Anda di halaman 1dari 6

Khutbah pertama

ِ ‫ َو ْال َح ْمدُ ِ ه‬،‫) هللاُ اَ ْك َب ُر َك ِبي ًْرا‬٣×( ‫) هللاُ أَ ْك َب ُر‬٣×( ‫) هللاُ أَ ْك َب ُر‬٣×( ‫هللاُ أَ ْك َب ُر‬
‫ّلِل‬
ُ‫ّلِل اَ ْل َح ْمد‬
ِ ‫ هللاُ اَ ْكبَ ُر َو ِ ه‬،‫ الَاِلهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ اَ ْكبَ ُر‬،ً‫ص ْيال‬
ِ َ‫س ْب َحانَ هللاِ بُ ْك َرة ً َوا‬
ُ ‫ َو‬،‫َكثِي ًْرا‬

‫ أَ ْش َهدُ أَ ْن‬. َ‫صا ِل ِحيْن‬ َّ ‫ضيَافَةً ِل ِعبا َ ِد ِه ال‬ ِ ‫صيا َ َم أَيّا َ َم األَعْيا َ ِد‬ ْ ‫ّلِل الَّذ‬
ّ ِ ‫ِي َح َّر َم ال‬ ِ ‫ال َح ْمدُ ِ ه‬
َ ‫ِي َجعَ َل ال َّجنَّةَ ِل ْل ُمت َّ ِقيْنَ َوأَ ْش َهدُ أَ َّن‬
‫س ِيّدَنا َ َو َم ْوالَنَا‬ ْ ‫الَإِ ٰلهَ إِالَّهللاُ الَش َِري َْك لَهُ الَّذ‬
‫س ِلّ ْم َوبا َ ِر ْك‬ َ ‫ الله ُه َّم‬.‫اط ال ُم ْستَ ِقي ِْم‬
َ ‫ص ِّل َو‬ ِ ‫ص َر‬ َ ‫س ْولُهُ الدَّا ِع ْي ِإ‬
ّ ِ ‫لى ال‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬
َ ‫ُم َح َّمدًا‬
‫ أَ َّما‬. َ‫لى يَ ْو ِم ال ِدّيْن‬
َ ‫ان ِإ‬ َ ‫صحا َ ِب ِه َو َم ْن تَ ِب َع ُه ْم ِبإِ ْح‬
ٍ ‫س‬ ْ َ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬َ ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّمـ ٍد َو‬
َ ‫لى‬ َ ‫ع‬ َ
ِ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي ِبتَ ْق َوى‬
. َ‫هللا فَقَ ْد فَازَ ال ُمتَّقُ ْون‬ ِ ‫ت أ ُ ْو‬
ِ َ ‫فَ َيآأَيُّ َهاال ُمؤْ ِمنُ ْونَ َوال ُمؤْ ِمنا‬. ُ‫َب ْعد‬
‫ضى‬ ٰ َ‫ َوق‬:‫ قَا َل هللاُ تَ َعالَى‬. َ‫َواتَّقُ ْوا هللاَ َح َّق تُقاَتِ ِه َوالَتَ ُم ْوت ُ َّن ِإ َّال َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬
‫ِال اِيَّاهُ َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن ا ِْحسٰ نً ۗا اِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْندَ َك ْال ِكبَ َر اَ َحدُ ُه َما ْٓ اَ ْو‬
ْٓ َّ ‫َرب َُّك اَ َّال تَ ْعبُد ُْْٓوا ا‬
‫ض لَ ُه َما َجنَا َح‬ ْ ‫اخ ِف‬ ْ ‫ف َّو َال تَ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَّ ُه َما قَ ْو ًال َك ِر ْي ًما َو‬ ٍ ّ ُ ‫ِك ٰل ُه َما فَ َال تَقُ ْل لَّ ُه َما ْٓ ا‬
‫ص ِغي ًْر ۗا‬
َ ‫ار َح ْم ُه َما َك َما َرب َّٰينِ ْي‬ ْ ِ ّ‫الر ْح َم ِة َوقُ ْل َّرب‬ َّ َ‫الذُّ ِّل ِمن‬
Maasyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah

Tiada kalimat lain yang paling layak kita ungkapkan pada kesempatan yang mulia
ini, selain kalimat Alhamdulillahirabbil alamin, puja dan puji syukur kepada Allah swt
Tuhan semesta alam yang telah menganugerahkan nikmat yang tidak bisa kita hitung
satu persatu. Di antara nikmat agung itu adalah masih diberinya kita kemampuan untuk
menghirup udara dunia, sekaligus anugerah umur panjang sehingga kita masih bisa
beribadah kepada-Nya serta masih berkesempatan untuk berkumpul bersama orang-
orang yang kita cintai di sekeliling kita. Semua ini adalah nikmat yang agung. Terlebih
pada momentum Hari Raya Idul Fitri yang menjadi perayaan kemenangan dan
kebahagiaan. Sebuah hari raya di mana takbir, tahmid, dan tahlil berkumandang di
berbagai penjuru dunia, menandai kembalinya fitrah umat Islam seperti bayi yang terlahir
kembali ke dunia ini.

Sholawat dan salam, marilah kita sampaikan kepada baginda alam Nabi
Muhammad Saw, Kepada keluarganya, sahabatnya, sehingga sampai kepada kita
sebagai umatnya, yang mudah-mudahan kita mendapatkan Syafaat atau pertolongannya
nanti di yawmil qiyaamah . aamin Yrb

Tak lupa khotib mengajak dan berwasiat untuk diri khotib peribadi, dan umunya
untuk jama’ah sekalian, untuk bersama-sama kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan
kita kepada Allah SWT, dzat yang maha penyayang yang tak pandang sayang, dzat yang
maha pengasih yang tak pernah pilih kasih, dengan cara menjalankan segala perintah-
perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga khatib mengajak, marilah di
pagi yang fitrah ini kita buka seluas-luasnya pintu maaf yang telah lama tertutup, kita
buka hati suci kita, pikiran jernih kita, kita singkirkan kotoran jiwa kita, yaitu rasa dendam,
benci dan permusuhan di antara sesama saudara dan umat beragama. Mudah-mudahan
kita yang hadir pada kesempatan ini, senantiasa tercatat dan digolongkan sebagai orang-
orang yang mendapat ampunan Allah SWT, sebagaimana dalam hadits qudsi-Nya yang
berbunyi:

‫ضانَ َوخ ََر ُجوا إلَى ِعي ِد ُك ْم َيقُ ْو ُل هللاَ تَعاَلى يا َ َم َال ِئ َكتي ُك ُّل‬ َ ‫ِإذَا صا َ ُم ْوا‬
َ ‫ش ْه َر َر َم‬
‫عوا إلَى‬ ْ ‫غفَ ْرتُ لَ ُه ْم فَيُناَدي ُمنَا ٍد يا َ أ ُ ّمةَ ُم َح ّمد‬
ْ ‫ار ِج‬ َ ‫ب أَ ْج َرهُ ِإ ِنّي قَ ْد‬ ْ َ‫عام ٍل ي‬
ُ ُ‫طل‬ َ
َ ‫صمتُم لي واف‬
‫ط ْرتم‬ ُ ‫قول هللاُ تَعالى يا َ ِعبادي‬ ٍ ‫سنَا‬
ُ َ‫ت في‬ َ ُ‫َاز ِلك ْم قد بَدَ ْلت‬
َ ‫س ِيّئاَتِ ُكم َح‬ ِ ‫َمن‬
‫فورا ً لَكم‬ ْ ُ‫لي فَق‬
ْ ‫وموا َم ْغ‬
Artinya: “Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk
merayakan hari raya, maka Allah pun berkata, ‘Wahai malaikatku, setiap yang
mengerjakan amal kebajikan dan meminta balasannya sesungguhnya Aku telah
mengampuni mereka’. Seseorang kemudian berseru, ‘Wahai umat Muhammad,
pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian diganti dengan kebaikan’.
Kemudian Allah pun berkata, ‘Wahai hamba-Ku, kalian berpuasa untukku dan berbuka
untukku. Maka bangunlah sebagai orang yang telah mendapat ampunan'.

Maasyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Dalam catatan sejarah, awal mula dilaksanakannya hari raya Idul Fitri adalah pada
tahun ke-2 Hijriah. Saat itu kaum Muslimin mendapatkan kemenangan besar dalam
perang Badar. Perayaan kemenangan yang diraih umat Islam pada waktu itu, secara
tidak langsung merayakan dua kemenangan yakni kemenangan atas telah paripurnanya
menjalankan kewajiban puasa di bulan Ramadhan dan kemenangan dalam perang
badar.

Dalam tradisi bangsa Indonesia, Hari Raya Idul Fitri terkenal dengan nama
Lebaran. Para ahli bahasa menyebut bahwa kata Lebaran salah satunya berasal dari
bahasa Jawa yakni ‘lebar’ yang memiliki arti 'selesai'. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia sendiri, kata Lebaran dimaknai sebagai hari raya umat Islam yang jatuh pada
1 syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan.

Makna ini selaras dengan kenyataan, bahwa pada hari Lebaran, kita sudah selesai
menjalankan kewajiban berpuasa dan mewujudkannya dalam bentuk perayaan
kebahagiaan sebagai wujud syukur kepada Allah swt.
Pada hari ini kita berbahagia bersama dan saling menyampaikan doa dengan berbagai
bentuk redaksi seperti: ‘taqabbalallahu minnaa wa minkum’ yang artinya “semoga Allah
menerima (amal ibadah Ramadlan) kita”. Dan juga doa “wa ja’alanallaahu wa iyyaakum
minal ‘aaidin wal faaiziin’ yang artinya ‘Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-
orang yang kembali dan orang-orang yang beruntung atau menang.’

Sebuah doa yang berisi harapan mendalam agar setelah melaksanakan rangkaian
ibadah di bulan Ramadhan ini kita akan benar-benar kembali suci dan beruntung
mencapai kemenangan dengan predikat sebagai orang-orang yang bertakwa.

Hal ini telah Allah sebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183:

‫علَى الَّ ِذيْنَ ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬ َ ِ‫ص َيا ُم َك َما ُكت‬


َ ‫ب‬ ّ ِ ‫علَ ْي ُك ُم ال‬ َ ِ‫ٰيْٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ُكت‬
َ ‫ب‬
َ‫تَتَّقُ ْون‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

ُ‫ّلِل ْال َح ْمد‬


ِ ‫ هللاُ أَ ْك َب ُر َو ِ ه‬،‫ َوهللاُ أَ ْك َب ُر‬،ُ‫هللاُ أَ ْك َب ُر هللاُ أَ ْك َب ُر هللاُ أَ ْك َب ُر الَ ِإلهَ ِإالَّ هللا‬
Maasyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah

Kebahagiaan yang kita rasakan ini tentu sangat kurang lengkap jika dirayakan sendiri.
Kebahagiaan akan terasa lebih nikmat jika bisa dirayakan dengan berkumpul bersama
orang-orang yang kita cintai.

Hal inilah yang memunculkan sebuah tradisi ritual di negara kita yakni Mudik. Sebuah
tradisi berisikan kerinduan di tanah rantau untuk pulang melihat kembali tanah kelahiran.
Sebuah tradisi luhur untuk kembali lagi berkumpul dengan keluarga, mengingat kembali
masa kecil sekaligus bersimpuh sungkem dalam pelukan kedua orang tua.

Mudik juga tidak hanya memiliki dimensi makna sekedar pulang kampung saja. Di
dalamnya terkandung dimensi spiritual yang nilainya tidak bisa diukur dengan materi
dunia. Jarak yang dakatmaupun yang jauh seperti melintasi laut dan sungai, medan terjal
dan jalan berliku, ditambah waktu, tenaga, serta biaya yang harus dikeluarkan untuk
mudik, tidak bisa menghalangi rasa rindu kepada tanah kelahiran.

Teknologi canggih seperti telepon, media sosial, maupun video call juga tidak akan
bisa menggantikan kualitas pertemuan langsung dengan sanak kerabat kita di kampung
halaman. Kemewahan perkotaan tak kan bisa menggantikan manisnya kenangan
kesederhanaan bersama teman masa kecil yang selalu terbayang jelang lebaran.
Berbagai fasilitas di tanah rantau tidak bisa menghalangi pulang kampung menuju ibu
pertiwi walau berada di tengah hutan dan pucuk gunung yang tinggi sekalipun.
Kerinduan kepada tanah kelahiran seperti ini juga pernah dirasakan oleh Nabi
Muhammad saw seperti yang tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Tirmidzi.

َّ َ‫ط َي َب ِك ِم ْن َبلَ ٍد َوأَ َحب َِّك ِإل‬


،‫ي‬ ْ َ‫ ” َما أ‬: َ‫َّللا صلى هللا عليه وسلم ِل َم َّكة‬ ُ ‫قَا َل َر‬
ِ َّ ‫سو ُل‬
‫غي َْر ِك‬َ ُ‫س َك ْنت‬ َ ‫ َما‬، ‫َولَ ْوال أَ َّن قَ ْو ِمي أَ ْخ َر ُجونِي ِم ْن ِك‬
Artinya: “Berkata Rasulullah saw, “Alangkah indahnya dirimu (Makkah). Engkaulah yang
paling ku cintai. Seandainya saja dulu penduduk Mekah tidak mengusirku, pasti aku
masih tinggal di sini” (HR al-Tirmidzi).

ُ‫ّلِل ْال َح ْمد‬


ِ ‫ هللاُ أَ ْك َب ُر َو ِ ه‬،‫ َوهللاُ أَ ْك َب ُر‬،ُ‫هللاُ أَ ْك َب ُر هللاُ أَ ْك َب ُر هللاُ أَ ْك َب ُر الَ ِإلهَ ِإالَّ هللا‬
Maasyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Jika kita renungkan lebih mendalam, hakikat mudik adalah kembali ke pangkuan orang
tua. Sosok paling berjasa yang telah melahirkan kita ke dunia ini, sosok yang telah
menjadi pahlawan kesuksesan kehidupan kita. Janganlah sombong dengan keberhasilan
dan apapun yang telah kita raih dalam kehidupan ini. Semua itu tidak akan bisa lepas
dari jasa dan doa kedua orang kita. Bagaimana pun kondisi orang tua kita, mereka adalah
sosok yang harus kita cintai, hormati, dan patuhi. Mereka adalah jimat kita yang sakral di
dunia ini. Karena keridhaan dan keikhlasan orang tua akan menjadi sumber kesuksesan
kehidupan kita di dunia. Sebaliknya kemarahan mereka adalah merupakan sebuah
kemurkaan dan bencana dalam kehidupan kita. Rasulullah bersabda:

‫س ْخ ِط ْال َوا ِلدَي ِْن‬


ُ ‫ط هللاِ فِى‬ ُ ‫ضى ْال َوا ِلدَي ِْن َو‬
ُ ‫س ْخ‬ َ ‫فى ِر‬
ِ ِ‫ضى هللا‬
َ ‫ِر‬
Artinya: "Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan kemarahan Allah
tergantung kemarahan orang tua" Allah swt pun telah mengingatkan kita untuk
senantiasa berbuat baik kepada orang tua. Jangan membentaknya, jangan pernah
sekali-kali berkata kasar kepada mereka.

Hal ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 23:

‫ِال اِيَّاهُ َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن ا ِْحسٰ نً ۗا اِ َّما يَ ْبلُغَ َّن ِع ْندَ َك ْال ِكبَ َر‬ ْٓ َّ ‫ضى َرب َُّك اَ َّال تَ ْعبُد ُْْٓوا ا‬ ٰ َ‫َوق‬
‫ف َّو َال تَ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَّ ُه َما قَ ْو ًال َك ِر ْي ًما‬ ٍ ّ ُ ‫اَ َحدُ ُه َما ْٓ اَ ْو ِك ٰل ُه َما فَ َال تَقُ ْل لَّ ُه َما ْٓ ا‬

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau
membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik”.
Sehingga hadirin rahimakumullah....

Pada kesempatan kali ini bisa menjadi momentum tepat untuk bersimpuh kepada kedua
orang tua kita atas segala khilaf dan kesalahan yang selama ini telah diperbuat kepada
mereka. Mari kita tancapkan dalam hati kita untuk jangan lagi menyakiti hati apalagi fisik
mereka. Kita perlu sadar bahwa jasa dan perjuangan mereka tidak akan bisa kita balas
dan bayar lunas.

Demi Allah... demi Rasulullah... sebanyak apapun yang pernah kita berikan, apa pun
yang pernah kita serahkan kepada orang tua kita, tidak akan pernah setimpal dengan
perjuangan dan pengorbanan mereka membesarkan kita.

“Ya Allah, ya roob. Anugerahkanlah kasih sayang-Mu pada kedua orang tua kami.
Keruniakanlah keberkahan, kesehatan, dan umur panjang kepadanya. Kuatkanlah iman
dan Islam mereka serta kekuatan untuk terus membimbing kami. Maafkanlah atas segala
kesalahan yang telah kami perbuat kepada mereka. Jadikanlah mereka nantinya ahli
surga bersama orang-orang yang Engkau cintai.”

ُ‫ّلِل ْال َح ْمد‬


ِ ‫ هللاُ أَ ْكبَ ُر َو ِ ه‬،‫ َوهللاُ أَ ْكبَ ُر‬،ُ‫هللاُ أَ ْكبَ ُر هللاُ أَ ْكبَ ُر هللاُ أَ ْكبَ ُر الَ إِلهَ إِالَّ هللا‬
Maasyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Selain kepada orang tua, mari juga saling memaafkan dosa dan kesalahan dengan
orang-orang yang ada dalam kehidupan kita. Tidak ada manusia yang sempurna. Semua
pasti memiliki dosa dan kesalahan kepada sesama.

Sehingga lebaran menjadi salah satu momentum tepat untuk saling memaafkan. Semoga
lah semua dosa kita kepada Allah, orang tua dan kepada sesama akan diampuni
sehingga kita akan menjadi insan yang kembali suci mendapatkan kemenangan. Amin

‫ َواَ ْد َخلَنَا َواِيَّا ُك ْم فِى ُز ْم َر ِة‬، َ‫َج َعلَنَا هللاُ َواِيَّا ُك ْم ِمنَ اْل َعائِ ِديْنَ َواْلفَائِ ِزيْنَ َواْل َم ْقبُ ْو ِليْن‬
َ ‫ َو ِل َوا ِلدَ ْينَا َو ِل‬،‫ اَقُ ْو ُل قَ ْو ِلى َهذَا َوا ْستَ ْغ ِف ُر هللا ِلى َولَ ُك ْم‬، َ‫صا ِل ِحيْن‬
‫سائِ ِر‬ َّ ‫ِعبَا ِد ِه ال‬
َّ ‫ فَا ْستَ ْغ ِفرهُ اِنَّهُ ُه َواْلغَفُ ْو ُر‬،ِ‫اْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َمات‬.
‫الر ِح ْي ُم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫هللاُ أَ ْكبَ ُر (×‪ )٣‬هللاُ أَ ْكبَ ُر (×‪ )٣‬هللاُ أَ ْكبَ ُر َو ِ ه ِ‬


‫ّلِل اْل َح ْمدُ هللاُ أ ْكبَ ُر َك ِبي ًْرا‬
‫صدَقَ َو ْعدَهُ‬ ‫ص ْيالً الَ إِ ٰلهَ إِالّهللاُ َو ْحدَهُ َ‬ ‫س ْب َحانَ هللاِ بُ ْك َرة ً َوأَ ِ‬
‫ّلِل َكثِي ًْرا َو ُ‬
‫َوال َح ْمدُ ِ ه ِ‬
‫اب َو ْحدَهُ الَ ِإ َلهَ ِإالّهللاُ َوالَ نَ ْعبُدُ ِإالَّ ِإيَّاهُ‬ ‫ع َّز ُج ْندَهُ َوهَزَ َم األ َ ْحزَ َ‬ ‫ع ْبدَهُ َوأَ َ‬‫ص َر َ‬ ‫َونَ َ‬
‫ص ِلّ ْي َوأ ُ َ‬
‫س ِلّ ُم َ‬
‫علَى‬ ‫ّلِل َو َكفَى َوأ ُ َ‬‫صيْنَ لَهُ ال ِدّيْنَ َولَ ْو َك ِرهَ الكاَفِ ُر ْونَ ‪ .‬اَ ْل َح ْمدُ ِ ه ِ‬ ‫ُم ْخ ِل ِ‬
‫ص َحابِ ِه أَ ْه ِل ْال َوفَا‪ ،‬أَ َّما بَ ْعدُ‪ ،‬اتَّقُ ْوا هللاَ َح َّق‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأَ ْ‬ ‫طفَى َو َ‬ ‫سيِّ ِدنَا ُم َح َّمـ ٍد ْال ُم ْ‬
‫ص َ‬ ‫َ‬
‫لى‬
‫ع َ‬‫صلُّ ْونَ َ‬
‫تُقاَتِ ِه َوالَتَ ُم ْوت ُ َّن ِإالَّ َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْونَ ‪َ .‬وقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫س ِلّ ُم ْوا تَ ْس ِل ْي ًما‪.‬‬ ‫صلُّ ْوا َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫ي يآ اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َ‬
‫النَّ ِب ّ‬

‫علَى اَ ْن ِب َيا ِئ َك َو َر ُ‬
‫س ِل َك‬ ‫علَى آ ِل َ‬
‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬و َ‬ ‫علَى َ‬
‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬و َ‬ ‫ص ِّل َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫الرا ِش ِديْنَ ‪ :‬اَ ِبى بَ ْك ٍر َو ُ‬
‫ع َم َر‬ ‫اء َّ‬ ‫ع ِن ْال ُخلَفَ ِ‬
‫ض اللّ ُه َّم َ‬
‫ار َ‬ ‫َو َمالَئِ َك ِة ْال ُمقَ َّر ِبيْنَ ‪َ ،‬و ْ‬
‫ان‬
‫س ٍ‬‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِعيْنَ وتَابِ ِعى التَّابِ ِعيْنَ ‪ ،‬لَ ُه ْم بِا ِْح َ‬ ‫ع ْن بَ ِقيَّ ِة ال َّ‬‫ع ِلى‪َ ،‬و َ‬ ‫عثْ َمانَ َو َ‬ ‫َو ُ‬
‫اح ِميْنَ اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر‬
‫الر ِ‬‫عنَّا َم َع ُه ْم ِب َر ْح َمتِ َك َيا اَ ْر َح َم َّ‬
‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫اِلَى َي ْو ِم ال ِدّي ِْن‪َ ،‬و ْ‬
‫ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَاتِ‪َ ،‬و ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َماتِ‪ ،‬اَالَ ْحيَ ِ‬
‫اء ِم ْن ُه ْم َواالَ ْم َواتِ‪ .‬اللَّ ُه َّم‬
‫س ْو َء ْال ِفتَنَ َو ْال ِم َحنَ َما َ‬
‫ظ َه َر ِم ْن َها‬ ‫الزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ َو ُ‬ ‫عنَّا ْال َبالَ َء َو ْال َو َبا َء َو َّ‬
‫ا ْدفَ ْع َ‬
‫ان ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َ‬
‫عا َّمةً‪،‬‬ ‫سائِ ِر ْالبُ ْلدَ ِ‬
‫صةً‪َ ،‬و َ‬
‫ع ْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِي ِسيَّا َهذَا خَا َّ‬
‫طنَ ‪َ ،‬‬ ‫َو َما بَ َ‬
‫ار ‪.‬‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬
‫عذَ َ‬
‫اب النَّ ِ‬ ‫سنَةً َوفِى االَ ِخ َرةِ َح َ‬ ‫اربَّ ْالعَالَ ِميْنَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِى الدُّ ْنيَا َح َ‬‫يَ َ‬
‫َّللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم‪َ ،‬و َج َعلَنَا هللاُ َواِيَّا ُك ْم ِمنَ ْال َعا ِئ ِديْنَ ْالفَا ِئ ِزيْنَ ‪ُ ،‬ك ُّل َ‬
‫ع ٍام َواَنت ُ ْم‬ ‫تَقَبَّ َل َّ‬
‫ِب َخي ٍْر‪َ .‬و ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ال َعالَ ِم ِينَ‬

‫اء ذِى ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬


‫ع ِن‬ ‫ان‪َ ،‬واِ ْيتَ ِ‬
‫س ِ‬ ‫اال ْح َ‬ ‫ِعبَادَ هللاِ‪ ،‬ا َِّن هللاَ يَأ ْ ُم ُرنَا ِب ْال َع ْد ِل َو ِ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪َ ،‬وا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَ ِظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪،‬‬
‫َاء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ْالفَ ْحش ِ‬
‫صنَعُ ْونَ‬ ‫علَى ِن َع ِم ِه َي ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬ولَ ِذ ْك ُر ِ‬
‫هللا اَ ْك َب ْر‪َ .‬وهللاُ َي ْعلَ ُم ما َ تَ ْ‬ ‫َوا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

Anda mungkin juga menyukai