawati. (2015). Dosen fakultas ushuluddin, adab dan dakwah IAIN
Kendari. Baik dan Buruk. hal 76.

17
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam firman allah;

َ‫الز ٰكوة‬ َّ ‫ص ٰلوة َ َويُؤْ تُوا‬ َّ ‫الديْنَ ەَۙ ُحنَفَ ۤا َء َويُ ِق ْي ُموا ال‬ ِ ‫َو َما ٰٓ ا ُ ِم ُر ْٰٓوا ا ََِّل ِليَ ْعبُدُوا اللّٰهَ ُم ْخ ِل‬
ِ ُ‫صيْنَ لَه‬
‫َو ٰذ ِل َك ِدي ُْن ْالقَ ِي َم ِۗة‬

Artinya: padahal merka tidak disuruh supaya menyembah Allah


dengan memurnikan ketaatan kepadanya dalam (menjalankan) agama
yang lurus. (QS. Al bayyinah 5.)
Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: segala perbuatan selalu disertai niat. Dan perbuatan itu di nilai
sesuai niatnya.16

16
Rahmawati. (2015). Dosen fakultas ushuluddin, adab dan dakwah IAIN
Kendari. Baik dan Buruk. hal 77.

18
PENUTUP

Sesuatu yang dinamakan baik dan buruk itu sangat relatif sekali, karna
bergantung pandangan dan penilaian masing masing yang merumuskanya
dan pengertian ini bersifat subjektif, karena bergantung pada individu yang
menilainya.

Berbeda dengan pandangan ajaran agama islam. Islam tidak saja


melihat baik buruknya perbuatan itu dari amalan yang nyata saja, tetapi
juga dari niatnya. Perbuatan yang diniatkan baik maka perbuatan itu dapat
dinilai baik, dan sebaliknya kalau niatnya buruk maka perbuatan itu
nilainya buruk.

Selanjutnya selain perbuatan nyata dan niat, Islam juga mengukur baik
buruknya perbuatan itu berdasarkan cara melakukan perbuatan itu.
Misalnya, seorang mempunyai niat yang baik, namun bila dilakukan
dengan cara yang salah, maka perbuatannya dinilai tercela. Orang tua yang
memukul anaknya sampai cacat seumur hidup adalah perbuatan tercela,
meskipun pada dasarnya niatnya baik yakni untuk mendidik anaknya.
Contoh lain, bersedekah adalah amalan yang baik, tetapi jika diberikan
kepada orang dengan cara yang menyakitkan hati si penerima, maka ia
dinilai buruk

19
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Ali Mas'ud, M.Ag. M.Pd. (2013). akhlak tasawuf. surabaya.


Dr. H. Mas'ud, S.Ag, M.Pd.I. (2018). Akhlak Tasawuf Membangun
Keseimbangan Lahir dan Batin. Surabaya: Pena Salsabila.
Rahmawati. (2015). Dosen fakultas ushuluddin, adab dan dakwah IAIN
Kendari. Baik dan Buruk.

20

Anda mungkin juga menyukai