Anda di halaman 1dari 7

RAMADHAN SEBAGAI PENGINGAT PERJALANAN USIA Seperti kita ketahui, sebentar lagi ramadhan, maka

Oleh Inayatullah Hasyim bertambahlah usia kita.  Usia merupakan salah satu
  nikmat Allah swt yang seringkali diabaikan oleh hamba-
‫شر ُْو ِر أَ ْنفُسِ َنا‬ُ ْ‫هلل ِمن‬ ِ ‫إِنَّ ْال َحمْ دَ هَّلِل ِ َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُرهُ َو َنع ُْو ُذ ِبا‬ hamba-Nya. Padahal tak ada seorang pun di antara kita
‫ِي َل ُه‬ َ ‫ت أَعْ َمالِ َنا َمنْ َي ْه ِد ْي ِه هللاُ َفاَل مُضِ َّل َل ُه َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفاَل َهاد‬ ِ ‫َو َس ِّي َئا‬ yang mampu membendung perjalanan usia. Sebab, bila
ُ‫ك َل ُه َوأَ ْش َه ُد أَنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُده‬ َ ‫َوأَ ْش َه ُد أَنْ اَل إِ َل َه إِاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِر ْي‬ Ramadhan tahun lalu kita masih berusia empat puluh
.ُ‫َو َرس ُْولُه‬ tahun, misalnya. Maka, Ramadhan tahun ini kita sudah
َ ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ إِاَّل َوأَ ْن ُت ْم مُسْ لِم‬
,‫ُون‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬ berusia empat puluh satu tahun. Begitu seterusnya.
 
Persoalannya adalah sudahkah kita hidup dengan
‫أَمَّا َبعْ ُد‬ mengoptimalkan setiap detik usia yang diberikan oleh
 
Allah swt, atau kita telah menyia-nyiakannya secara
Hadirin kaum Muslimin jamaah shalat Jum'at yang mulia.
percuma? 
 
 
Puji syukur pada Allah SWT. Shalawat dan salam semoga
Pertanyaan ini penting diajukan mengingat umat Islam
senantiasa terlimpahkan kepada Rasulallah SAW dan para
Indonesia masih banyak yang terjebak dalam kemacetan
ahli keluarganya yang suci dan mulia. 
berfikir tentang potensi usia yang dimilikinya. Banyak
 
yang mengira bahwa ia akan kekal abadi di dunia ini,
Selaku khatib, saya berpesan pada diri sendiri dan jamaah
sehingga seluruh potensi negeri ini dikeruknya tanpa
sekalian: mari tingkatkan selalu ketakwaan kita kepada
memperhatikan halal dan haram.
Allah SWT, agar kita mendapatkan kesuksesan hidup
 
dunia dan akherat. Amin.
Sungguh menyedihkan, negeri dengan mayoritas muslim
 
ini tercatat sebagai salah satu negeri terkorup di dunia.
Pada hari yang  cerah ini, selaku khatib, saya ingin
Peredaran narkoba merajalela di mana-mana. Penegakan
mengajak hadirin sekalian untuk merenungi sejenak salah
hukum belum menyentuh substansi keadilan
satu fitrah kemanusiaan kita, yaitu soal usia. 
sesungguhnya. 
Padahal, jika setiap kita menyadari bahwa betapa besar dalam sejarah hidup kita, menikah, berkeluarga,
kehidupan dunia hanyalah singgah sekejap mata, niscaya memiliki keturunan, membangun karir dan melakukan
kita akan menangis menyaksikan kain kafan kita tengah segala aktivitas duniawi. Benarlah ketika Allah swt
dipersiapkan tiap hari. berfirman, 
  ْ‫ف قُ وَّ ًة ُث َّم َج َع َل ِمن‬ ٍ ْ‫ضع‬ َ ‫ف ُث َّم َج َع َل ِمنْ َبعْ ِد‬ ٍ ْ‫ضع‬ َ ْ‫هَّللا ُ الَّذِي َخ َل َق ُك ْم ِمن‬
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Mu’adz bin ‫ضعْ ًفا َو َش ْي َب ًة ۚ َي ْخلُ ُق َما َي َشا ُء ۖ َوه َُو ْال َعلِي ُم ْال َقدِي ُر‬
َ ‫َبعْ ِد قُ َّو ٍة‬
Jabal, Rasulallah bersabda,
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan
 
lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan
ْ‫ َعن‬: ‫ال‬ ٍ ‫ِص‬َ ‫" اَل َت ُزو ُل َقدَ َما َع ْب ٍد َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة َح َّتى يُسْ أ َ َل َعنْ أَرْ َب ِع خ‬ lemah itu menjadi kuat. Kemudian Dia menjadikan kamu
‫ ِمنْ أَي َْن ؟‬، ‫ فِي َم أَ ْباَل هُ ؟ َو َعنْ َمالِ ِه‬، ‫وعنْ َش َب ِاب ِه‬ َ ‫ فِي َم أَ ْف َن اهُ ؟‬، ‫ُعم ُِر ِه‬ sesuadah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. “(QS : Ar-
 "‫ل فِي ِه ؟‬ َ ‫ َما َذا َع ِم‬، ‫َوفِي َم أَ ْن َف َق ُه ؟ َو َعنْ عِ ْل ِم ِه‬ rum 54)
    
“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba di hari Hadirin kaum muslimin jamaah shalat Jum’at yang mulia.
kiamat hingga ditanyakan kepadanya empat hal: Usianya Bila kita renungi secara lebih sungguh-sungguh, maka kita
untuk apa ia habiskan, masa mudanya bagaimana ia akan dapatkan bahwa seluruh rangkaian kewajiban
pergunakan, hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk agama kita merupakan peringatan bagi diri kita tentang
apa ia keluarkan, serta ilmunya, apa yang ia telah perjalanan usia kita di dunia ini. 
perbuat dengannya.”  
   Lihatlah bagaimana permulaan masuk waktu subuh,
Ternyata, setiap umat manusia akan ditanyakan tentang misalnya. Tatkala malam membuka selimut fajarnya,
usia yang telah diberikan padanya. Bahkan secara lebih berdirilah seorang muadzin menyerukan setiap insan yang
khusus, akan juga ditanyakan tentang usia muda kita. Apa tengah terlelap dalam tidurnya, maka dalam adzannya ia
yang telah kita lakukan sepanjang masa muda itu. memanggil kaum muslimin,“Marilah shalat” “Shalat itu
Barangkali, penyebutan secara khusus tentang masa lebih baik daripada tidur”.
muda, karena pada masa itulah kita tengah membentuk
diri kita, menentukan jati diri kita, dan melakukan revolusi
Jiwa yang suci akan menjawab panggilan itu dengan Demikianlah kita mendengar Umar bin Khattab berkata,
bersegara melakukan shalat subuh. Ia akan membasuh Barangsiapa yang hari ini sama dengan harinya yang
wajahnya dengan air wudhu, membersihkan dirinya dari kemarin, maka dia adalah orang yang tertipu. Dan
belenggu syaitan dan menyambut harinya dengan hati barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin,
yang bersih. Sementara jiwa yang terbuai dalam nina- maka ia adalah orang yang tercela.
bobo syaitan akan menarik selimutnya, melanjutkan  
mimpi-mimpinya, dan ia telah kehilangan waktu yang Hadirin kaum muslimin jamaah shalat Jum’at yang mulia. 
sangat indah. Waktu subuh yang seakan-akan bernafas. Setidaknya, ada tiga hal yang harus kita perhatikan agar
  kita dapat memanfaatkan usia kita dengan sebaik-
Hadirin kaum muslimin jamaah shalat Jum’at yang mulia. baiknya.
Untuk itulah, para ulama terdahulu, dalam upayanya Pertama, Sadarkan diri kita semua bahwa usia sangat
merenungi setiap detik kehidupan yang dijalaninya, cepat berlalu. 
mengatakan, shalat lima waktu adalah “neraca harian” Waktu berlari meninggalkan kita melebihi kemampuan
kita. Shalat Jum’at merupakan “neraca pekanan”, dan kita untuk mengejarnya. Perhatikanlah, rasanya baru
puasa di bulan Ramadhan menjadi semacam “neraca kemarin kita berpuasa di bulan Ramadhan, tetapi kini kita
tahunan” Sementara ibadah haji menjadi “neraca atau telah kembali menyongsong bulan Ramadhan lagi 
timbangan usia” kita.  
  Baru kemarin, rasanya, kita duduk di bangku Sekolah
Bila setiap muslim melakukan kalkulasi dengan benar Dasar (SD), bermain-main petak umpat dengan teman
pada neraca hariannya, pekanannya dan tahunan niscaya sebangku, bercengkerama dengan teman sekelas dan
ia akan beruntung dalam menapaki kehidupan ini. bersenda gurau di bangku kuliah. Kini kita telah disini, di
Demikian pula sebaliknya, mereka yang tak pernah kesenjaan usia kita, sebagian telah merayakan reuni
melihat neraca kehidupannya, hanya akan menjadi alumni yang ke-empat puluh, sebagian lain telah
manusia-manusia yang merugi.  bermenantu, beranak cucu dan sulit menemukan rambut
  hitam di batok kepala kita sendiri.
 
Menarik sekali Ketika ada seorang penyair menulis telah menjadi sesuatu yang lampau. Ia pergi dan kita
puisinya tentang waktu. Katanya, "hidup hanyalah masih di sini, dengan sejuta persoalan yang membelenggu
kumpulan tahu-tahu. Tahu-tahu dzuhur, tahu-tahu Asar, diri kita.
tahu-tahu Maghrib,Tahu-tahu kita sudah berusia senja. Untuk itulah, sering kita dapati orang yang meratapi masa
   mudanya saat ia telah berusia renta, lanjut dimakan
Waktu laksana angin, ia berhembus cepat baik saat kita zaman, rapuh dikikis angan-angan.
senang ataupun susah. Jika ada yang beranggapan, ketika
sedang bergembira waktu berlalu begitu cepat dan saat Penyair Ismail al-Qasim atau yang lebih dikenal sebagai
susah waktu terasa enggan beringsut, sesungguhnya hal "Abu al-'Itahiyah" menulis: 
itu hanyalah perasaan seseorang. Sebab, keadaan “ ُ‫أخ َب َرهُ ِب َما َف َع َل ْالمُشِ يْب‬
ْ ‫ْت ال َش َبابُ َيع ُْو ُد َي ْو َما * َف‬
َ ‫”أاَل َلي‬
sebenarnya sama saja: Ia berputar sama cepatnya, baik Andai saja (masa) muda itu kembali sehari saja * niscaya
saat kita senang ataupun susah.  akan aku ceritakan tentang (kesalahan) apa saja yang
   telah dilakukan (kakek) penuh uban ini
Dan, manakala maut datang menjemput, masa-masa yang  
panjang yang pernah dilalui seseorang hanyalah Seorang penyair sufi lain berkata,
merupakan bilangan masa pendek yang berlalu bagaikan  
kilat. Maha Benar Allah swt, saat Dia berfirman, ‫وما المرء إال راكب ظهر عمره * على سفر يطويه باليوم والشهر‬
  ‫يبيت ويضحى كل يوم وليلة * بعيداً عن الدنيا قريبا ً من القبر‬
)46( ‫َكأ َ َّن ُه ْم َي ْو َم َي َر ْو َن َها َل ْم َي ْل َب ُثوا إِاَّل َعشِ ي ًَّة أَ ْو ض َُحا َها‬ Seseorang hanyalah pengendara di atas pelana usianya. *
 Pada hari mereka melihat hari kebangkitan itu, mereka Berkelana mengikuti hari dan bulan.
merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melaikan Ia berjuang dan bersantai di siang dan malam * Semakin
(sebentar saja) yaitu di waktu sore atau di waktu pagi. jauh dari dunia, dan semakin dekat dengan pusara.
(QS: An-Nazi’at ayat 46)  
  Ketiga: Waktu adalah harta termahal yang dimiliki
Kedua: Waktu yang telah berlalu tak akan pernah manusia. Ia lebih mahal dari harta apapun di dunia ini.
kembali. Setiap detik yang bergeser dari jam tangan kita Andai kita memiliki sekarung emas, nilainya tetap tak
sebanding dengan waktu. Sebab, seandainya emas yang seorang yang lengah dengan waktu akan berharap
kita miliki dicuri orang, kita masih bisa mencari sekarung kematiannya ditangguhkan. Tapi semua sia-sia. Allah
yang lainnya. Namun, satu detik yang berlalu, ia telah berfirman:
menjadi cerita masa lalu. Tak mungkin terbarukan lagi.  
‫ي ا ابن آدم ان ا‬: ‫ما من يوم ينشق فجره إال نادى مناد من قبل الح ق‬  ‫ك‬ َ ِ‫ِين آ َم ُنوا اَل ُت ْل ِه ُك ْم أَم َْوالُ ُك ْم َواَل أَ ْواَل ُد ُك ْم َعنْ ِذ ْك ِر هَّللا ِ َو َمنْ َي ْف َع ْل َذل‬
َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
‫خلق جديد وعلى عملك شهيد فتزود منى بعمل صالح فإنى ال أع ود‬ ‫) َوأَ ْنفِقُ وا مِنْ َم ا َر َز ْق َن ا ُك ْم مِنْ َق ْب ِل أَنْ َي أْت َِي أَ َح َد ُك ُم‬9( ‫ُون‬ َ ‫ك ُه ُم ْال َخاسِ ر‬ َ ‫َفأُولَ ِئ‬
‫الى يوم القيامه)اإلمام الحسن البصرى‬ ‫ِين‬َ ‫الص الِح‬ َّ ‫ص َّد َق َوأَ ُكنْ م َِن‬ َّ َ ‫ب َفأ‬ ٍ ‫ت َف َيقُو َل َربِّ لَ ْواَل أَ َّخرْ َتنِي إِلَى أَ َج ٍل َق ِري‬ ُ ‫ْال َم ْو‬
)10( 
 Tidaklah suatu fajar itu terbit kecuali ia memanggil:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-
Wahai anak cucu Adam, aku adalah ciptaan yang (selalu)
hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
baru. Atas semua perilaku kalian, aku menjadi saksi.
mengingat Allah. Barangsiapa berbuat demikian, maka
Maka, berbekalah dari ku dengan amal-amal shaleh,
mereka itulah orang-orang yang merugi. Dan
sebab setiap kali aku berlalu, aku tak akan kembali
belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
hingga hari kiamat. (Hasan al-Basri)
kepadamu sebelum datang kematian kepada salah
Penyair sufi lain mengatakan, 
seorang di antara kamu, lalu ia berkata, “Ya Rabku,
‫ كلما مضى يوم مضى بعضك‬،‫ إنما أنت أيام مجموعة‬،‫يا ابن آدم‬
mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku
Wahai anak Adam, sesungguhnya kalian hanyalah
sampai waktu yang dekat yang menyebabkan aku dapat
sekumpulan dari hari-hari. Setiap kali hari berlalu, akan
bersedakah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh.
berlalu pula sebagian dari dirimu.
( QS Al-Munafiqun 9-10)
 
 
Orang yang tak kunjung mengerti harta termahal ini, pada
Kedua: Tatkala manusia dibangkitkan dari kubur.
suatu saat ia pasti akan menyesalinya. Namun, sesal
Kepadanya segera dipertontonkan amal-amalnya di dunia.
kemudian tak berguna. Hal demikian digambarkan Allah
Mereka yang menggunakan waktu dengan baik, menjaga
swt dalam firmannya berikut ini:
setiap detik dengan keimanan, keshalehan dan ketaatan
 
segera memasuki pintu surga. 
Pertama: Tatkala seorang menghadapi sakratul maut,
 
detik-detik menuju gerbang kehidupan abadi di sisi Allah,
Sementara, mereka yang kafir melalaikan usia dunianya, Mengingat sedemikian pentingnya perjalanan usia kita,
sibuk dengan maksiat, berlomba dalam korupsi, mereka tak ada kata lain bagi kita untuk segera bangkit,
segera memasuki neraka. Saat itulah mereka berharap mengoptimalkan setiap detik yang berlalu dalam
kalau-kalau dapat diizinkan mudik ke dunia. Tetapi pintu kebajikan. Setiap pekan yang kita lalui semoga menjadi
sudah tertutup. Allah swt berfirman, titik penyempurnaan untuk mengoptimalkan sisa-sisa usia
  yang kita miliki sebelum nama kita terukir dalam sebuah
ْ‫ِين َك َف رُوا لَ ُه ْم ن ا ُر َج َه َّن َم ال ُي ْقض ى َعلَي ِْه ْم َف َيمُو ُت وا َوال ي َُخ َّففُ َع ْن ُه ْم مِن‬ َ ‫َوالَّذ‬ batu nisan.
‫ون فِيها َربَّنا أَ ْخ ِرجْ نا َنعْ َم ْل‬ َ ‫) َو ُه ْم َيصْ َط ِر ُخ‬36( ‫ور‬ ٍ ُ‫ك َنجْ ِزي ُك َّل َكف‬ َ ِ‫ذابها َكذل‬ِ ‫َع‬  
‫ص الِحً ا َغ ْي َر الَّذِي ُك َّنا َنعْ َم ُل أَ َولَ ْم ُن َعمِّرْ ُك ْم م ا َي َت َذ َّك ُر فِي ِه َمنْ َت َذ َّك َر َوج ا َء ُك ُم‬ Untuk itu, ada beberapa hal yang patut kita renungi:
)37( ‫ير‬ ٍ ِ‫ِين مِنْ َنص‬ َّ ‫ال َّنذِي ُر َف ُذوقُوا َفما ل‬
َ ‫ِلظالِم‬  
Artinya: Dan orang-orang kafir, bagi mereka neraka Pertama: Mari menjaga manfaat waktu. Adalah kewajiban
jahanam; mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati kita semua untuk menjaga manfaat waktu yang kita miliki.
dan tidak (pula) diringankan dari mereka adzabnya. Para ulama salaf mencontohkan bagaimana menjaga
Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat waktu itu dilakukan. Ibn Mas’ud, misalnya, berkata,
kafir. () Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya  
Rabb kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan   ‫ما ندمت على شيء ندمى على يوم غربت شمسه نقص في ه أجلى ولم ي زد‬
mengerjakan amal yang shaleh berlainan dengan yang ‫فيه عملي‬ 
telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak  
memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk “Aku tidak pernah menyesali sesuatu. Penyesalanku
berpikir bagi orang yang mau berpikir. Dan (apakah tidak) hanyalah pada hari yang telah berlalu, dimana umurku
datang kepadamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah berkurang dan amalku tidak kunjung bertambang.”
(adzab kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang dzalim  
seorang penolongpun.” (Fathir 36-37). Ibn Qayyim al-Jawzi mengatakan,
    
Hadirin kaum muslimin jamaah shalat Jum’at yang mulia. ‫ فليس ذاك اليوم من عمري‬،‫إذا مر يوم لم أزدد فيه علما‬
   
Bila hari berlalu di hadapanku sedang aku tidak dapat  
mengambil petunjuk dan ilmu darinya, maka ia bukanlah “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesengsaraan
umurku. dan kesedihan dan aku berlindung kepada-Mu dari
  kelemahan dan kemalasan.”
Kedua: Mari mengisi kekosongan. Rasulallah saw  
bersabda, Keempat: Mari belajar dari perjalanan hari demi hari,
  bulan demi bulan, Ramadhan demi Ramadhan. Adalah
‫نعمتان َمغبون فيهما كثي ٌر من الناس؛ الصحة والفراغ‬ keharusan setiap muslim untuk belajar dari pengalaman
“Dua nikmat Allah yang tertipu olehnya kebanyakan hidupnya. Seorang muslim tidak boleh terperosok dalam
manusia: Nikmat sehat dan nikmat waktu luang.” lubang yang sama dua kali. Dan ia harus terus belajar
  pada tiap hari yang dilewatinya. 
Ketiga: Mari berlomba dalam kebaikan. Sebab seorang  
yang mengerti nilainya waktu, ia akan berlomba Allah swt berfirman,
mengisinya dengan kebajikan. Pepatah mengatakan,  
pemalas menanti hari mujur, bagi yang rajin tiap hari )44( ‫ار‬ ِ ‫ص‬ َ ِ‫ار ۚ إِنَّ فِي ٰ َذل‬
َ ‫ك لَ ِعب َْر ًة أِّل ُولِي اأْل َ ْب‬ َ ‫ُي َقلِّبُ هَّللا ُ اللَّ ْي َل َوال َّن َه‬
merupakan hari mujur. Dan seorang muslim tidaklah  
patut menunda pekerjaannya hingga esok sepanjang bisa Artinya: Allah menggantikan malam dan siang.
dilakukannya hari ini. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran
  yang besar bagi orang-orang yang mempunyai
“Tak akan kutunda pekerjaan hari ini hingga esok karena penglihatan. (QS An-Nur: 44)
rasa malas sebab sesungguhnya hari esok hanyalah bagi  
orang-orang yang malas.” Demikian khutbah singkat ini, semoga bermanfaat.
   
Bahkan Rasulallah saw menganjurkan kepada umatnya ”ٍ‫هللا لِيْ َولَ ُك ْم َول َِس ائ ِِر الم ُْس لِ ِمي َْن مِنْ ُك ِّل َذ ْنب‬ َ ‫أَقُ ْو ُل َه َذا ال َق ْو َل َوأَ ْس َت ْغفِ ُر‬
untuk selalu berdo’a : َ ‫الغفُ ْو ُر‬
‫الر ِح ْي ُم‬ َ ‫ َفاسْ َت ْغفِر ُْوهُ َي ْغفِرْ لَ ُك ْم إِ َّن ُه ه َُو‬.
 ‫ك مِنْ ْال َعجْ ِز َو ْال َك َس ِل‬ ُ ‫ َوأَع‬،‫ك مِنْ ْال َه ِّم َو ْال َح َز ِن‬
َ ‫ُوذ ِب‬ ُ ‫اللَّ ُه َّم إِ ِّني أَع‬،.....
َ ‫ُوذ ِب‬  

Anda mungkin juga menyukai