Disusun Oleh :
Rema Ichlasul Amal (12102193109)
Intan Putri Fadillah (12102193112)
Muhammad Bima R (12102193116)
SEMESTER 2
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM 1D
FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
FEBRUARI 2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan
kelancaran dan kemurahan-Nya terhadap kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Fiqh Jinayah dalam bentuk makalah dengan judul Syurb al-khamr.
Dalam pembuatan makalah penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. LatarBelakang...................................................................................................................1
B. RumusanMasalah..............................................................................................................1
C. TujuanPenulisan................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN...........................................................................................................................2
A. Pengertian Khamr.............................................................................................................2
B. Landasan Dalil Haramnya Khamr.....................................................................................4
C. Batasan Syurb Al-khamr dan sanksinya...........................................................................6
BAB III
PENUTUP.....................................................................................................................................7
A. Kesimpulan.......................................................................................................................7
B. Saran..................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia dengan dibekali akal dan
juga nafsu, menjadikan manusia paket lengkap menjadi khalifah dimuka bumi dikarenakan
akal yang dimiliki oleh manusia, namun tidak sedikit pula manusia yang merusak, menyia-
nyiakan, dan menghilangkan dengan sengaja dalam waktu yang sesaat demi sebuah
kenikmatan sesaat dari minuman keras. Rusaknya akal akan menjadi awal dalam berbagai
keburukan yang akan datang, rusaknya jiwa, rusaknya kesehatan dan harta yang terbuangsia –
sia untuk bermaksiat.
Islam jelas – jelas melarang hal tersebut, apalagi kini dijaman ini hal yang
memabukkan bukan hanya sekedar minuman saja melainkan juga ada yang ditelan, dihisap,
disuntikkan dan dihirup. Tentu hal ini sangat memilukan jalan maksiat menjadi terbuka luas
ironinya lagi minuman keras diindonesia dijual secara legal, sehingga semakin mudah-lah
pula maksiat terealisasi.
Rumusan Masalah
Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Khamr
Khamr berasal dari kata khamara-yakhmuru atau yakhmiru yang secara etimologi
berarti tertutup, terhalang, atau tersembunyi.Sedangkan secara terminology terdapat
perbedaan pendapat di kalangan ulama fiqh.Menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, dan
Imam Ahmad, khamr adalah minum minuman yang memabukkan baik minuman
tersebut dinamakan khamr maupun bukan khamr, baik berasal dari perasan anggur
maupun berasal dari bahan-bahan lain1.
Pengertian asy-syurbu menurut Imam Abu Hanifah ialah meminum yang diartikan
sebagai meminum minuman khamr saja, baik yang diminum itu banyak maupun
sedikit2.
Dari definisi di atas Imam Abu Hanifah merumuskan khamr menjadi kedalam tiga
cairan:
a. Perasan anggur yang diendapkan hingga membuih dan menjadi zat yang
memabukkan.
b. Perasan anggur yang dimasak hingga menggelegak sampai dua pertiga zat
asli anggur hilang, dan akhirnya menjadi zat yang memabukkan.
c. Perasan kurma dan anggur kering yang diendapkan hingga membuih dan
menjadi zat yang memabukkan3.
Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa khamr menurut Abu Hanifah
adalah minuman yang diperoleh dari perasan anggur.Dengan demikian Iman Abu
Hanifah membedakan antara khamr dan musykir.Khamr hukum meminumnya tetap
haram sedikit maupun banyak.Adapun selain khamr, yaitu musykir yang terbuat dari
bahan-bahan selain perasan buah anggur yang sifatnya memabukkan, baru dikenakan
hukuman apabila orang yang meminumnya mabuk. Apabila tidak mabuk, maka tidak
dikenakan hukuman4.
1
Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam(Jakarta : Sinar Grafika, 2005) hlm. 74.
2
Ibid.
3
Moch. Said Ishak,op .cit ., h. 10.
4
Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam(Jakarta : Sinar Grafika, 2005) hlm. 74.
2
Jumhur ulama fiqh menyatakan bahwa minuman keras adalah setiap minuman yang
di dalamnya terdapat zat yang memabukan, baik minuman itu dinamakan khomr atau
bukan, terbuat dari anggur atau bukan.
Dari devinisi-devinisi yang telah dikemukakan oleh para ulama di atas dapat di tarik
kesimpulan bahwa khomr adalah semua jenis minuman atau zat memabukkan baik yang
terbuat dari anggur, kurma, madu, gandum, atau bahan lainya, baik diminum atau di
konsumsi sedikit maupun banyak.
3
B. Landasan Dalil Haramnya Khamr
Islam melarang khomr secara berangsur-angsur, karena pada saat itu minuman
keras sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan.Bahkan pada masa Arab
Jahiliyah dimana kehidupan memang sangatlah keras dan merasa bahwa alkohol adalah
hal yang sangat diperlukan, untuk mengatasi masalah secara sesaat agar tidak
stress.Itulah semua yang membuat yamg mendasari orang Arab senang minum Khamr5.
Ayar Alqur'an pertama yang menerangkan hal yang berkaitan dengan alkohol
terungkap di Mekkah sebelum hijrah. Allah SWT berfirman:
َب تَتَّ ِخ ُذونَ ِم ْنهُ َس َكرًا َو ِر ْزقًا َح َسنًا ۗ إِ َّن فِي ٰ َذلِكَ آَل يَةً لِقَوْ ٍم يَ ْعقِلُون
ِ ت النَّ ِخي ِل َواأْل َ ْعنَا
ِ َو ِم ْن ثَ َم َرا
Artinya :"Dan dari buah kurma dan anggur kamu membuat minuman yang
memabukkan dan rezeki yang baik. Sungguh, pada yang demikian itu benar – benar
terdapat tanda kebesaran Allah bagi orang – orang yang bijaksana''. (Q.S. an-nahl: 16:
67)
Setelah ayat di atas turun , beberapa muslim mulai bertanya – Tanya tentang
kebenaran meminum khamr. Kemudian, turunlah ayat Al-Qura’an dalam Surah Al-
Baqoroh ayat 2196:
Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang khomr dan judi. Katakanlah : Pada
keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari pada manfaatnya…”
Meskipun sebenarnya ayat tersebut berisi larangan untuk minum - minuman keras,
namun karena belum dinyatakan secara tegas, masih banyak orang yang
mengonsumsinya. Barulah turun ayat yang melarang dengan tegas perbuatan minum
khamr ini tercantum dalam Surat Al-Maidah ayat 907 :
5
Mardani, Hukum Pidana Islam(Jakarta : KENCANA, 2019) hlm. 168.
6
Ibid, hlm. 169.
7
Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam(Jakarta : Sinar Grafika, 2005) hlm. 72.
4
َصابُ َواأْل َ ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِم ْن َع َم ِل ال َّش ْيطَا ِن فَاجْ تَنِبُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون
َ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َم ْي ِس ُر َواأْل َ ْن
5
Seseorang di anggap meminum apabila barang yang diminumnya telah sampai
ketenggorokan. Apabila minuman tersebut tidak sampai ketenggorokan maka anggap
tidak meminum, seperti berkumur-kumur. Demikian pula termasuk kepada perbuatan
meminum, apabila meminum – minuman khamr tersebut dimaksudkan untuk
menghilangkan haus, padahal ada air yang dapat di minumnya. Namun apabila
dilakukan terpaksa atau dipaksa pelaku tidak dapat hukuman9.
9
Ibid, hlm. 75.
10
Mardani, Hukum Pidana Islam(Jakarta : KENCANA, 2019) hlm. 172.
6
Al-Qur,an tidak menjelaskan apa hukuman yang didapat bagi seorang pelaku, hal
ini mengikuti sunnah fi,liyah yang diketahui bahwa hukuman dari jarimah syurb al-
khamr adalah 40 kali dera dan Abu Bakar mengikuti hukum ini, dan bedalagi Umar ibn
Khattab menjatuhkan 80 dera11.Menurut Ahmad Hanafi, besarnya hukuman bagi pelaku
tindak pidana peminum khamr berdasarkan ijma' sahabat yaitu delapan puluh kali
cambuk, karena dianalogikan dengan tindak pidana Qadzaf(menuduh seseorang berbuat
zina). Empat puluh cambuk sebagai hukuman hudud dan empat puluh lagi sebagai
hukuman ta'zir.
11
Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam(Jakarta: Gema Insani, 2003) hlm. 27.
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Agama islam merupakan agama yang tegas dan agama yang menuntun
para pemeluknya menuju kebaikan, tentu saja dalam hal akhlak dan kesehatan.
Islam melarang meminum khamr bukan hanya karena hal sepele, karena khamr
menyimpan keburukan yang amat besar, seperti merusak akal, kesehatan, moral,
jiwa dan harta.
8
DAFTAR PUSTAKA
Muslich, Ahmad Wardi. 2016. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
Muslich, Ahmad Wardi. 2004. Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam.
Jakarta: Sinar Grafika.
Santoso, Topo. 2003. Membumikan Hukum Pidana Islam. Jakarta: Gema Insani,