0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
347 tayangan10 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang fiqih jinayah yang terdiri dari dua kata yaitu fiqih dan jinayah. Fiqih berarti memahami atau mengerti, sedangkan jinayah berarti perbuatan buruk. Dokumen ini menjelaskan tiga jenis tindak pidana dalam hukum pidana Islam yaitu jarimah hudud, jarimah qishas-diyat, dan jarimah ta'zir beserta penjelasan singkat mengenai ketiganya.
Dokumen tersebut membahas tentang fiqih jinayah yang terdiri dari dua kata yaitu fiqih dan jinayah. Fiqih berarti memahami atau mengerti, sedangkan jinayah berarti perbuatan buruk. Dokumen ini menjelaskan tiga jenis tindak pidana dalam hukum pidana Islam yaitu jarimah hudud, jarimah qishas-diyat, dan jarimah ta'zir beserta penjelasan singkat mengenai ketiganya.
Dokumen tersebut membahas tentang fiqih jinayah yang terdiri dari dua kata yaitu fiqih dan jinayah. Fiqih berarti memahami atau mengerti, sedangkan jinayah berarti perbuatan buruk. Dokumen ini menjelaskan tiga jenis tindak pidana dalam hukum pidana Islam yaitu jarimah hudud, jarimah qishas-diyat, dan jarimah ta'zir beserta penjelasan singkat mengenai ketiganya.
Fiqih jinayah terdiri dari dua kata, yaitu fiqih
dan jinayah.Pengertian fiqih secara
bahassa berasal dari lafal “faqiha, yafqahu fiqhan”, yang berarti mengerti, paham.Pengertian fiqih secara istilah dikemukakan oleh Abdul Wahab Khallaf adalah himpunan hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis yang diambil dari dalil- dalil yang terperinci. Adapun jinayah menurut bahasa adalah nama bagi hasil perbuatan seseorang yang buruk dan apa yang diusahakan. jinayah adalah semua perbuatan yang diharamkan.Perbuatan yang diharamkan adalah tindakan yang diharamkan atau dicegah oleh syara’ (hukum Islam).Apabila dilakukan perbuatan tersebut mempunyai konsekuensi membahayakan agama, jiwa, akal, kehormatan, dan harta benda. Adapun pengertian jarimah adalah larangan-larangan syara’ (yang apabila dikerjakan) diancam Allah dengan hukuman had atau ta’zir. 1. Al Qur’an Hukum yang terdapat dalam Al Qur’an memiliki empat kebijaksanaan, yang meliputi : a. Memberikan kemudahan dan tidak menyulitkan. b. Menyedikitkan tuntunan. c. Bertahap dalam menetapkan hukum. d. Sejalan dengan kemaslahatan manusia
Diantara ayat-ayat Al Qur’an yang membahas hukum pidana
meliputi : 1. Surat An-Nisa ayat 105 2. Surat Yunus ayat 37 3. Surat Al-Maidah ayat 38 4. Surat An-Nur ayat 4 2. Hadits
Hadits merupakan sumber hukum yang kedua dalam agama
Islam.Penjelasan-penjelasan tentang hukum Islam yang lebih luas dikemukakan dalam As-Sunnah atau hadits, karena sifat Al Qur’an memiliki pembahasan yang masih global belum terperinci.
Adapun hadits-hadits yang menerangkan tentang tindak pidana
Islam sebagai berikut : a) Artinya : Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Setiap yang memabukkan adalah khamr dan semua khamr adalah haram”. (H.R. Muslim) b) Artinya : Dari Ubadah ibn Ash-shamit ia berkata : Telah bersabda Rasulullah “ Ambillah dari pada ku, ambillah dari pada ku, sesungguhnya Allah telah memberikan jalan keluar (hukuman) untuk mereka (para pezina). Perjaka dan para gadis hukumannya hukuman dera seratus kali dan pengasingan seratus tahun, dan janda dengan duda hukumannya dera seratus kali dan rajam. (H.R. Jama’ah kecuali Al-Bukhari dan An-nasai). 3. Qiyas
Qiyas adalah mempersamakan suatu peristiwa yang belum
ada ketentuannya, karena keduanya memiliki persamaan.
Contoh qiyas yang menentukan jinayah yaitu : Ketika
sahabat-sahabat bermusyawarah tentang hukum had bagi peminum minuman keras, maka sahabat Ali r.a. berkata : Jika ia minum, maka ia akan membuat-buat kebohongan (yakni orang-orang yang menuduh orang lain berbuat zina sedang sebenarnya tuduhan it tak benar) Dalam hukum pidana Islam (fiqih jinayah) tindak pidana (jarimah), berdasarkan berat ringannya hukuman dapat dikategorikan ke dalam tiga bagian yaitu : 1. Jarimah Hudud Kata hudud adalah bentuk jama’ dari kata had. Secara etimologi, kata had berarti batas pemisah antara dua hal agar tidak saling bercampur atau supaya salah satunya tidak masuk pada wilayah yang lainnya. Kata had juga berarti pelanggaran, pencegahan, serta batas akhir dari sesuatu yang dituju. Menurut Ahmad Hanafi, jarimah hudud adalah jarimah yang diancamkan hukuman had yaitu hukuman yang telah ditentukan macam dan jumlahnya dan menjadi hak Tuhan 2. Jarimah Qishas – Diyat Menurut bahasa kata qishas adalah bentuk masdar, sedangkan bentuk madhinya adalah qashasha yang artinya memotong.Atau juga berasal dari kata Iqtashasha yang artinya “mengikuti”, yakni mengikuti perbuatan si pelaku sebagai balasan atas perbuatannya.Jarimah qishas diyat ialah perbuatan- perbuatan yang diancam dengan hukuman qishas atau hukuman diyat. Hukuman yang berupa qishas maupun hukuman yang berupa diyat adalah hukuman-hukuman yang telah ditentukan batasnya, dan tidak mempunyai batas terendah maupun batas tertinggi, tetapi menjadi hak perseorangan (hak manusia). 3. Jarimah Ta’zir Abdul Qadir Audah dan Wahbah Azzuhaily mengemukakan bahwa ta’zir diartikan mencegah dan menolak, karena ia dapat mencegah pelaku agar tidak mengulangi perbuatannya lagi. Sedangkan ta’zir diartikan mendidik, karena ta’zir dimaksudkan untuk mendidik dan memperbaiki pelaku agar ia menyadari perbuatan jarimahnya keudian meninggalkan dan menghentikannya TERIMAKASIH