fikih jinayah terdiri dari dua suku kata, yaitu fikih dan jinayah pengertian
fikih secara bahasa berasal dari lafal fagiha, yafqahu fiqhan, yang berarti
mengerti, paham. Pengertian fikih secara istilah yang di kemukakan oleh Abdul
َََأََََْٔؤ.َاَنَفَقََََََّْٕانَؼَهَىََثَبلََحَكَبوََانششَػََيخََانَؼًََهََيخََانًََكَتَسَتََيٍَََأَدََنَتََٓبَانتَفَصَيَهََيخ
.َيَجًََؤََػَخََاَلََحَكَبوََانشَشَػََيخََاَنؼًََهََيخََانًََسَتَفَبَدَحََيٍَََأَدََنَتََٓبَانتَفَصَيَهََيخ
Artinya: Fikih adalah ilmu tentang hukum-hukum syara‟ praktis yang diambil
hukum syara‟ yang bersifat praktis yang diambil dari dalil-dalil yang
terperinci.13
ََّاَسَىََنًََبَيَجََُيَََّانًََشَءََيٍَََشَشَََٔيَباكَتَسَج
Artinya: Nama bagi hasil perbuatan seseorang yang buruk dan apa yang
diusahakan.
13
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayah, ( Jakarta:
Sinar Grafika, 2004, ) h. 1
Pengertian jinayah secara istilah fuqaha sebagaimana yang dikemukakan oleh
َََسََٕاءَََٔقَغََانَفَؼَمََػَهَيَََفَسََأَََٔيَبلََأََٔغَيَشَرَانَك،فَبَنَخََُبَيَخََاَسَىََنَفَؼَمََيَحَشَوََشَشَػَب
Artinya: Jinayah adalah suatu istilah untuk perbuatan yang dilarang oleh syara‟
َََََJarimah berasal dari kata (َ )جَشَوyang sinonimnya (َ )كَسَتَ ََٔقَطَغartinya;
berusaha dan bekerja. hanya saja pengertian usaha di sini khusus untuk usaha
yang tidak baik atau yang dibenci oleh manusia. Dari depeni tersebut dapatlah
َاَسَتَكَبةََكَمََيَبََََْٕيَخَبَنَفََنَهَحَقَََٔانَؼَذَلَََٔانطَشَيَقََاَنًَسَتَقَيَى
14
Ibid. h. 9
15
Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan‟ani, Subulus Salam Syarah Bulughul Maram,
(Jakarta: Darus Sunnah 2012,) jilid 3, Cet 7, h. 206
Dari keterangan ini jelas bahwa jarimah menurut arti bahasa adalah
oleh manusia karena bertentangan dengan keadilan, kebenaran, dan jalan yang
lurus (agama).
jarimah itu disamakan dengan (َ( )انزََتdosa) dan (َ( )انَخَطَيَئَخkesalahan), karna
ukhrawi.16
pemahaman atas dalil-dalil yang terinci. Yang di maksud dengan tindak criminal
istilah fiqih, jinayah adalah pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang terhadap
hak Allah atau larangan Allah, hak-hak manusia dan hak binatang dimana orang
yang melakukan wajib mendapat/diberi hukuman yang sesuai baik dunia maupun
akhirat. Dalam rumusan lain disebut bahwa, jinayat yaitu perbuatan dosa besar
16
Ahmad Wardi Muslich, Op, Cit, h. 9
17
Dede Rosyada, Hukum Islam Dan Pranata Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada,
1994), h. 85-85
atau kejahatan (pidana/kriminal) seperti membunuh, melukai seseorang, atau
Hukum pidana Islam merupakan terjemahan dari kata Fiqh Jinayah. Fiqh
jinayah adalah segala ketentuan hukum mengenai tindak pidana atau perbuatan
kriminal yang dilakukan oleh orang-orang mukallaf (orang yang dapat dibebani
kewajiban), sebagai hasil dari pemahaman atas dalil-dalil hukum yang terperinci
dari Al-Quran dan hadits. Tindak kriminal yang dimaksud, adalah tindakan-
qishash atau diyat. Jinayah juga bermaknakan sanksi-sanksi yang dijatuhkan atas
penganiyaan atas badan. Dengan demikian tindak penganiyaan itu sendiri dan
18
Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), h. 527
19
Zainuddin Ali , Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), Cet 1, h. 1
20
Asadulloh Al Faruq, Op, Cit, h. 45
adalah dosa besar selain dari ingkar, karena kejinya perbuatan itu, juga untuk
Jinayah secara garis besar dibedakan menjadi dua kategori, yaitu sebagai
berikut:
merusak salah satu organ tubuhnya, atau melukai salah satu badannya baik
Para puqaha menyataan bahwa lafal jinayah sama artinya dengan jarimah.
Pengertian jinayah adalah setiap perbuatan yang dilarang oleh syara‟, baik
“Jinayat” atau “Jarimah”. Kata jinayat sering kita temukan hampir pada semua
kitab-kitab fiqih, sedangkan ulama atau sarjana muslim di abad XX ini lebih suka
21
Sulaiman Rasjid, fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo 1994), h. 429
22
Ibid, h. 45
23
Ahmad Wardi Muslich, Op, Cit, h. 13
Menurut bahasa, jarimah atau jinayat berarti:
ََََََََََََََََََََََََََََََََََََ َََّاَنَجََََُّنَغَخََاَشَىََنَىََيَجََُيَََّاَنًََشَاَيٍَََشَشََٔيَبَاَكَتَسَج
Artinya: Nama bagi setiap sesuatu yang harus di jauhi oleh setiap orang dari
ََََََََاَشَىََنَفَؼَمََيَحَشََوََشَشَػَبَسََٕاءَََٔقَغََاَنفَؼَمََػَهَىَََفَسََأَََيَبلََأَََغَيَشََصََنَك
Artinya: Suatu nama bagi setiap perbuatan yang diharamkan syara‟ baik
Abu zahrah dalam bukunya” Al- jarimah wal Uqubah fiqhil islami”
sebagai berikut:24
ََََََََََََََََََََََََََََََََََيَخَظََٕسََادََشَشََػَيَخََصَخَشََللاََػَََُٓبَثَحَذََأَََتَحَضَيَش
Artinya: larangan-larangan syara‟ yang di ancam Allah dengan hukum had dan
ta‟zir.
24
Nasir Cholis, Fiqih Jinayah, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), h. 1
mempunyai arti yang sama serta ditujukan bagi perbuatan yang berkonotasi
negatif, salah atau dosa. Adapun perbedaannya terletak pada pemakaian, arah
Jarimah itu sebenarnya sangat banyak macam dan ragamnya, akan tetapi,
secara garis besar kita dapat membaginya dengan meninjaunya dari beberapa
segi. Ditinjau dari segi berat ringannya hukuman, jarimah dapat dibagi tiga bagian
antara lain yaitu jarimah hudud, jarimah qishash /diat dan jarimah tak’zir.25
a. Jarimah Hudud
Kata hudud (berasal dari bahasa arab) adalah jamak dari kata had.
Secara harfiah ada beberapa kemungkinan arti antara lain batasan atau
defenisi, siksaan, ketentuan atau hukuman. Dalam bahasa fiqh (hukum islam),
siksaan fisik atau moral, menurut syari‟at yaitu ketetapan Allah yang terdapat
Tindak kejahatan baik dilakukan oleh seorang atau kelompok, sengaja atau
tidak sengaja, dalam istilah fikih disebut dengan jarimah. Jarimah al-hudud
25
Ahmad Wardi Muslich, Op. Cit., h. 17
26
Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2006), h. 106
Secara etimologis, hudud yang merupakan bentuk jamak dari kata had
laksanakan secara haq karena Allah SWT. Sementara itu, sebagian ahli fiqih
sebagai mana dikutip oleh Abdul Qadir Audah, berpendapat bahwa had ialah
sanksi yang telah ditentukan secara syara‟. Dengan demikian had atau hudud
mencakup semua jarimah baik hudud, qishash, maupun diyat; sebab sanksi
suatu pelangaran yang akibatnya sanksi itu dituntut, baik dalam rangka
dengan hudud karena pada umumnya dapat mencegah pelaku dari tindakan
mengulang pelanggaran.28
hanya ada satu macam untuk setiap jarimah, tidak ada pilihan hukuman
27
Nurul Irfan, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2013), Cet 1, h. 13-14
28
Ibid, h. 14
pidana yang telah terbukti berbuat jarimah kategori kelompok hudud,
Pengertian hukuman had adalah hukuman yang telah ditentukan oleh syara‟
Dengan demikian ciri khas jarimah hudud itu adalah sebagai berikut:
di tentukan oleh syara‟ dan tidak ada batas minimal dan maksimal.
2. Hukuman tersebut merupakan hak Allah semata-mata, atau kalau ada hak
manusia di samping hak Allah maka hak Allah yang lebih menonjol.
Jarimah hudud ini ada tujuh macam antara lain sebagai berikut:
1. Jarimah zina
2. Jarimah qazdaf
29
Mustofa Hasan Dan Beni Ahmad Saebani, Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah, (Bandung:
Pustaka Setia, 2013), h. 47
30
Ahmad Wardi Muslich, Loc .Cit. h. 17-18
4. Jarimah pencurian
5. Jarimah hirabah
6. Jarimah riddah
berartiَ َّ َ َتَتَجَؼMengikuti, menelusuri jejak atau langkah. hal ini sebagai mana
firman Allah :
َََََََََََ
kembali, mengikuti jejak mereka semula. (QS AL- Kahfi (18): 64)
31
Beni Ahmad Saebani, filsafat Hukum Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 333
32
Nurul Irpan,Op, Cit., h. 4
33
Zainuddin Ali, Op. Cit., h. 125
Yang dimaksud dalam jarimah ini ialah perbuatan-perbuatan yang di
ancamkan hukuman qishash atau hukuman diat. Baik qishash maupun diat
maka ciri khas dari jarimah qishâsh dan diat itu adalah:
terhadap pelaku.
Jarimah qishâsh dan diat ini hanya ada dua macam, yaitu
macam yaitu:
1. pembunuhan sengaja.
34
Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,1986), Cet 3, h. 8
3. pembunuhan karena kesalahan.
4. penganiyaan sengaja.
c. Jarimah Ta‟zir
etimologi berarti َانشَدََٔانًََُغ, yaitu menolak dan mencegah. Kata ini juga
memiliki artiَ ََِ ََصَشmenolong atau menguatkan. Hal ini seperti dalam firman
Allah SWT.
ََََََََ
ditetapkan atas tindakan maksiat yang di dalamnya tidak ada had dan
kifarat37.
35
Ahmad Wardi Muslich, Loc, Cit, h. 18-19
36
M Nurul Irfan, Op, Cit., h. 631
37
Asadulloh Al Faruk, Op, Cit., h. 54
Jarimah ta‟zir secara harpiah bermakna memuliakan atau menolong.
yang tidak termasuk zina, tuduhan berbuat kejahatan selain zina, pencurian
yang nilainya tidak sampai satu nisab.39 Perbuatan pidana yang akibtnya
dijatuhi tak‟zir terhadap pelaku ialah kejahatan atau perbuatan pidana yang
telah mempunyai sanksi pidana yang tertntu dan terbatas dalam hukum
sendiri. Dinamakan sanksi hukuman yang demikian itu dengan ta‟zir, adalah
jarimah.
38
Zainuddin Ali, Op, Cit., h. 129
39
Ibid, h. 129
40
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pidana Mati Dalam Syari’at Islam,
(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra 1998), C et 1, h. 25
3. Kuratif (islah). Ta‟zir harus mampu membawa perbaikan prilaku
paling ringan sampai yang paling berat. Hakim diberi kebebasan untuk
memilih hukuman mana yang sesuai, dengan demikian, sanksi ta‟zir tidak
batas tertentu. Ta‟zir berlaku atas semua orang yang melakukan kejahatan,
syaratnya adalah berakal sehat. Tidak ada perbedaan, baik laki-laki maupun
bahasa berasal dari kata (َ )ػَقَتyang sinonomnya (ََّ)خَهَفَ َّ ََٔجَبءَ َثَؼَقَج, artinya:
barang kali lapaz tersebut di ambil dari lapaz: ( َ )ػَبقَتyang sinonimnya ( َ َِخَضَا
41
M Nurul Irfan, Op, Cit., h. 142-143
Dari pengertian yang pertama dapat dipahami bahwa sesuatu disebut
dilakukan. Sedangkan dari pengertian yang kedua dapat di pahami bahwa sesuatu
َاَنَؼَقََٕثَخَََْىََانَخَضَاءََانًََقَشَسََنًََصَهَحَخََاَنجًََبَػَخََػَهَىَػَصَيَبٌَََاَيَشََانشَبسَع
ketentuan syara‟.
samping yang paling utama adalah mencegah jangan sampai berbuat melakukan
42
Ahmad Wardi Muslich, Op, Cit., h. 136
menghormati dan mencintai antara sesama anggota dengan mematuhi batasan-
a. Pencegahan
kepadapelaku juga akan dikenakan kepada orang lain yang juga melakukan
rangkap, yaitu menahan orang yang berbuat itu sendiri tidak mengulangi
perbuatannya, dan menahan orang lain untuk tidak berbuat seperti itu serta
kewajiban maka arti pencegahan pada keduanya tentu berbeda. Pada keadaan
43
Nasir Cholis, Op. Cit., h. 199
44
Ahmad Wardi Muslich, Op, Cit., h. 137-138
perbuatan yang dilarang, sedang pada keadaan yang kedua (jarimah negatif)
menjalankan kewajibannya.
Contoh nya, seperti penerapan hukuman terhadap orang yang meninggal kan
jarimah agar ia menjadi orang yang baik dan menyadari kesalahannya, disini
terlihat bagai mana perhatian syari‟at islam terhadap diri pelaku. Dengan
adanya hukuman ini, diharapkan akan timbul dalam diri pelaku suatu
dan hukuman akan menimpa dirinya, baik perbuatannya itu diketahui oleh
orang lain atau tidak. Demikian juga jika ia dapat ditangkap oleh penguasa
45
Ahmad Hanafi, Op, Cit., h. 225-226
dari kekuasaan dunia, namun pada akhirnya ia tidakakan dapat
sebagai berikut:
dalam pencurian.
karena ada alasan yang sah, tp diganti dengan bentuk lain seperti
adanya keputusan sendiri dari hakim, dan syarat inilah yang jadi ciri
hukuman.
46
Ahmad Wardi Muslich, Op, Cit., h. 138-139
47
Nasir Cholis, Op, Cit., h. 120-121
a. Hukuman yang mempunyai satu batas, artinya tidak ada batas tertinggi
dan terendahnya. Seperti hukum jilid sebagai hukuman had (80 atau
b. Hukuman yang punya batas tetinggi dan terendah dimana hakim diberi
pilihan.
maksudnyauntukmemberipengajaran.48
48
Ibid, h 120-121