Anda di halaman 1dari 6

Khutbah Jumat: Soal Berlebih-lebihan dalam Beragama

‫َحْلْم ُد ِللِه اَّلِذْي َمْن َتَو َّك َل َعَلْيِه ِبِص ْد ِق ِنَّيٍة َك َف اُه َو َمْن َتَو َّس َل ِإَلْيِه ِباِّتَباِع َش ِر ْيَعِتِه َقَّر َبُه َو َأْد َناُه َو َم ِن‬

‫َّال الَّصَالُة الَّسَال َلى ِّيِدَنا َّم ٍد َلى آِلِه‬ ‫ِتِه‬ ‫ِئِه‬
‫َو ُم َع َس َحُم َو َع‬ ‫اْس َتْنَص َر ُه َعَلى َأْعَد ا َو َح َس َد َنَص َر ُه َو َتَو ُه َو‬
‫َو َأْص َح اِبِه َو َمْن َح اَفَظ ِدْيَنُه َو َج اَه َد ْيِف َس ِبْيِل اِهلل َأَّم ا َبْع ُد َفَياَأُّيَه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ِاَّتُقْو ااَهلل َح َّق ُتَق اِته‬
‫ىِف ِد ِن‬ ‫ِك ِب‬ ‫َٰٓي‬ ‫ِك ِبِه‬ ‫ِل‬ ‫ِإ‬
‫ َأْه َل ٱْل َٰت اَل َتْغُلوا ي ُك ْم‬: ‫َو َالُمَتْو ُتَّن َّال َو َأنْـُتْم ُمْس ُمْو َن َفَقْد َقاَل اُهلل َتَعاَىل يِف َتا اْلَك ِرِمْي‬
‫ِه ِل‬ ‫ِس ِع‬ ‫ِه‬
‫َو اَل َتُقوُلوا َعَلى ٱلَّل ِإاَّل ٱَحْلَّق ۚ ِإَمَّنا ٱْلَم يُح يَس ى ٱْبُن َمْر َمَي َرُس وُل ٱلَّل َو َك َم ُت ٓۥُه َأْلَق ٰىَه ٓا ِإٰىَل َمْر َمَي‬
‫َو ُر وٌح ِّم ْنُهۖ َفَٔـاِم ُنوا ِبٱلَّلِه َو ُرُس ِلِهۦۖ َو اَل َتُقوُلوا َثَٰل َثٌةۚ ٱنَتُه وا َخ ْيًر ا َّلُك ْم ۚ ِإَمَّنا ٱلَّلُه ِإَٰلٌه َٰو ِح ٌد ۖ ُس ْبَٰح َن ٓۥُه َأن‬

‫َيُك وَن َل ۥُه َو َلٌد ۘ َّل ۥُه َم ا ىِف ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو َم ا ىِف ٱَأْلْر ِض ۗ َو َك َف ٰى ِبٱلَّلِه َو ِكياًل‬

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Allah SWT berfirman dalam QS An-Nisa ayat 171:

‫ۚ َٰٓيَأْه َل ٱْلِكَٰت ِب اَل َتْغُلوا ىِف ِديِنُك ْم َو اَل َتُقوُلوا َعَلى ٱلَّلِه ِإاَّل ٱَحْلَّق‬

Artinya: “Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan

janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar”.

Allah dalam firman-Nya ini mengingatkan kepada kita, dengan kata-kata “laa tahgluw”,

untuk senantiasa tidak berlebih-lebihan atau melampaui batas. Berlebih-lebihan disini

bukan mencakup hal yang sempit tapi mencakup pengertian yang luas termasuk tidak

diperbolehkannya melampaui batas dalam beragama. Berlebihan dalam agama ini

kerap disebut dengan istilah “ghuluw”.

Rasulullah SAW juga pernah mengingatkan para sahabat melalui haditsnya dalam Kitab

Shahih Bukhari (Dâru Thûqin Najâh, 1422 H, juz 7, halaman 2) untuk tidak berlebihan
dalam beragama. Hadits ini berisi kisah yang bisa menjadi renungan kita semua untuk

hidup dengan seimbang dan menghindari hal-hal yang tidak disukai oleh Allah dan

Rasulullah SAW.

Suatu ketika para sahabat datang kepada Rasulullah SAW untuk mengetahui bagaimana

Rasulullah SAW beribadah. Mereka ingin menyampaikan dan melakukan perbandingan,

apakah ibadah yang mereka lakukan selama ini sudah sama dengan ibadah yang

dilakukan oleh Rasulullah.

Salah satu di antara sahabat mengatakan bahwa ia telah melakukan ibadah puasa

setiap hari. Sahabat lain mengatakan bahwa ia sudah lama tidak tidur malam dan

melakukan shalat sepanjang malam. Sementara satu lagi mengatakan bahwa ia sudah

tidak pernah lagi berhubungan suami-isteri untuk mengekang hawa nafsu.

Mengetahui cerita para sahabat ini, Rasulullah tidak memberikan sanjungan atas

semangat ibadah yang mereka lakukan. Para sahabat ini malah diingatkan oleh

Rasulullah dengan sabdanya:

“Aku ini adalah orang yang paling takut kepada Allah jika dibanding dengan kalian. Aku

juga orang yang paling taat kepada Allah. Meski begitu, aku terkadang berpuasa,

kadang juga tidak. Aku juga melaksanakan ibadah, shalat malam, namun aku tidur juga.

Aku juga menikahi wanita. Barangsiapa yang membenci sunnahku, ia bukan dari

golonganku”.

Dialog Rasulullah dengan para sahabatnya ini menunjukkan bahwa ibadah yang

dilakukan secara berlebihan dengan mengorbankan sisi-sisi lain dalam kehidupan

termasuk hal yang tidak baik. Rasulullah pun mengingatkan melalui haditsnya pula

bahwa: “kahiral umur ausatuha” yang bermakna sebaik-baik urusan ialah yang

dilakukan dengan biasa-biasa atau sedang-sedang saja, sekalipun itu sedikit.

Ini memiliki artian bahwa yang penting untuk diperhatikan dalam ibadah adalah

konsistensi atau keistiqamahan walaupun dilakukan dalam kuantitas yang sedikit.

Sebab, yang dihitung pahala banyak dalam ibadah adalah konsistensinya. Jika hanya

sekali, kemudian berhenti, pahalanya juga akan berhenti. Berbeda jika dilakukan terus-

menerus, selama ibadah itu dilakukan, ibadahnya akan terus mengalirkan pahala.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Tidak berlebih-lebihan atau keseimbangan dalam kehidupan, termasuk dalam

beragama, merupakan bagian dari karakteristik ajaran Islam. Islam mengajarkan

kepada umatnya untuk menjadikan kehidupan dunia dan akhirat saling melengkapi.

Kita tidak boleh hanyut dalam materialisme dan juga tidak tenggelam dan terlena

dalam spritualisme. Ketika kehidupan seseorang dalam kondisi seimbang, maka ia pun

akan hidup dalam ketenangan.

Selain keseimbangan vertikal yakni beribadah kepada Allah, sebagai umat Islam, kita

juga harus menanamkan keseimbangan horizontal yakni antarsesama makhluk Allah

SWT. Hal ini penting karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup

sendiri dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya.

Bukan hanya terbatas pada sesama umat Islam saja, keseimbangan hidup juga harus

dibangun dengan baik oleh umat Islam bersama umat-umat pemeluk agama lain. Di

sinilah pentingnya umat Islam untuk senantiasa memegang prinsip moderasi dalam

beragama yakni mengaplikasikan cara beragama yang wasathiyah, moderat, toleran,

dan memosisikan diri di tengah, tidak condong ke salah satu sisi.

Allah SWT berfirman:

‫َو َك َٰذ ِلَك َجَعْلَٰن ُك ْم ُأَّم ًة َو َس ًطا ِّلَتُك وُنوا ُش َه َد ٓاَء َعَلى ٱلَّناِس َو َيُك وَن ٱلَّر ُس وُل َعَلْيُك ْم َش ِه يًد ا‬

Artinya: “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat

pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul

(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu”. (Al-Baqarah: 143)

lslam merupakan agama yang Rahmatan lil 'Alamin (rahmat bagi seluruh alam). Islam

bukan agama yang mengajarkan kekerasan. Jangan sampai kita menjadi oknum yang

menjadikan perwajahan Islam di mata umat Islam sendiri dan pemeluk agama lain

menjadi agama yang kaku dan tidak ada toleransi sama sekali.

Saat ini kita pun perlu berhati-hati terhadap paham-paham radikal yang sering

membungkus aksinya atas nama tuhan dan membela agama. Banyak provokasi
dilakukan melalui media yang dilakukan dil uar nilai-nilai keislaman serta tidak

menggambarkannya sebagai orang yang beragama. Aksi oknum-oknum inilah yang

kemudian menyebabkan munculnya persepsi buruk umat lain atau sering disebut

Islamofobia.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Sebagai umat yang baik, marilah kita mengaplikasikan nilai-nilai Islam dengan

menunjukkan bahwa Islam adalah agama damai, mari jauhi perbuatan yang mengacu

pada perpecahan. Jauhkanlah diri dari membenci sesama muslim dan juga non-muslim

karena menjadikan kita akan tidak berbuat adil kepada mereka.

Untuk menghindari perpecahan ini, ada tiga ukhuwah yang bisa kita aplikasikan dalam

kehidupan kita yakni Ukhuwah Islamiyyah (persaudaraan sesama umat Islam),

Ukhuwah Wathaniyyah (persaudaraan sesama satu bangsa), dan Ukhuwah Basyariyyah

(persaudaraan sesama manusia).

Hindari saling menuduh dan menyalahkan orang lain karena ketika kita menunjuk

orang lain dengan satu jari telunjuk kita, lalu berapa jari lainnya yang menunjuk kepada

kita sendiri? Ini menjadi contoh agar kita tidak merasa “paling” namun kita harus

“saling”. Jangan merasa paling benar, tapi mari kita harus saling bertoleransi dan

menghormati. Jangan merasa paling shaleh, tapi mari kita harus saling menasihati.

Jangan merasa paling berkuasa, tapi mari kita harus saling berbagi.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Demikian khutbah singkat ini, mudah-mudahan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan

kita dan membawa kemaslahatan untuk sesama. Semoga kita termasuk hamba yang

dicintai oleh Allah SWT dengan menjalankan apa yang telah dicontohkan oleh

Rasulullah SAW. Amin.

‫ِح‬ ‫ِف ِإ‬ ‫ِف‬


‫ َّنُه ُه َو اْلَغُفْو ُر الَّر ْيُم‬،‫ َفاْس َتْغ ُر ْو ُه‬، ‫َأُقْو ُل َقْو ْيِل ٰه َذ ا َو َأْس َتْغ ُر اَهلل ْيِل َو َلُك ْم‬

KHUTBAH II
‫َاَحْلْم ُد ِهلل َعلَى ِإْح َس اِنِه َو الُّشْك ُر َلُه َعلَى َتْو ِفْيِقِه َو ِاْم ِتَناِنِه‪َ .‬و َأْش َه ُد َأْن َال ِاَلَه ِإَّال اُهلل َو اُهلل َو ْح َد ُه َال‬
‫َلى ِّيِدَنا َّم ٍد‬ ‫ِنِه‬ ‫ِع‬
‫َش ِر ْيَك َلُه َو َأْش َه ُد أَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه الَّدا ى إَىل ِر ْض َو ا ‪ .‬اللُه َّم َص ِّل َع َس َحُم‬
‫ِو َعَلى َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا ِكثْيًر ا َأَّم ا َبْع ُد َفيَا َاُّيَه ا الَّناُس ِاَّتُقوااَهلل ِفْيَم ا َأَم َر َو اْنَتُه ْو ا َعَّم ا َنَه ى‬
‫ِئ‬ ‫ِئ ِتِه ِس ِه‬ ‫ِف ِه ِس ِه‬
‫َو اْع َلُمْو ا َأَّن اَهلل َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َبَد َأ ْي ِبَنْف َو َثـىَن َمِبآل َك ِبُقْد َو َقاَل َتعَاىَل ِإَّن اَهلل َو َم آل َك َتُه‬
‫َلى ِّيِدَنا َّم ٍد‬ ‫ِل‬ ‫ِه‬ ‫ِذ‬
‫ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنىِب يآ َاُّيَه ا اَّل ْيَن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َعَلْي َو َس ِّلُمْو ا َتْس ْيًم ا‪ .‬اللُه َّم َص ِّل َع َس َحُم‬

‫َص َّلى اُهلل َعَلْيِه َو َس ِّلْم َو َعَلى آِل َس ِّيِدنَا َحُمَّم ٍد َو َعَلى َاْنِبيآِئَك َو ُرُس ِلَك َو َم آلِئَك ِة ْا َقَّر ِبَنْي َو اْر َض الّلُه َّم‬
‫ُمل‬
‫ِع‬ ‫ِع‬ ‫ِع‬ ‫ِة‬ ‫ِق ِة‬ ‫ِل‬ ‫ِء ِش ِد‬
‫َعِن ْاُخلَلَف ا الَّر ا ْيَن َأىِب َبْك ٍر َو ُعَم ر َو ُعْثَم ان َو َع ى َو َعْن َب َّي الَّص َح اَب َو الَّتاِب َنْي َو َتاِب ي الَّتاِب َنْي‬
‫ِمِح‬ ‫ِت‬ ‫ِا ٍن ِا ِم‬
‫ُهَلْم ِب ْح َس ا َلىَيْو الِّد ْيِن َو اْر َض َعَّنا َمَعُه ْم ِبَر َمْح َك َيا َاْر َح َم الَّر ا َنْي‬

‫ْاَال اِت‬ ‫ِم‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِلِم‬ ‫ِم ِت‬ ‫ِف ِل ِمِن‬
‫َاللُه َّم اْغ ْر ْلُم ْؤ َنْي َو ْاُملْؤ َنا َو ْاُملْس َنْي َو ْاُملْس َم ا َاَالْح يآُء ْنُه ْم َو ْم َو‬

‫َن‬ ‫ْن‬ ‫ا‬ ‫َة‬‫َّي‬ ‫الل َّم َأِعَّز ْاِإل َال ْا ِلِم َأِذَّل الِّش َك ْا ْش ِر ِك اْن ِع ا َك ْا ِّح ِد‬
‫َر‬ ‫َص‬ ‫َمْن‬ ‫ْر‬ ‫ُص‬ ‫َو‬ ‫ْر َو ُمل َنْي َو ُصْر َب َد ُملَو‬ ‫ْس َم َو ُملْس َنْي َو‬ ‫ُه‬
‫‪.‬الِّد ْيَن َو اْخ ُذ ْل َمْن َخ َذَل ْا ْس ِلِم َنْي َو َدِّم ْر َأْعَد اَءالِّد ْيِن َو اْع ِل َك ِلَم اِتَك ِإىَل َيْو َم الِّد ْيِن‬
‫ُمل‬
‫ِم‬ ‫ِف ِة ِمل‬ ‫ِمل‬
‫اللُه َّم اْد َفْع َعَّنا ْالَبَالَء َو ْالَو َباَء َو الَّز َالِز َل َو ْا َح َن َو ُسْو َء ْال ْتَن َو ْا َح َن َم ا َظَه َر ْنَه ا َو َم ا َبَطَن َعْن‬
‫ِم‬ ‫ِن ِلِم‬ ‫ِئ‬ ‫ِد ِا ِن ِس‬
‫َبَل َنا ْنُد و ْي َّيا خآَّصًة َو َس ا ِر ْالُبْلَد ا ْاُملْس َنْي عآَّم ًة َيا َر َّب ْالَعاَل َنْي‬

‫َر َّبَنا آِتنَا ىِف الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ىِف ْاآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر ‪َ .‬ر َّبَنا َظَلْم َنا َاْنُفَس َناَو ِاْن ْمَل َتْغِف ْر َلَنا ‪.‬‬
‫ِس‬ ‫ِم‬
‫‪َ.‬و َتْر ْمَحَنا َلَنُك ْو َنَّن َن ْاَخلا ِر ْيَن‬
‫ِعَباَداِهلل ! ِإَّن اَهلل َيْأُمُر ِبْالَعْد ِل َو ْاِإل ْح َس اِن َو ِإْيتآِء ِذي ْالُقْر َىب َو َيْنَه ى َعِن ْالَف ْح شآِء َو ْا ْنَك ِر َو ْالَبْغي‬
‫ُمل‬
‫ِذ ِهلل‬ ‫ِن ِمِه‬ ‫ِظ‬ ‫ِع‬
‫َي ُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر ْو َن َو اْذُك ُر وا اَهلل ْالَع ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْش ُك ُر ْو ُه َعلَى َع َيِز ْد ُك ْم َو َل ْك ُر ا َأْك َبْر‬

‫‪Sumber: https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-berlebih-lebihan-dalam-‬‬

‫‪beragama-7Hg07‬‬

Anda mungkin juga menyukai