Anda di halaman 1dari 2

، ْ‫ْصار‬ َ ‫ب َواَأْلب‬ ِ ‫ َت ْذك َِر ًة ُأِلولِى ْالقُلُ ْو‬، ْ‫ ُم َكوِّ ِر اللَّي ِْل َع َلى ال َّن َهار‬، ْ‫ اَ ْل َع ِزي ِْز

ِْز ْال َغ َّفار‬$، ْ‫هلل ْال َوا ِح ِد ْال َقهَّار‬ ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد‬
‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا‬، ْ‫ْك َله‬ َ ‫ َأ ْش َه ُد َأنْ اَل ۧ ِٰإ ل َه ِإالَّ هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِري‬. ْ‫ب َواِإْلعْ ِت َبار‬ ِ ‫َو َت ْبصِ َر ًة لِّ َذ ِوي اَأْل ْل َبا‬
‫ َو َع َلى ٰأ لِ ِه‬، ْ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َع ٰلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد ُن ْو ِر اَأْل ْن َوار‬ َ ‫ اَل ٰلّ ُه َّم‬. ْ‫ِئق َو ْال َب َشر‬
ِ َ‫َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه َس ِّي ُد ْال َخال‬
.‫از َم ِن ا َّت َقى‬ َ ‫هللا َو َطا َع ِت ِه َف َق ْد َف‬ِ ‫ َأمَّا َبعْ ُد َف َيٓاَأ ُّي َها ْالمُسْ لِم ُْو َن! ُأ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى‬. ْ‫صحْ ِب ِه اَأْل ْط َهار‬ َ ‫َو‬
‫هللا الرَّ حْ ٰم ِن‬ ِ ‫ ِبسْ ِم‬،‫ان الرَّ ِجي ِْم‬ ِ ‫ْط‬ ِ ‫ َأع ُْو ُذ ِبا‬:ِ‫َف َقا َل هللاُ َت َعا َلى ِفيْ ِك َت ِاب ِه ْال َك ِري ِْم ِفيْ س ُْو َر ِة ْال َب َق َرة‬
َ ‫هلل م َِن ال َّشي‬
‫صدَ َق هللاُ ْال َعظِ ْي ُم‬ َ ‫هللا َج ِم ْيعًا َأ ُّي َها ْالمُْؤ ِم ُن ْو َن َل َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِح ُْو َن‬
ِ ‫الرَّ ِحي ِْم َو ُتوب ُْوا ِإ َلى‬
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah, Marilah kita bersama-sama menjaga kualitas takwa kita kepada Allah
subhanahu wata’ala dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya dengan
penuh kesadaran dan keinsafan. Karena hanya dengan takwalah jalan kita mendekati Allah subhanahu
wata’ala mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat, seperti yang difirmankan Allah dalam Yunus
63-64:
‫) َل ُهم ْال ُب ْش ٰرى فِى ْالح ٰيو ِة ال ُّد ْنيا وفِى ااْل ٰ خِر ۗ ِة اَل َت ْب ِد ْيل لِ َكل ِٰم ِ هّٰللا‬٦٣( ‫اَلَّ ِذيْن ٰام ُن ْوا و َكا ُن ْوا ي َّتقُ ْو ۗن‬
َ ِ‫ت ِ ٰۗذل‬
‫ك‬ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ
)٦٤( ‫ه َُو ْال َف ْو ُز ْال َعظِ ْي ۗ ُم‬
Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi janji-janji Allah. Demikian itulah kemenangan
yang agung.”
Hadirin kaum muslimin yang semoga dirahmati Allah,
Syukur alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah yang Mahakuasa, karena hari ini BERTEPATAN TANGGAL
1 SYA’BAN 1443 dan kita semua masih menikmati indahnya bulan Sya'ban. Sya'ban adalah bulan kedelapan
dalam penanggalan hijriah. Secara bahasa kata "sya'ban" mempunyai arti "berkelompok". Nama ini
disesuaikan dengan tradisi bangsa Arab yang berkelompok mencari nafkah pada bulan itu).
Sya'ban termasuk bulan yang dimuliakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selain bulan yang empat,
yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Salah satu cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
memuliakan Syaban adalah beliau banyak berpuasa pada bulan ini.
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam an-Nasa'i dan Abu Dawud dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah
menyatakan, Usamah berkata pada Rasululllah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, saya tak
melihat Rasul melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya'ban.” Rasul
menjawab: “Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.

” ‫ك‬$ َ $ِ‫ا َل َذل‬$$‫ان َق‬


َ ‫عْ َب‬$ ‫ُور َما َتصُو ُم ِمنْ َش‬ ِ ‫ك َتصُو ُم َشهْرً ا ِمنْ ال ُّشه‬ َ ‫ت َيا َرسُو َل هَّللا ِ َل ْم َأ َر‬ُ ‫عن ُأ َسا َم ُة بْنُ َز ْي ٍد َقا َل قُ ْل‬
َ $‫ُأحِبُّ َأنْ يُرْ َف‬$‫ِين َف‬
‫ع‬$ َ ‫ ا َلم‬$‫ا ُل ِإ َلى َربِّ ْال َع‬$$‫ ِه اَأْلعْ َم‬$‫ ُع فِي‬$‫ ْه ٌر ُترْ َف‬$‫ان َوه َُو َش‬ َ ‫ض‬ َ ‫ب َو َر َم‬ ٍ ‫َش ْه ٌر َي ْغفُ ُل ال َّناسُ َع ْن ُه َبي َْن َر َج‬
‫صاِئ ٌم‬ َ ‫َع َملِي َوَأ َنا‬
”Usamah bin Zaid berkata, ‘Wahai Rasululllah aku tidak pernah melihat engkau berpuasa sebagaimana engkau
berpuasa pada bulan Sya’ban. Nabi membalas, “Bulan Sya'ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang,
karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-
amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.”
(HR Nasa'i)
Hadirin yang dimuliakan Allah, Oleh karena itu, marilah di awal-awal bulan Sya'ban ini kita perkokoh keimanan
dan ketakwaan kita. Mumpung masih ada waktu, mumpung ada bulan Sya'ban yang penuh dengan
keutamaan dan keistimewaan.
Kata “sya’ban” juga berasal dari kata syi'ab bisa dimaknai sebagai jalan setapak menuju puncak. Artinya bulan
Sya'ban adalah bulan persiapan yang disediakan oleh Allah subhanahu wata’ala kepada hamba-Nya untuk
menapaki dan menjelajahi keimanannya sebagai persiapan menghadapi puncak bulan Ramadhan.
Meniti perjalanan menuju puncak bukanlah hal yang mudah. Minimal memerlukan persiapan-persiapan yang
terkadang sangat melelahkan dan menguras energi. Ingatlah pekerjaan mendaki gunung yang mengharuskan
berbagai macam pelatihan. Begitu pula meniti langkah menuju puncak selama bulan Sya'ban, tentunya
pendakian itu mengharuskan kesungguhan hati dan niat yang suci. Mendaki adalah usaha menuju yang lebih
tinggi yang harus dilalui dengan susah dan payah. Kepayahan itu akan terasa ketika kita memilih berpuasa di
bulan Sya'ban sebagai bentuk pendakian menuju puncak, persiapan menyambut bulan suci Ramadhan.
Ma'asyiral mu'minin rahimakumullah,
Pendakian menuju puncak di bulan Sya'ban ini juga dapat dilakukan dengan cara banyak beristigfar dan
meminta ampun atas segala dosa yang telah kita lakukan di bulan-bulan sebelumnya. Baik dosa yang kasat
mata maupun dosa yang adanya di dalam hati dan tidak kasat mata, dan justru dosa terakhir inilah yang
terkadang lebih menumpuk di bandingkan dosa kelakukan. Ujub, riya’ (pamer agar dilihat orang lain), sum'ah
(pamer agar didengar orang lain), takabur, dan lain sebagainya:
Coba kita dalami an-Nahl ayat 78:

َ ‫ار َواَأل ْفِئ َد َة َل َعلَّ ُك ْم َت ْش ُكر‬


‫ُون‬ َ ‫ص‬ َ ‫ون ُأ َّم َها ِت ُك ْم ال َتعْ َلم‬
َ ‫ُون َش ْيًئ ا َو َج َع َل َل ُك ُم ال َّس ْم َع َواَأل ْب‬ ُ ‫َوهللاُ َأ ْخ َر َج ُك ْم ِمنْ ب‬
ِ ‫ُط‬
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Bukankah ayat tersebut seolah mewajibkan manusia agar selalu insaf dan sadar bahwa berbagai anugerah kita
di dunia ini—jabatan, kekuatan, kekayaan, kegagahan, kepandaian dan semuanya—adalah pemberian Allah
subhanahu wata’ala, dan manusia pada awalnya tidak mengerti suatu apa pun.
Karenanya, jikalau sampai terbersit dalam hati kita sebagai manusia akan kepemilikan dan ke-aku-an, sadarlah
bahwa itu adalah kesombongan dan ketakaburan. Apalagi jikalau perasaan itu disertai dengan kesengajaan
menafikan Allah subhanahu wata’ala maka segeralah bertobat. Allah sendiri mengancam orang-orang seperti
ini dalam Surat Thaha ayat 124:

‫ش ُرهُ َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة َأعْ َمى‬ َ ‫َو َمنْ َأعْ َر‬


َ ‫ض َعنْ ذ ِْك ِري َفِإنَّ َل ُه َمعِي َش ًة‬
ُ ْ‫ض ْن ًكا َو َنح‬
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan
Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.
" Dengan demikian, ma'asyiral Muslimin, wajiblah setiap manusia itu selalu bersujud dan berbakti kepada
Allah subhanahu wata’ala setiap saat, setiap waktu. Semakin berpangkat, semakin pandai, semakin kaya,
semakin berada, maka sujudnya harus semakin dalam dan penuh makna.
Sebagai penghujung khutbah ini, marilah di waktu yang istimewa ini di bulan Sy'aban yang penuh fadhilah ini,
kita mendaki bersama dengan menjalankan berbagai amal shaleh dan meminta pengampunan atau
maghfirah-Nya, sehingga kita akan sampai di puncak nanti sebagai insan yang siap menjalankan
keinsaniahannya di depan Sang Khaliq

ْ‫ َر َّب َنا َهبْ َل َنا ِمن‬،‫ت مُسْ َت َق ًّرا وَّ ُم َقامًا‬ ْ ‫ ِا َّن َها َس ۤا َء‬،‫ان َغ َرامًا‬ َ ‫اب َج َه َّن َم ِإنَّ َع َذا َب َها َك‬ َ ‫الل ُه َّم َر ُّب َنا اصْ ِرفْ َع َّنا َع َذ‬
‫آن ْال َعظِ ي ِْم َو َن َف َعنِي َوإيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه‬
ِ ْ‫ك هللاُ لِيْ َو َل ُك ْم ِفيْ ْالقُر‬ َ ‫ار‬َ ‫ َب‬،‫ِين ِإ َمامًا‬ َ ‫َأ ْز َوا ِج َنا َو ُذرِّ يَّا ِت َنا قُرَّ َة َأعْ ي ٍُن َواجْ َع ْل َنا ل ِْل ُم َّتق‬
‫ت َوالذ ْكر ِْال َح ِكي ِْم َو َت َق َّب َل ِم ِّني َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َو َت ُه إ َّن ُه ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬ ِ َ ‫م َِن ْاآليا‬

Anda mungkin juga menyukai