Anda di halaman 1dari 12

KHUTBAH IDUL FITRI 1443 H / 2022 M

MENJAGA FITRAH MANUSIA


MELALUI TARBIYAH DAN DAKWAH

Oleh :

Dr. H. Ahmad Irfan, SS, M.Pd.I

MASJID JAMI KAMPUNG BARU


‫ُالله ُأكبُ هُر ُاللُ‬
‫ُالله ُأكبُ‪ُ ,‬الل ُأكب ُ‬
‫الله ُأكبُ ُ‬
‫الله ُأُكبُ هُر ُ ُ‬
‫ُ‬
‫اللُأكبهُُكبرياُُواحلمدُ‬ ‫ُ‬ ‫أكبهُُ‬
‫اللهُ ُ‬ ‫أكبهُاللُأكبُ هُرُ ُ‬ ‫اللهُ ُ‬‫أكب‪ُ ُ,‬‬
‫وسبُحانُُاللُُُبهكُرةُُُواُصُيلُ‪ُ.‬الالهُاالُاللُوالنُ ُعبه هُدُ‬ ‫للُكثُرياُُ هُ‬
‫اُالُ ُايّ ُاهه ُ هُمصلُِيُ ُ ُلهه ُالدُينُ ُولُوُُُكُُرهُ ُالكُافُرونُ‪ُ.‬الُالهُاالُ‬
‫الل ُُوحُدُ هُوصُدُقُ ُ ُوعُدُُهه ُ ُونُُِرُ ُعبُدُُهه ُوأُعُزُ ُ هُجنُدُُهه ُُوهُُزمُُ‬
‫ُولُصلهُ‬ ‫اللهُأكبُ ُ‬ ‫وُاللهُأكبُ هُر ُ ُ‬
‫اللهُ ُ‬ ‫االُحُزاُبُ ُوحُدُُهه‪ُ.‬الُالهُ ُاُالُ ُ ُ‬
‫‪ُ.‬احلمد ُلُصلهُالُذُيُجُعُلُ ُاالُعُيُادُ ُمُُوسُاُ ُلُصلخُ ُرياُتُ‪ُ,‬‬ ‫هُ‬ ‫احلُمُ هُد‬
‫مارةُ ُُوُزرعُ ُاحلُسُناُتُ‪ُ.‬‬ ‫ُوجُعُلُ ُلُناُ ُمُافُ ُاالُُرضُ ُجُيعاُ ُلُصلعُ ُ‬
‫عبدُهه ُورسوُلهه‪ُ.‬الصلهمُصلُ ُ ُوسصلُمُ ُعُصلىُُ‬ ‫حممداُ ُ هُ‬ ‫هد ُأنُ ُ ّ‬‫واُشُ هُ‬
‫مواُأنُ ُيُومُ هُكمُ‬ ‫هذاالنُبُ ُالكُُريُ‪ُ,‬اتّقواااللُ ُحُقُ ُُتهقاتُهُ‪ُ.‬واعصلُ ُ‬
‫الله ُفيه ُل هُكمُ‬ ‫بارهُك‪ُ ,‬أحلُ ُ ُ‬ ‫يد ُ ُال ُ‬
‫هذايومُ ُعظُيمُ ُوهو ُالعُ هُ‬
‫ه‬
‫عدُ‪ُ,‬فقُالُالُصلههُتعُالُُ‪:‬‬ ‫‪ُ.‬اماُُبُ هُ‬
‫الُطعُامُ ّ‬

‫‪1‬‬
َ‫ٱَّللِ هٱلِت َف َط َر ٱنلهاس‬
‫َ ٗ ۡ َ َ ه‬ ‫د‬ َ َ ۡ َ ۡ ََ
ِ ‫ِين حنِيفا ۚ ف ِطرت‬ِ ‫فأق ِم وجهك ل ِل‬
َ َ ۡ ُ ‫ه َ َٰ َ د‬ َۡ َ َۡ َ ََۡ َ
ِ َٰ ‫ِين ٱلق دي ِ ُم َول‬
‫ك هن‬ ِ ‫عليها ۚ َل تب ِديل‬
‫ِلل ِق ٱَّللِۚ ذل ِك ٱل‬
َ ََُۡ َ ‫ه‬ َ َ ۡ َ
. ‫اس َل يعلمون‬ ِ ‫أكَث ٱنل‬
‫اهلل أكبر اهلل أكبر اهلل أكبر و هلل الحمد‬
Saudara-saudara-Ku kaum muslimin/muslimat yang
berbahagia.
Takbir, tahlil dan tahmid yang telah menggema
sejak malam tadi menghidupkan ghirah keagamaan serta
ruang-ruang lahir dan batin kaum muslimin, maka hal
itu menandakan berakhir nya bulan Suci Ramadhan 1443
H. Salam perpisahan kepada Ramadhan harus kita
ucapkan, dengan penuh harap kita kembali
dipertemukan dengan Ramadhan pada tahun-tahun
berikutnya.
Saat ini kita berada pada hari yang begitu agung
yaitu Idhul Fitri, hari kemenangan, hari dimana kita telah
lulus dalam menempuh Madrasah Ramadhan yang
merupakan Syahru Tarbiyyah (bulan pendidikan), di
dalamnya kita bukan hanya dididik akan hikmah dari
rasa lapar dan dahaga, akan tetapi kita dididik untuk
mengendalikan seluruh anggota tubuh, hati dan fikiran
kita dari perkara yang diharamkan oleh syariat agama.
Setiap muslim yang memaksimalkan ibadah di bulan
Ramadhan tentunya ia akan keluar dari dimensi
kebinatangan (al bu’dul Bahimi) kepada dimensi
kemalaikatan (al bu’dul malakut) .

2
‫اهلل أكبر اهلل أكبر اهلل أكبر و هلل الحمد‬
Kata Idul fitri memiliki hubungan yang erat
dengan kata “ fitrah” sebagaimana yang tercantum

َ َ ۡ َ ۡ ََ
dalam q.s Ar Ruum ayat 30:
َ‫ٱَّللِ هٱلِت َف َط َر ٱنلهاس‬
‫َ ٗ ۡ َ َ ه‬
‫ِين حنِيفا ۚ ف ِطرت‬ ‫د‬
ِ ِ ‫فأق ِم وجهك ل ِل‬
‫كنه‬ َٰ َ َ ُ ‫ه َ َٰ َ د ُ ۡ َ د‬ َۡ َ َۡ َ ََۡ َ
ِ ‫عليها ۚ َل تب ِديل ِِلل ِق ٱَّللِۚ ذل ِك ٱلِين ٱلقيِم ول‬
َ ََُۡ َ ‫ه‬ َ َ ۡ َ
‫اس َل يعلمون‬ ِ ‫أكَث ٱنل‬
Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui,

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa setiap manusia


yang terlahir sudah dibekali dengan FITRAH
keberagamaan yakni potensi untuk ber-Tauhid. Dalam
pandangan Islam, sejak dilahirkan, manusia telah
dianugerahkan potensi keberagamaan. Potensi ini baru
dalam bentuk sederhana yaitu berupa kecenderungan
untuk tunduk dan mengabdi kepada sesuatu. Agar
kecenderungan tunduk dan mengabdi ini tidak salah,
maka perlu adanya bimbingan dari luar. Setiap bayi
dilahirkan dalam fitrahnya (potensi keberagamaan) yang
terdiri atas kemampuan dasar untuk beragama secara
umum, kemampuan dasar untuk beragama Islam.
Karena adanya fitrah ini, maka manusia selalu
membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama.
Dalam pertumbuhannya manusia itu sendirilah yang

3
harus berupaya untuk mengarahkan fitrah tersebut pada
iman atau tauhid melalui faktor pendidikan, pergaulan,
lingkungan yang kondusif, habituasi dan keteladan.
Konsepsi Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa
tiap manusia diberi kecenderungan nafsu untuk
menjadikannya kafir yang ingkar terhadap TuhanNya
dan kecenderungan yang membawa sikap bertakwa
mentaati perintahnya, adalah firman Allah dalam surat
Asy-Syams, 7-10 sebagai berikut:
ٍ ‫ون ف‬
ُ‫ ُقداف صلح ُمن‬.‫ ُفاْلمها ُفه هجورهاوت قواها‬.‫س ُوماسواها‬
ُ‫زكىهاُوقدُخابُمنُدسها‬
Artinya : “ Demi jiwa dan apa yang menyempurnakannya;
lalu diilhamkan kepadanya oleh Allah jalan yang salah dan
jalan yang benar. Sesungguhnya beruntuglah orang yang
membersihkan jiwanya, dan sesungguhnya rugilah orang yang
mengotorinya.

Firman tersebut dapat dijadikan sumber


pandangan bahwa usaha mempengaruhi jiwa manusia
melalui pendidikan dapat berperan positif untuk
mengarahkan perkembangannya kepada jalan kebenaran
yaitu Islam. Dengan tanpa melalui pendidikan, manusia
akan terjerumus ke jalan yang salah atau sesat yaitu
menjadi kafir.
Diantara lembaga pendidikan yang yang paling
penting dalam proses pendidikan fitrah manusia adalah
keluarga. Allah Swt Berfirman dalam q.s At Tahrim ; 6

4
َ ُ َُ ٗ َ ۡ ُ ۡ َ َ ۡ ُ َ ُ َ ْ ٓ ُ ْ ُ َ َ َ ‫َ َٰٓ َ ُّ َ ه‬
‫يأيها ٱَّلِين ءامنوا قوا أنفسكم وأهلِيكم نارا وقودها‬
َ ُ َۡ ‫ ه‬ٞ َ ٞ َ ٌ َ َٰٓ َ َ َ ۡ َ َ ُ َ َ ۡ َ ُ ‫ه‬
‫ٱنلاس وٱۡل ِجارة عليها ملئِكة غَِلظ ِشداد َل يعصون‬
َ ُ َ ُۡ َ َ ُ َ ََۡ ۡ ُ َ ََ َٓ َ‫ه‬
‫ٱَّلل ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون‬
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.

Setiap orang beriman mempunyai kewajiban


untuk menjaga diri dan keluarganya dari siksa api
neraka. Para orang tua wajib untuk ber-ikhtiar mengajak
dan mengajarkan anggota keluarganya akan ketaatan
kepada Allah Swt yang include di dalamnya pendidikan
tauhid, syariah, serta akhlak. Modal awal untuk
membentuk keluarga ideal dan keturunan yang ideal
adalah diawali dengan ikatan pernikahan yang sah
secara agama serta menjaga kesucian diri dalam
pergaulan pra- nikah. Hal ini sangat penting dipahami
oleh kalangan pemuda atau milenial dalam
pergaulannya agar tidak mendekati perzinahan.

‫اهلل أكبر اهلل أكبر اهلل أكبر و هلل الحمد‬


Maasyiral Mukminin Rahimakumullah
Saat ini kita berada di Masjid Jami Kampung Baru,
sebuah masjid yang penuh dengan nilai sejarah serta

5
spirit dakwah dalam menyebarkan Islam khususnya di
tanah Betawi sejak abad ke- 18. Dari sini kita bisa
memetik hikmah bahwa dakwah merupakan kewajiban
setiap umat Islam terlepas apapun profesi dan
pekerjaannya. Dakwah merupakan kegiatan mengajak
serta menyeru orang lain untuk mengerjakan kebaikan
sesuai ajaran agama Islam dengan niat karena Allah Swt.
Allah Swt berfirman dalam Qs An Nahl; 125 :
ُ‫ج َٰ ِدلۡهم‬
َ ‫ٱۡل َس َنةِ َو‬
َ ۡ َ َۡۡ َ َ ۡ ۡ َ ‫َد‬ َ َٰ َ ُ ۡ
ِۖ ِ‫يل ربِك بِٱۡل ِكمةِ وٱلموعِظة‬ ِ ِ ‫ٱدع إَِل سب‬
َ َ ‫َ َ ۡ َ ُ ه َه َ َُ َ ۡ َُ َ َ ه‬ ‫ه‬
‫بِٱل ِِت ِِه أحسنۚ إِن ربك هو أعلم بِمن ضل عن سبِيلِهِۦ‬
َ‫َو ُه َو أ َ ۡعلَ ُم بٱل ۡ ُم ۡه َت ِدين‬
ِ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ketahuilah bahwa dakwah merupakan amal
mulia para nabi dan rasul yang kita dituntut untuk
melanjutkan esatafet tersebut, minimal dakwah untuk
diri kita serta lingkungan terdekat kita. Mari kita jadikan
dakwah sebagai wujud dari ubudiyah kita kepada Allah
swt. Hal terpenting dalam dakwah di jalan Allah Swt
adalah Niat yang tulus ikhlas karena Allah Swt.
Al Habib Sa’ad Muhammad bin Alawi Al Aydrus
mengatakan dalam kitab nya An Niyyat, bahwa dalam
Dakwah ila llah niatkan untuk banyak hal diantaranya
niat untuk bertaqarrub, niat untuk mengikuti jejak
Rasulullah, niat untuk menjalankan perintah Allah Swt,
niat untuk melaksanakan fardhu kifayah, niat untuk

6
menyebarkan ilmu yang dimiliki, serta niat untuk
menyebarkan syariat Allah Swt. Jika dalam dakwah niat
kita sudah lurus maka Allah Swt akan memberikan
pahala yang besar kepada kita sekalipun yang kita
kerjakan itu berupa hal kecil atau sederhana. Imam Ibnu
Mubarak mengatakan :
ُ ُ.ُ‫هربُعم ٍلُصغ ٍريُتعظمههُالن يةهُو هُربُعم ٍلُكب ٍريُتِغرهُالنية‬
“ Berapa banyak amal yang kecil menjadikannya besar oleh
niat, dan berapa banyak amal yang besar menjadikannya kecil
oleh niat “
Di akhir khutbah pertama ini khatib berwasiat
untuk pribadi khatib dan jamaah sekalian agar kita terus
berikhtiar menjaga kesucian fitrah dengan memperdalam
ilmu agama serta mengaplikasikan dakwah dalam
keseharian kita (mengajak orang lain bersama kita untuk
melaksanakan perintah agama). Lakukan apapun
keahlian kita untuk membela agama dan berdakwah di
jalan Allah Swt, semoga dengan itu menjadi bekal kita
untuk kehidupan kelak
ُ‫ ُونفعىن ُوإياكم ُبااليات‬,‫بارك ُالل ُيل ُولكم ُبالقران ُالكري‬
ُ‫ُأقولُقويلُهذاُواستغفراللُالعظيمُيلُولكم‬.ُ‫والذكرُاحلكيم‬
ُ‫ُواستغفروهُإنهُهوُالغفور‬,‫ولولديناُومشاخيناُوجيعُالسصلمي‬
ُ.‫الرحيم‬

7
‫اخلهطبةهُالثانيةهُ ُ‬
‫الله ُأكب هر ُالله ُأكب ُالله ُأكبُ‪ُ ,‬الل ُأكب ُالله ُأكب هر ُاللُ‬
‫أكب‪ُ,‬اللهُأكبهُ‪ُ,‬احلم هدُللُحقَُحده‪ُ.‬وأشه هدُأنُالُإلهُ‬
‫إال ُالله ُوحدهه ُالشريك ُلهه‪ُ ,‬شهادة ُعبده‪ُ .‬وأشه هد ُأنُ‬
‫‪ُ,‬صصلىُاللهُعصلىُ‬
‫ف ُبعهده ّ‬ ‫ُحممدا ُعب هدههُور هسولهههُالو ُّ‬
‫سيدنا ه‬
‫ُحمم ٍدُوعصلىُألهُوصحبهُمنُب عده‪ُ ُ.‬‬ ‫سيدنا ه‬
‫أهوصي هكم ُعباد ُالل ُوإياي ُبت قوى ُالل‪ُ .‬فإَّنا ُشع هارُ‬
‫ال همؤمنيُودث هارُالتقي‪.‬ووصيةهُاللُفي هكمُأجعي‪ُ.‬واعصل همواُ‬
‫ُوبدأ ُبن فسه ُت عظيماُ‪ُ.‬‬ ‫أن ُالل ُتعال ُأمرهكم ُأمرا ُعميما‪ُ ,‬‬
‫قال ُجل ُجللههه ُعصليما‪ُ :‬إُن ُالل ُوملئكتهه ُيهِصلُّون ُعصلىُ‬
‫النبُ‪ُ,‬يأيُّهاُالذينُأمنهواُصصلُّواُعصليهُوسصل همواُتسصليماُ‪ُ .‬‬
‫فاجيبهوالل‪ُ ,‬عباد ُالل ُإل ُمادعا هكم ُإليه ُوصصلُّوا ُعصلىُمنُ‬
‫ُحمم ٍد ُوعصلىُ‬
‫ىُسيدنا ه‬‫صلهم ُصل ُوسصلم ُعصل ّ‬ ‫صصلى ُعصليه‪ُ.‬ال ه‬
‫صلهم ُصل ُوسصلم ُعصلىُ‬ ‫أل ُسيدنا ه ٍ‬
‫ُحمم ُد ُنب ُالرَحة‪ُ ,‬أل ه‬ ‫ّ‬

‫‪8‬‬
‫صلهمُُ‬ ‫ُحمم ٍد ُوعصلى ُأل ُسُيدنا ه ٍ‬
‫ُحممد ُشفيع ُاألهمة‪ُ.‬ال ه‬ ‫سيدنا ه‬
‫ارضُعنُأولُمنُاستحقُمنُب عدهُلصلخلفةُبالتحقيقُ‪ُ,‬‬
‫أمري ُال همؤمني ُأِب ُبكرُنُ ُالِديقُ‪ُ ,‬وعصلى ُحصليفُ‬
‫المحراب ُ ُأمري ُال همؤمني ُسيدنا ُعهمر ُابنُ‬
‫اخلطاب‪,‬وعمن ُاستحيت ُمنهه ُملُئكةه ُالرَحن ُ ُأمريُ‬
‫ال همؤمنيُ ُسيدنا ُعهثُمان ُابنُ ُعفان‪ُ ,‬وعن ُأسد ُالغالبُ‬
‫ب‪,‬وعنُ ُالستهُ‬ ‫أمري ُالمؤمني ُسيدنا ُعصلي ُبن ُأِب ُطال ٍ‬
‫ه‬
‫ُهم َُتا هم ُالعشرة‪ُ ,‬وعمن ُبايع ُنبيُّك َُتتُ‬
‫الب ررة ُالذين ه‬
‫الشجرة‪ُ,‬وعن ُالزهراء ُالبتهول ُفاطمة ُبنت ُالر هسول‪ُ,‬وعنُ‬
‫ُحممدُنُ ُاحلسن ُو ُأِبُ‬
‫السيديُن ُالشهيدين ُالكرْيي ُأِب ه‬
‫عبد ُالل ُاحلهسي‪ُ,‬وعن ُاإلمامي ُالطهرين ُمن ُالرجس ُوُ‬
‫األدناس ُأِب ُعهمارة ُاحلمزة ُوأِب ُالفضل ُالعباس‪ُ ,‬وعنُ‬
‫أصحاب ُن بك ُوأهل ُبُيته ُأجعي‪ُ ,‬وأزواجه ُالطاهراتُ‬

‫‪9‬‬
‫أهمهات ُالؤمني‪ُ ,‬وعن ُالتابعي ُْلم ُبإحس ٍ‬
‫ان ُإل ُي ومُ‬ ‫ه‬
‫الدينُ‪ُ,‬وأرضُعناُمع ههمُبرَحتكُياُأرحمُالراَحيُ‪ُ .‬‬
‫صلهم ُارحم ُاخلهصلفاءُ‬ ‫اللهُأكب هرُاللهُأكبُاللهُأكبُ ُ‪,‬ال ه‬
‫الت قدمي‪ُ ,‬واألئمة ُالاضي‪ُ ,‬والعهصلماء ُالرشدين‪ُ,‬‬
‫والسصلميُوُالسصلماتُُأجعي‪ُ ُ.‬‬
‫ُجيهوشُ‬ ‫ِر ه‬ ‫‪,‬الصلهم ُان ه‬
‫الله ُأكب هر ُالله ُأكب ُالله ُأكب ه‬
‫‪,‬وفهك ُأسرار ُالأ هسورين‪ُ ,‬واقضُ ُالدين ُعنُ‬ ‫السصلمي ُ‬
‫صلهمُ‬
‫الديهوني‪ُ ,‬واغفر ُلألحياء ُو ُاليتي‪ُ .‬واكتهب ُال ه‬
‫السلمة ُعصلينا ُوعصلىُجيع ُاحلهجاج ُو ُالغهزات ُوالسافرينُ‬
‫من ُالسصلمي ُأجعي‪ُ .‬ويسر ُمقاصد ههم ُفيما ُالتم هسواُ‬
‫إلصلُح ُأ ههمور ُالدُّنيا ُوالدين‪ُ.‬واجعل ُعصليهم ُواقية ُمنكُ‬
‫صلهم ُادفع ُعنا ُالغلء ُوالوباءُ‬ ‫واردين ُوصادرين‪ُ .‬ال ه‬
‫والفحشاء ُواجلدب ُوالقحطُ ُوالوباء‪ُ ,‬والدين ُوالرضُ‬
‫والمحن ُوالفَت ُماظهرُ ُمنها ُوما ُبطن‪ُ ,‬وعن ُب صلدناُ‬

‫‪10‬‬
‫خاصة‪ُ,‬وعنُجيعُبهصلدانُالسصلميُعامة‪ُ,‬إنكُعصلىُ هكلُ‬
‫شي ٍئُقدي ٍر‪ُ.‬اللهُأكب هرُاللهُأكبُاللهُأكب‪ُ .‬‬
‫ربنااغفرلنا ُوإلخواننا ُالذين ُسب هقون ُباإلْيان ُوالَتعل ُفُ‬
‫قهصلهوبناُغلُلصلذينُأمنهواُربناُإنكُرهؤوفُرحيم‪ُ ُ.‬‬
‫إن ُالل ُيأ هم هر ُبالعدل ُو ُاإلحسان‪ُ ,‬وإي تاء ُذي ُال هقرىبُ‬
‫وي نهىُ ُعُن ُالفحشاء ُوالنكر ُوالب غي‪,‬يعظه هكم ُلعصل هكمُ‬
‫تذك هرون‪ُ .‬فاذ هك هروا ُالل ُالعظيم ُيذ هكرهكم‪ُ .‬واش هك هروهه ُعصلىُ‬
‫نعمهُيزد هكمُ‪ُ,‬ولذك هرُاللُأكب هر‪ُُ.‬‬
‫‪*Khutbah kedua bersumber dari kitab Majmu’ Sembilan‬‬
‫‪Khutbah Karangan Al Habib Syeikh bin Ahmad Bafaqih.‬‬

‫‪11‬‬

Anda mungkin juga menyukai