Ketiga kalinya, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada seluruh
jama’ah, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah Swt, dengan
menjalankan segala perintah Allah Swt, dan menjauhi segala larangan-Nya, karena
dengan takwa, mampu menghadirkan kemudahan dan solusi dalam menjalani setiap
permasalahan seputar kehidupan kita, dan kita mengharapkan pertolongan dari Allah
agar semua amalan yang kita di dunia dapat berbalaskan pahala yang berlipat ganda,
serta dapat Allah golongkan kita menjadi orang yang beruntung di surga-Nya. Aamiin
Yaa Rabbal ‘Alamin.
Dari seluruh keistimewaan di bulan Ramadhan, salah satu yang menjadi identik
di bulan tersebut ialah diwajibkannya puasa, yang tentu dalilnya telah kita ketahui
bersama ada di Q.S Al-Baqarah: 183:
ﭐ ﱓ ﱔ ﱕ ﱖ ﱗ ﱘ ﱙ ﱚ ﱛ ﱜﱝ ﱞ ﱟ ﱠ ﱡ
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas golongan sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Bulan Ramadhan juga memiliki sejarah yang tidak akan dilupakan oleh seluruh
umat muslim, yakni diturunkannya Al-Qur’an, atau yang kita kenal sebagai Nuzulul
Qur’an yang selalu kita peringati setiap tanggal 17 Ramadhan, dimana Allah SWT
menghadirkan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pembeda antara yang baik dan yang
buruk (Q.S Al-Baqarah: 185):
ﲇ ﲈ ﲉ ﲊ ﲋ ﲌ ﲍ ﲎ ﲏ ﲐ ﲑ ﲒﲓ
Bulan Ramadhan adalah bulan yang didalamnya diturunkannya Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan berbagai penjelasan mengenai petunjuk tersebut dan
pembeda antara yang baik dan yang buruk. (Q.S Al-Baqarah: 185).
Kita tentu mengetahui bersama betapa besarnya pahala yang kita dapatkan
setelah menjalankan amalan-amalan tersebut di bulan Ramadhan. Allah Swt saja sudah
menjaminkan pahala yang besar bagi hamba-Nya jika menjalankan ibadah tersebut
dengan sungguh-sungguh, apalagi jika telah masuk bulan Ramadhan, tentu pahalanya
akan Allah lipatgandakan. Rasulullah SAW pernah bersabda:
َو َمْن اَك َن. َو َمْن اَك َن َيْو ُم ُه ِم ْث َل َأْم ِس ِه َفُه َو َم ْغُب ْو ٌن. َمْن اَك َن َيْو ُم ُه َخ ًرْي ا ِم ْن َأْم ِس ِه َفُه َو َر اِبٌح
َيْو ُم ُه ًّرَش ا ِم ْن َأْم ِس ِه َفُهَو َم ْلُع ْو ٌن
“Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang
beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong)
orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia
orang yang dilaknat (celaka)” (HR. Al-Hakim).
Ketiga, selalu menahan amarah, menjaga lisan dan hawa nafsu. Sebagaimana
yang telah khatib sampaikan sebelumnya bahwa puasa Ramadhan adalah sebuah
benteng yang mampu menggiring manusia untuk berfikir menggunakan akal sehat.
Seseorang yang menjalankan puasa harus dituntut untuk selalu memelihara
pancaindranya untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah, serta harus
mampu menjaga hawa nafsunya. Ingat! Allah Swt menciptakan akal kepada manusia
guna membedakan yang baik dan buruk. Gunakan akal untuk melaksanakan kebaikan
dan janganlah terjerembab dalam keburukan.
ِع َباَد ِهللا ،إ َّن َهللا َيْأُم ُر اِب ْلَع ْد ِل َو اإْلْح َس اِن َو ْيَت اِء ِذ ي اْلُق ْر ىَب وَيَهْنى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر
َو الَبْغِي َ ،يِع ُظ ْمُك َلَع َّلْمُك َتَذ َّكُر ْو َن َ .فاذُكُر وا َهللا اِإْلَع ِظ َمْي َيْذ ُكْر ْمُك َو ِذَل ْكُر ِهللا َأْكُرَب