Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

JARIMAH SYURBUL KHAMR


Dosen Pengampu :
Mukhamad Sukur, M.Pd.I.

Disusun Oleh :
Rema Ichlasul Amal (12102193109)
Intan Putri Fadillah (12102193112)
Muhammad Bima R (12102193116)

SEMESTER 2
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM 1D
FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
FEBRUARI 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan
kelancaran dan kemurahan-Nya terhadap kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Fiqh Jinayah dalam bentuk makalah dengan judul Syurb al-khamr.
Dalam pembuatan makalah penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr.Maftukhin,M.Ag selaku Rektor IAIN Tulungagung.


2. Dr. H . Ahmad Muhtadi Ansor, M.Ag selaku dekan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum
IAIN Tulungagung
3. Dr. Ahmad Musonnif ,MHI, selaku kepala jurusan Hukum Keluarga Islam IAIN
Tulungagung
4. Mukhamad Sukur, S.HI, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Fiqih Jinayah atas
bimbingan dan arahannya.
5. Teman-teman yang senantiasa memberikan motivasi serta dorongan selama pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari bahwa sesuai dengan kemampuan dan
pengetahuan yang terbatas, Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini, saya berharap dari makalah yang kami susun
ini dapat bermamfaat dan menambah wawasan bagi kami maupun pembaca. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Tulungagung, 20 Februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN........................................................................................................................1

A. LatarBelakang...................................................................................................................1
B. RumusanMasalah..............................................................................................................1
C. TujuanPenulisan................................................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN...........................................................................................................................2

A. Pengertian Khamr.............................................................................................................2
B. Landasan Dalil Haramnya Khamr.....................................................................................4
C. Batasan Syurb Al-khamr dan sanksinya...........................................................................6

BAB III

PENUTUP.....................................................................................................................................7

A. Kesimpulan.......................................................................................................................7
B. Saran..................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia dengan dibekali akal dan
juga nafsu, menjadikan manusia paket lengkap menjadi khalifah dimuka bumi dikarenakan
akal yang dimiliki oleh manusia, namun tidak sedikit pula manusia yang merusak, menyia-
nyiakan, dan menghilangkan dengan sengaja dalam waktu yang sesaat demi sebuah
kenikmatan sesaat dari minuman keras. Rusaknya akal akan menjadi awal dalam berbagai
keburukan yang akan datang, rusaknya jiwa, rusaknya kesehatan dan harta yang terbuangsia –
sia untuk bermaksiat.

Islam jelas – jelas melarang hal tersebut, apalagi kini dijaman ini hal yang
memabukkan bukan hanya sekedar minuman saja melainkan juga ada yang ditelan, dihisap,
disuntikkan dan dihirup. Tentu hal ini sangat memilukan jalan maksiat menjadi terbuka luas
ironinya lagi minuman keras diindonesia dijual secara legal, sehingga semakin mudah-lah
pula maksiat terealisasi.

Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Khamr ?


2. Apa Landasan Dalil Haramnya Khamr ?
3. Dimana Batasan Syurb Al-Khamr dan sanksinya ?

Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Khamr.


2. Untuk Mengetahui Landasan Dalil Haramnya Khamr.
3. Untuk Mengetahui Batasan Syurb Al-Khamr dan Sanksinya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Khamr
Khamr berasal dari kata khamara-yakhmuru atau yakhmiru yang secara etimologi
berarti tertutup, terhalang, atau tersembunyi.Sedangkan secara terminology terdapat
perbedaan pendapat di kalangan ulama fiqh.Menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, dan
Imam Ahmad, khamr adalah minum minuman yang memabukkan baik minuman
tersebut dinamakan khamr maupun bukan khamr, baik berasal dari perasan anggur
maupun berasal dari bahan-bahan lain1.

Pengertian asy-syurbu menurut Imam Abu Hanifah ialah meminum yang diartikan
sebagai meminum minuman khamr saja, baik yang diminum itu banyak maupun
sedikit2.
Dari definisi di atas Imam Abu Hanifah merumuskan khamr menjadi kedalam tiga
cairan:
a. Perasan anggur yang diendapkan hingga membuih dan menjadi zat yang
memabukkan.
b. Perasan anggur yang dimasak hingga menggelegak sampai dua pertiga zat
asli anggur hilang, dan akhirnya menjadi zat yang memabukkan.
c. Perasan kurma dan anggur kering yang diendapkan hingga membuih dan
menjadi zat yang memabukkan3.

Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa khamr menurut Abu Hanifah
adalah minuman yang diperoleh dari perasan anggur.Dengan demikian Iman Abu
Hanifah membedakan antara khamr dan musykir.Khamr hukum meminumnya tetap
haram sedikit maupun banyak.Adapun selain khamr, yaitu musykir yang terbuat dari
bahan-bahan selain perasan buah anggur yang sifatnya memabukkan, baru dikenakan
hukuman apabila orang yang meminumnya mabuk. Apabila tidak mabuk, maka tidak
dikenakan hukuman4.

1
Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam(Jakarta : Sinar Grafika, 2005) hlm. 74.
2
Ibid.
3
Moch. Said Ishak,op .cit ., h. 10.
4
Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam(Jakarta : Sinar Grafika, 2005) hlm. 74.

2
Jumhur ulama fiqh menyatakan bahwa minuman keras adalah setiap minuman yang
di dalamnya terdapat zat yang memabukan, baik minuman itu dinamakan khomr atau
bukan, terbuat dari anggur atau bukan.

Dari devinisi-devinisi yang telah dikemukakan oleh para ulama di atas dapat di tarik
kesimpulan bahwa khomr adalah semua jenis minuman atau zat memabukkan baik yang
terbuat dari anggur, kurma, madu, gandum, atau bahan lainya, baik diminum atau di
konsumsi sedikit maupun banyak.

3
B. Landasan Dalil Haramnya Khamr

Islam melarang khomr secara berangsur-angsur, karena pada saat itu minuman
keras sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan.Bahkan pada masa Arab
Jahiliyah dimana kehidupan memang sangatlah keras dan merasa bahwa alkohol adalah
hal yang sangat diperlukan, untuk mengatasi masalah secara sesaat agar tidak
stress.Itulah semua yang membuat yamg mendasari orang Arab senang minum Khamr5.
Ayar Alqur'an pertama yang menerangkan hal yang berkaitan dengan alkohol
terungkap di Mekkah sebelum hijrah. Allah SWT berfirman:

َ‫ب تَتَّ ِخ ُذونَ ِم ْنهُ َس َكرًا َو ِر ْزقًا َح َسنًا ۗ إِ َّن فِي ٰ َذلِكَ آَل يَةً لِقَوْ ٍم يَ ْعقِلُون‬
ِ ‫ت النَّ ِخي ِل َواأْل َ ْعنَا‬
ِ ‫َو ِم ْن ثَ َم َرا‬

Artinya :"Dan dari buah kurma dan anggur kamu membuat minuman yang
memabukkan dan rezeki yang baik. Sungguh, pada yang demikian itu benar – benar
terdapat tanda kebesaran Allah bagi orang – orang yang bijaksana''. (Q.S. an-nahl: 16:
67)
Setelah ayat di atas turun , beberapa muslim mulai bertanya – Tanya tentang
kebenaran meminum khamr. Kemudian, turunlah ayat Al-Qura’an dalam Surah Al-
Baqoroh ayat 2196:

َ َ‫اس َوإِ ْث ُمهُ َما أَ ْكبَ ُر ِم ْن نَ ْف ِع ِه َما ۗ َويَسْأَلُون‬


‫ك َما َذا‬ ِ َّ‫ك َع ِن ْال َخ ْم ِر َو ْال َم ْي ِس ِر ۖ قُلْ فِي ِه َما إِ ْث ٌم َكبِي ٌر َو َمنَافِ ُع لِلن‬ َ َ‫يَسْأَلُون‬
َ‫ت لَ َعلَّ ُك ْم تَتَفَ َّكرُون‬ َ ِ‫يُ ْنفِقُونَ قُ ِل ْال َع ْف َو ۗ َك ٰ َذل‬
ِ ‫ك يُبَيِّنُ هَّللا ُ لَ ُك ُم اآْل يَا‬

Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang khomr dan judi. Katakanlah : Pada
keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari pada manfaatnya…”

Meskipun sebenarnya ayat tersebut berisi larangan untuk minum - minuman keras,
namun karena belum dinyatakan secara tegas, masih banyak orang yang
mengonsumsinya. Barulah turun ayat yang melarang dengan tegas perbuatan minum
khamr ini tercantum dalam Surat Al-Maidah ayat 907 :

5
Mardani, Hukum Pidana Islam(Jakarta : KENCANA, 2019) hlm. 168.
6
Ibid, hlm. 169.
7
Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam(Jakarta : Sinar Grafika, 2005) hlm. 72.

4
َ‫صابُ َواأْل َ ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِم ْن َع َم ِل ال َّش ْيطَا ِن فَاجْ تَنِبُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َم ْي ِس ُر َواأْل َ ْن‬

Artinya “Hai, orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi


(berkorban untuk) berhala, mengundi nasip dengan panah, adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan setan. Maka jahuilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.”
Selain ayat-ayat tersebut, ada pula beberapa hadist yang memperkuat larangan
terhadap khamr ini dan sekaligus menjelaskan hukumnya. Hadist tersebut antara lain
sebagai berikut8 :
1. Hadist dari Ibn Umar bahwasanya Nabi Muhammad SAW. bersabda : "setiap
yang melakukan adalah khamr dan setiap yang memabukkan adalah haram".
(H.R. Muslim)
2. Hadist dari Mu’awiyah Nabi Muhammad SAW. Telah bersabda tentang
(hukuman) orang yang meminum khamr : "Apabila ia meminum maka deralah
ia, kemudian apabila ia meminum lagi maka deralah ia. Apabila ia meminum
untuk ketiga kalinya maka deralah ia, kemudian apabila ia meminum untuk
keempat kalinya maka potonglah lehernya (bunuhlah ia)". (H.R. Imam
Ahmad).

C. Batasan syurb Al Khamr dan sanksinya


8
Ibid, hlm. 73.

5
Seseorang di anggap meminum apabila barang yang diminumnya telah sampai
ketenggorokan. Apabila minuman tersebut tidak sampai ketenggorokan maka anggap
tidak meminum, seperti berkumur-kumur. Demikian pula termasuk kepada perbuatan
meminum, apabila meminum – minuman khamr tersebut dimaksudkan untuk
menghilangkan haus, padahal ada air yang dapat di minumnya. Namun apabila
dilakukan terpaksa atau dipaksa pelaku tidak dapat hukuman9.

Sesorang dapat dikatakan tindak pidana meminum suatu yang memabukkan


ketika, tanpa harus memeperhatikan nama, bahan, kekuatan memabukkan atau
jumlahnya. Jadi ketika orang minum atau menelan yang sekiranya itu dapat
memabukkan baik itu sedikit maupun banyak maka ia bisa di hukum. Dengan catatan
bahwa ia dengan segenap kesadaranya ia melakukan hal tersebut.Tindak pidana khamar
terbukti dengan cara sebagai berikut10:

1. Kesaksian dua orang saksi laki-laki


Kesaksian yang diperlukan dengan syarat-syarat sebagaimana seperti
persaksian jarimah zina dan qadzaf, Disamping itu Imam Abu Hanifah dan
Imam Abu Yusuf mensyaratkan masih terdapatnya bau minuman pada
dilaksanakan persaksian. Namun Muhammad Ibn Hasan tidak mensyaratkan hal
ini, syarat lain dari Imam Abu Hanifah dan Abu Yusuf dalam hal kedaluarsanya,
dalam hal ini adalah hilangnya bau minuman. Sedangkan menurut Muhammad
Ibn Hasan adalah satu bulan.
2. Pengakuan
Adanya pengakuan dari pelaku. Pengakuan ini hanya dilakukan satu kali dan
tak perlu berulang kali, Imam Abu Hanifah dan Imam Abu Yusuf mensyaratkan
pengakuan sebelum kedaluarsa. Namun imam-imam lain tidak mensyaratkan.
3. .Qarinah atau yang juga disebut tanda dengan dibuktikan dengan meliputi, bau
mulut sipeminum, mabuk, dan muntah menurut Imam Maliki.

9
Ibid, hlm. 75.
10
Mardani, Hukum Pidana Islam(Jakarta : KENCANA, 2019) hlm. 172.

6
Al-Qur,an tidak menjelaskan apa hukuman yang didapat bagi seorang pelaku, hal
ini mengikuti sunnah fi,liyah yang diketahui bahwa hukuman dari jarimah syurb al-
khamr adalah 40 kali dera dan Abu Bakar mengikuti hukum ini, dan bedalagi Umar ibn
Khattab menjatuhkan 80 dera11.Menurut Ahmad Hanafi, besarnya hukuman bagi pelaku
tindak pidana peminum khamr berdasarkan ijma' sahabat yaitu delapan puluh kali
cambuk, karena dianalogikan dengan tindak pidana Qadzaf(menuduh seseorang berbuat
zina). Empat puluh cambuk sebagai hukuman hudud dan empat puluh lagi sebagai
hukuman ta'zir.

11
Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam(Jakarta: Gema Insani, 2003) hlm. 27.

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Khamr yang menurut bahasa berarti tertutup, terhalang, tersembunyi.


Dan menurut ulama fiqih berarti minum – minuman yang memabukkan baik itu
dinamakan khamr maupun bukan, baik itu dibuat dari anggur ataupun dari bahan
yang lain. Terlepas dari itu semua islam dengan tegas menegaskan haram
hukumnya meminum khamr, dan telah ditegaskan dalam Al-qur’an dan hadist
diatas. Dan barang siapa yang meminum baik itu sedikit maupun banyak maka
ketika itu sudah melewati tenggorokan maka baginya wajib di hudud dengan
empat puluh kali dera dan ta’zir dengan empat puluh kali dera pula.

Saran

Agama islam merupakan agama yang tegas dan agama yang menuntun
para pemeluknya menuju kebaikan, tentu saja dalam hal akhlak dan kesehatan.
Islam melarang meminum khamr bukan hanya karena hal sepele, karena khamr
menyimpan keburukan yang amat besar, seperti merusak akal, kesehatan, moral,
jiwa dan harta.

8
DAFTAR PUSTAKA

Muslich, Ahmad Wardi. 2016. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika.

Muslich, Ahmad Wardi. 2004. Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam.
Jakarta: Sinar Grafika.

Mardani. 2019. Hukum Pidana Islam. Jakarta: KENCANA.

Santoso, Topo. 2003. Membumikan Hukum Pidana Islam. Jakarta: Gema Insani,

Anda mungkin juga menyukai