Dalam Kehidupan
َو َال َتُم ْو ُتّن ِإّال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن،َياَأّيَها اّلَذ ْيَن آَم ُنْو ا اّتُقوا َهللا َح ّق ُتَقاِتِه،
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah
dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kamu mati kecuali
dalam keadaan islam (dalam keadaan tunduk dan berserah diri
kepada Allah SWT).
، ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنْو َبُك ْم،َياَأّيَها اّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا اّتُقوا َهللا َو ُقْو ُلْو ا َقْو ًال َسِد ْيًد ا
َو َم ْن ُيِط ِع َهللا َو َر ُس ْو َلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ ْيًم ا،
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada
Allah dan katakanlah perkataan yang benar, Niscayaa Allah
memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu.
Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia
telah mendapat kemenengan yang besar
َأّم ا َبْع ُد...
Ma’aasyiral Muslimin wa Zumratal Mu’minin Rahimakumullah!
Hari ini, takbir berkumandang di seluruh penjuru dunia,
mengagungkan asma Allah SWT. Gema takbir yang disuarakan oleh
lebih dari satu setengah milyar umat islam di muka bumi ini,
menyeruak di setiap sudut kehidupan, di masjid, di surau, di
lapangan dan di jalanan, di kampung-kampung dan di gunung-
gunung, dan di seluruh pelosok negeri umat Islam.
Teriakan suara takbir itu juga kita gemmakan disini, di bumi
tempat kita bersujud dan bersimpuh ke hadirat-Nya.
Di pagi yang penuh berkah ini, di balik hati yang cerah ceria ini,
kita kumandangkan takbir berulang-ulang kali, Allahu Akbar (Allah
Maha Besar) sebagai pernyataan akan kebesaran dan keagungan
Allah SWT, sekaligus sebagai pengakuan bahwa kita adalah hamba-
Nya yang teramat kecil, hamba yang sangat lemah, yang seringkali
tak mampu menundukkan hawa nafsunya sendiri dan tak mampu
melawan godaan-godaan dan tipudaya setan, yang memiliki banyak
kekurangan dan keterbatasan, bahkan melawan makhluk yang
sangat kecil, melawan virus penyakitpun kita takut dan tak mampu
menghadapinya.
Ma’aasyiral Muslimin Rahimakumullah!
Kumandang takbir itu juga sesungguhnya adalah wujud
kemenangan dan rasa syukur kaum muslimin kepada Allah SWT atas
keberhasilan meraih fitrahnya, melalui perjuangan lahir dan batin
dalam pelaksanaan amal ibadah selama bulan suci Ramadhan yang
baru saja berlalu. Allah SWT menegaskan :
َو ِلُتْك ِم ُلْو ا الِع َّدَة َو ِلُتَك ِّبُروا َهللا َع لَى َم ا َهَد اُك ْم َو َلَع َّلُك ْم َتْش ُك ُر ْو َن
“Dan hendaklah kamu menyempurnakan bilangannya dan
(bertakbir) mengagungkan Allah atas petunjuk yang diberikan-Nya
kepadamu, semoga kamu bersyukur (kepada-Nya).” (QS. al-Baqoroh
: 185)
Ma’aasyiral Muslimin Rahimakumullah!
Islam, sesungguhnya telah mengajarkan takbir kepada
umatnya, agar ia senantiasa mengagungkan asma Allah SWT
kapanpun dan di manapun, saat adzan kita kumandangkan takbir,
saat iqamah kita lafalkan takbir, saat membuka shalat kita ucapkan
takbir, saat bayi lahir kita perdengarkan kalimat takbir, saat
menyembelih hewan kita baca takbir, bahkan saat di medan laga
perjuangan, kita juga mengumandangkan suara takbir.
َم ْن َص اَم َر َم َض اَن إْيَم اًنا َو اْح ِتَس اًبا ُغ ِفَر َلُه َم ا َتَقَّد َم ِم ْن َذْنِبِه
“Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan
kesungguhan, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR.
Imam Muslim).
Ma’aasyiral Muslimin Rahimakumullah!
Namun patut diingat, bahwa dosa atau kekhilafan antar sesama
umat manusia, ia baru terampuni apabila mereka saling
memaafkan, oleh karena itu, mari kita jadikan momentum Idul Fitri
yang suci ini untuk saling meminta dan memberi maaf atas segala
kesalahan antar sesama, kita buang perasaan dendam, kita
singkirkan keangkuhan dan kesombongan dan kita ganti dengan
pintu maaf dan senyum sapa yang tulus, penuh dengan rasa
persaudaraan dan kehangatan silaturrahim antara sesama kaum
muslimin.
Sang anak bersimpuh memohon maaf kepada ibu bapaknya,
sang istri mencium tangan suaminya memohon keihlasan maaf dari
suaminya, merajut kembali romantisme rumah tangga yang sakinah
mawaddah warohmah, para orang tua pun demikian memaafkan
dan mendoakan anak-anaknya, bermaafan antar sesama saudara,
sesama tetangga, saling bersalam-salaman, dengan perasaan tulus
dan wajah yang berseri, inilah keindahan ‘idul fithri
هللا أكبر وهلل الحمد، هللا أكبر،هللا أكبر،
١٣٩ َو اَل َتِهُنوْا َو اَل َتۡح َز ُنوْا َو َأنُتُم ٱَأۡلۡع َلۡو َن ِإن ُك نُتم ُّم ۡؤ ِمِنيَن
Artinya “Dan janganlah kamu bersikap lemah dan bersedih hati,
padahal kalian orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu
orang-orang yang beriman”. (QS. Ali Imran : 139)
Abu Hamid bin Muhammad Al Ghozali dalam Ihya Ulumuddin
melukiskan para penghuni kehidupan dunia ini laksana seorang
pelaut yang sedang mengarungi samudera, satu tarikan nafas
bagaikan satu rengkuhan dayung, cepat atau lambat biduk yang
ditumpangi akan mengantarkannya ke pantai tujuan. Dalam
perjalanan itu, setiap nahkoda berada di antara dua kecemasan,
antara mengingat perjalanan yang sudah di lewati dengan rintangan
angin kencang dan gelombang yang menerjang dan antara menatap
sisa-sisa perjalanannya yang masih panjang di mana ujung rimbanya
belum tentu dapat mencapai keselamatan.
Tamsil tentang kehidupan ini hendaknya mengingatkan, agar kita
senantiasa berupaya memanfaatkan umur yang kita miliki dengan
sebaik-baiknya, usia yang masing-masing kita miliki pasti masih akan
tetap menghadapi tantangan, ujian dan selera kehidupan yang
menggoda, karenanya kita harus tetap mawas diri dan tidak terbuai
dengan nafsu angkara murka yang suatu saat dapat menjerumuskan
kita dalam limbah kenistaan, kita pergunakan kesempatan dan sisa
umur yang kita tidak pernah tahu kapan akan berakhir ini, untuk
memperbanyak bekal dan amal shaleh guna meraih keselamatan
dan kebahagiaan hidup, baik di alam dunia yang fana ini, maupun di
alam akhirat yang kelal abadi.
Suatu saat Lukman Al Hakim, seorang shalih yang namanya
diabadikan dalam Al-Qur’an pernah menyampaikan taushiyah
kepada putranya:
َ َفاْج َع ْل َسِفْيَنَتَك ِفْيَها، ياُبَنَّي ! إَّن الُد ْنَيا َبْح ٌر َع ِم ْيٌقَو َقْد َغ َر َق ِفْيَها ُأَناٌس َك ِثْيٌر
َتْقَو ىاِهلل َو َح ْش ُو َهااإلْيَم اُن َو َش َر اُع َها الَّتَو َّك ُل َع لَى ِهللا َلَع َّلَكَتْنُج ْو
“Wahai anakku, sesunguhnya dunia ini laksana lautan yang dalam
dan telah banyak manusia tenggelam di dalamnya, oleh karenanya,
jadikanlah taqwa kepada Allah SWT sebagai kapal untuk
mengarunginya, iman sebagai muatannya, tawakkal sebagai
layarnya niscaya engkau akan selamat sampai tujuan”.
هللا أكبر وهلل الحمد، هللا أكبر،هللا أكبر،
Kaum Muslimin..Jama’ah Sholat ‘Id Rohimakumulloh…
Di hari yang mulia ini, marilah kita muhasabah dan introspeksi
sejenak. Kita tanyakan kepada diri kita masing-masing. Sebuah
pertanyaan“Sudahkah amalan yang kita kerjakan pada bulan
ramadhan membekas dalam diri kita dan akankah berlanjut pada
bulan-bulan setelahnya? Untuk menjadi insan-insan yang bertakwa.
Karena itulah sangat penting bagi kita untuk mengetahui sifat-sifat
orang yang bertakwa. Penting sebagai muhasabah kita. Apakah
ramadhan kita yang telah berlalu, betul-betul mencetak karakter
dan sifat takwa dalam diri kita ataupun tidak. Diantara sifat-sifat
Muttaqin yang disebutkan Allah terdapat dalam surat adz
Dzaariyaat :15-19. Allah swt berfirman,
}16{ } َء اِخ ِذ يَن َم آَء اَتاُهْم َر ُّبُهْم ِإَّنُهْم َك اُنواَقْبَل َذ ِلَك ُم ْح ِس ِنيَن15{ ِإَّن اْلُم َّتِقيَن ِفي َج َّناٍتَو ُع ُيوٍن
} َو ِفيَأْم َو اِلِهْم َح ُّق ِّللَّسآِئِل18{ } َو ِبْاَألْس َح اِر ُهْم َيْسَتْغ ِفُروَن17{ َك اُنوا َقِليًال ِّم َن اَّلْيِلَم اَيْهَج ُعوَن
19) (َو اْلَم ْح ُروِم
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-
taman (surga) dan di mata air-mata air. Sambil mengambil apa yang
diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka. Sungguh, sebelum itu,
mereka ketika di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik;
Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir
malam mereka memohon ampun (kepada Allah). Dan pada harta-
harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang menjaga dirinya dari meminta-minta.”
Jama’ah shalat Iedul Fitri Rahimakumullah….
Akhirnya, semoga Allah SWT senantiasa berkenan membimbing kita
semua agar tergolong hamba-hambanya yang mampu meraih
sertifikat kefitrahan di hari kemenangan yang agung ini, sehinga kita
layak mendapatkan penghargaan “Minal’aidin Walfaizin”, Semoga
Allah SWT berkenan mencurahkan rahmat-Nya kepada bangsa
Indonesia serta umat Islam pada umumnya untuk senantiasa
mengamalkan syariat-Nya, menghidupkan sunnah-sunnah Rasul-
Nya.
Semoga momentum Idul Fitri ini juga benar-benar mampu
mengantarkan tatanan kehidupan kita yang berlandaskan nilai-nilai
agama, akhlak karimah, kebersamaan dan kasih sayang guna
terwujudnya ummat dan masyarakat Indonesia yang berharkat dan
bermartabat, sejahtera dan berperadaban, baldatun thayyibatun
warabbun ghafur, bangsa yang gemah ripah lohjinawi di bawah
naungan ridla Allah SWT. Amin, Ya Mujiibassaailiin.
هللا أكبر وهلل الحمد، هللا أكبر،هللا أكبر
َاُّيَها الَّناُس ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ي ِبَتْقَو ى ِهللا َو َطاَع ِتِه َلَعَّلُك ْم ُتْفِلُح ْو َن َفَيا
ِإَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا
، َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُم َحَّمٍد َو َع َلى آِل ُم َحَّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهْيَم
َو َباِرْك َع َلى ُم َحَّمٍد َو َع َلى آِل ُم َحَّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى، ِإَّنَك َحِم ْيٌد َم ِج ْيٌد
ِإَّنَك َحِم ْيٌد َم ِج ْيٌد، آِل ِإْبَر اِهْيَم،
و الصالة و السالم على نبينـا محمد،الحـمد للـه رب العـالمـين،
و على الـه واصحابه اجمعين،
Dipenghujung khutbah ini, marilah kita menadahkan tangan,
menundukkan hati dengan khusyuk, seraya bersama-sama berdoa:
، اَألْح َياِء ِم ْنُهْم َو اَألْم َو اِت، َو المْؤ ِمِنْيَن َو المْؤ ِم َناِت،اللُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو المْس ِلَم اِت
ِإَّنَك َسِم ْيٌع َقِرْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َع َو اِت َيا َقاِض َي الَح اَج ات،
َو اْر َحْم ُهْم َك َم ا َر َّبْو َنا ِص َغ اًرا، َو ِلَو اِلِد ْيَنا،الّلُهَّم اْغ ِفْر َلَنا،
Yaa Allah yang maha pengampun, ampunilah segala dosa kami dan dosa
kedua orang tua kami, Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi
dan mengasihi kami, Ketika kami kecil.
Yaa Allah, orang tua kami, darah dagingnya melekat pada tubuh kami,
ampuni jikalau selama ini kami pernah mendzolimi mereka, jadikan sisa
umur kami menjadi anak yang berbakti dan tahu balas budi yaa Allah.
Yaa Allah, bahagiakanlah mereka, muliakan dan berkahi sisa umurnya yaa
Allah. Jadikan akhir hayatnya husnul khotimah. kami mohon kepada-Mu yaa
Allah lindungi kami dari su’ul khotimah.
Jadikan doa kami menjadi cahaya bagi hatinya, cahaya bagi kuburnya,
lindungi mereka dari siksa kubur dan siksa neraka-Mu yaa Allah serta
masukkanlah ia kedalam surgamu-Mu.
Yaa Allah. Kami mulia di mata makhluk-Mu karna engkau masih menutup aib
dan keburukan kami, sedangkan kami sering menceritakan aib ataupun
keburukan saudara-saudara kami.
Kami ini penuh dengan kepura-puraan yaa Allah, beramal tapi ingin dilihat
dan dipuji, kami jarang memenuhi panggilan-Mu yaa Allah… ketika adzan
berkumandang tak tersentuh hati kami untuk segera menghadap-Mu yaa
Allah. Kami lebih mentaati perintah atasan kami, takut kehilangan harta
dan jabatan kami sehingga kami mengabaikan perintah-Mu yaa Allah.
Ketika kami dihadapkan dengan rasa takut ataupun musibah, kami datang
mengingatmu dan memohon perlindungan kepada-Mu, namun ketika kami
merasa aman, ketika kami mendapat nikmat, sering kali kami lalai dan
melupakan-Mu yaa Allah. "Kita meminta dengan sungguh agar perahu kita
yang ada di tengah lautan diselamatkan. Tetapi, ketika sampai di pantai
kita kembali bermaksiat kepada-Nya."
Wahai Allah yang maha melihat, maha pengampun dan yang maha
mengetahui segala isi hati, Jauhkan diri kami sifat-sifat tercela yang tidak
Engkau ridhoi yaa Allah..
Ampunilah sehina apapun diri kami selama ini, sekelam apapun masa lalu
kami, tutupi seburuk apapun aib-aib kami. Yaa Allah bukakan lembaran-
lembaran baru yang bersih yang menggantikan lembaran kelam masa lalu
kami. Yaa Allah..
Yaa Allah lembutkanlah hati kami dalam menerima kebenaran, berilah kami
kekuatan, bimbing dan tuntunlah kami untuk selalu berada di jalan-Mu yaa
Allah. Sungguh kami ingin berubah menjadi hamba-Mu yang lebih baik yaa
Allah.
َر َّبَنا َظَلْم َنا َأْنُفَس َنا َو ِاْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك ْو َنَّنا ِم َن اْلَخ اِس ِرْيَن،
Yaa Allah ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika
Engkau tidak mengampuni kami serta tidak memberi rahmat kepada kami,
niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.
، َو َأْص ِلْح َلَنا ُد ْنيَنا اَّلِتى ِفْيَها َم َع اُش َنا،َالَّلُهَّم َأْص ِلْح َلَنا ِد ْيَننَا اَّلِذ ى ُهَو ِع ْص َم ُة َأْم ِرَنا
َو اْج َع ِل، َو اْج َع ِل اْلَحَياَة ِزَياَد ًة َلَنا ِفى ُك ِّل َخْيٍر،َو َأْص ِلْح َلَنا آِخ َر َتَنا اَّلِتى إليها َم َع اُدَنا
اْلَم ْو َت َر اَح ًة َلَنا ِم ْن ُك ِّل شّر،
Ya Allah, perbaikilah bagi kami agama kami, karena ia merupakan benteng
bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami, karena ia menjadi tempat hidup
kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tujuan kembali kami.
Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan kebaikan bagi kami dan jadikan
kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
َو ُسْبَح اَن َر ِّبَك َر ِّب،َر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َحَس َنًة َو ِفي ْاآلِخ َرِة َحَس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر
اْلِع َّز ِة َع َّم ا َيِص ُفْو َن َو َس َالٌم َع َلى اْلُم ْر َسِلْيَن َو اْلَحْم ُد ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن،