Anda di halaman 1dari 20

Khutbah Idul Fithri 1436H/2015M

MELESTARIKAN NILAI-NILAI RAMADHAN


DENGAN ISTIQOMAH SEPANJANG HAYAT
Khutbah Idul Fithri 1 Syawwal 1436H / 17 Juli 2015M.
Oleh: H. Abdul Somad, Lc., MA.

Khutbah Pertama:
ِ‫ هللاُ ا َ ْكبَ ْر َو هلل‬،‫×) الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ ا َ ْكبَ ْر‬3( ‫×) هللاُ اَكبَ ْر‬3( ‫×) هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬3( ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬
.ُ‫اْل َح ْمد‬
‫ َو َعلَى‬، َ‫س ِليْن‬ َ ‫اء َو ْال ُم ْر‬ ِ ‫ف األ َ ْن ِب َي‬ِ ‫لى أ َ ْش َر‬ َ ‫سالَ ُم َع‬ َّ ‫صالَة ُ َوال‬ َّ ‫ َوال‬، َ‫ب ْال َعالَ ِميْن‬ ِ ‫ا َ ْل َح ْمدُ هللِ َر‬
.‫الد ْي ِن‬
ِ ‫لى َي ْو ِم‬ َ ‫ص ْح ِب ِه َو َم ْن ت َ ِب َعهُ ِإ‬َ ‫آ ِل ِه َو‬
َ‫ ال‬،ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫سيِدَنا َ ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫ َوا َ ْش َهدٌ ا َ َّن‬،ُ‫ا َ ْش َهدُ ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َو ْحدَهُ الَ ش َِري َْك لَه‬
.ُ‫ي بَ ْعدَه‬ َّ ِ‫نَب‬
.‫س ِل ْم‬
َ ‫ص ْح ِب ِه َو‬ َ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد النَّ ِبي ِ األ ُ ِمي ِ َو َعلَى آ ِل ِه َو‬ َ ‫لى‬ َ ‫ص ِل َع‬ َ ‫الل ُه َّم‬
‫َّللاَ َعلَى َما َهدَا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم‬ َّ ‫ َو ِلت ُ ْك ِملُوا ْال ِعدَّة َ َو ِلت ُ َك ِب ُروا‬:‫قا َ َل ت َ َعالَى فِ ْي ِكتَا ِب ِه ْال َك ِري ِْم‬
. َ‫ت َ ْش ُك ُرون‬
َ‫طا َع ِت ِه فَقَ ْد فَازَ ْال ُمتَّقُ ْون‬ َ ‫ِي بِت َ ْق َوى هللاِ َو‬ ْ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْفس‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬،ِ‫ فَ َيا ِع َبادَهللا‬،ُ‫ا َ َّما َب ْعد‬
Jama'ah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah …
Menetes air mata orang beriman mengiringi tenggelamnya matahari
kemarin sore, seiring terbitnya hilal Syawwal, maka berpisahlah kita
dengan Ramadhan. Berpisahlah kita dengan bulan yang di dalamnya
terdapat suatu malam, jika kita beribadah pada malam itu, maka kita
mendapatkan keutamaan ibadah yang lebih baik daripada ibadah seribu
bulan. Kita telah berpisah dengan bulan yang di dalamnya terdapat
limpahan rahmat dan ampunan Allah yang berlipat ganda. Kita telah
ditinggalkan oleh bulan yang puasa di dalamnya menutupi salah dan
dosa. Kita telah ditinggalkan oleh bulan turunnya Al-Qur’an pedoman
umat manusia.
Tidak ada yang dapat menjamin bahwa kita akan bertemu lagi
dengan bulan yang penuh dengan berkah itu. Betapa banyak orang-
orang yang kita kasihi dan kita sayangi, orang-orang tua kita, saudara,
kerabat dan para tetangga. Mereka yang dulu pernah bersama-sama
dengan kita, masih terbayang senyuman mereka di pelupuk mata. Tapi
kini, mereka tidak lagi bersama-sama dengan kita. Mereka telah berada
di alam baka, hanya tinggal kenangan yang tak mungkin akan terlupa.
Mari kita bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah
diberikan Allah kepada kita. Orang yang bersyukur, sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri. Allah berfirman,
ٌ‫ي َح ِميد‬ َّ ‫َو َم ْن يَ ْش ُك ْر فَإِنَّ َما يَ ْش ُك ُر ِلنَ ْف ِس ِه َو َم ْن َكفَ َر فَإِ َّن‬
َ َ‫َّللا‬
ٌّ ِ‫غن‬
“Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak
bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
(Qs. Luqman [31]: 12).
Semoga dengan bersyukur, Allah menambah nikmat-Nya kepada kita
semua, sesuai janji-Nya:
َ َ‫ش َك ْرت ُ ْم َأل َ ِزيدَنَّ ُك ْم َولَئِ ْن َكفَ ْرت ُ ْم ِإ َّن َعذَا ِبي ل‬
ٌ ‫شدِيد‬ َ ‫لَئِ ْن‬
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Qs. Ibrahim [14]: 7).
Selanjutnya mari kita bershalawat kepada nabi besar
Muhammad Saw. Untuk apa kita bershalawat?! Jika di dunia ini kita
membutuhkan pertolongan, maka kita bisa meminta tolong kepada
saudara-saudara kita, kerabat dan para sahabat. Akan tetapi akan ada
suatu masa nanti, seperti yang difirman Allah:
‫احبَتِ ِه َوبَنِي ِه‬
ِ ‫ص‬َ ‫) َو‬35( ‫) َوأ ُ ِم ِه َوأ َ ِبي ِه‬34( ‫يَ ْو َم يَ ِفر ْال َم ْر ُء ِم ْن أ َ ِخي ِه‬
“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya. Dari ibu dan
bapaknya. Dari istri dan anak-anaknya”. (Qs. ‘Abasa [80]: 34-36).
Mengapa semua orang melarikan diri dari orang-orang yang mereka
kasihi?! Padahal di dunia dahulu mereka tidak bisa berpisah walau
sedetik pun.
‫ئ ِم ْن ُه ْم َي ْو َمئِ ٍذ شَأ ْ ٌن يُ ْغنِي ِه‬
ٍ ‫ِل ُك ِل ْام ِر‬
“Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang
cukup menyibukkannya”. (Qs. ‘Abasa [80]: 37). Saat itu kita sibuk
mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita; langkah kaki,
hayunan tangan, tatapan mata, pendengaran bahkan gerak hati. Ketika
tidak ada yang dapat menolong, pada saat tidak ada yang bisa
membantu. Maka ketika itu kita mengharapkan pertolongan dan syafaat
Rasulullah Saw. Mari kita memperbanyak shalawat, semoga kita
termasuk umat yang mendapatkan syafaatnya, amin ya Robbal’alamin.
.ُ‫×) الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ ا َ ْكبَ ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر َو هللِ اْل َح ْمد‬3( ‫هللاُ اَكبَ ْر‬
Jamaah Idul Fithri yang dimuliakan Allah …
Tujuan dari puasa adalah menciptakan manusia yang bertaqwa. Dan
kedudukan manusia di sisi Allah diukur dari ketakwaannya. Allah
berfirman :
‫ارفُوا ِإ َّن أ َ ْك َر َم ُك ْم‬ ُ ‫اس ِإنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ذَ َك ٍر َوأ ُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬
َ ‫شعُوبًا َوقَ َبائِ َل ِلت َ َع‬ ُ َّ‫َيا أَي َها الن‬
َّ ‫َّللاِ أَتْقَا ُك ْم ِإ َّن‬
ٌ ِ‫َّللاَ َع ِلي ٌم َخب‬
‫ير‬ َّ َ‫ِع ْند‬
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Qs. al-Hujurat [49]: 13).
Manusia dianggap mulia bukan karena hartanya, bukan karena
jabatannya, bukan pula karena bentuk dan rupanya. Rasulullah Saw
bersabda:
‫ظ ُر إلى قُلُو ِبك ْم وأعمالكم‬
ُ ‫ َولَكن ي ْن‬، ‫ص َو ِرك ْم‬
ُ ‫ وال ِإلى‬، ‫ام ُك ْم‬
ِ ‫س‬َ ‫أج‬ ُ ‫إن هللا ال ي ْن‬
ْ ‫ظ ُر ِإلى‬ َّ
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kamu dan tidak
melihat kepada bentuk kamu, akan tetapi Allah melihat kepada hati dan
perbuatan kamu”. (HR.Muslim).
Janji Allah Swt untuk orang-orang yang takut kepada-Nya :
ِ َ ‫ام َر ِب ِه َجنَّت‬
)46( ‫ان‬ َ ‫َو ِل َم ْن خ‬
َ َ‫َاف َمق‬
“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua
syurga[1446].
[1446] Yang dimaksud dua syurga di sini adalah, yang satu untuk
manusia yang satu lagi untuk jin. Ada juga ahli tafsir yang berpendapat
syurga dunia dan syurga akhirat”. (Qs. ar-Rahman [55]: 46).
.ُ‫×) الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ ا َ ْكبَ ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر َو هللِ اْل َح ْمد‬3( ‫هللاُ اَكبَ ْر‬
Jamaah Idul Fithri yang dimuliakan Allah …
Allah Swt bercerita tentang balasan yang telah Ia siapkan untuk orang-
orang yang bertakwa:
ْ ‫ض أ ُ ِعد‬
َ‫َّت ِل ْل ُمت َّ ِقين‬ ُ ‫س َم َواتُ َو ْاأل َ ْر‬ ُ ‫عوا إِلَى َم ْغ ِف َرةٍ ِم ْن َر ِب ُك ْم َو َجنَّ ٍة َع ْر‬
َّ ‫ض َها ال‬ ُ ‫ار‬
ِ ‫س‬
َ ‫َو‬
)133(
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa”. (Qs. Al ‘Imran [3]: 33).
Satu bulan penuh kita ditempa dilatih dalam berbagai kebaikan.
Bulan Ramadhan yang telah kita lalui bukanlah bulan menumpuk amal.
Akan tetapi bulan membiasakan diri beramal agar dapat kita
laksanakan di bulan-bulan yang akan datang yang pada akhirnya kita
istiqomah hingga kematian tiba. Diantara amal-amal yang mesti kita
lestarikan adalah:
Pertama, takut kepada Allah Swt.
Di saat Ramadhan, kita amat sangat takut kepada Allah Swt. Kita tidak
makan, tidak minum, tidak melihat yang haram, tidak membicarakan
yang haram. Semua larangan Allah Swt kita patuhi. Mari kita bawa rasa
takut itu hingga kita mati. Krisis kita saat ini adalah krisis tidak adanya
rasa takut kepada Allah Swt. Andai seorang suami takut kepada Allah,
maka ia tidak akan menyia-nyiakan istri dan anak-anaknya. Jika
seorang istri takut kepada Allah, ia tidak akan mengkhianati suaminya.
Jika seorang anak takut kepada Allah, maka ia tidak akan menjadi anak
durhaka yang menyia-nyiakan kedua orang tuanya. Andai rakyat takut
kepada Allah, maka tidak akan ada rakyat melawan pemimpin. Andai
pemimpin takut kepada Allah, maka tidak akan ada pemimpin yang
memakan hak dan menganiaya rakyatnya. Rasa takut itulah yang
menghalangi orang dari perbuatan membunuh sesama,
‫َّللا‬
َّ ‫اف‬ُ ‫سطٍ يدِي ِإل ْيك ِِل ْقتُلك ِإنِي أخ‬
ِ ‫لئِ ْن بس ْطت ِإل َّي يدك ِلت ْقتُلنِي ما أنا ِببا‬
‫ب ا ْلعال ِمين‬
َّ ‫ر‬
“Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk
membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku
kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada
Allah, Tuhan seru sekalian alam”. (Qs. al-Ma’idah [5]: 28). Rasa takut
itu pula yang menghalangi orang dari perbuatan zina,
‫َّللا‬
َّ ‫اف‬ ٍ ‫امرأةٌ ذاتُ م ْن ِص‬
ُ ‫ب وجما ٍل فقال إِنِي أخ‬ ْ ُ‫ور ُج ٌل دعتْه‬
“Seseorang yang diajak berzina, yang mengajak itu memiliki fisik yang
bagus dan kedudukan yang tinggi. Tapi yang diajak itu menjawab,
“Aku takut kepada Allah Swt”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Rasa takut itu pula yang dapat mencegah manusia terjerumus ke dalam
perbuatan mengikuti hawa nafsu,
‫) ف ِإ َّن ا ْلجنَّة ِهي‬40( ‫وأ َّما م ْن خاف مقام ر ِب ِه ونهى النَّ ْفس ع ِن ا ْلهوى‬
)41( ‫ا ْلمأْوى‬
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan
menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya
syurgalah tempat tinggal(nya)”. (Qs. an-Nazi’at [79]: 40-41).

Kedua, berbagi kepada sesama manusia.


Setelah merasakan sakitnya lapar, di saat berbuka kita berbagi makanan
kepada sesama. Mari kita jaga semangat berbagi itu. Saat ini banyak
orang tidak memperdulikan saudaranya. Keimanan seseorang diukur
dari sikap empatinya kepada saudaranya,
ِ ‫ب ِلن ْف‬
‫س ِه‬ َّ ‫َل يُ ْؤ ِم ُن أح ُد ُك ْم حتَّى يُ ِح‬
ُّ ‫ب ِِل ِخي ِه أ ْو قال ِلج ِار ِه ما يُ ِح‬
“Kamu tidak beriman, hingga kamu menyayangi saudaramu seperti
menyayangi diri sendiri”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Orang yang mengaku beriman, tapi tidak mau berbagi, maka diragukan
keimanannya,
‫ليس بالمؤمن الذى يبيت شبعانا وجاره جائع إلى جنبه‬
“Bukan orang beriman, orang yang sanggup tidur dalam keadaan
kenyang, sedangkan tetangganya di sampingnya dalam keadaan
lapar”. (HR. al-Hakim).

Ketiga, qiyamullail.
Bangun malam amat sangat sulit, tapi selama Ramadhan ini kita
bangun malam. Bukan hanya untuk makan sahur. Tapi untuk
melaksanakan Qiyamullail. Allah Swt berfirman,
‫و ِمن اللَّ ْي ِل فته َّج ْد ِب ِه نافِلةً لك عسى أ ْن ي ْبعثك ربُّك مقا ًما م ْح ُمودًا‬
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu
sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu
mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”. (Qs. al-Isra’ [17]: 79).
Surga dijanjikan Allah Swt untuk orang yang melaksanakan tahajjud di
waktu malam,
ُ َّ‫طعام وصلُّوا والن‬
‫اس نِيا ٌم ت ْد ُخلُوا‬ َّ ‫اس أ ْفشُوا ال‬
َّ ‫سَلم وأ ْط ِع ُموا ال‬ ُ َّ‫أيُّها الن‬
‫ا ْلجنَّة ِبسَل ٍم‬
“Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makanan kepada orang
miskin, sambunglah silaturrahim, shalatlah di waktu malam ketika
orang banyak tidur, maka kamu akan masuk surga dengan selamat”.
(HR. at-Tirmidzi).
Keempat, membaca al-Qur’an.
Kita khatamkan al-Qur’an di bulan Ramadhan, bukan berarti setelah
Ramadhan kita meninggalkan al-Qur’an. Karena al-Qur’an adalah
penyembuh hati yang sempit,
‫شفا ٌء ور ْحمةٌ ِل ْل ُم ْؤ ِمنِين‬
ِ ‫ونُن ِز ُل ِمن ا ْلقُ ْرآ ِن ما ُهو‬
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. al-Isra’ [17]: 82).
Al-Qur’an akan menjadi penolong di hari kiamat, saat anak dan harta
tidak lagi berguna,
‫ا ْقر ُءوا ا ْلقُ ْرآن ف ِإنَّهُ يأْتِي ي ْوم ا ْل ِقيام ِة ش ِفيعًا ِِلصْحا ِب ِه‬
“Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya al-Qur’an akan datang pada
hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang-orang yang
membacanya”. (HR. Muslim).

Kelima, menyambung Silaturrahim.


Setiap malam kita bertemu dengan keluarga, teman dan sahabat selama
Ramadhan. Dalam tarawih dan tadarus. Hubungan baik dengan
keluarga kita lanjutkan dalam Silaturrahim. Hubungan baik dengan
sahabat kita lanjutkan dalam Ukhuwwah Islamiyyah. Rasulullah Saw
bersabda,
ُ‫ب أ ْن يُ ْبسط لهُ ِفي ِر ْز ِق ِه ويُ ْنسأ لهُ ِفي أث ِر ِه ف ْلي ِص ْل ر ِحمه‬
َّ ‫م ْن أح‬
“Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya, dipanjangkan umurnya,
maka hendaklah ia menyambung silaturrahim”. (HR. al-Bukhari dan
Muslim).
Sebaliknya, orang-orang yang memutus silaturrahim. Maka Rasulullah
Saw memberikan ancaman,
ِ ‫َل ي ْد ُخ ُل ا ْلجنَّة ق‬
‫اط ُع ر ِح ٍم‬
“Orang yang memutuskan silaturrahim tidak akan masuk surga”. (HR.
al-Bukhari dan Muslim).
Hubungan yang baik dapat mengampuni dosa-dosa, sebagaimana
sabda Rasulullah Saw,
ُ ‫ان ِإ ََّل‬
‫غ ِفر ل ُهما ق ْبل أ ْن يتف َّرقا‬ ِ ‫س ِلم ْي ِن ي ْلت ِقي‬
ِ ‫ان فيتصافح‬ ْ ‫ما ِم ْن ُم‬
“Dua orang muslim yang bertemu, bersalaman, Allah mengampuni
dosa-dosa mereka berdua sebelum mereka berpisah”. (HR. Abu Daud,
at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah).
Mengawali ibadah itu sulit, namun ada yang lebih sulit, yaitu
istiqomah dalam ibadah.
َّ ‫َّللاِ ح ِدثْ ِني ِبأ ْم ٍر أعْت ِص ُم ِب ِه قال قُ ْل ر ِبي‬
ْ ‫َّللاُ ث ُ َّما‬
‫ست ِقم‬ ُ ‫قُ ْلتُ يا ر‬
َّ ‫سول‬
Sufyan bin Abdillah at-Tsaqafi berkata, “Wahai Rasulullah,
ceritakanlah kepadaku sesuatu agar aku berpegang teguh dengan itu”.
Rasulullah Saw menjawab, “Katakanlah, ‘Tuhanku Allah, kemudian
istiqomahlah”. (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah). Allah Swt
menjanjikan balasan untuk orang-orang yang istiqomah,
‫ستقا ُموا تتن َّز ُل عل ْي ِه ُم ا ْلمَلئِكةُ أ ََّل تخافُوا وَل ت ْحزنُوا‬
ْ ‫َّللاُ ث ُ َّم ا‬
َّ ‫إِ َّن الَّذِين قالُوا ربُّنا‬
‫وأ ْبش ُِروا ِبا ْلجنَّ ِة الَّتِي ُك ْنت ُ ْم تُوعدُون‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah
Allah" kemudian mereka istiqomah (meneguhkan pendirian mereka),
maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:
"Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan
gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah
kepadamu”. (Qs. Fusshilat [41]: 30). Maka untuk istiqomah, kita
lanjutkan nilai-nilai Ramadhan di luar Ramadhan.
Semua kembali kepada kita, mari kita jadikan puasa yang telah
kita laksanakan itu sebagai ibadah yang dapat membentuk diri kita,
mengampuni dosa-dosa kita, melipatgandakan balasan amal ibadah
kita dan balasan kebaikan untuk kita. Semoga kita termasuk orang-
orang yang bertakwa, orang-orang yang mendapatkan ampunan dari
Allah SWT, amin ya Robbal’alamin.
ِ َ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َو ِإيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِمنَ اآليا‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬
‫ت‬ ِ ‫با َ َر َك هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر‬
َّ ‫ َوتَقَبَّ َل ِمنِ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ إِنَّهُ ُه َو ْالغَفُ ْو ُر‬،‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
‫الر ِح ْي ُم‬ ِ ‫َو‬

Khutbah Kedua:
ُ ‫ َو‬،‫ َواْل َح ْمدُ هللِ َكثِي ًْرا‬،ً‫×) هللاُ ا َ ْك َب ْر َك ِبيْرا‬4( ‫×) هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬3( ‫هللاُ ا َ ْك َب ْر‬
‫س ْب َحانَ هللا بُ ْك َرة ً َو‬
ْ َ‫أ‬
.ُ‫ هللاُ ا َ ْك َب ْر َوهللِ اْل َح ْمد‬،‫ الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ ا َ ْك َب ْر‬،ً‫ص ْيال‬
‫لى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وا َ ْش َهدُ ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َو ْحدَهُ‬ ‫سانِ ِه‪َ ،‬والش ْك ُر لَهُ َع َ‬ ‫لى ا ِْح َ‬‫اْل َح ْمدُ هللِ َع َ‬
‫س ْولُهُ‪ ،‬اَلدَّا ِعى ا َ‬
‫ِلى‬ ‫سيِدَنَا ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر ُ‬ ‫الَ ش َِر ْي َكلَهُ‪ ،‬لَهُ ت َ ْع ِظ ْي ًما ِلشَأْنِ ِه‪َ ،‬وا َ ْش َهد ُ ا َ َّن َ‬
‫ِرض َْوانِ ِه‪.‬‬
‫س ِل ْم ت َ ْس ِل ْي ًما ِكثي ًْرا‪.‬‬ ‫ص َحا ِب ِه َو َ‬‫س ِي ِدنَا ُم َح َّمدٍ‪ ،‬و َعلَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬ ‫ص ِل َعلَى َ‬ ‫الل ُه َّم َ‬
‫اس‪ ،‬اِتَّقُوهللاَ ِف ْي َما ا َ َم َر‪َ ،‬وا ْنت َ ُه ْوا َع َّما نَ َهى َوزَ َج َر‪َ ،‬وا ْعلَ ُم ْوا ا َ َّن هللا‬ ‫ا َ َّما َب ْعدُ‪ ،‬فَيا َ اَي َها النَّ ُ‬
‫ا َ َم َر ُك ْم ِبا َ ْم ٍر بَدَأ َ ِف ْي ِه ِبنَ ْف ِس ِه‪َ ،‬وثَـنَى ِب َمآل ِئ َك ِت ِه ِبقُ ْد ِس ِه‪َ ،‬وقَا َل تَعاَلَى‪ :‬ا َِّن هللاَ َو َمآل ِئ َكتَهُ‬
‫صل ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‪.‬‬ ‫لى النَّبِى‪ ،‬يآ اَي َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َ‬ ‫صل ْونَ َع َ‬ ‫يُ َ‬
‫يم َو َعلَى آ ِل ِإب َْرا ِه َ‬
‫يم‬ ‫ْت َعلَى ِإب َْرا ِه َ‬ ‫صلَّي َ‬‫ص ِل َعلَى ُم َح َّم ٍد ‪َ ،‬و َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد ‪َ ،‬ك َما َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫ت َعلَى‬ ‫ار ْك َ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد ‪َ ،‬و َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد ‪َ ،‬ك َما بَ َ‬ ‫‪ِ ،‬إنَّ َك َح ِميد ٌ َم ِجيدٌ ‪ ،‬اللَّ ُه َّم بَ ِ‬
‫اء‬ ‫ض الل ُه َّم َع ِن اْل ُخلَفَ ِ‬ ‫ار َ‬ ‫يم ‪ِ ،‬إنَّ َك َح ِميدٌ َم ِجيد ٌ ‪َ ،‬و ْ‬ ‫يم ‪َ ،‬و َعلَى آ ِل ِإب َْرا ِه َ‬ ‫ِإب َْرا ِه َ‬
‫ص َحا َب ِة َوالتَّا ِب ِعيْنَ ‪َ ،‬وتَا ِب ِعي‬ ‫عثْ َمان َو َع ِلى‪َ ،‬و َع ْن َب ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫ع َمر َو ُ‬ ‫الرا ِش ِديْنَ ‪ ،‬ا َ ِبى َب ْك ٍر َو ُ‬ ‫َّ‬
‫اح ِميْنَ ‪.‬‬‫الر ِ‬‫ض َعنَّا َمعَ ُه ْم بِ َر ْح َمتِ َك يَا ا َ ْر َح َم َّ‬ ‫ار َ‬ ‫الدي ِْن‪َ ،‬و ْ‬ ‫ان اِلَى يَ ْو ِم ِ‬ ‫س ٍ‬ ‫التَّابِ ِع ْينَ لَ ُه ْم بِا ِْح َ‬
‫الل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَاتِ‪َ ،‬واْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َماتِ‪ ،‬ا َ ْْالَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم‬
‫ص ْر‬ ‫ت ‪،‬الل ُه َّم ا َ ِع َّز اْ ِال ْسالَ َم َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ ‪َ ،‬وأ َ ِذ َّل الش ِْر َك َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ ‪َ ،‬وا ْن ُ‬ ‫َواْالَ ْم َوا ِ‬
‫الدي ِْن‪َ ،‬وا ْع ِل َك ِل َماتِ َك اِلَى‬ ‫اخذ ُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْس ِل ِميْنَ ‪َ ،‬ودَ ِم ْر ا َ ْعدَا َء ِ‬ ‫الديْنَ ‪َ ،‬و ْ‬ ‫ص َر ِ‬ ‫َم ْن نَ َ‬
‫الدي ِْن‪.‬‬‫َي ْو َم ِ‬
‫ض ِإلَى َمغ ِ‬
‫َار ِب َها‬ ‫ق األ َ ْر ِ‬ ‫َار ِ‬ ‫ص ْر ا ِْخ َوانَنَا ْال ُم َجا ِه ِديْنَ ِفي ِف ِل ْس ِطيْن َوفي َمش ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫طنَ ‪َ ،‬ع ْن بَلَ ِدنَا‬ ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َ‬ ‫عنَّا ْالغَالَ َء َو ْال َوبا َ َء َو ْالفَ ْحشَا َء َو ْال ُم ْن َك َر‪َ ،‬ما َ‬ ‫الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬
‫ان اْل ُم ْس ِل ِميْنَ عآ َّمةً‪ ،‬يَا َربَّ اْلعَالَ ِميْنَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى الد ْنيَا‬ ‫سائِ ِر اْلبُ ْلدَ ِ‬ ‫صةً‪َ ،‬و َ‬ ‫اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ‬
‫سنَا َوا ِْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا‬ ‫ظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬ ‫ار ‪َ .‬ربَّنَا َ‬ ‫اب النَّ ِ‬‫سنَةً َوقِنَا َعذَ َ‬ ‫آلخ َرةِ َح َ‬ ‫سنَةً َوفِى اْ ِ‬ ‫َح َ‬
‫َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ اْلخَا ِس ِريْنَ ‪.‬‬
‫ع ِن اْلفَ ْح ِ‬
‫شآء‬ ‫بى َو َي ْن َهى َ‬ ‫ْتآء ذِى اْلقُ ْر َ‬ ‫ان‪َ ،‬و ِإي ِ‬ ‫س ِ‬ ‫ِع َبادَهللاِ! ا َِّن هللاَ َيأ ْ ُم ُر ِباْل َع ْد ِل َواْ ِال ْح َ‬
‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪ ،‬فَا ْذ ُك ُروا هللاَ اْل َع ِظي َْم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َع َ‬
‫لى‬ ‫َواْل ُم ْن َكر َواْل َب ْغي‪َ ،‬ي ِع ُ‬
‫صنَعُ ْونَ ‪.‬‬‫نِعَ ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬ولَ ِذ ْك ُر هللاِ ا َ ْكبَ ْر‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْ‬

‫‪Teks khubah idul fitri 1439 H Ustadz Abdul Somad 15 juni 2018 :‬‬
‫‪Katakan Allahu Akbar‬‬

‫‪Bismillahirahmanirrohim, Assalamuallaikum Warahmatullah‬‬


‫‪wabarakatuh‬‬
‫‪Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar‬‬
‫‪Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar‬‬
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Kabiro, Walhamdulillahi Katsiro.. Wasubhanallohi Bukrotaw
Wa'ashila
Laa ilaha Illallohu Wala Na'budu Illa Iyyahu .. Muhlishina Lahuddin,
Laa ilahaillahu Wahdah, Shodaqo Wa'dah.. Wanashoro 'abdah,
Wa'a'aza Jundahu Wahazamal Ahzaba Wahdah

Alhamdulillah, wassholawatu wassalamu 'ala Rasulillah, wa 'ala alihi


waman_walah Asyhadu an_Laa ilaaha illaLlah wahdahullah syarikalah
wa asyhadu anna Sayyidana Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu la
nabi ya ba'da.
Allahumasholi ala sayyidina Myhammad, waala ali Muhammad kama
sholaita ala Ibrahim waala ali Ibrohim innaka hamidun majid.
Allahumma barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama
barokta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid
qolallahu ta'ala fil quranil 'adzim wahuwa asdaqul qo'ilin. Ya
ayyuhalladzina amanu ittaqu Allaha haqqa tuqatih wa la tamutunna
illa wa antum muslimun.
Yaa ayyuhalldzi na'amanuttaqullah,..wa kullu kaulan tsadida,...yuslih
lakum 'a'malakum wa ya'firlakum dzunubakum wa man yudiillaha
warasullahu, faqadfadza faudjan 'adzima
ibadallah usikum wa nafsi bitaqwallah 'ala tho'atihi faqod fazal
muttaqun.

Hadirin hadirat jamaah idul fitri yang dimuliakan Allah Subhana Wa


Taala, pagi ini semua umat Islam mengumandangkan takbir "Allahu
Akbar". Kau sudah puasa 30 hari lamanya, tapi jangan kau sangka
ibadahmu itu akan memasukkan engkau ke dalam surga. Belum ada
apa-apanya dengan nikmat hembusan nafas, detak jantung, darah
yang menetes. Belum ada apa-apanya makan, minum, tidur dalam
lelap ditengah malam gulita. Belum ada apa-apa amalmu itu di
hadapan surga Allah. Maka orang beriman berkat Allahu Akbar.
Terlintas dihatinya bahwa dia sudah bersedekah, memberikan buka
puasa, belum ada apa-apanya dibandingkan nikmat besar yang sudah
dititipkan Allah. Rezeki dalam kandungan, rahim seorang ibu. Sampai
engkau disusukan dalam dua tahun lamanya. Maka katakan Allahu
Akbar.

Pagi ini, orang sedang membayangkan sahabat tersayang, buah hati


belahan jiwa, pasangan hidup, anak terkasih. Saat air mata meleleh
membayangkan mereka. Andai ibunda masih hidup, pulang dari
shalat ini mungkin tangannya masih dapat dicium. Tubuhnya yang
rapuh dapat dipeluk. Betapa kulit seorang ayah melepuh ditengah
panas terik matahari mencarikan makan sesuap nasi, untuk biaya
sekolah sampai menjadi manusia yang dihormati dan dimuliakan hari
ini. Tapi malang tak dapat ditolak, untuk tak dapat diraih. Mereka
yang mestinya pagi ini kita datangi setelah shalat idul fitri ini, mereka
yang mestinya kita peluk cium, hari ini mereka tak ada ditengah kita.
Senyumnya masih terbayang dipelupuk mata, tapi mereka tidak ada
di tempat kita, mereka sudah pindah ke alam yang lain. Kita hanya
mampu tegak berdiri diatas makamnya sambil berucap Assalamu
alaikum ya ahlad diyar minal mukminin wa muslimin, keselamatan
atas kalian wahai penghuni kubur, wa inna insya Allahu bikum la
hiqun, kamipun akan menyusul kamu, nasalullahi lana walakumul
'afyah, kami hanya mampu berdoa semoga kami yang masih hidup
dan kalian yang sudah mendahului kami sama-sama mendapatkan
kebaikan. Tak ada yang dapat dikirimkan kecuali untaian doa, Surat
Al Fatiha, Al Ikhlas, Al Falaw, An Naas, pangkal Al Baqarah, ayat kursi
dan akhir Al Baqarah. Seperti tetesan embun ditengah gurun pasir
yang panas. Tak ada yang dapat diucapkan selain kata-kata "Ya Allah,
jadikan makam mereka salah satu dari taman surgamu, jangan kau
jadikan makam mereka salah satu dari lobang nerekamu". Betapa
tidak, apa yang dapat dibalaskan. Andai kau gendong mereka dari
kampung halamanmu ke tanah suci Mekah lalu kau dekap mereka
tujuh putaran tawaf, sai dan umroh belum tentu dapat menebus satu
teriakannya saat melahirkan. Meregang nyawa dia mengeluarkan
engkau dari alam rahim ke alam dunia. Berapa kali dia tidak dapat
shalat tahajud ditengah malam karena tangismu merengek sampai
pagi tiba. Berapa kali dia tidak shalat dhuha karena najis kencingmu
lekat di kainnya. Berapa kali dia diusir ditengah keramaian karena
tangismu memekak pekik telinga. Berapa kali dia tidak dapat
melaksanakan ibadah kepada Allah. Dalam kandungannya 90 hari. 30
hari dia tidak puasa karena mengandungmu, 30 hari lagi dia tidak
puasa karena menyusukanmu, 30 hari lagi tidak puasa
menyusukanmu di tahun kedua. Hanya untuk engkau seorang. 90
hari dia tinggalkan puasa. Apa yang kau balaskan hari ini. Andai uang
yang banyak kau datangkan, tetap tidak dapat menebus segala yang
pernah dia berikan. Hanya doa yang dapat kau panjatkan
"Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani
shaghiran". Andai doa itupun tak dapat kau ucapkan, apa lagi yang
dapat kau katakan di hadapan ALLAH Subhana Wa Taala. Disamping
pusaranya kau teteskan air mata darah tak dapat menebus
kesedihan. Hanya dapat kau katakan Allahu Akbar menghapus segala
kepiluan. Allah maha kuasa “Alaa inna auliya allah laa khoufun
alaihim walaa hum yahzanun”, orang-orang yang dekat dengan Allah,
tidak ada rasa takut dimasa yang akan datang, tak ada rasa sedih
melihat masa lalu. Kita diatas dunia tak lama, hanya sementara,
sementara malaikat maut tiba. Ditengah hidup yang penuh kelap-
kelip dunia inilah kita sempat mengatakan Allahu Akbar.

Bersyukur kepada Allah, alhamdulillah, bersyukur kepada Allah,


wasukrulillah. Bersyukur kepada Allah, mengatakan tiada daya dan
upaya yang keluar dari mulut La Hawla Wala Quwwata Illa Billah. Kau
katakan dengan ucapan subhanallah, alhamdulillah, lailahailallah,
Allahu Akbar.

Allahu Akbar.Allahu Akbar.Allahu Akbar. walilahilham. Jemaah idul


fitri ...
30 hari lamanya menahan lapar dan minum, kita tahan hanya sampai
azan maghrib berkumandang. Laparmu ada batasnya. Kering
kerongkonganmu ada batasnya. Tapi nun disana, tetangga, sahabat,
kerabat yang miskin yang susah melarat, mereka lapar tanpa batas.
Hari ini mereka lapar, besok mereka lapar. Jangan sampai hari ini
mereka mengemis meminta-minta. Dosa terbesarmu adalah ketika
membiarkan mereka dihari yang bahagia, dihari yang mestinya
mereka memakai baju yang baru...
Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam selesai shalat idul fitri
membawa sahabat membentangkan sorban dan seketika itu juga
nabi bersabda, bersedekahlah wahai jamaah. Maka jamaah
(memberikan) emas mereka, gelang mereka, rantai mereka, cincin
mereka, karena mereka sadar ini semua akan tinggal. Yang akan
dibawa mati hanyalah yang disedekahkan. Yang kau makan busuk,
yang kau pakai lapuk, yang kau sedekahkan, itulah yang akan kau
bawa hari esok menghadap Allah Salallahu Alaihi Wasalam. Hari itu
tak ada gunanya harta, tak ada gunanya anak. Hari ini kau banggakan
hartamu, kebun karetmu, kebun sawitmu, jabatan dan
kekuasaanmu. Sampai masanya semuanya tak lagi bermakna. Hari ini
kau banggakan anakmu yang sudah S1, S2 S3, hari ini kau banggakan
mereka sebagai buah hati belahan jiwa. Sampai masanya kau akan
lari dari mereka. Oang akan lari dari saudara kandung, ibu kandung,
ayah kandung. Istri dan suami saling melarikan diri tak lagi dapat
bersama. Anak-anak yang dulu kau besarkan dengan tetes peluh
keringat air mata. Ibu melarikan diri dari anak, anak tak dapat
menolong ayah dan ibu
likullim ri im minhum yawma idzin sha'nun(y) yughniihi, Setiap orang
dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup
menyibukkannya. Kelak semuanya akan di tuntut. Wa inna 'alaikum
lahaafizhiin, bersamamu ada malaikat, kiraaman, mulia, kaatibiin,
mencatat, ya'lamuuna maa taf aluun, mereka tau semua yang kau
lakukan, sekecil apapun yang kau perbuat. Semua orang akan
bernaung dibawah sedekahnya.
Pagi ini kita cemas. Ditempat yang lain orang cemas karena panas.
Pagi ini kita khawatir turun hujan mengguyur membuat basah. Tapi
Allah berkata lain "kalau kau tawakal kepadaku, kalau kau serahkan
kepadaku, aku yang akan menjaminmu". Kalau didunia saja datang
takut dan khawatir, bagaimana di akhirat nanti. Ketika itu langit
terbelah, planet bertabrakan, matahari, bulan dan bintang hancur
berkeping. Kalau matahari hancur berkeping, bagaimana kita yang
kerdil di semesta. Pada saat itu siapa yang dapat menolong?
Sedekah!

Andai orang yang mati itu diminta hidup kembali (ditanya) hai orang
mati jika kau dihidupkan kembali, apa yang kau inginkan?, orang
mati itu akan berkata, aku mau bersedekah, aku ingin menjadi orang
yang beramal shaleh. Ada orang yang sudah masuk kedalam neraka,
mereka berkata "Robbana Ya Allah, samikna, robbana absorna . Ayat
ini dibaca pada shalat subuh rakaat pertama. Imam sunnah
membaca Alif Lam Mim Tanzil, surat sajadah, sujud tilawah. Ya Allah,
mata kami sudah melihat azab, telinga kami sudah mendengar azab,
kembalikan lagi kami ke dunia Ya Allah. Kami ingin beramal shaleh.
Tapi saat itu penyesalan tak lagi bermakna. Subuh ini kita merenung
sejenak. Yang bakhil, yang pelit, bersedekahlah. Yang minum
khamar, berhentilah. Yang berzina, bertobatlah. Mintalah ampun
kepada Allah. Yang sakit, mohon doa kepada Allah. Sedekah itu
menolak bala, menolak musibah.

Sedekah menolak mati suulkhotimah.

Cara paling ampuh menolak suul khotimah adalah dengan


memperbanyak sedekah. Yang datang mengiringi mayat tidak
banyak. Tetangga, handai tolan, kawan sekantor, semuanya ikut.
Tapi mereka hanya masuk kedalam liang lahat meletakkan kedalam
keranda. Selepas itu mereka akan pulang ke rumah. Harta benda
yang ditinggalkan akan dijual. Semua akan dibagi kepada istri dan
anak-anak. Semua akan dibagi sesuai menurut hukum warisan.
Kerabat, sahabat, tetangga menangis meneteskan air mata, buah
hati ikut menangis, pasangan hidup ikut meratap tapi setelah itu
mereka juga akan pulang ke rumah. Tinggallah hidup sebatang kara
di tempat tanah yang tiada beralas. Kainpun tidak dijahit, digigit
merobeknya. Hanya tujuh lapis paling banyak. Setelah itu kau
sendirian di dalam. Siapa yang akan datang? Amal yang pernah kau
buat. Kalau pernah kaki melangkah shalat teraweh, kalau pernah
membaca Al Quran, tadarus. Kalau pernah telinga mendengar
tausiah. Kalau pernah tangan menyapu, mengusap kepala anak
yatim. Kalau pernah otak berpikir dan berzikir. Kalau pernah hati
merenung sejenak, apa yang dibawa sesudah mati. Itulah yang akan
menolong, yang lain tinggal tidak berkesan. Sadarlah diri tau
diuntung, jasad terbujur keranda diusung. Yang selama ini
dimuliakan dan diagungkan. Gelar panjang bukan main tapi semua
tinggal hanya kenangan belaka. Bulan purnama indah disaat tanggal
15, tapi diakhir bulan dipenghujung waktu, dia hanyalah batu-batu
kerikil hitam legam, dia hanyalah pasir yang tidak memancarkan
cahaya. Dia hanyalah bulan purnama yang memantulkan cahaya
matahari. Dia pemberian Allah. Siapa yang diinginkan Allah
diangkatnya derajat setinggi-tingginya. Siapa yang dikehendaki
dijatuhkan serendah-rendahnya. Jangan kau muliakan kami karena
jabatan Ya Allah. Jabatan akahn berakhir, jangan kau muliakan kami
karena harta Ya Allah, harta akan binasa. Tapi muliakan kami dengan
berinfak dan sedekah, muliakan kami dengan harta yang bisa
menolong agama Allah. Mengeluarkan perda zakat, mengeluarkan
perbup, mengeluarkan aturan jilbab, mengeluarkan aturan menutup
warung di siang ramadhan. Dilanjutkan oleh pejabat, penguasa
selanjutnya. Itu yang akan menjadi amal jariyah. Yang mengiringi
mayat sampai ke liang lahat, sampai ke surga. Itu yang akan ditanya,
itu yang akan dihadapkan.

Kalau lapar menyentuh hati maka ringan tangan berbagi. Kalau lapar
sudah menyentu kalbu maka ringan tangan menolong orang susah.
Laparmu hanya setakat (sebatas) perut dan lambung saja maka
selepas ini akan terjadi pembalasan terhadap menahan makan. Satu
bulan lamanya makan ditahan, tiba saatnya membalaskan sakit hati.
Orang Islam berpuasa untuk melembutkan hati, menajamkan sensor
infak, zakat, sedekah. Keluarkan zakat. Sampai masanya tak berguna
lagi harta. Pada hari itu dipanaskan harta itu lalu ditimpakan ke
kening, ditimpakan ke usus, ditimpakan ke pundak. Panas hartamu
mendidih menggelegak.Saat itu Allah katakan "ini harta yang dulu
kau tumpuk, ini harta yang dulu tak mau kau sedekahkan. Rasakan
akibat menumpuk harta".
Panjang perjalanan hidup, lebih panjang lagi hikmah-hikmah. Hikmah
ini akan menjadi penerang dalam gelap gulita.

Yang pertama sedekah, kedua, tidak ada gunanya sedekah yang


banyak, akan hapus binasa jika tidak menyambung tali silaturahim
dan ukhuwah islamiyah. Kata-kata yang lembut, pemberian maaf,
lebih baik dari sedekah tapi menyakiti hati orang lain.Allah berpesan
"jangan kau batalkan sedekahmu, jangan kau rusak infakmu dengan
mengungkit-ungkit pemberian menyakiti hati orang lain. Nabi
Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam dijamin masuk surga tapi
ketika akan wafatnya dia naik ke atas mimbar, siapa diantara kalian
yang pernah kucambuk. ketika aku sedang mencambuk punggung
unta, kuda dan ujungnya terkena pundaknya dan merasa sakit hati
dan hari ini ingin membalas. Silahkan balas. Semua sahabat terdiam
menunduk. Mereka tak dapat menatap wajah Sayyidina wa maulana
Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam.
Siapa yang pernah kucaci maki, pernah ku sumpah serapah, kasar
kata-kataku, tersinggun perasaannya, silahkan balas, silahkan tuntut.
Menggenang air mata sahabat. Mereka tau ini ucapan orang yang tak
lama lagi akan meninggalkan dunia. Dia meminta maaf, dia tidak
ingin membawa dosa manusia di hadapan Allah Subhana Wa Taala.

Siapa yang pernah aku pinjam hartanya, ini Muhammad, tuntut


balas. Seorang sahabat berkata "engkau pernah meminjam 3 dirham
Ya Rasululllah". Nabi langsung memerintahkan Fadl bin Abbas,
saudara kandung Abdullah bin Abbas, saudara sewali, sepupu nabi
"Bayarkan hutangku wahai Fadl". Nabi tidak ingin mati menghadap
Allah daam keadaan membawa hutang kepada manusia.

Begitulah yang diajarkan kepadanya padahal sudah dijamin masuk


surga. Tidak ada yang lebih mulia daripada dia, tidak ada yang paling
dipuji daripada dia. Allah tak pernah memanggilnya Ya muhammad.
Kepadanya Alah berlemah lembut, Ya ayyuhalrasul, ya ayyuhal nabi.
Sungguh begitu mulianya dia. Apa yang kau pinta akan kuberi ya
Muhammad. Dalam perkara dosa kepada manusia, dia tetap minta
ampun, minta maaf. Siapa kita yang angkuh dan sombong tidak mau
meminta maaf. Apa yang kau anggarkan, apa yang kau banggakan,
apa yang kau sombongkan. Sedangkan nyawamu pun dari Allah.
Bernafasmupun dari Allah. Paru-parumu dari Allah, udaramu dari
Allah. Sedetik saja Allah tahan kau sudah lama mati. Kalau bukan
karena kuasa Allah. Lalu yang kau sombongkan itu apa, tidak mau
meminta maaf itu apa? Bukankah kau mengaku Ashaduala ila
hailallah wa ashaduanna muhammadan rasulullah. Maka sambung
tali silaturahim. Siapa yang mau dilapangkan, dipanjangkan
rezekinya, umurnya hendaklah dia menyambung tali silaturahim.

Allah mengaku "Ana rahman, maha pengasih, maha penyayang"


Rahim diambil dari namaku. Rahim bukan dari bahasa Indonesia.
Rahim diambil dari nama Allah. Silaturahim, menyambung hubungan
dengan manusia, menyambung hubungan dengan Allah. Siapa yang
menyambung tali silaturahim, aku sambung hubungan dengan dia,
siapa yang memutus tali silaturahim, aku putus hubungan dengan
dia. Sambung yang putus, eratkan yang lama, dekatkan yang jauh.

Hai orang beriman, takutlah kepada Allah.

Bersaudara karena harta akan sirna, bersaudara karena Lailahailallah


muhammadarasulullah. Dengan itu kita hidup, dengan itu kita mati,
dengan itu kita akan dibangkitkan Allah Subhana Wa Taala. Tapi
ingat, dengan alasan silaturahim, berjalan-jalan laki-laki dan
perempuan tanpa kita sadari kita sudah jatuh pada perbuatan yang
dilarang Allah. Tak masuk surga "dayus", laki-laki yang membiarkan
istrinya membuka aurat, yang membiarkan anak gadisnya membuka
aurat. Mereka menyangka sedang berbuat baik. Tidak. Baik bukan
karena perasaan. Berapa banyak perbuatan yang kau sangka baik.
Kau belikan mereka mobil, motor yang hebat, hp. Kau sangka kau
sedang sayang sebenarnya sayangmu membunuh, membinasakan
kebaikan. Anakmu mati, nyawanya masih ada tapi iman mereka mati,
jiwa mereka sudah lama kering. Yang membunuh bukan orang lain
tapi orang tua sendiri. Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Sesuci
Islam, kedua orangtuanya merubahnya menjadi yahudi, nasrani,
majusi. Namanya tetap nama Islam, hari raya tetap idul fitri, puasa
tetap ikut tapi cara berhubungan, cara makan, cara minum, cara
bertetangga, cara bersahabat sudah keluar dari ajaran Islam. Oleh
sebab itu maka sambung lagi tali silaturahim. Dengan menyambung
silaturahim kita akan menjadi kuat. Jangan berkelahi. Kalau berkelahi
maka kamu akan gagal, dan semangat akan hilang. Hendaklah kemau
berjamaah, silaturahim terjamin dengan shalat berjamaah, dengan
itikaf berjamaah, pengajian berjamaah, umroh berjamaah. Kenapa
hati masih terkotak-kotak. Bukan karena partai, karena pilihan. Satu
yang menyatukan kita asma Allah. Ashadualailahailallah, ashaduana
muhamadan rasulullah. Hanya itu yang menolong dihadapan Allah.
Ada dua orang muslim berjumpa, berjabat tangan, Allah ampunkan
silaf salah mereka. Sebelum mereka berpisah Allah turunkan rahmat,
maghfiroh, barokah. Dalam satu untaian nafas dia doakan untuk
saudaranya "Assalamualaikum", selamat saudaraku, selamat
anakmu, selamat keluargamu, selamat hidupmu, selamat hartamu,
selamt duniamu, selamat akhiratmu. "warahmatullah", semoga Allah
mencurahkan rahmat, kasih sayang untukmu, "wabarakatuh",
berkah hartamu, berkah kendaraanmu, berkah duniamu, berkah
umurmu, berkah anakmu, berkah ilmumu, berkah amalmu, berkah
akhiratmu. Itu yang akan enolong dihadapan Allah. Orang Islam tetap
bersaudara walaupun kematian sudah tiba malaikat maut mencabut
nyawa. Tetap dia akan mendoakan saudaranya "assalamualaikum ya
ahlad diyar", keselamatan bagi kalian wahai penghuni kubur, kalian
duluan insya Allah kami menyusul, Allah merahmati yang meninggal
duluan maupun yang akan menyusul belakangan. Kami semuanya
memohonkan kebaikan untuk yang hidup maupun yang sudah mati.
Di alam roh kita hidup, pindah ke alam rahim kita hidup, dipindah ke
alam dunia kita hidup, pindah ke alam kubur, alam barzakh kita
hidup. Pindah ke alam akhirat, surga atau neraka kita hidup. Kita
tidak pernah mati. Mereka yang berkata mati, jangan katakan
mereka mati, mereka hidup, mereka hidup disisi Allah, mereka
diberikan rezeki. Tapi kalian tidak tau bagaimana merasakan
kehidupan mereka. Kita merasa mereka mati tapi mereka melihat
kita, mereka tersenyum dengan kita, mendoakan kita. Oleh sebab itu
maka hubungan orang Islam tidak pernah putus, hubungan orang
beriman tidak pernah putus. Satu yang membuat kita tetap bersama
"orang akan tetap bersama dengan siapa yang dia cintai".

Datang sahabat berkulit hitam legam, budak miskin hamba sahaya,


susah melarat. Ketika dia memeluk nabi, "kenapa engkau peluk
aku?". Aku tidak yakin dapat bersamamu ya rasulullah, aku susah,
miskin, melarat. Bila aku peluk engkau di dunia, mungkin ini dapat
menghilangkan dukaku. Nabi tersenyum, sambil berkata "orang akan
bersama dengan siapa yang dia cintai".
Pagi ini kita berkawan, bersahabat, bertetangga cinta karena Allah.
Kitapun akan bersama dengan siapa yang kita cintai. Cintalah karena
Allah, cintalah karena rasulullah itulah cinta keabadian yang akan
tetap ditanya dipadang mashar. Hari ini kita bertanya kepada
penguasa, hari ini kita mencari pejabat orang kaya, tapi sampai
masanya Allah yang mencari mereka. Apa kata Allah "Ainal
Mutahabbun", mana yang dulu berkasih sayang karena aku? Aku
ingin menaungi merekka di tengah terik mashar, tak ada tempat
bernaung. Aku ingin naungi mereka, aku ingin lindungi mereka di
bawah bayang-bayang naungan arasku. Hari ini tak ada naungan
kecuali naungan aku.

Pertama adalah bersedekah

Kedua hablumminannas, berukhuah islamiyah

Ketiga, tak ada maksa sedekah, tak ada makna ukhuah. Tak berarti
ukhuah, tak bermakna sedekah kalau tidak ditutup dengan yang
ketiga ini tetap jalin hubungan dengan Allah. Hablumminallah.

Orang yang mati kafir, tidak membawa iman, tidak membawa Islam,
maka gugur amal mereka seperi pokok kayu yang kering ditiup angin,
hancur berkeping tak bermakna.
"Kalau kau persekutukan aku Ya Muhammad, maka gugur amalmu".
Orang tidak akan melakukan dosa jika masih beriman. Orang tidak
akan mencuri kalau ada imannya dibadan. Orang tidak akan pakai
narkoba, tidak akan minum khamar kalau ada imannya. Apa yang
dapat mengembalikan iman? ketika dia bertobat maka kembali
imannya.

Pagi ini kita bertobat di hadapan Allah "wahai orang beriman,


tobatlah kepada Allah dengan tobatan nasuha, tobat sebenar-benar
tobat mengembalikan keimanan kita. Orang yang mati dalam
keadaan menyebut Lailahailallah".
Tak ada gading yang tak retak, tak ada tebu yang tidak berbuku,
semua pernah silaf. Sedangkan datuk nenek moyang kita Adam,
Hawa pernah bersalah tapi mereka sadar akan silaf salahnya dan
mereka berdoa "Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana
watarhamana lana kunnana minal khosirin", Ya Allah, kami telah
mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak Engkau ampuni kami
dan merahmati kami, tentulah kami menjadi orang yang rugi. - (QS.
Al A'raf : 23).

Orang yang bergelimang dosa kemudian mandi tobat, shalat sunat


tobat dua rakaat, minta ampun kepada Allah, maka Allah ampunkan
segala dosa-dosanya. Iringi dengan sedekah, iringi dengan shalat
sunat, jangan tinggalkan mesjid shalat berjamaah. Siapa yang shalat
di rumah, mereka yang shalat sendiri berhentilah, berhentilah. Kalau
tidak berhenti akan kubakar rumah mereka. Begitu ancaman nabi
Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam. Kalau tobatmu benar maka
mesjid ramai. Kalau tobatmu benar tak ada fakir miskin kelaparan.
Kalau tobatmu benar, zakat infaq sedekah berlimpah ruah. Kalau
tobatmu benar pasti menutup aurat. Kalau tobatmu benar kau pasti
berzikir mengingat Allah, banyak bershalawat.

Satu shalawat akan Allah balas dengan 10 kebaikan, di ampuni,


ditutupi 10 dosa dan kesalahan, dinaikan derajat 10 tingkatan
kemuliaan.
...

Bismillahirahmanirrohim, Assalamuallaikum Warahmatullah


wabarakatuh
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Kabiro, Walhamdulillahi Katsiro.. Wasubhanallohi Bukrotaw
Wa'ashila
Laa ilaha Illallohu Wala Na'budu Illa Iyyahu .. Muhlishina Lahuddin.....

Anda mungkin juga menyukai