Anda di halaman 1dari 5

Nama : Salma Rizky Salsabila, Anggit Nurul Afifah, Hudzaifah

Mata Kuliah : Fiqih Jinayah

Prodi/Semester: Hukum Keluarga Islam / 4

Abstrak

Fiqih jinayah ialah kajian ilmu hukum Islam tentang kriminalitas. Dalam istilah yang lebih
populer, fiqh jinayah disebut hukum pidana Islam. Adapun ruang lingkup kajian hukum
pidana Islam ini meliputi tindak pidana qishash, hudud, dan ta’zir. Qishash ialah penjatuhan
sanksi yang sama persis terhadap pelaku jarimah sebagaimana yang telah ia lakukan
terhadap korban. Hudud ialah sanksi atas sejumlah jarimah yang ketentuannya telah
dijelaskan secara terperinci di dalam Alquran dan hadis. Sementara itu, ta’zir ialah sanksi
yang tidak secara tegas dijelaskan baik di dalam Alquran maupun hadis dan merupakan
sanksi yang didasarkan atas kebijakan pemerintah.

Pengertian Fiqih Jinayah

Tindak pidana dalam Islam dikenal dengan istilah jinayah dan jarimah. Secara etimologi
jinayah adalah kata Arab berasal dari akar kata ‫ جناية‬-‫ يجنى‬-‫ جنى‬yang berarti memetik, berbuat
dosa atau kejahatan.1 Jinayah merupakan bentuk verbal noun (masdar) dari kata jana. Secara
etimologi jana berarti berbuat dosa atau salah, sedangkan jinayah diartikan perbuatan dosa
atau perbuatan salah.2
Sedangkan jarimah berasal dari akar kata ‫ جريمة‬-‫ يجرم‬-‫ جرم‬yang berarti memotong,memetik,
berbuat dosa atau kesalahan. Dari pengertian bahasa ini terilhat bahwa kata jinayah dan kata
jarimah mempunyai pengertian yang sama, yaitu memetik, berbuat dosa atau
kejahatan/kesalahan. Nampaknya pengertian yang terakhir ini lebih mendekati kepada pokok
pembicaraan dalam fikih jinayah atau jarimah.
Muhammad Abu Zahrah mengatakan bahwa kata jarimah digunakan terhadap semua
perbuatan yang menyalahi kebenaran, keadilan dan jalan yang lurus. Atau dengan kata lain
secara kebahasaan digunakan untuk semua perbuatan yang tidak baik atau jelek, baik dalam
pandangan syara' maupun dalam pandangan akal sehat, karena pandangan akal yang sehat itu

1
Abu Zahrah, al-'Uqubah, h. 25
2
Luwis Ma'luf, al-Munjid, (Beirut: Dar al-Fikr, 1954), hlm. 88
dapat disesuaikan dengan syara'. Mujrim (isim fa'il/subjek) berarti orang yang melakukan
perbuatan yang tidak baik yang dapat membebani dirinya 3
Abu Zahrah mendefinisikan jarimah sebagai berikut:
‫فعل ما نهى هللا عنو وعصيان ما امر هللا به‬
Artinya:
Melakukan apa yang dilarang Allah dan mendurhakai apa yang diperintahkan Allah.4

Definisi di atas diakui oleh Abu Zahrah sebagai definisi yang bersifat umum, yaitu mencakup
seluruh perbuatan maksiat. Oleh karena itu menurut definisi ini al-jarimah, al-itsm dan al
khathi`ah mempunyai satu pengertian. Sanksi dari perbutan tersebut ada yang bersifat
duniawi dan ada pula yang bersifat ukhrawi. Akan tetapi kemudian jarimah digunakan dalam
pengertian yang khusus, karena para fukaha memandang maksiat dari sudut kewenangan
hakim di pengadilan dengan menetapkan sanksi-sanksi yang bersifat duniawi.5
Berdasarkan hal ini Al-Mawardi mendefinisikan jarimah sebagai berikut:
‫لزظورات شرعية زجر هللا تعالى عنها بحد أو تعزير‬
Artinya:
Larangan-larangan syari'at yang diancam oleh Allah SWT dengan hukuman had atau ta’zir.
6

Abdul Qadir Audah menjelaskan bahwa larangan-larangan Allah itu ada dua bentuk.
Pertama, melakukan perbuatan yang dilarang, dan kedua, meninggalkan perbuatan yang
disuruh.
Untuk dikategorikan suatu perbuatan sebagai jarimah, maka larangan Allah itu mesti
mengandung
ancaman sanksi, dalam hal ini sanksi had atau ta’zir.7

Jinayah menurut istilah fikih adalah sebagai berikut:


‫ سوآء وقع الفعل على نفس أو مال أو غير ذلك‬،‫ اسم لفعل لزرم شرعا‬8
Artinya:

3
Abu Zahrah, al-'Uqubah, h. 25
4
Ibid
5
Zainuddin. Pengantar Hukum Pidana Islam, (Yogyakarta: Deepublish,2019), Cetakan Pertama, hal.8
6
Al-Mawardi, al-Ahkam as-Sultaniyah wa al-Wilayat ad-Diniyah, (Mesir: Mustafa al-Babi al-Halabi,
1973/1393), h. 219
7
Abdul Qadir Audah, At-Tasyri' al-Jina`i al-Islami Muqaranan bi al-Qanun al-Wadh'i, (tt: tp., 1967/1388), h.
66
8
Ibid, hal. 67
Nama bagi perbuatan yang diharamkan oleh syara', baik hal itu menyangkut dengan jiwa,
harta ataupun yang lainya.

Dilihat dari definisi-definisi jarimah dan jinayah di atas secara substansial mempunyai
makna yang sama, yaitu sesuatu yang dilarang syara' atau Allah. Pada definisi al-Mawardi
dinyatakan larangan yang mengandung sanksi had atau ta’zir, sedangkan pada definisi kedua
sanksi tidak disebutkan.

Audah mengatakan bahwa kebanyakan fukaha menggunakan lafaz jinayah terhadap


perbuatan atau pelanggaran yang menyangkut diri manusia seperti pembunuhan, pelukaan,
pemukulan, pengguran kandungan. Sementara itu sebagian fukaha menggunakan lafaz jinaya
terhadap jarimah hudud dan qishash.9

Dasar Hukum Fiqih Jinayah


ِ َ‫اص َحيَ ٰوةٌ ٰيَُٓأ ۟ولِى ٱَأْل ْل ٰب‬
َ‫ب لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ ِ ‫ص‬َ ِ‫َولَ ُك ْم فِى ْٱلق‬
Artinya : Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang
yang berakal, supaya kamu bertakwa. (Al-Baqarah 179).10
۟ ‫ضيْتَ َويُ َسلِّ ُم‬ ۟ ‫ك فِيما َش َج َر بَ ْينَهُ ْم ثُ َّم اَل يَ ِجد‬
َ َ‫ُوا فِ ٓى َأنفُ ِس ِه ْم َح َرجًا ِّم َّما ق‬
‫وا تَ ْسلِي ًما‬ َ َ ‫ك اَل يُْؤ ِمنُونَ َحتَّ ٰى يُ َح ِّك ُمو‬
َ ِّ‫فَاَل َو َرب‬11
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya. (QS. An-Nisa’ :65)

Ruang Lingkup Fiqih Jinayah


Objek kajian utama fiqih jinayah jika dikaitkan dengan unsur-unsur tindak pidana (Al Arkan
Al Jarimah) meliputi:
1) Al Rukn Al Syar’i atau unsur formil
2) Al Rukn Al Madi atau unsur materiil
3) Al Rukn Al Adabi atau unsur moril12

9
Ibid, hal. 111
10
Departemen Agama, Al- Qur’an Karim Dan Terjemahnya, (Semarang: Nurcahaya), hal 21
11
https://tafsirweb.com/1597-surat-an-nisa-ayat-65.html diakses pada hari Rabu, 8 Maret 2023 pukul 10:58
12
Muhammad Abu Zahrah, Al Jarimah wa Al Uqbah fi Fiqh Al Islami, Al Jarimah, (Al Qahirah: Dar Al Fikr Al
Arabi,1998), hal.393-395 dan Abdul Qadir Audah, Al Tasyri’ Al Jina’i Al Islami, (Beirut:Muassasah Al
Risalah,1992), cet. Ke 11, jilid II,hlm,793-817.
Sementara itu, jika dikaitkan dengan materi pembahasan, dimana hal ini erat hubungannya
dengan unsur materiil atau Al Rukn Al Madi, maka objek utama kajian fiqih jinayah meliputi
tiga masalah pokok, yaitu sebagai berikut:
1. Jarimah Qishash yang terdiri atas:
a. Jarimah Pembunuhan
b. Jarimah Penganiayaan
2. Jarimah hudud yang terdiri atas:
a. Jarimah zina
b. Jarimah qadzf (menuduh Muslimah baik-baik melakukan zina)
c. Jarimah Syurb Al Khamr (Meminum minuman keras)
d. Jarimah Al Baghyu (Pemberontakan)
e. Jarimah Al Riddah (Murtad)
f. Jarimah Al Sariqah (Pencurian)
g. Jarimah Al Hirabah13 (Perampokan)
3. Jarimah ta’zir, yaitu semua jenis tindak pidana yang tidak secara tegas diatur oleh Al
Qur’an atau hadits. Aturan teknis, jenis, dan pelaksanaannya ditentukan oleh
penguasa setempat. Bentuk jarimah ini sangat banyak dan tidak terbatas, sesuai
dengan kejahatan yang dilakukan akibat godaan setan dalam diri manusia.14

13
Muhammad Abu Zahrah, Al Jarimah wa Al Uqbah fi Fiqh Al Islami, Al Jarimah, (Al Qahirah: Dar Al Fikr Al
Arabi,1998), hal.393-395 dan Abdul Qadir Audah, Al Tasyri’ Al Jina’i Al Islami, (Beirut:Muassasah Al
Risalah,1992), cet. Ke 11, jilid II,hlm. 6
14
Muhammad Abu Zahrah, Al Jarimah wa Al Uqubah fi Fiqh Al Islami, Al Jarimah, hal.89
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri' al-Jina`i al-Islami Muqaranan bi al-Qanun al-Wadh'i, (tt: tp.,
1967/1388), h. 66
Al-Mawardi, al-Ahkam as-Sultaniyah wa al-Wilayat ad-Diniyah, (Mesir: Mustafa al-Babi al-
Halabi, 1973/1393)
Departemen Agama, Al- Qur’an Karim Dan Terjemahnya, (Semarang: Nurcahaya)
https://tafsirweb.com/1597-surat-an-nisa-ayat-65.htm
Luwis Ma'luf, al-Munjid, (Beirut: Dar al-Fikr, 1954)
Muhammad Abu Zahrah, Al Jarimah wa Al Uqbah fi Fiqh Al Islami, Al Jarimah, (Al
Qahirah: Dar Al Fikr Al Arabi,1998), hal.393-395 dan Abdul Qadir Audah, Al Tasyri’
Al Jina’i Al Islami, (Beirut:Muassasah Al Risalah,1992)
Zainuddin. Pengantar Hukum Pidana Islam, (Yogyakarta: Deepublish,2019)

Anda mungkin juga menyukai