Anda di halaman 1dari 5

Dai yang juga pakar Hadis asal Sumatera Barat Dr Buya Arrazy Hasyim

menyebutkan ada dua tanda matinya qalbu (hati) manusia. Salah satu anugerah
Allah kepada seseorang adalah ia dimudahkan dalam beramal saleh. Di antara
tanda-tanda matinya qalbu dapat dikenali dari dua tanda berikut ini.
1. Tidak ada rasa sedih atas ketaatan yang engkau luput mengerjakannya.
2. Tidak ada penyesalan atas ketergelinciran dalam dosa yang engkau lakukan.
"Kita sibuk apa sih sampai gak sempat berzikir pagi dan petang? Adakah sesuatu
yang menyibukkan selain Allah? Apakah ada sesuatu yang lebih besar dari Allah?
Saya capek, gak sempat witir. Yaa Salam," kata Buya Arrazy saat mengisi
tausiyah di Masjid Raya Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, belum lama ini. Buya
Arrazy mengingatkan, kita bisa bercapek-capek untuk dunia, tapi gak mau
berlelah-lelah untuk akhirat. Wajar nanti kalau di akhirat jadi miskin karena ketika
di dunia gak mau bekerja keras untuk akhirat. Orang yang bermalas-malas ketika
mudanya, tuanya akan miskin dan menyusahkan orang. Orang yang di masa
mudanya gak mau belajar, tuanya akan menyusahkan orang 'alim. "Yang kamu
cari itu akhirat, berlelah-lelah lah untuk akhirat, maka temukanlah akhirat di dalam
pekerjaanmu. Ada rasa menyesal gak akan masa lalu? Kalau ada, berarti
qalbunya (hatinya) masih sehat. Kita semua punya masa lalu, gak usah disebut-
sebut ke orang, cukup kisahkan ini kepada Allah. Ruh dari Taubat Adalah
Menyesal Menyesal itu taubat, jadi ruh dari taubat itu adalah menyesal. Istighfar
itu cuma minta dosa dihapus, tapi kalau taubat ada rasa menyesal. Jika qalbunya
tersentuh dengan istighfar berarti qalbunya masih sehat. Tidak ada dari kita yang
hadir di majelis ini dijamin dari maksiat baik itu dulu, sekarang, atau nanti. Karena
itu, buang jauh-jauh rasa kalau diri ini suci. Orang yang merasa suci ini qalbunya
mati, walau zahirnya taat. Orang yang merasa paling benar tidak akan menyesali
perbuatannya.
Ciri-ciri Amalan Diterima:
1. Tidak memandang beramal.
2. Memandang jasa-jasanya kecil.
Adapun wirid artinya anugerah amal yang dirutinkan. Allah memberikan warid,
supaya dengan warid tersebut kalian waridan (datang) kepada Allah. Adanya
anugerah dari Allah sehingga kita bisa beramal, bukan sebaliknya kita bisa
beramal sehingga dapat anugerah. Kita diberikan nikmat sehingga bisa taat,
bukan sebaliknya kita taat sehingga dapat nikmat. "Kamu sholat, kamu beramal,
tapi tidak merasa itu karena dirimu melainkan karena Allah lah yang
mengizinkan, menggerakkan, meng-upgrade dirimu untuk beramal. Kamu sadar
bahwa itu atas kehendak-Nya,"
demikian pesanBuyaArrazy.

Anda mungkin juga menyukai