Anda di halaman 1dari 5

، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف ْاَألْنِبَياِء َو اْلُم ْر َسِلْيَن‬، ‫ َو ِبِه َنْسَتِع ْيُن َع َلى ُأُم ْو ِر الُّد

ْنَيا َو الِّدْيِن‬، ‫اْلَحْم ُد ِهلِل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن‬


‫ َأْش َهُد َأْن اَل ِإٰل َه‬، ‫َنِبِّيَنا ُمَح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّتاِبِع ْيَن َو َم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َيْو ِم الِّدْيِن‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَح ـَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِم ْين َأَّم ا َبْعُد‬.‫ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِر ْيَك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬
‫ ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُقْٓو ا‬:‫ َفَقاَل ُهللا َتَع اَلى‬. ‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬. ‫َفَيا َأُّيَها اْلَح اِض ُرْو َن‬
‫ٰۤل‬
‫َاْنُفَس ُك ْم َو َاْهِلْيُك ْم َناًرا َّو ُقْو ُدَها الَّناُس َو اْلِحَج اَر ُة َع َلْيَها َم ِٕىَك ٌة ِغ اَل ٌظ ِش َداٌد اَّل َيْع ُصْو َن َهّٰللا َم ٓا َاَم َر ُهْم َو َيْفَع ُلْو َن َم ا‬
‫ُيْؤ َم ُرْو َن‬

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Menjadi sebuah keniscayaan bagi setiap insan di dunia untuk senantiasa


memanjatkan rasa syukur kepada Allah yang telah menganugerahkan nikmat yang
tak bisa dihitung satu-persatu. Ungkapan rasa syukur ini harus diteguhkan dari
dalam hati, diungkapkan dalam ucapan, dan direalisasikan dalam wujud tindakan.
Bagi umat Islam, rasa syukur dalam tindakan ini bisa diwujudkan dengan
senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt melalui wujud
menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.

Oleh karena itu pada momentum shalat Jumat kali ini, mari kita tingkatkan
ketakwaan kita kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya takwa. Jangan sampai
kita hidup tanpa bekal takwa dan kita tidak boleh pergi dari dunia ini kecuali
dalam keadaan Islam. Hal ini sering ditegaskan oleh para khatib dalam setiap
khutbahnya melalui firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Imran ayat 102:

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َح َّق ُتٰق ىِتٖه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُّم ْس ِلُم ْو َن‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan


sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam
keadaan muslim”.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Beberpa saat yang lalu Ramadhan telah meninggalkan kita, sebulan penuh
lamanya kita ditempa dan diuji oleh Allah SWT dengan berbagai macam ujian baik
duniawi maupun ukhrowi semata-mata dalam rangka membentuk pribadi hamba
yang bertaqwa. Semoga amal ibadah kita satu bulan penuh di bulan Ramadhan
diterima oleh Allah SWT dan semoga kita yang hadir pada kesempatan sholat
jum’at ini termasuk kedalam golongan hamba Allah SWT yang mendapat predikat
Taqwa. Amiin Yaa robbal’aalamiin

Di antara nikmat yang harus kita syukuri dalam kehidupan di dunia ini adalah
keberadaan keluarga yang merupakan elemen dan komunitas awal pembelajaran
hidup setiap manusia. Setiap insan mesti mengidam-idamkan keluarga yang bisa
menjadi tempat belajar tentang kehidupan sekaligus tempat beristirahat,
bercengkrama, penuh dengan tawa bahagia, dan tentunya harmonis serta
senantiasa dilindungi dan diberkahi oleh Allah swt.

Tidak ada yang menginginkan keluarga yang selalu diwarnai dengan keributan,
ketidakharmonisan, dan penuh dengan suasana tidak nyaman. Semua ingin
memiliki rumah sebagaimana ungkapan bijak “Baiti jannati” rumahku adalah
surgaku. Rumah yang selalu nyaman ditempati, penuh dengan kebahagiaan,
senantiasa dihisai dengan ibadah kepada Allah swt, layaknya surga.

Untuk mewujudkan hal ini, tentulah tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Semua itu melalui sebuah proses panjang yang diawali dari niat seseorang
membina rumah tangga melalui sebuah pernikahan, sehingga akan menghasilkan
sebuah keluarga yang baik dan mampu menyempurnakan keislaman seseorang.
Sebagaimana hadits Rasulullah:

‫ِإَذ ا َتَز َّو َج اْلَع ْبُد َفَقِد اْسَتْك َم َل ِنْص ُف الِّدْيِن َفْلَيَّتِق َهللا ِفي الِّنْص ِف اْلَباِقي‬

Artinya: “Jika seorang hamba (Allah Swt.) menikah, berarti telah


menyempurnakan separuh agama, maka hendaklah bertakwa kepada Allah Swt.
pada separuh sisanya.” (HR Baihaqi).

Dari hadits ini bisa kita pahami bahwa pernikahan, sebagai pintu gerbang
membentuk keluarga, memiliki dimensi ibadah. Bukan hanya sekedar
menyatukan dua insan manusia saja. Dimensi ibadah inilah yang harus menjadi
dasar bagi setiap orang dalam menjalankan sunnah Rasulullah ini sehingga bisa
menyempurnakan agamanya. Sehingga dalam sebuah keluarga, nilai-nilai agama
yang kental menjadi salah satu faktor terciptanya keluarga yang harmonis dan
senantiasa dalam ridho dan lindungan Allah swt.
Dengan nilai-nilai agama, setiap aktivitas dalam keluarga akan menjadi nilai
ibadah sehingga mampu membawa kebaikan dan keberkahan pada seluruh
keluarga. Nilai-nilai agama akan menghindarkan setiap anggota keluarga dari
perbuatan yang menghantarkannya kepada dosa-dosa besar serta terhindar dari
api neraka. Saling mengingatkan anggota keluarga untuk menghindari perbuatan
yang menghantarkan kepada neraka juga diingatkan Allah swt dalam Al-Qur’an
surat At-Tahrim Ayat 6:
‫ٰۤل‬
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُقْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم َو َاْهِلْيُك ْم َناًرا َّو ُقْو ُدَها الَّناُس َو اْلِح َج اَر ُة َع َلْيَها َم ِٕىَك ٌة ِغ اَل ٌظ ِش َداٌد اَّل َيْع ُصْو َن َهّٰللا َم ٓا‬
‫َاَم َر ُهْم َو َيْفَع ُلْو َن َم ا ُيْؤ َم ُرْو َن‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah
malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah
terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Selain niat yang benar dan menanamkan nilai-nilai agama, ikhtiar lain yang perlu
dilakukan guna mewujudkan keluarga harmonis adalah senantiasa mengeratkan
ikatan hubungan baik dengan sesama anggota keluarga. Masing-masing harus
bisa memerankan perannya dengan tidak merendahkan peran anggota keluarga
yang lain. Semua yang ada dalam keluarga adalah satu tim layaknya para awak
kapal yang mengarungi bahtera untuk menuju satu dermaga.

Masing-masing memiliki kewajiban dan hak yang berbeda. Namun tidak boleh
merasa lebih tinggi derajatnya dari yang lain. Perbedaan-perbedaan yang ada
inilah yang justru akan menjadi sebuah kelebihan dalam mengelola rumah tangga
karena bisa saling melengkapi satu sama lain.

Dengan menjadikan anggota keluarga sebagai belahan jiwa, maka tentu tidak
akan muncul fenomena yang sekarang banyak muncul dan diekspos di media
terkait dengan kekerasan dalam rumah tangga. Jika masing-masing mengetahui
bahwa anak adalah darah daging sendiri, istri adalah pakaian suami dan suami
adalah pakaian istri, maka mereka tidak akan tega menyakiti terlebih melakukan
KDRT dalam keluarga. Allah berfirman:

‫ُهَّن ِلَباٌس َّلُك ْم َو َاْنُتْم ِلَباٌس َّلُهَّن‬

Artinya: "...Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi
mereka…" (QS Al-Baqarah: 187).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Upaya mewujudkan keluarga harmonis tentu harus terus kita lakukan dengan
ikhtiar-ikhtiar nyata. Namun yang terpenting juga, kita harus terus berdoa kepada
Allah swt agar keluarga kita senantiasa harmonis, senantiasa sejuk dipandang
mata dan menjadi kerinduan untuk senantiasa kumpul bersama mereka. Kita
diperintahkan untuk senantiasa berdoa seperti yang tertuang dalam Al-Qur’an
surat al-Furqan ayat 74:

‫َو ٱَّلِذ يَن َيُقوُلوَن َر َّبَنا َهْب َلَنا ِم ْن َأْز َٰو ِج َنا َو ُذ ِّر َّٰي ِتَنا ُقَّرَة َأْع ُيٍن َو ٱْج َع ْلَنا ِلْلُم َّتِقيَن ِإَم اًم ا‬

Artinya: “Dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada
kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa’,”

Jumhur Ulama menafsirkan kalimat "jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi


orang-orang yang bertakwa" adalah sebuah harapan agar mereka menjadi
panutan bagi orang-orang bertakwa baik dalam lembutnya perbuatan mereka
maupun halusnya perkataan mereka. Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa
indikator orang bertakwa adalah orang-orang yang bisa berbuat paling baik
kepada pasangannya dan keluarganya baik dalam perbuatan maupun perkataan
mereka.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Semoga kita senantiasa dikaruniai keluarga yang terbaik oleh Allah swt. Keluarga
yang senantiasa harmonis, tersemai dan tumbuh nilai-nilai agama di dalamnya,
saling mencintai dan menjaga satu sama lain, jauh dari kekerasan dalam rumah
‫‪tangga, serta senantiasa menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.‬‬
‫‪Amin‬‬ ‫َأُقْو ُل َقْو ِلْي ٰهَذ ا‪َ ،‬و َأْسَتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم ‪َ ،‬فاْسَتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬إَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَحْم ُد ِهلل َو َكَفى‪َ ،‬و ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد ِن اْلُم ْص َطَفى‪َ ،‬أْش َهُد َأْن اَّل إلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل‬
‫َش ِر ْيَك َلُه‪َ ،‬و َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه الُّش َر َفا‬

‫َأَّم ا َبْعُد ‪َ ،‬فَيا َأُّيَها اْلُم ْس ِلُم ْو َن ‪ُ ،‬أْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِسْي ِبَتْقَو ى ِهللا اْلَع ِلِّي اْلَعِظ ْيِم َو اْع َلُم ْو ا َأَّن َهللا َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر‬
‫َع ِظ ْيٍم ‪َ ،‬أَم َر ُك ْم ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى َنِبِّيِه اْلَك ِر ْيِم َفَقاَل ‪ِ :‬إَّن َهللا َو َم اَل ِئَكَتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي ‪َ ،‬يا َأُّيَها‬
‫اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‪َ ،‬الّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َك َم ا‬
‫َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َباِر ْك َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد‬
‫َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم ‪ِ ،‬فْي اْلَع اَلِم ْيَن ِإَّنَك َحِم ْيٌد َم ِج ْيٌد‬

‫َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت واْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت اَأْلْح َياِء ِم ْنُهْم َو اَأْلْم َو اِت‪ ،‬اللهم اْدَفْع َع َّنا‬
‫اْلَباَل َء َو اْلَغاَل َء َو اْلَو َباَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْنَك َر َو اْلَبْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َتِلَفَة َو الَّش َداِئَد َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظَهَر‬
‫ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن ‪ِ ،‬م ْن َبَلِد َنا َهَذ ا َخاَّص ًة َو ِم ْن ُبْلَداِن اْلُم ْس ِلِم ْيَن َعاَّم ًة‪ِ ،‬إَّنَك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر‬

‫ِعَباَد ِهللا‪ ،‬إَّن َهللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْيَتاِء ِذ ي اْلُقْر َبى وَيْنَهى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو الَبْغ ِي ‪،‬‬
‫َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن ‪َ .‬فاذُك ُروا َهللا اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبُر‬

Anda mungkin juga menyukai