Anda di halaman 1dari 10

 Fiqih jinayah terdiri dari dua kata, yaitu fiqih

dan jinayah.Pengertian fiqih secara


bahassa berasal dari lafal “faqiha, yafqahu
fiqhan”, yang berarti mengerti,
paham.Pengertian fiqih secara istilah
dikemukakan oleh Abdul Wahab Khallaf
adalah himpunan hukum-hukum syara’
yang bersifat praktis yang diambil dari dalil-
dalil yang terperinci. Adapun jinayah
menurut bahasa adalah nama bagi hasil
perbuatan seseorang yang buruk dan apa
yang diusahakan.
 jinayah adalah semua perbuatan yang
diharamkan.Perbuatan yang diharamkan
adalah tindakan yang diharamkan atau
dicegah oleh syara’ (hukum Islam).Apabila
dilakukan perbuatan tersebut mempunyai
konsekuensi membahayakan agama, jiwa,
akal, kehormatan, dan harta benda.
Adapun pengertian jarimah adalah
larangan-larangan syara’ (yang apabila
dikerjakan) diancam Allah dengan
hukuman had atau ta’zir.
1. Al Qur’an
Hukum yang terdapat dalam Al Qur’an memiliki empat
kebijaksanaan, yang meliputi :
a. Memberikan kemudahan dan tidak menyulitkan.
b. Menyedikitkan tuntunan.
c. Bertahap dalam menetapkan hukum.
d. Sejalan dengan kemaslahatan manusia

Diantara ayat-ayat Al Qur’an yang membahas hukum pidana


meliputi :
1. Surat An-Nisa ayat 105
2. Surat Yunus ayat 37
3. Surat Al-Maidah ayat 38
4. Surat An-Nur ayat 4
2. Hadits

Hadits merupakan sumber hukum yang kedua dalam agama


Islam.Penjelasan-penjelasan tentang hukum Islam yang lebih luas
dikemukakan dalam As-Sunnah atau hadits, karena sifat Al
Qur’an memiliki pembahasan yang masih global belum
terperinci.

Adapun hadits-hadits yang menerangkan tentang tindak pidana


Islam sebagai berikut :
a) Artinya : Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda : Setiap yang memabukkan adalah khamr
dan semua khamr adalah haram”. (H.R. Muslim)
b) Artinya : Dari Ubadah ibn Ash-shamit ia berkata : Telah bersabda
Rasulullah “ Ambillah dari pada ku, ambillah dari pada ku,
sesungguhnya Allah telah memberikan jalan keluar (hukuman)
untuk mereka (para pezina). Perjaka dan para gadis
hukumannya hukuman dera seratus kali dan pengasingan seratus
tahun, dan janda dengan duda hukumannya dera seratus kali
dan rajam. (H.R. Jama’ah kecuali Al-Bukhari dan An-nasai).
3. Qiyas

Qiyas adalah mempersamakan suatu peristiwa yang belum


ada ketentuannya, karena keduanya memiliki persamaan.

Contoh qiyas yang menentukan jinayah yaitu : Ketika


sahabat-sahabat bermusyawarah tentang hukum had bagi
peminum minuman keras, maka sahabat Ali r.a. berkata :
Jika ia minum, maka ia akan membuat-buat kebohongan
(yakni orang-orang yang menuduh orang lain berbuat zina
sedang sebenarnya tuduhan it tak benar)
 Dalam hukum pidana Islam (fiqih jinayah) tindak pidana
(jarimah), berdasarkan berat ringannya hukuman dapat
dikategorikan ke dalam tiga bagian yaitu :
1. Jarimah Hudud
Kata hudud adalah bentuk jama’ dari kata had. Secara
etimologi, kata had berarti batas pemisah antara dua hal
agar tidak saling bercampur atau supaya salah satunya tidak
masuk pada wilayah yang lainnya. Kata had juga berarti
pelanggaran, pencegahan, serta batas akhir dari sesuatu
yang dituju. Menurut Ahmad Hanafi, jarimah hudud adalah
jarimah yang diancamkan hukuman had yaitu hukuman
yang telah ditentukan macam dan jumlahnya dan menjadi
hak Tuhan
2. Jarimah Qishas – Diyat
 Menurut bahasa kata qishas adalah bentuk masdar,
sedangkan bentuk madhinya adalah qashasha yang
artinya memotong.Atau juga berasal dari kata
Iqtashasha yang artinya “mengikuti”, yakni mengikuti
perbuatan si pelaku sebagai balasan atas
perbuatannya.Jarimah qishas diyat ialah perbuatan-
perbuatan yang diancam dengan hukuman qishas
atau hukuman diyat.
 Hukuman yang berupa qishas maupun hukuman
yang berupa diyat adalah hukuman-hukuman yang
telah ditentukan batasnya, dan tidak mempunyai
batas terendah maupun batas tertinggi, tetapi
menjadi hak perseorangan (hak manusia).
3. Jarimah Ta’zir
 Abdul Qadir Audah dan Wahbah Azzuhaily
mengemukakan bahwa ta’zir diartikan
mencegah dan menolak, karena ia dapat
mencegah pelaku agar tidak mengulangi
perbuatannya lagi. Sedangkan ta’zir
diartikan mendidik, karena ta’zir
dimaksudkan untuk mendidik dan
memperbaiki pelaku agar ia menyadari
perbuatan jarimahnya keudian
meninggalkan dan menghentikannya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai