Perhitungan Exepected Return, Beta, Variance Error Residual Saham, dan Excess
Return to Beta (ERB)
No Kode E(Ri) Rf Beta (βi) Variance ERB
Saham Error
Residual
(σei²)
1. AKRA 0,3030 0,0052 0,7948 8,2538 0,3747
2. BBNI 0,3581 0,0052 0,9344 11,3992 0,3777
3. HMSP 0,3049 0,0052 0,7931 8,2088 0,3779
Berdasarkan perhitungan tersebut, menunjukkan bahwa proporsi dana terbesar yaitu pada
saham perusahaan HMSP sebesar 0,3529, sedangkan proporsi dana terendah yaitu pada saham
perusahaan BBNI yang hanya sebesar 0,2992 atau dalam presentase HMSP 35% dan BBNI
30%. Saham dengan proporsi dana tertinggi merupakan alternative investasi yang seharusnya
dipilih oleh invetor rasional. Selain itu, saham tersebut juga memiliki nilai ERB yang lebih
besar dari Ci.
3. Besarnya Return dan Risiko dari Portofolio Optimal Saham
a. Hasil Perhitungan Return Portofolio
Setelah mengetahui proporsi dana untuk saham yang terpilih dalam pembentukan
portofolio optimal, maka langkah selanjutnya yaitu menghitung expected return portofolio.
namun, sebelum menghitung expected return terlebih dahulu menghitung alpha portofolio
dan beta portofolio. Alpha portofolio diperoleh dari rata-rata tertimbang dari alpha setiap
saham, sedangkan beta portofolio diperoleh dari rata-rata tertimbang beta setiap saham.
No Kode Wi βi αi αp=Wi. αi βp=Wi. βi
Saham
1. AKRA 0,3479 0,7948 0,1443 0,0502 0,2765
2. BBNI 0,2992 0,9344 0,1716 0,0513 0,2796
3. HMSP 0,3529 0,7931 0,1466 0,0517 0,2799
0,1533 0,8360
E(Rp) = αp + {βp.E(Rm)}
E(Rp) = 0,1533 + (0,8360.0,1997)
E(Rp) = 0,3202
Dari hasil perhitungan tersebut, menunjukkan bahwa return portofolio yang dihitung
dari ketiga saham perusahaan yang terpilih dalam pembentukan portofolio optimal sebesar
0,3202. Return tersebut akan memengaruhi keputusan investor untuk berinvestasi pada saham
ketiga perusahaan tersebut karena memiliki expected return yang lebih tinggi dibandingkan
expected retun market atau expected return risk free.
b. Hasil Perhitungan Risiko Portofolio Optimal
Langkah terakhir yaitu menentukan risiko portofolio, sebelumnya terlebih dahulu
menghitung beta dari portofolio yang dikuadratkan, market variance, dan risiko tidak
sistematis dari portofolio.
No Kode Wi σei² σep²=Wi. σei² βp² σm²
Saham
1. AKRA 0,3479 8,2538 2,8715 0,6989 3,6758
2. BBNI 0,2992 11,3992 3,4107
3. HMSP 0,3529 8,2088 2,8969
9,1790
Berdasarkan perhitungan tersebut, diketahui bahwa variance portofolio sebesar 9,1790 dan risiko
portofolio 3,4275. Apabila dibandingkan antara return saham individual dan return saham
portofolio, terdapat saham individual yang memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan
return portofolio. Namun, risiko dari saham individual ternyata juga lebih tinggi dibandingkan
dengan risiko portofolio. hal ini membuktikan bahwa dengan membentuk portofolio optimal, dapat
melakukan diversifikasi atau pengurangan risiko.
ANALISIS
1. Analisis Penentuan Portofolio Saham
Investasi adalah kegiatan pemanfaatan atau komitmen sejumlah dana aupun sumber daya
pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investasi akan
menghadapi risiko sistematis dan risiko tidak sistematis dalam berinvestasi. Untuk menghindari
risiko tidak sistematis dapat dilakukan dengan diversifikasi saham. Salah satu cara diversifikasi
adalah dengan membentuk portofolio optimal saham.
Pada analisis ini, metode yang digunakan dalam pembentukan portofolio optimal adalah
model single index. Penentuan portofolio single index yaitu berdasarkan besarnya nilai ERB dan
cut-off rate. Apabila nilai ERB lebih besar atau sama dengan cut-off rate, maka saham tersebut
dimasukkan kedalam kandidat portofolio optimal. Sebaliknya, jika nilai ERB lebih kecil dari cut-
off rate, maka tidak dapat dijadikan sebagai kandidat portofolio optimal saham.
Penggunaan ilia ERB dan cut-off rate mempunyai kelebihan yaitu mempertimbangkan
risiko sistematis (beta). Risiko sistematis memang tidak dapat dihindari akan tetapi investor dapat
memilih saham dengan nilai ERB yang tinggi. Beta dan nilai dari ERB dapat digunakan untuk
mempertimbangkan alternative investasi dan mengoptimalkan portofolio. risiko tidak sistematis
dapat dihindari dengan diversifikasi itu sendiri. Investor tentu akan memilih return saham yang
positif.
Berdasarkan perhitungan, dari ketiga saham perusahaan yang dijadikan sampel, semua
menjadi kandidat portofolio optimal saham. Ketiga saham perusahaan ini memiliki tingkat return,
sehingga investor dapat memilih ketiganya.
2. Proporsi Dana Portofolio Optimal Saham
Pembentukan portofolio optimla saham dilakukan untuk mengurangi risiko dengan cara
diversifikasi. Proporsi dana ini diperoleh dengan melakukan perhitungan skala tertimbang terlebih
dahulu dengan tujuan agar memperoleh proporsi dana yang tepat. Skala tertimbang diperoleh dari
beta individual dibagi dengan variance error residual saham kemudian dikalikan dengan nilai
ERB yang telah dikurangi cut-off point. Setelah diperoleh skala tertimbang saham kemudian
proporsi saham dapat dihitung yaitu dengan membagi skala tertimbang masing-masing saham
dengan jumlah keseluruhan skala tertimbang.
Skala Presentase Proporsi Dana
Kode Saham Dana Investasi
Tertimbang Proporsi Investasi
AKRA 3% 34% 338.230.183
BBNI 2% 29% 290.183.879
Rp 1.000.000.000
HMSP 3% 37% 371.585.937
8% 100%