Dosen Pengampu :
Oleh :
PROGRAM STUDI
HUKUM EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
OKTOBER 2022
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis mampu merampungkan salah satu
tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh
mata kuliah Hukum Perdata
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang Subjek Hukum Perdata.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari sumbangsih orang-orang terdekat
Penulis, karena itu dengan tulus Penulis sampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah Hukum Perdata semester III IAI TABAH Kranji
Parican Lamongan yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran.
2. Para Pegawai perpustakaan IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah
membantu kami untuk menemukan referensi yang akurat.
3. Teman-teman sekelas Semester III HES fakultas Syari’ah IAI TABAH Kranji
Paciran Lamongan yang selalu mengarahkan dan mengingatkan penulis jika
penulis terdapat kekurangan.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Hal
itu dikarenakan kelemahan dan keterbatasan kemampuan Penulis semata. Saran
dan kritik yang konstruktif tetap kami harapkan dari audien/peserta diskusi yang
budiman. Akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak hanya bagi
Penulis namun juga bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah.......................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
A. Pengertian Hukum Perdata......................................................................3
B. Sejarah Hukum Perdata...........................................................................5
C. Sumber Hukum Perdata...........................................................................7
D. Asas-asas Hukum Perdata........................................................................8
E. Sistematika Hukum Perdata di Indonesia..............................................11
F. Hukum yang Berlaku di Indonesia........................................................12
G. Keadaan Hukum Perdata di Indonesia...................................................13
BAB III PENUTUP..................................................................................14
A. Kesimpulan............................................................................................14
B. Saran......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya kehidupan antara seseorang itu didasarkan pada
adanya suatu “hubungan”, baik hubungan atas suatu kebendaan atau
hubungan yang lain. Adakalanya hubungan antara seseorang atau badan
hukum itu tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan, sehingga
seringkali menimbulkan permasalahan hukum. Sebagai contoh sebagai
akibat terjadinya hubungan pinjam meminjam saja seringkali
menimbulkan permasalahan hukum. Atau contoh lain dalam hal
terjadinya putusnya perkawinan seringkali menimbulkan permasalahan
hukum. Hal tersebut termasuk dalam masalah hukum perdata1.
Hukum perdata di Indonesia adalah sekumpulan peraturan yang
berisi perintah dan larangan yang dibuat oleh pihak yang berwenang
sehingga dapat dipaksakan pemberlakuaanya berfungsi untuk mengatur
masyarakat demi terciptanya ketertiban disertai dengan sanksi bagi
pelanggarnya. Salah satu bidang hukum yang mengatur hak dan
kewajiban yang dimiliki pada subyek hukum dan hubungan antara obyek
hukum. Hukum perdata disebut pula hukum privat atau hukum sipil
sebagai lawan dari hukum publik. Jika hukum publik mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan negara serta kepentingan umum (misalnya politik
dan pemilu (hukum tata negara), kegiatan pemerintahan sehari-hari
(hukum administrasi atau tata usaha negara), kejahatan (hukum pidana),
maka hukum perdata mengatur hubungan antara penduduk atau warga
negara sehari- hari.2
Hukum perdata di Indonesia didasarkan pada hukum perdata di
Belanda, khususnya hukum perdata Belanda pada masa penjajahan.
1
A. Siti Soetami, Pengantar Tata Hukum Indonesia, (Bandung : PT Refika Aditama, 2007), hlm. 9
2
A. Siti Soetami, Pengantar Tata Hukum Indonesia, hlm. 10
1
Bahkan Kitab Undang-undang Hukum Perdata (dikenal KUHPerdata.)
yang berlaku di Indonesia tidak lain adalah terjemahan yang kurang tepat
dari Burgerlijk Wetboek (atau dikenal dengan BW) yang berlaku di
kerajaan Belanda dan diberlakukan di Indonesia (dan wilayah jajahan
Belanda) berdasarkan azas konkordansi. Untuk Indonesia yang saat itu
masih bernama Hindia Belanda, BW diberlakukan mulai 1859. Hukum
perdata Belanda sendiri disadur dari hukum perdata yang berlaku di
Perancis dengan beberapa penyesuaian.3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hukum perdata?
2. Bagaimana sejarah hukum perdata?
3. Apa saja sumber-sumber hukum perdata?
4. Apa saja asas-asas hukum perdata?
5. Bagaimana sistematika hukum perdata?
6. Bagaimana hukum perdata yang berlaku di Indonesia?
7. Bagaimana keadaan hukum di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hukum perdata.
2. Untuk mengetahui sejarah hukum perdata.
3. Untuk mengetahui sumber-sumber hukum perdata.
4. Untuk mengetahui asas-asas hukum perdata.
5. Untuk mengetahui sistematika hukum perdata.
6. Untuk mengetahui hukum perdata yang berlaku di Indonesia.
7. Untuk mengetahui keadaan hukum di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia ,(Jakarta: Balai Pustaka, 1989),
hlm. 197
2
A. Pengertian Hukum Perdata
Istilah hukum perdata pertama kali diperkenalkan oleh Prof.
Djojodiguno sebagai terjemahan dari bahasa Belanda
yaitu burgerlijkrecht Wetboek (B.W) pada masa pendudukan Jepang. Di
samping istilah itu, sinonim hukum perdata
adalah civielrecht dan privatrecht.4
Para ahli memberikan batasan hukum perdata, seperti berikut. Van
Dunne mengartikan hukum perdata, khususnya pada abad ke -19 adalah,
“Suatu peraturan yang mengatur tentang hal-hal yang sangat esensial
bagi kebebasan individu, seperti orang dan keluarganya, hak milik dan
perikatan. Sedangkan hukum publik memberikan jaminan yang minimal
bagi kehidupan pribadi”5
Pendapat lain yaitu Vollmar, dia mengartikan hukum perdata adalah,
“Aturan-aturan atau norma-norma yang memberikan pembatasan dan
oleh karenanya memberikan perlindungan pada kepentingan
perseorangan dalam perbandingan yang tepat antara kepentingan yang
satu dengna kepentingan yang lain dari orang-orang dalam suatu
masyarakat tertentu terutama yang mengenai hubungan keluarga dan
hubungan lalu lintas”6
Hukum perdata merupakan salah satu bidang hukum yang mengatur
hak dan kewajiban yang dimiliki subjek hukum. Subjek adalah pelaku.
Subjek hukum ada dua, yaitu manusia dan badan hukum (PT, firma,
yayasan, dan sebagainya). Hukum perata ada karena kehidupan
seseorang didasarkan pada adanya suatu “hubungan”, bagik hubungan
berdasarkan kebendaan atau hubungan yang lain. Manusia. Hukum
perdata bertujuan untuk mengatur hubungan di antara penduduk atau
warga Negara sehari-hari, seperti kedewasaan seseorang, perkawinan,
perceraian, kematian, waris, harta benda, kegiatan usaha, dan tindakan
4
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia ,(Jakarta: Balai Pustaka, 1989),
hal. 209
5
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. hlm. 210
6
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia , hlm. 215
3
bersifat perdata lainnya. Karena hukum perdata “rangkaian peraturan-
peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang
satu dan orang lain dengan menitikberatkan pada kepentingan
perseoranagn “. Hukum perdata merupakan ketentuan yang mengatur
dan membatasi tingkah laku manusia dalam memenuhi kepentingannya
serta membatasi kehidupan manusia atau seseorang dalam usaha untuk
memenuhi kebutuhan atau kepentingannya.7
Hukum perdata juga disebut hukum privat atau hukum sipil (Civil
Law). Hukum privat adalah hukum yang baik materi maupun prosesnya
didasarkan kepada kepentingan pribadi-pribadi. Misalnya ketika terjadi
transaksi jual beli rumah, kedua belah pihak berhak untuk menentukan
metode pembayaran, apakah kontan atau kredit. Jual beli ini merupakan
urusan pribadi sehingga institusi public seperti polisi atau jaksa tidak
berhak untuk ikut campur dalam prosesnya. Jadi, ketika ditemukan
masalah perdata dan polisi atau jaksa turut campur dalam kasus tersebut
(dengan membawa baju institusinya), maka tindakan aparat tersebut patut
dicurigai. Namun ketika terjadi penipuan, misalnya rumah dijual bukan
hak milik si Penjual, maka kasus ini bisa dilaporkan ke polisi.8
Hukum perdata menentukan, bahwa didalam perhubungan antar
mereka, orang harus meundukan diri kepada apa saja dan norma-norma
apa saja yang harus mereka indahkan. Dalam hal ini hukum perdata
memberikan wewenang-wewenang di satu pihak dan di lain pihak
iamembebankan kewajiban-kewajiban, yang pemenuhannya dan justru
ini adalah inti aturan hukum, jika perlu dapat dipaksakan dengan bantuan
penguasa.9
Pengertian Hukum Perdata Material dan Formal
- Hukum Perdata Material
7
Darda Syahrizal, Kasus-Kasus Hukum Perdata di Indonesi, (Yogyakarta: Pustaka Grhatama,
2011). hlm. 12-13
8
Darda Syahrizal, Kasus-Kasus Hukum Perdata di Indonesi. hlm. 12-13
9
Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996). hal. 2
4
Pengertian hukum perdata material adalah menerangkan perbuatan-
perbuatan apa yang dapat dihukum serta hukuman-hukuman apa yang
dapat dijatuhkan. Hukum materil menentukan isi sesuatu perjanjian,
sesuatu perhubungan atau sesuatu perbuatan. Dalam pengertian hukum
materil perhatian ditujukan kepada isi peraturan.10
- Hukum Perdata Formal
Pengertian hukum perdata formil adalah menunjukkan cara
mempertahankan atau menjalankan peraturan-peraturan itu dan dalam
perselisihan maka hukum formil itu menunjukkan cara menyelesaikan di
muka hakim. Hukum formil disebut pula hukum Acaara. Dalam
pengertian hukum formil perhatian ditujukan kepada cara
mempertahankan/ melaksanakan isi peraturan.11
10
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2014),
hal. 13
11
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia. hlm. 13
12
Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, jilid 2 (Jakarta: Balai Pustaka, 1993). hlm. 40
5
Setelah pendudukmPrancis berakhir, oleh pemerintah Belenda
dibentuk suatu panitia yang di ketuai oleh Mr. J.M. Kemper dan
bertugas membuat rencana kodifikasi hukum perdata Belanda
dengan menggunakan sebagai sumber sebagaian besar “Code
Napoleon” dan sebagian kecil hukum belanda Kuno. Kemudian
diresmikan pada 1 Oktober 1838 yang mengeluarkan Burgerilijk
Wetboek (KUHPer) dan Wetboek van Koophandel ( KUH
Dagang).13
panitia kodifikasi yang diketuai oleh Mr. C.J. Scholten van Oud-
umum pada akhir abad ke-18; masalah pada waktu itu sudah ada
Belanda.15
15
Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, jilid 2. hal. 41
6
dan nyata.16 Sumber hukum perdata adalah asal mula hukum perdata atau
tempat dimana hukum perdata di temukan.17
Hindia Belanda
2. KUHPerdata (BW)
3. KUH dagang
4. UU No 1 Tahun 1974
7
Asas ini mengandung pengertian bahwa setiap orang dapat mengadakan
KUHPdt).
2. Asas Konsensualisme
KUHPdt. Pada pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya
perjanjian adalah adanya kata kesepakatan antara kedua belah pihak. Asas
3. Asas Kepercayaan
perjanjian hanya mengikat bagi para pihak yang mengikatkan diri pada
yang sama dalam hukum. Mereka tidak boleh dibeda-bedakan antara satu
20
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia ,(Jakarta: Balai Pustaka,
1989). Hlm. 40
21
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. hlm. 41
22
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. hlm. 42
8
sama lainnya, walaupun subjek hukum itu berbeda warna kulit, agama,
dan ras.23
6. Asas Keseimbangan
Asas kepastian hukum atau disebut juga dengan asas pacta sunt
pihak.25
8. Asas Moral
Asas moral ini terikat dalam perikatan wajar, yaitu suatu perbuatan
23
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. hlm. 42
24
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. hlm. 238
25
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. hlm. 238
9
hukum itu adalah didasarkan pada kesusilaan (moral) sebagai panggilan
hati nuraninya.26
perseorangan saja. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340
KUHPdt.27
Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPdt yang
merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur harus
- Biku II, yang berjudul Perihal Benda (Van Zaken), yang memuat
26
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. hlm. 239
27
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. hlm. 230
28
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia ,(Jakarta: Balai Pustaka,
1989), hlm. 231
10
- Buku III, yang berjudul perihal perikatan (Van Verbintennissen),
tertentu;
hukum.29
antara suami/istri
orangtua-ouderlijke macht),
c. Perwalian (voogdij),
d. Pengampunan (curalele).30
29
Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, jilid 2 (Jakarta: Balai Pustaka, 1993). hlm. 44
30
Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, jilid 2 (Jakarta: Balai Pustaka, 1993). hlm. 44
11
b. Hal perorangan, yaitu hak-hak yang hanya berlak terhadap
1. Bagi Golongan eropa dan yang dipersamakan berlaku Hukum Perdata dan
berlaku Hukum Adat merka. Yaitu Hukum yang sejak dahulu kala berlaku
3. Bagi Golongan Timur Asing (bangsa Cina, India, Arab) berlaku hukum
lain :
12
2. Faktor historia yuridis yang dapat dilihat pada pasal 163, I.S yang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam pergaulan masyarakat. Jadi, hukum perdata adalah hukum pokok yang
diutamakan perdamaian karena hukum perdata itu tidak hanya difungsikan untuk
33
Darda Syahrizal, Kasus-Kasus Hukum Perdata di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Grhatama,
2011). hal. 52
13
menghukum seseorang, tetapi juga sebagai alat untuk mendapatkan keadilan dan
perdamaian.
B. Saran-saran
Demikian tugas yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat bagi kita
semua. Dan kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna maka dari
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
2014)
Grhatama, 2011)
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia ,(Jakarta: Balai
Pustaka, 1989)
14
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, jilid 2 (Jakarta: Balai Pustaka, 1993)
Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata, Jilid I (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1996)
15