Anda di halaman 1dari 3

Tafsir Surah Nuh ayat 10-12: Ayo perbanyak

Istighfar!
APRIL 29, 2020

Salah satu resolusi ramadhan saya tahun ini adalah memperbanyak istighfar. Dzikir
yang sering kali terlupa, padahal sangat penting dan agung fadhilahnya. Banyak
nash-nash baik dalam Al-Quran maupun hadist yang menjelaskan tentang perintah
beristighfar ataupun keutamaan istighfar.

Dalam surah Nuh ayat 10-12, Allah menyampaikan:


۟ ‫ت ٱ ْستَ ْغفِر‬
١٠ ‫ُوا َربَّ ُك ْم إِنَّهۥُ َكانَ َغفَّارًا‬ ُ ‫فَقُ ْل‬
Maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu,
Sungguh, Dia Maha Pengampun,
(QS. Nuh: 10)

١١ ‫يُرْ ِس ِل ٱل َّس َمٓا َء َعلَ ْي ُكم ِّم ْد َرارًا‬


Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,
(QS. Nuh:11)

١٢﴿ ‫ت َويَجْ َعل لَّ ُك ْم أَ ْن ٰهَرًا‬ ٰ


ٍ َّ‫َويُ ْم ِد ْد ُكم بِأ َ ْم ٰ َو ٍل َوبَنِينَ َويَجْ َعل لَّ ُك ْم َجن‬
dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun
untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu."
(QS. Nuh :12)

Al Hafizh Ibnu Katsir berkata saat mengomentari ayat ini, "Jika kalian bertaubat
kepada Allah, memohon ampun kepada-Nya dan menaati-Nya, niscaya Allah akan
memperbanyak rezeki kalian, menurunkan air hujan yang penuh keberkahan dari
langit, memberikan keberkahan dari tanah kalian, menumbuhkan tanaman,
memperbanyak air susu ternak kalian dan menguatkan kalian dengan harta dan
anak-anak, maksudnya Allah akan memberikan kalian kekayaan dan anak-anak,
menumbuhkan berbagai macam buah-buahan bagi kalian, dengan air sungai
yang mengalir di sela-selanya."

Ini menunjukkan begitu banyaknya faidah istighfar. Ayat Al Quran ini pun menjadi
Nash untuk memperbanyak istighfar dalam sholat Istisqa' (sholat meminta hujan).

Saya jadi ingat dengan kejadian sekitar 2 bulan lalu. Allah menguji saya dan keluarga
dengan banjir. Karena biasanya selama hujan lebat hanya rembesan air yang keluar
dari sela-sela ubin, jadi saat itu tidak ada persiapan sama sekali. Air banjir yang
hanya dalam hitungan menit mencapai paha orang dewasa, membuat kami tidak
sempat menyelamatkan banyak barang.

Sedih. Tentu saja. Kerugian materi yang tidak kecil. Lemari beserta isinya dan
beberapa barang elektronik tenggelam. Buku-buku kitab yang sudah suami koleksi
sejak sebelum menikah juga ikut tenggelam sebagian. 
Ketika rumah sudah bisa ditempati lagi paska banjir, seringkali saya masih sedih
dengan apa yang sudah terjadi. Hingga suatu ketika, suami saya menyodorkan
sebuah buku berjuduh Fiqih Istighfar. "Coba baca ini" katanya sambil membuka
pada bagian Bab "Kenapa Seorang Hamba Membutuhkan Istighfar".

"Mungkin kita sudah lama jarang beristighfar. Mulai sekarang kita perbanyak
lagi istighfarnya. Mungkin apa yang kita alami saat ini adalah teguran dari Allah
karena kita banyak lalainya, banyak dosanya, tapi jarang mohon ampunnya."
Ucapnya sembari saya membaca tiap kata di buku itu.

Sesak rasanya. Semakin sesak ketika saya membaca bagian ketika penulis
menyampaikan tentang surah Nuh ayat 10-12 tersebut. Semakin sesak karena saya
hafal ayat ini, tapi ternyata hanya sebatas hafalan di bibir tanpa memaknainya.
Sampai-sampai tidak menyadari bahwa Allah secara jelas memerintahkan kita untuk
beristighfar. Astaghfirullohal'adziim.

Coba kita jujur dan bertanya pada diri sendiri, "Berapa kali sih kita beristighfar
secara sadar hati dan fikiran dalam setiap hari?". Atau bahkan lupa tidak sama
sekali? Ini yang saya rasakan. Saya bahkan bisa menjawab kemungkinan hanya
ketika berdoa setelah sholat saya ingat beristighfar. Padahal istighfar ini kalau
dibayangkan, amalan yang mudah diucapkan dan tidak membutuhkan energi yang
besar untuk melakukannya. Tapi, justru ini yang membuat sering lalai. 

Kita semua sadar, kita tidak mungkin terhindar dari bermaksiat dari Allah. Ada lisan
yang mudah sekali tergelincir menyakiti dan hati yang juga mudah berprasangka
pada sesama. Juga mata, badan, tangan dan kaki yang seringkali digunakan
melakukan aktivitas yang Allah tidak ridhoi. Ya, semua butuh diistighfari. Tapi entah
kenapa diri menjadi angkuh untuk sekadar mengakuinya dihadapan Allah? Apakah
memang karena hati yang sudah tertutupi? Bahkan, disebutkan pula bahwa istighfar
kita pun perlu diistighfari, karena apa? Karena kita pun masih bisa lalai ketika
beristighfar, hanya sebatas pelafalan di bibir tanpa kesungguhan dalam hati.

Nabi Yunus juga sudah memberikan nasihat mulia dari kisahnya. Beliau Allah
selamatkan keluar dari perut ikan, bukan karena doa yang lain, tapi karena taubat
beliau. Hanya berdoa memohon ampun yang beliau lakukan.

Ya, sejak saat itu saya mencoba memperbanyak istighfar. Alhamdulillah,, Rasa sedih
dan ratapan yang ada di hati berubah menjadi ketenangan dan keikhlasan.
Bukankah keimanan, ketentraman dan keikhlasan di hati ketika menjalani ujian dari
Allah adalah sebuah karunia yang sangat besar??

Ibnu Taimiyah mengatakan:


"Istighfar akan mengeluarkan hamba dari perbuatan yang dibenci menuju
perbuatan yang dicintai. Dari amal yang kurang menuju amal yang sempurna.
Mengangkat derajat seorang hamba dari tingkat yang rendah ke tingkat yang
lebih tinggi dan lebih sempurna. 

Karena, seorang hamba yang menyembah Allah, mengenal Allah dalam setiap
harinya, setiap jam, bahkan setiap detiknya akan bertambah pula ilmunya
tentang Allah, pengetahuannya tentang agama dan penghambaan kepada-Nya.
Hal ini akan didapati dalam aktivitas makan, minum, tidur, bangun tidur,
perkataan dan semua perbuatan. Dia akan melihat kekurangannya dalam
menghadirkan hati untuk Allah serta menunaikan hak-Nya dalam semua aktivitas.

Karena itulah dia membutuhkan istighfar sepanjang waktu, baik siang maupun
malam. Bahkan dia selalu membutuhkan istighfar dalam setiap perkataan dan
perbuatannya, dalam sendirian atau ketika bersama orang lain. Sebab, dalam
istighfar terkandunh kemaslahatan, kebaikan, mencegah keburukan, permintaan
untuk menambah kekuatan dalam melakukan amalan hati, amalan anggota
badan dan memberikan tambahan keyakinan serta keimanan."

Dari Ibnu Abbas, ia berkata


"Dulu, dalam umat ini ada dua jaminan keamanan, yaitu Rasulullah dan Istighfar.
Satu jaminan keamanan, yakni Rasulullah sudah tiada, sekarang tinggal satu,
yaitu istighfar".

Yuk sahabat, kita perbanyak lagi istighfar kita. Terlebih dalam kondisi saat ini.
Semoga istighfar kita mengetuk pintu langit dan dengannya Allah karuniakan
banyak kebaikan untuk kita. Aaamiiin yaa rabbal alamiin.

Anda mungkin juga menyukai