Anda di halaman 1dari 1

Proses lahirnya Kaidah Hukum 

     

Kaidah hokum yang merupakan bagian dari kaidah social lahir adakalanya berbentuk tulisan dan
ada pula dalam bentuk yang tidak tertulis.Yang tertulis adakalanya dianggap bersumber dari
Tuhan, seperti hokum dalam Al-Quran,Injil, Taurat,Zabur Dll. Atau yang bersumber dari
pemegang otoritas tertinggi, seperti Undang-undang dasar dan peraturan lainnya.

Sedangkan dilihat dari asal usul kaidah hokum tersebut pada pokoknya dapet dibedakan
menjadi :

1.Kaidah hukum yang berasal dari kaidah-kaidah social lainnya di dalam masyarakat, yang
dalam istilah Paul Bohannan dinamakan kaidah hokum yang berasal dari proses double
legitimacy atau pemberian legitimasi ulang dari kaidah social non hokum
(agam,kesusilaan/moral,dan kesopanan menjadi suatu kaidah hokum). Misalnya, Larangan
membunuh, larangan mencuri, larangan menipu, dll. kemudian melauli proses double legitimacy
(pemberian legitimasi ulang larangan-larangan tadi dijadikan pula sebagai kaidah hokum yang
tertuang dalam kitan Undang-undang Hukum pidana (KUHP) Indonesia pasal 262, 338, 285 dan
lain-lain.

2. Kaidah hokum yang diturunkan dari otoritas tertinggi (dalam konteks Indonesia berasal dari
penyelenggara Negara baik eksekutif (presiden) maupun legislative (DPR) ).Sesuai dengan
kebutuhan masyarakat pada saat itu, dan langsung terwujud dalam wujud kaidah hokum, serta
sama sekali tidak berasal dari jaidah social lainnya (non hokum), contohnya undang-undang lalu-
lintas dan angkutan jalan, Undang-undang Perseroan dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai