Anda di halaman 1dari 7

Materi khutbah idul-fitri yang mengandi Tiga Pesan Ramadhan kami sampaikan berikut ini:

Khutbah Pertama:

‫السّالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫هَّلل ُ أَ ْكبَ ُر‬،ُ‫هَّلل ُ أَ ْكبَر‬،ُ‫هَّلل ُ أَ ْكبَر‬،ُ‫هَّلل ُ أَ ْكبَر‬،ُ‫هَّلل ُ أَ ْكبَر‬،ُ‫هَّلل ُ أَ ْكبَر‬،ُ‫هَّلل ُ أَ ْكبَر‬،ُ‫هَّلل ُ أَ ْكبَر‬ ،ُ‫هَّللا ُ أَ ْكبَر‬
‫ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَتُ ْوبُ إِلَ ْي ِه َونَع ُْو ُذ بِاهللِ ِم ْن‬Fُ‫اَ ْل َح ْم ُد هّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُه‬
َ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَال‬ ِ ‫ت أَ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد هللاُ فَالَ ُم‬ ِ ‫ُشر ُْو ِر أَ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيِّئَا‬
ُ‫ك لَهُ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُده‬ َ ‫ اَ ْشهَ ُد اَ ْن الَ اِلهَ اِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬.ُ‫ي لَه‬ َ ‫هَا ِد‬
‫ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َءالِ ِه َواَصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ اِلَى‬F‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى نَبِيِّنَا‬ َّ ‫َو َرس ُْولُهُ َوال‬
‫هللا َوطَا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم‬
ِ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َو‬ ِ ‫ اُ ْو‬: ِ‫ فَيَا ِعبَا َد هللا‬:‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬.‫يَ ْو ِم ال ِّد ْي ِن‬
‫ق تُقَاتِ ِه‬ َّ ‫ يَااَيُّهَا الَّ ِذي َْن اَ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬:‫ال هللاُ تَ َعالَى فِى ْالقُرْ آ ِن ْال َك ِري ِْم‬ َ َ‫ ق‬.‫تُ ْفلِح ُْو َن‬
‫َوالَ تَ ُم ْوتُ َّن اِالَّ َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
‫هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر َوهَّلِل ْال َح ْم ُد‬
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan
beribadah kepada kita, khususnya pada bulan Ramadhan 1440 H. yang baru saja kita lalui,
bahkan ibadah shalat Id kita pada pagi ini, Karenanya kita berharap semoga semua itu dapat
menguatkan kita beribadah kepada Allah SWT dalam menjalani sisa kehidupan kita di dunia,
juga dapat meningkatkan Ketaqwaan yang membuat kita bisa keluar dari berbagai persoalan
hidup dan mengangkat derajat kita menjadi amat mulia di hadapan Allah SWT.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah keharibaan Nabi kita Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari akhir nanti.

‫هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر َوهَّلِل ْال َح ْم ُد‬


Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Mungkin pagi ini kita memiliki perasaan yang sama, yakni gembira. Gembira bukan karena
serba ada dan serba baru. Tapi kita gembira karena kita semua umat islam yang beriman pada
pagi hari ini berada dalam kesucian jiwa, kebersihan hati setelah melaksanakan ibadah
Ramadhan sebulan penuh.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Allah yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi
mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunnahkan shalat malam harinya. Barangsiapa
puasa Ramadhan dan shalat malam dengan mengharap ridha Allah, maka dia keluar dari
dosanya seperti bayi yang dilahirkan ibunya” (HR. Ahmad).

Akan tetapi dibalik kegembiraan ini kita pun merasa bersedih dan menyesal, karena di dalam
bulan Ramadhan yang baru kita lalui ini, kita belum maksimal menjalani ibadah di dalamnya
dengan penuh kesungguhan, padahal semua kita tak ada yang tahu apakah kita masih
mendapati bulan Ramadhan tahun depan? Apakah kita masih sehat/ apakah kita masih punya
kesempatan? Wallahu a’lam.

Tidak sedikit Allah memberikan contoh kepada kita, dimana Ayah kita atau ibu kita, anak
kita, saudara kita, para tokoh-tokoh kita yang kita sayangi yang kita cintai, pada Ramadhan
tahun yang lalu, pada hari raya tahun yang lalu mereka masih kumpul bersama kita dan kini
mereka telah tiada sudah lebih dahulu dipanggil oleh Allah SWT, karenanya mari kita doakan
mereka semoga diampuni dosa-dosa mereka, diluaskan kubur mereka dan dimasukkan
mereka ke dalam surga yang penuh kenikmatan oleh Allah SWT.

‫هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر َوهَّلِل ْال َح ْم ُد‬


Hadirin Sidang Shalat Idul Fitri Yang Dimuliakan Allah.

Kita semua tentu menyadari betapa banyak pribadi, keluarga, masyarakat, jamaah hingga
bangsa dan negara yang tidak baik, amat jauh perjalanan hidupnya dari ketentuan yang
digariskan oleh Allah SWT, bahkan bisa jadi kitapun termasuk orang yang demikian, semua
itu berpangkal pada hati. Oleh karenanya mari kita senan tiasa memupuk hati kita dengan
siraman-siraman qur’ani, karena hati memiliki kedudukan yang sangat penting.

Baca Juga :  Khutbah Idul Fitri: Raih Kesucian Diri di Hari Yang Fitri

Sebab baik dan buruknya seseorang sangat tergantung pada bagaimana keadaan hatinya,
Rasulullah SAW bersabda:

‫ت فَ َس َد ْال َج َس ُد‬
ْ ‫صلَ َح ْال َج َس ُد ُكلُّهُ َوإِ َذا فَ َس َد‬ َ ‫أَالَ إِ َّن فِى ْال َج َس ِد ُمضْ َغةً إِ َذا‬
ْ ‫صلَ َح‬
َ ‫ت‬
ُ‫ُكلُّهُ أَالَ َو ِه َي ْالقَ ْلب‬
Ingatlah, di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Apabila ia baik, baiklah anggota
tubuh dan apabila ia buruk, buruk pulalah tubuh manusia. Ingatlah, segumpal daging itu
adalah hati (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu pada hari ini mari kita bersih kan hati kita dari semua sifat-sfat yang negatif,
dengan ketulusan dan kemulusan hati, maka kita akan mudah memberikan ma’af kepada
sesama kita tanpa dipinta.

Setelah satu bulan penuh kita menunaikan ibadah puasa dan atas karunia-Nya pada hari ini
kita dapat berhari raya bersama, maka sudah sepantasnya pada hari yang bahagia ini kita
bergembira, merayakan sebuah momentum kemenangan dan kebahagiaan berkat limpahan
rahmat dan maghfiroh-Nya sebagaimana yang tersurat dalam sebuah hadis Qudsi:

ُّ‫ يَا َماَل ئِ َكتِ ْي ُكل‬: ‫ان َو َخ َرج ُْوا إِلَى ِع ْي ِد ُك ْم يَقُ ْو ُل هللاُ تَ َعالَى‬
َ ‫ض‬ َ ‫صا ُم ْوا َشه َْر َر َم‬ َ ‫إِ َذا‬
‫ يَا أُ َّمةَ ُم َح َّم ٍد إِرْ ِجع ُْوا إِلَى‬: ‫ت لَهُ ْم فَيُنَا ِدى ُمنَا ٍد‬ ْ َ‫َعا ِم ٍل ي‬
ُ ْ‫طلُبُ أَجْ َرهُ إِنِّ ْي قَ ْد َغفَر‬
ُ ْ‫ يَا ِعبَا ِدي‬: ‫ت فَيَقُ ْو ُل هللاُ تَ َعالَى‬
‫ص ْمتُ ْم لِ ْي‬ ٍ ‫ت َسيِّئَاتِ ُك ْم َح َسنَا‬ ُ ‫ازلِ ُك ْم قَ ْد بَ َد ْل‬
ِ َ‫َمن‬
‫ َوأَ ْفطَرْ تُ ْم لِ ْي فَقُ ْو ُم ْوا َم ْغفُ ْورًا لَ ُك ْم‬.
Artinya: “ Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk merayakan
hari raya kamu sekalian maka Allah pun berkata: ‘Wahai Malaikatku, setiap orang yang
mengerjakan amal kebajikan tentu ia meminta balasannya sesungguhnya Aku telah
mengampuni mereka’ .

Kemudian berseru yang mengundang : ‘Wahai ummat Muhammad, pulanglah ke tempat


tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan’. Kemudian Allah
pun berkata: ‘Wahai hambaku, kalian telah berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka
bangunlah sebagai orang yang telah mendapatkan ampunan.”

‫هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر َوهَّلِل ْال َح ْم ُد‬


Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia

Seiring dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan. Banyak pelajaran hukum dan hikmah,
faidah dan fadhilah yang dapat kita petik untuk menjadi bekal dalam mengarungi kehidupan
yang akan datang. Jika bisa diibaratkan, Ramadhan adalah sebuah madrasah. Sebab 12 jam x
…. hari untuk tahun ini 1440 H. mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, semula
sesuatu yang halal menjadi haram. Makan dan minum yang semula halal bagi manusia di
sepanjang hari, maka di bulan Ramadhan menjadi haram.

Tapi setelah semua cobaan yg kita lewati pernahkah kita memperhatikan aspek sosial
Ramadhan, semua orang pernah merasa kenyang tapi tidak semuanya pernah merasakan
lapar. Tidakkah kita sadar, bahwa kita sesungguhnya tidak lain adalah makhluk yang sangat-
sangat lemah, maka kepada siapa lagi kita berharap selain kepada Allah swt yang telah
menciptakan kita dan dengan kasih sayang Allahlah kita diberi kesempatan menikmati hidup
di dunia milik Allah ini. Maka apa sesungguhnya yang menahan kita tidak mau melangkah ke
masjid ?

Apakah yang menahan kepala kita sehingga tidak mau menunduk ke tanah bersujud di
hadapan Allah ? Apakah yang menahan lidah kita sehingga kaku dan sulit mengucapkan
dzikir dan takbir ? Apakah yang menahan hati kita sehingga sulit merindukan Allah ? Apakah
yang menahan pikirankita sehingga tidak mendambakan surga?

Apakah yang mendorong jiwa kita sehingga cenderung ke neraka ? Apakah yang menahan
diri kita sehingga mengabaikan hak-hak Allah dan cenderung memperturutkan hawa nafsu,
padahal hawa nafsu itu mendorong kepada kejeleka, Apakah kesombongan kita sudah
demikian memuncak, sehingga sedemikan lantang kita durhaka kepada Allah. Na’udzu billah
min dzalik…

Ma’syiral muslimin rahimakumullah…

Berbahagialah kita karena hingga saat ini kita dimudahkan oleh Allah untuk bersujud, rukuk,
dihadapan Allah. Janganlah karena perilaku kita yang menetang Allah menjadikan Allah
semakin murka kepada kita. Janganlah karena kesombongan dan kebodohan kita menjadi
sebab terhalangnya kita dari jalan surga dan menghalangi kita mendekati Allah swt. Maka
bersyukur kepada Allah atas segala karunia ini. Karunia iman dan islam. Apalah artinya
kesenangan sesaat di dunia tapi membawa penyesalan berkepanjangan di akherat kelak.

Baca Juga :  Khutbah Idul Fitri: Ciri Sukses Ramadhan di Momen Lebaran

Apakah selepas ramadhan semakin dekat dengan Islam ataukah justru semakin jauh ?? hanya
diri kita sendiri yang nanti akan membuktikan.Oleh karena itu, ada Tiga Pesan Ramadhan
yang sudah semestinya kita pegang teguh bersama sesudah Ramadhan yang mulia ini.

Adapau Tiga Pesan Ramadhan itu adalah sebagai berikut:

Pesan pertama: Ramadhan adalah Pesan moral atau Tahdzibun Nafsi, Artinya : kita harus
selalu mawas diri pada musuh terbesar umat manusia, yakni hawa nafsu sebagai musuh yang
tidak pernah berdamai. Rasulullah SAW bersabda : Jihad yang paling besar adalah jihad
melawan diri sendiri.

Di dalam kitab Madzahib fît Tarbiyah diterangkan bahwa di dalam diri setiap manusia
terdapat nafsu/naluri sejak ia dilahirkan. Yakni naluri marah, naluri pengetahuan dan naluri
syahwat. Dari ketiga naluri ini, yang paling sulit untuk dikendalikan dan dibersihkan adalah
naluri Syahwat. Hujjatul Islam, Abû Hâmid al-Ghazâlî berkata: bahwa pada diri manusia
terdapat empat sifat, tiga sifat berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi
mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan :

Pertama, sifat kebinatangan ( ‫ﺑَ ِﻬ ْﻴ َﻤﺔ‬ ) tanda-tandanya menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuan tanpa rasa malu.
Kedua, sifat buas ( ‫ﺳﺒ ُِﻌﻴ َّﺔ‬
َ ) tanda-tandanya banyaknya kezhaliman dan sedikit keadilan.
Yang kuat selalu menang sedangkan yang lemah selalu kalah meskipun benar.
ْ َّ‫ ; ) َشيِّطَانِي‬tanda-tandanya mempertahankan hawa nafsu yang menjatuhkan
Ketiga sifat ( ‫ة‬
martabat manusia.

Apabila tiga sifat tersebut lebih mendominsi di masyarakat atau pada bangsa maka mesti
terjadi suatu perubahan tatanan sosial dimana keadaan masyarakat tentu sangat
mengkahwatirkan

Dimana keadilan akan tergusur oleh kezhaliman, hukum bisa dibeli dengan rupiah, undang-
undang bisa dipesan dengan Dollar, sulit membedakan mana yang hibah mana yang suap,
penguasa lupa akan tanggungjawabnya, rakyat tidak sadar akan kewajibannya, seluruh tempat
akan dipenuhi oleh keburukan, dan kebaikan menjadi sesuatu yang terasing, ketaatan
akhirnya dikalahkan oleh kemaksiatan dan seterusnya. Sedangkan yang menjadi satu-satunya
sifat membahagiakan ialah sifat rububiyah ( ‫ﺔ‬ ْ َّ‫ ) ُﺭﺑ ُْﻮﺑِﻴ‬yang ditandai dengan keimanan,
ketakwaan dan kesabaran yang telah kita bina bersama-sama sepanjang bulan Ramadhan.
Orang yang dapat memaksimalkan dengan baik sifat rububiyah di dalam jiwanya niscaya
jalan hidupnya disinari oleh cahaya Al-Qur’an, berprilaku muliya berbudi pekerti yang luhur.
Selanjutnya, ia akan menjadi insan muttaqin, insan pasca Ramadhan, yang menjadi harapan
setiap orang. Seorang yang dalam hari raya ini memperlihatkann tiga hal sebagai
pakaiannya : menahan diri dari hawa nafsu, memberi ma`af dan berbuat baik pada sesama
manusia sebagaimana firman Allah:

َ ِ‫اس َوهّللا ُ ي ُِحبُّ ْال ُمحْ ِسن‬


‫ين‬ َ ِ‫ َو ْال َعاف‬Fَ‫ين ْال َغ ْيظ‬
ِ َّ‫ين َع ِن الن‬ ِ ‫َو ْال َك‬
َ ‫اظ ِم‬
“…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. ” (QS Ali Imran: 134)

Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia

Pesan kedua: adalah Pesan sosial Ramadhan yang terlukiskan dengan indah. Indah disini
justru terlihat pada detik-detik akhir Ramadhan dan gerbang menuju bulan Syawwal.
Dimana, ketika umat muslim mengeluarkan zakat fithrah kepada Ashnafuts Tsamaniyah
(delapan kategori kelompok masyarakat yang berhak menerima zakat), terutama kaum fakir
miskin tampak bagaimana tali silaturrahmi serta semangat untuk berbagi, demikian nyata
terjadi.

Semangat zakat fitrah ini melahirkan kesadaran untuk tolong menolong (ta`awun) antara
orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara orang-orang yang hidupnya berkecukupan
dan orang-orang yang hidup kesehariannya serba kekurangan.

Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah

Pesan ketiga: adalah pesan jihad, Jihad yang dimaksud di sini, bukan jihad dalam
pengertiannya yang sempit; yakni berperang di jalan Allah akan tetapi jihad dalam
pengertiannya yang utuh, yaitu:

ٍ ‫بَ ْذ ُل َما ِع ْن َدهُ َو َما فِ ْي ُوس ِْع ِه لِنَ ْي ِل َما ِع ْن َد َربِّ ِه ِم ْن َج ِزي ِْل ثَ َوا‬
‫ب َوالنَّ َجا ِة ِم ْن اَلِي ِْم‬
‫ِعقَابِ ِه‬
“Mengecilkan arti segala sesuatu yang dimilikinya demi mendapatkan keridhaan-Nya,
mendapatkan pahala serta keselamatan dari Siksa-Nya .”Pengertian jihad ini lebih
komprehensif, karena yang dituju adalah mengorbankan segala yang kita miliki, baik tenaga,
harta benda, atapun jiwa kita untuk mencapai keridhaan dari Allah; terutama jihad melawan
diri kita sendiri yang disebut sebagai Jihadul Akbar, jihad yang paling besar. Dengan
demikian, jihad akan terus hidup di dalam jiwa ummat Islam baik dalam kondisi peperangan
maupun dalam kondisi damai.

Baca Juga :  Khutbah Idul Fitri: Sabar Menghadapi Pandemi Covid 19

Sa’at ini masyarakat Indonesia perlu semangat berjihad, jihad yang kita butuhkan bukanlah
jihad mengangkat senjata. Akan tetapi jihad mengendalikan diri dan mendorong terciptanya
sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera serta bersendikan atas nilai-
nilai agama dan ketaatan kepada Allah. Mengingat adanya aliran Islam yang
mengkampanyekan jihad dengan senjata di negara damai Indonesia ini, maka perlu untuk
ditekankan lebih dalam bahwa jihad seharusnya dilandasi niat yang baik dan dipimpin oleh
kepala pemerintahan, bukan oleh kelompok atau aliran tertentu. Jangan sampai
mengatasnamakan kesucian agama, akan tetapi tidak bisa memberikan garansi bagi
kemaslahatan umat Islam.

Islam haruslah didesain dan bergerak pada kemaslahatan masyarakat demi mencapai
keridhaan Allah dan kemajuan ummat. Pengalaman pahit salah mengartikan jihad
menjadikan Islam dipandang sebagai agama teroris. Padahal Islam sebenarnya adalah rahmat
bagi alam semesta (rahmatan lil alamin), agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, keadilan, kedamaian.

Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan adalah upaya
mendukung terbangunnya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera
yang bersendikan pada ketaatan kepada Allah. Jihad untuk mengendalikan hawa nafsu dari
seluruh hal yang dapat merugikan diri kita sendiri, terlebih lagi merugikan orang lain.
Demikian khutbah ini kami samapikan mudah mudahan bermanfa’at.

‫ْم َونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِم َن اآْل يَ ِة َوال ِّذ ْك ِر‬Fِ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ أَ ِن ْال َع ِظي‬ َ ‫بَا َر‬
‫ أَقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي هَ َذا‬،‫ إِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬Fُ‫ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّلْ ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َواتَه‬
‫ت َو ْال ُم ْؤ ِمنِي َْن‬
ِ ‫َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما‬
‫ت فَا ْستَ ْغفِر ُْوهُ إِنَّهُ هُ َو ْال َغفُ ْو ُر ال َّر ِح ْي ُم‬
ِ ‫و ْال ُم ْؤ ِمنَا‬.َ

Khutbah kedua

‫خطبة كدوا‬
F‫ الاله‬،‫ وسبحان هللا بكرة وأصيال‬،‫× هللا اكبر كبيرا والحمد هلل كثيرا‬۷ ‫هللا اكبر‬
‫ص َّو َرهُ ِم َن‬ َ ‫ان َو‬ َ ‫ق اإْل ِ ْن َس‬َ َ‫ أَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ َخل‬. ‫ هللا اكبر وهلل الحمد‬،‫االّهللا وهللا اكبر‬
ُ‫ اَ ْشهَ ُد اَ ْن اَل اِلَهَ اِاَّل هللا‬،‫س ْال َمنُ ْو ِن قَ ْد َح َك ْم‬ ْ
ِ ‫ َوقَ َّد َر ِر ْزقَهُ َواَ َجلَهُ َو َعلَ ْي ِه بِ َكأ‬،‫ْال َع َد ِم‬
ُ‫ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬،‫ك لَهُ َشهَادةً تُ ْن ِج ْي قَائِلَهَا ِم َن ااْل َلَ ْم‬ َ ‫َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬
‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ِ َ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َوب‬ َ ‫ اللَّهُ َّم‬،‫ف هللاُ بِ ِه ْال ُمرْ َسلِي َْن َوبِ ِه َختَ ْم‬ َ ‫َش َر‬
}‫صاَل ةً َو َساَل ًما َدائِ َمي ِْن ُمتَاَل ِز َمي ِْن اِلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن {امابعد‬ َ ،‫َو َعلَى ال ِه َواَصْ َحابِ ِه‬
‫ قال هللا‬،‫م ُم ْسلِ ُم ْو َن‬Fُْ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُ َّن اِالَّ َواَ ْنت‬ َّ ‫ْن اَ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬Fَ ‫يَااَيُّهَا الَّ ِذي‬
‫ون نَ ْخ َشى أَن‬ َ ُ‫ون فِي ِه ْم يَقُول‬ َ ‫ار ُع‬ ِ ‫ين فِي قُلُوبِ ِهم َّم َرضٌ يُ َس‬ َ ‫ فَتَ َرى الَّ ِذ‬: ‫تعالى‬
ْ ‫ح أَ ْو أَ ْم ٍر ِّم ْن ِعن ِد ِه فَيُصْ بِح‬ ْ
‫ُوا َعلَى َما‬ ِ ‫صيبَنَا َدآئِ َرةٌ فَ َع َسى هّللا ُ أَن يَأتِ َي بِ ْالفَ ْت‬ ِ ُ‫ت‬
‫ُصلُّ ْو َن َعلَى النَّبِ ِي يَاَيُّهَاالَّ ِذي َْن َءا َمنُ ْوا‬ َ ‫ين إِ َّن هللاَ َو َماَل ئِ َكتَهُ ي‬ َ ‫وا فِي أَ ْنفُ ِس ِه ْم نَا ِد ِم‬ ْ ُّ‫أَ َسر‬
‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد وءال ِه‬ ِ َ‫صلِّ َو َسلِّم َوب‬ َ ‫اللَّهُ َّم‬.‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِ ْي ًما‬
َ
‫ْب ال َسـائِلِ ْين‪ F‬اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ت‬ ‫َواَصْ َحابِ ِه اَجْ َم ِعي َْن آمين يَا ُم ِجي َ‬
‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ‬ ‫ت ْاألَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َو ْاألَ ْم َوا ِ‬
‫ت اِنَّ َ‬ ‫َو ْال ُم ْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫‪.‬ال َّد ْع َوا ِ‬
‫ت‬
‫ك‬‫ك َخ ْي ُر ْالفَاتِ ِحي َْن َوا ْغفِرْ لَنَا فَاِنَّ َ‬ ‫ص ِري َْن َوا ْفتَحْ لَنَا فَاِنَّ َ‬ ‫ك َخ ْي ُر النَّا ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم ا ْنصُرْ نَا فَاِنَّ َ‬
‫ك َخ ْي ُر الر ِ‬
‫َّازقِي َْن‬ ‫ك َخ ْي ُر الرَّا ِح ِمي َْن َوارْ ُز ْقنَا فَاِنَّ َ‬ ‫َخ ْي ُر ْال َغافِ ِري َْن َوارْ َح ْمنَا فَاِنَّ َ‬
‫َوا ْه ِدنَا َونَجِّ نَا ِم َن ْالقَ ْو ِم الظَّالِ ِمي َْن َو ْال َكافِ ِري َْن‪ .‬اَللَّهُ َّم أَصْ لِحْ لَنَا ِد ْينَنا َ الَّ ِذى هُ َو‬
‫آخ َرتَنَا الَّتِى فِ ْيهَا‬‫ان الَّتِى ِف ْيهَا َم َعا ُشنَا َوأَصْ لِحْ لَنَا ِ‬ ‫ِعصْ َمةُ أَ ْم ِرنَا َوأَصْ لِحْ لَنَا ُد ْنيَ َ‬
‫احةً لَنَا ِم ْن ُك ِّل ش ٍّر‬ ‫ت َر َ‬ ‫َم َعا ُدنَا َواجْ َع ِل ْال َحيَاةَ ِزيَا َدةً لَنَا فِى ُك ِّل َخي ٍْر َواجْ َع ِل ْال َم ْو َ‬
‫ك ِم ْن ِع ْل ِم الَ يَ ْنفَ ُع َو ِم ْن قَ ْل ٍ‬
‫ب‬ ‫ط َعلَ ْينَا َم ْن الَ يَرْ َح ُمنَا اَللَّهُ َّم اِنِّى أَ ُع ْو ُذ بِ َ‬ ‫اَللَّهُ َّم الَ تُ َسلِّ ْ‬
‫س الَ تَ ْسبَ ُع َو ِم ْن ُد َعا ِء الَيُ ْس َم ُع َربَّنَا اَتِنَا فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى‬ ‫الَ يَ ْخ َش ُع َو ِم ْن نَ ْف ٍ‬
‫اروالحمد هلل رب العالمين‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫األَ ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬

Anda mungkin juga menyukai