KHUTBAH
Saat berada di bulan Sya’ban, maka seluruh kekuatan hendaknya dikerahkan untuk mengisinya dengan ibadah terbaik. Apalagi
diberikan kekuatan dan kesehatan yang mendukung, maka kesempatan tersebut hendaknya dioptimalkan sebaik mungkin.
Tidak ada jaminan tahun depan kita dipertemukan dengan bulan mulia ini, apalagi selanjutnya dapat berjumpa dengan bulan
Ramadhan. Karenanya, mari gunakan sisa waktu yang ada dengan melakukan yang terbaik agar tidak menyesal.
Naskah khutbah ini silakan bila hendak digandakan sebagai sarana mengingatkan kalangan lain. Juga dapat menjadi tambahan
kebaikan. (Redaksi)
Khutbah I
َوَأ َمَرَنا ِباِّتَباِع َس ِبْيِل الُمْؤِمِنْين، اَّلِذى َجَعَلَنا ِمَن اْلُمْس ِلِمْيَن الَكاِمِلْيَن،َاْل َحْمُد لله َعَلى ِنَعِمِه ِفي َشْهِر َشْعَبان
وأْشَهُد َأ ْن َلا إله ِإ َّل ا الله َوْحَدُه َلا َشِرْيَك َلُه الحق المبين َوَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه الصادق الوعد الأمين
َوَس َّل َم َتْس ِلْيًما َك ِثْيًرا،اللهم َص َّلى َعَلى سيدنا محمد َوَعَلى أله َوَص ْحِبِه أجمعين
وُكْوُنوا ِمَن الُمْؤِمِنْيَن الَّص اِدِقين، ُأ ْوِصْيُكْم َوَنْفِسْي ِبَتْقَوى اللِه،أَّم ا َبْعُد
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita bersama menjaga kualitas takwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala lewat menjalankan perintah dan menjauhi larangan-
Nya dengan penuh kesadaran dan keinsafan. Karena hanya dengan takwalah jalan kita mendekati Allah SWT mencapai kebahagiaan
baik di dunia maupun di akhirat. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah dalam surat Yunus ayat 63 hingga 64 sebagai berikut:
٦٤( ) َلُهُم اْلُبْشٰرى ِفى اْل َحٰيوِة الُّد ْنَيا َوِفى اْلٰاِخَرِۗة َلا َتْبِدْيَل ِلَكِلٰمِت الّٰلِه ٰۗذِلَك ُهَو اْلَفْوُز اْلَعِظْيُۗم٦٣( )َاَّلِذْيَن ٰاَمُنْوا َوَكاُنْوا َيَّت ُقْوَۗن
Artinya: (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di
akhirat. Tidak ada perubahan bagi janji-janji Allah. Demikian itulah kemenangan yang agung.
عن ُأ َساَمُة ْبُن َزْيٍد َقاَل ُقْلُت َيا َرُسوَل الَّل ِه َلْم َأ َرَك َتُصوُم َشْهًرا ِمْن الُّش ُهوِر َما َتُصوُم ِمْن َشْعَباَن َقاَل َذِلَك َشْهٌر َيْغُفُل الَّن اُس َعْنُه َبْيَن َرَجٍب َوَرَمَضاَن َوُهَو َشْهٌر
ُتْرَفُع ِفيِه اْلَأ ْعَماُل ِإ َلى َرِّب اْلَعاَلِميَن َفُأ ِح ُّب َأ ْن ُيْرَفَع َعَمِلي َوَأ َنا َصاِئٌم
Artinya: Usamah bin Zaid berkata: Wahai Rasululllah aku tidak pernah melihat engkau berpuasa sebagaimana engkau berpuasa pada
bulan Sya’ban. Nabi membalas, “Bulan Sya'ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan
bulan Ramadan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku
dalam keadaan sedang berpuasa. (HR Nasa'i)
Hadirin yang Mulia
Oleh karena itu, marilah senyampang masih berada di awal bulan Sya'ban kita perkokoh keimanan dan ketakwaan. Mumpung masih
ada waktu, mumpung ada bulan Sya'ban yang penuh dengan keutamaan dan keistimewaan.
Kata “sya’ban” juga berasal dari kata syi'ab bisa dimaknai sebagai jalan setapak menuju puncak. Artinya bulan Sya'ban adalah bulan
persiapan yang disediakan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menapaki dan menjelajahi keimanannya sebagai persiapan
menghadapi puncak bulan Ramadhan.
Meniti perjalanan menuju puncak bukanlah hal yang mudah. Minimal memerlukan beragam persiapan yang terkadang sangat
melelahkan dan menguras energi. Ingatlah pekerjaan mendaki gunung yang mengharuskan berbagai macam pelatihan. Begitu pula
meniti langkah menuju puncak selama bulan Sya'ban, tentunya pendakian itu mengharuskan kesungguhan hati dan niat yang suci.
Mendaki adalah usaha menuju yang lebih tinggi yang harus dilalui dengan susah dan payah. Kepayahan itu akan terasa ketika kita
memilih berpuasa di bulan Sya'ban sebagai bentuk pendakian menuju puncak, persiapan menyambut bulan suci Ramadhan.
Maasyiral Mukminin Rahimakumullah
Pendakian menuju puncak di bulan Sya'ban ini juga dapat dilakukan dengan cara banyak beristigfar dan meminta ampun atas segala
dosa yang telah kita lakukan di bulan-bulan sebelumnya. Baik dosa yang kasat mata maupun dosa yang adanya di dalam hati dan
tidak kasat mata. Dan justru dosa terakhir inilah yang terkadang lebih menumpuk dibandingkan dosa kelakukan.
Ujub, riya atau pamer agar dilihat orang lain, sum'ah yakni pamer agar didengar orang lain, takabur, dan lain sebagainya sebagaimana
firman Allah dalam surat an-Nahl ayat 78:
َأ ْخَرَجُكْم ِمْن ُبُطوِن ُأ َّم َهاِتُكْم لا َتْعَلُموَن َشْيًئا َوَجَعَل َلُكُم الَّس ْمَع َوالَأ ْبَصاَر َوالَأ ْفِئَدَة َلَعَّل ُكْم َتْش ُكُروَن َواللُه
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Bukankah ayat tersebut seolah mewajibkan manusia agar selalu insaf dan sadar bahwa berbagai anugerah kita di dunia ini—jabatan,
kekuatan, kekayaan, kegagahan, kepandaian dan semuanya—adalah pemberian Allah subhanahu wata’ala, dan manusia pada awalnya
tidak mengerti suatu apa pun.
Karenanya, jika sampai terbersit dalam hati kita sebagai manusia akan kepemilikan dan keakuan, sadarlah bahwa itu adalah
kesombongan dan ketakaburan. Apalagi kalau perasaan itu disertai dengan kesengajaan menafikan Allah SWT, maka segeralah
bertobat. Allah mengancam orang-orang seperti ini dalam surat Thaha ayat 124:
َوَمْن َأ ْعَرَض َعْن ِذْكِري ِإَف َّن َلُه َمِعيَشًة َضْنًكا َوَنْحُشُرُه َيْوَم اْلِقَياَمِة َأ ْعَمى
Artinya: Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.
Artikel diambil dari: Khutbah Jumat: Mendaki Ridha Allah di Bulan Sya'ban
Dengan demikian, maasyiral muslimin, wajiblah setiap manusia itu selalu bersujud dan berbakti kepada Allah SWT setiap saat dan
setiap waktu. Semakin berpangkat, semakin pandai, semakin kaya, semakin berada, maka sujudnya harus semakin dalam dan penuh
makna.
Dan di penghujung khutbah, marilah di waktu yang istimewa di bulan Sy'aban yang penuh fadhilah ini, kita mendaki bersama dengan
menjalankan berbagai amal shalih dan meminta pengampunan atau maghfirah-Nya. Hal tersebut penting agar kita akan sampai di
puncak nanti sebagai insan yang siap menjalankan keinsaniahannya di depan Sang Khaliq, amin ya rabbal alamin.
اللُهَّم َرُّب َنا اْصِرْف َعَّن ا َعَذاَب َجَهَّن َم ِإ َّن َعَذاَبَها َكاَن َغ اًماَّ ،نِا َها َسۤا ْت ُمْس َتَقًّر ا َّو ُمَقاًماَ ،رَّب َنا َهْب َلَنا ِمْن َأ ْزَواِج َنا َوُذِّر َّي اِتَنا ُقَّر َة َأ ْعُيٍن َواْج َعْلَنا ِل َّت
ْلُم ِقيَن ِإ َماًما َء َر
َباَرَك اللُه ِلْي َوَلُكْم ِفْي ْالُقْرآِن ْالَعِظْيِم َوَنَفَعِني َوإَّي اُكْم ِبَما ِفْيِه ِمَن ْالآيَاِت َوالذْكر ِاْل َحِكْيِم َوَتَقَّب َل ِمِّني َوِمْنُكْم ِتلَاَوَتُه إَّن ُه ُهَو الَّس ِمْيُع ْالَعِلْيُم
Khutbah II
َاْل َحْمُد للِه َعلَى ِاْح َساِنِه َوالُّش ْكُر َلُه َعلَى َتْوِفْيِقِه َوِاْمِتَناِنِهَ .وَاْشَهُد َاْن لَا ِاَلَه ِالَّا اللُه َواللُه َوْحَدُه لَا َشِرْيَك َلُه َوَاْشَهُد َاَّن َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه الَّد اِع ى ِالَى ِرْض َواِنِه .
اللُهَّم َصِّل َعَلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد ِوَعَلى َاِلِه َوَاْص َحاِبِه َوَسِّلْم َتْس ِلْيًما ِكثْيًرا
َاَّم ا َبْعُد َفيَا ُّيَا َها الَّن اُس ِاَّت ُقوااللَه ِفْيَما َاَمَر َواْنَتُهْوا َعَّم ا َنَه ى َواْعَلُمْوا َاَّن اللّه َاَمَرُكْم ِبَاْمٍر َبَدَأ ِفْيِه ِبَنْفِسِه َوَثـَنى ِبَملآ ِئَكِتِه ِبُقْدِسِه َوَقاَل َتعَاَلى ِاَّن اللَه َوَملآ ِئَكَتُه ُيَص ُّل ْوَن َعلَى
الَّن ِبى يآ ُّيَا َها اَّلِذْيَن آَمُنْوا َص ُّل ْوا َعَلْيِه َوَس ِّلُمْوا َتْس ِلْيًما .اللُهَّم َصِّل َعَلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َص َّلى اللُه َعَلْيِه َوَسِّلْم َوَعَلى آِل َسِّيِدنَا ُم َّمَح ٍد َوَعَلى َاْنِبيآِئَك َوُرُس ِلَك َوَملآِئَكِة ْالُمَقَّر ِبْيَن
َواْرَض الّلُهَّم َعِن ْالُخَلَفاِء الَّر اِشِدْيَن َاِبى َبْكٍرَوُعَمرَوُعْثَمان َوَعِلى َوَعْن َبِقَّي ِة الَّص َحاَبِة َوالَّت اِبِعْيَن َوَتاِبِعي الَّت اِبِعْيَن َلُهْم ِبِاْح َساٍن ِاَلىَيْوِم الِّدْيِن َواْرَض َعَّن ا َمَعُهْم ِبَرْح َمِتَك َيا
َاْرَحَم الَّر اِحِمْيَن
َاللُهَّم اْغِفْر ِلْلُمْؤِمِنْيَن َوْالُمْؤِمَناِت َوْالُمْس ِلِمْيَن َوْالُمْس ِلَماِت َالَاْح يآُء ِمْنُهْم َوْالَاْمَواِت اللُهَّم َاِعَّز ْالِاْس لَاَم َوْالُمْس ِلِمْيَن َوَأ ِذَّل الِّشْرَك َوْالُمْشِرِكْيَن َواْنُصْر ِعَباَدَك ْالُمَوِّح ِدَّي َة َواْنُصْر
َمْن َنَصَر الِّدْيَن َواْخُذْل َمْن َخَذَل ْالُمْس ِلِمْيَن َو َدِّمْر َاْعَداَءالِّدْيِن َواْعِل َكِلَماِتَك ِاَلى َيْوَم الِّدْيِن .اللُهَّم اْدَفْع َعَّن ا ْالَبلَاَء َوْالَوَباَء َوالَّز لَاِزَل َوْالِمَحَن َوُسْوَء ْالِفْتَنِة َوْالِمَحَن َما
َظَهَر ِمْنَها َوَما َبَطَن َعْن َبَلِدَنا ِاْنُدوِنْيِس َّي ا خآَّص ًة َوَساِئِر ْالُبْلَداِن ْالُمْس ِلِمْيَن عآَّم ًة َيا َرَّب ْالَعاَلِمْيَنَ .رَّب َنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َحَسَنًة َوِفى ْالآِخَرِة َحَسَنًة َوِقَنا َعَذاَب الَّن اِرَ .رَّب َنا َظ َلْمَنا
َاْنُفَسَناَوِاْن َلْم َتْغِفْر َلَنا َوَتْرَحْمَنا َل َّن
َنُكْوَن ِمَن ْال اَخِسِر ْيَن
ِعَباَداللِه ! ِاَّن اللَه َيْأ ُمُرِ بْالَعْدِل َوْالِاْح َساِن ِإَو ْيتآِء ِذى ْالُقْربَى َوَيْنَه ى َعِن ْالَفْح شآِء َوْالُمْنَكِر َوْالَبْغي َيِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم َتَذَّك ُرْوَن َواْذُكُروااللَه ْالَعِظْيَم َيْذُكْرُكْم َواْش ُكُرْوُه َعلَى
ِنَعِمِه َيِزْدُكْم َوَلِذْكُر اللِه َاْك َبْر