Bismillahhirrahmanirrahim
Alhamdulillah puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.
yang melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik kendatipun sangat sederhana.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan limpahkan keharibaan
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. sebaik-baiknya insan lintang pemimpin
bagi umat manusia karena berkat beliaulah kita masih dapat merasakan nikmatnya
Islam.
Dalam makalah ini Saya membahas tentang “ Tentang hadhanah” (Hak asuh
anak dan Rodho’ah). Selanjutnya kami haturkan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.
Namun pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan karena
tidak ada kesempurnaan sedikitpun di dunia ini. Dengan ini saya mengharap kritik
dan saran untuk lebih memotivasi saya kedepan, terutama untuk dosen
pembimbing. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin...
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………..………….…………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
i
A. Latar Belakang………………………………………………….…………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….………..1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………..….………..1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………..………2
A. Pengertian Hadhanah…………………..………………………...……….2
B. Dasar Hukum Hadhanah……………………………………..….………..2
C. Syarat-Syarat Hadhanah………………………………………….……….3
D. Yang berhak dalam hadhanah…………………………………….………4
E. Masa Hadhanah…………………………………………………………..7
F. Upah hadhana…………………………………………………………….8
G. Definisi Radha`Ah..........................................................................................9
H. Dalil Tentang Menyusui.................................................................................9
I. Syarat Radha`Ah..............................................................................................11
J. Rukun Radha`Ah.............................................................................................11
F. Hukum Radha`Ah...........................................................................................12
H. Mahram Sebab Radha`Ah..............................................................................12
I. Manfaat menyusui...........................................................................................13
DAFTAR KEPUSTAKAAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian hadhanah?
2. Hukum – hukum hadhanah?
3. Syarat syarat Hadanah?
4. Orang yang berhak mengasuh ?
C. Tujuan Penulisan
Penulis makalah ini memilih beberapa tujuan antara lain:
Mahasiswa / Siswi dapat memahami tentang kaedah yang di anjurkan untuk di
terapkan.
1
Agar mahasiswa atau yang baca buku ini bisa berkontribusi dalam
kehidupan sehari-hari dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi
Mahasiswa/Siswi AS pada khususnya dan kepada semua pembaca pada
umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadhanah
Hadhanah secara bahasa, berarti meletakkan sesuatu di dekat tulang rusuk atau
di pangkuan, karena Ibu waktu menyusukan anaknya meletakkan anak itu di
pangkuannya, seakan-akan Ibu disaat itu melindungi dan memelihara anaknya
sehingga “Hadhanah” dijadikan istilah yang maksudnya ; pendidikan dan
pemeliharaan anak sejak dari lahir dari lahir sampai sanggup berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh kerabat anak itu sendiri.
Para Ulama’ Fiqih mendifinisikan ;Hadhanah sebagai tindakan pemeliharaan
anak-anak yang masih kecil, baik laki-laki atau perempuan atau yang sudah besar
tetapi belum Mumayyiz, menyediakan sesuatu yang menjadikan kebaikanya,
menjaganya dari sesuatu yang menyakiti, mendidik jasmani dan rohani, agar
mampu berdiri sendiri serta bisa mengemban tanggung jawab.1
1. Dasar Hukum Hadhanah
Hadhanah (pengasuhan anak) hukumnya wajib, karena anak yang masih
memerlukan pengasuhan ini akan mendapatkan bahaya jika tidak mendapatkan
pengasuhan dan perawatan, sehingga anak harus dijaga agar tidak sampai
membahayakan. Selain itu ia juga harus tetap diberi nafkah dan diselamatkan dari
segala hal yang dapat merusaknya
Dasar hukum ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim, sebagaimana
firman Allah yang berbunyi;
.ياايهاالدين امنو اقواانفسكم واهليكم ناراوقودهاالناس والحجارة
1 Prof. Dr.H.M.A.Tihami M.A. M.M, dan Drs.Sohami Sahrani,M.M. M.H, fiqih munakahat, cet ke 2 (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2010) hlm.,215-
216
2
artinya; hai orang-orang yan beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (QS. Al-Tahrim:
6).
Sudah jelas kiranya dalam ayat ini para orang tua diperintahkan Allah SWT.
untuk memelihara keluarganya dari api neraka, dengan berusaha agar seluruh
anggota keluarganya itu melaksanakan perintah-perintah tuhan dan menjauhi
larangannya, dan dalam ayat ini yang disebut keluarga adalah seorang anak.2
Seorang Hadhanah (Ibu) yang Menangani dan Menyelenggrakan Kepentingan
Anak Kecil yang Diasuhnya, yaitu Kecakapn dan Kecukupan.
Kecukupan dan kecakapn juga memerlukan syarat-syarat tertentu. Jika syarat-
syarat tertentu ini tidak terpenuhi satu saja maka gugurlah kebolehan
menyelenggarakan Hadhanahnya.
2 Ibid hlm.,216
3
5. Islam, anak Muslim tidak boleh diasuh oleh orang yang bukan Muslim,
sebab Hadhanan adalah masalah perwalian. Sedangkan Allah tidak membolehkan
orang mukmin dibawah perwalian orang kafir. Hal ini berdasar pada firman Allah
dalam surat Annisa’ ayat 141:
.ولن يجعل ا للكافرين على المؤمنين سبيل
“ dan Allah tidak akan memberikan jalan kepada orang orang kafir menguasai
orang orang mukmin. (QS. Annisa’: 141).
Dalam riwayat lain juga ditegaskan dalam sebuah Hadist:
.كل مولوديولدعلى الفطرةإلأان ابويه يهودانه اوينصرانه اويمجسانه
'‘setiap anak dilahirkan dalam keadaan Fitrah, hanya ibu bapaknyalah
yang menjadikan mereka Yahudi, Nasrani, atau Majusi.’’
6. Ibunya tidak kawin lagi, jika si ibu telah kawin lagi dengan laki-laki lain.
7. Merdeka, sebab seorang budak biasanya sangat sibuk dengan urusan-urusan
tuannya, sehingga ia tidak punya kesempatan untuk mengasuh anak kecil.3
4
Rasululla SAW. Bersabda “apabila seorang manusia meninggal dunia
putuslah amalnya, kecuali tiga perkara, pahala dari shadaqah jariyah, atau
pahala dari ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang selalu
mendoakan”(HR. Muslim).4
Dasar urutan orang yang berhak melakukan Hadhanah dari empat Madhab
adalah;
5
berpendapat bahwa urutan hak anak asuh dimulai dari
Ibu kandung.
Nenek dari pihak ibu.
Bibi dari pihak ibu.
Nenek dari pihak ayah.
Saudara perempuan.
Bibi dari pihak ayah.
Anak perempuan dari saudara laki-laki.
Penerima wasiat.
Dan kerabat lain (ashabah) yang lebih utama.
6
mengadukan masalahnya kepada Rasulullah SAW. Perempuan itu berkata, “saya
telah diceraikan oleh suami saya, dan anak saya akan diceraikannya dari saya.”
Sabda Rasulullah SAW. Kepada perempuan itu ;
(انت احق به مالم تنكحي )رواه ابوداودوالحاكم
“engkaulah yang lebih berhak untuk mendidik anakmu selama engkau belum
menikah dengan dengan orang lain.” (riwayat abu dawud dan hakim).6
Dan kenapa pengasuhan anak lebih di utamatan adalah seorang ibu, ini
didasarkan pada Hadits Nabi yang berbunyi:
.الما اعطف والطف وارحم واحني واخيروارأاف وهي احق بولدها
“ibu lebih lembut kepada anaknya, lebih halus, lebih pemurah, lebih baik dan
lebih penyayang. Ia lebih berhak atas anaknya selama ia masih belom menikah
dengan laki-laki lain.7
4. Masa Hadhanah
Dalam masalah masa atau waktu ini dalam Al-Qur’an tidak dijelaskan secara
jelas, hanya saja terdapat isyarat-isyarat yang menerangkan ayat tersebut,
sehingga para Ulama’ berijtihad sendri-sendiri dalam menetapkan dengan
berpedoman kepada isyarat itu. Seperti menurut Imam Hanafi, masa Hadhanah
anak laki-laki berakhir ketika anak itu tidak lagi memerlukan penjagaan dan dapat
mengurus keperluannya sehari-hari, seperti makan, minum, mengatur pakaian,
dan lain sebagainya. Sedangkan untuk perempuan berakhir apabila sudah baligh
atau telah datang haid pertama.
Sedangkan pengikut pada generasi akhir menetapkan bahwa masa Hadhanah
itu berakhir umur 19 tahun bagi anak laki-laki. Dan 11 tahun umtuk seorang
perempuan.
Menurut Imam Syafi’i berpendapat bahwa masa Hadhanah itu berakhir setelah
anak itu sudah Mumayyiz, yakni berumur 5 tahun dan 6 tahun. Dengan berdasar
pada Hadits:
خيرغلمابين ابيه وامه كماخيربنتابين ابيهاوامها:قال رسول ا صلى ا عليه وسلم
6 H.Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, cet 27, (Bandung, sinar Baru Al Gensindo, 1986),
hlm.,426
7 Ibid hlm.,219
7
Rasulullah SAW bersabda:”anak ditetapkan antara bapak dan ibunya
sebagaimana anak(anak yang belum mumayyiz) perempuan ditetapkan antara ibu
bapakbya.
Akan tetapi menurut undang-undang mesir tidak ada masalah dalam masa
Hadhanah selagi anak tersebut berada di antara ibu bapaknya, hanya saja masa
Hadhanah itu terjadi apabila terjadi perceraian dan terdapat perbedaan pendapat
antara keduanya, maka masa Hadhanah diserahkan kepada kebijakan hakim
dengan ketentuan minimal 7 tahun dan maksimak 9 tahu, akan tetapi meskipun
demikan kemaslahatan anak itu lebih diutamakan.8
Lain halnya dengan batas hadhanah menurut KHI pasal 98 yang menjelaskan
bahwa batas usia berdiri sendiri atau dewasa adalah 21 tahun, sepanjang anak itu
tidak cacat fisik maupun mental atau belum pernah melangsungkan perkawinan.9
5. Upah Hadhanah
Seorang ibu tidak berhak menerima upah Hadhanah dan menyusui, selama
ia masih menjadi istri dari ayah anak kecil itu, atau selama masih dalam masa
Iddah. Karena dalam keadaan tersebut ia masih mempunyai nafkah sebagai istri
atau nafkah masa Iddah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-
Baqarah ayat 233:
وعلببى المولببودله رزقهببن وكسببوتهني.والوالدت يرضعن اولد هن حولين كاملين لمن اراد ان يتم الرضبباعة
(233:)البقرة.بالمعروف
Artinya : para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama 2 tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. (QS. AL-
Baqarah: 233).10
Adapun sesudah masa Iddahnya, maka ia berhak atas upah itu seperti
haknya kepada upah menyusui, Allah SWT, berfirman dalam surat At-Thalaq ayat
6:
8 Ibid hlm.,224-225
9 Rofiq Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, (PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998),
hlm., 235
10 Ibid hlm.,184-185
8
(6: )الطلقا.فاتوهن اجورهن وأاتمروابينكم بمعروف وان تعاسرتم فسترضع له اخرى
Artinya: maka berikanlah upah kepada merreka upahnya, dan
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik, dan jika kamu
menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan anak itu, untuknya.
(QS. AT-Thalaq).11
Karena wanita yang sudah sampai masa Iddahnya, disamakan dengan seorang
yang bekerja untuk orang lainnya, dan ayah dari anak itu berkewajiban untuk
membayar upah tersebut.
B. Definisi Radha'ah
Radha'ah adalah penyusuan/menyusui bayi yang dilakukan oleh
perempuan selain ibu kandung. Hal ini terjadi karena banyak faktor. Seperti ibu
asli bayi tidak keluar ASI atau tidak mau menyusui atau ibu asli bayi
meninggal dunia atau memiliki penyakit yang menular sehingga dikuatirkan
menular ke anaknya apabila memaksa menyusui bayinya, dan lain sebagainya.
1. QS Al-Baqarah 2:233
وإفنعأمردتت مأن تمستترفضعووااأمولمدركم فممل جمناح علميركم إفمذا سلممتم مما ءاتمتيتم فبالعمعرو ف
ف م عر م ع ر ر م م ع ع م عر عمع ر ع ع م م ع
11 Ibid hlm.,226
9
Artinya: Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak
ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut.
2. QS An-Nisâ’ 4:23
(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua
wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah
kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam
keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab
Allah itu sangat kerasnya.
4. QS al-Qashash 28:12
10
5. QS ath-Thalaq 65:6
B. Dalil Hadits :
1. Hadits Bukhari: إن الرضاعة تحرم ما تحرمه الولداة. Mahram radha'ah sama
dengan mahram karena kelahiran.
2. Air susu itu masuk ke dalam perut (bayi) ()وصول إلي جوف طفل
عن يأأم يالفضل يقالت يدخل يأأعراب يعل ينب يا يصل يا يعليه يو يسل يوهو يف يبيت يفقال يي ينب ي
ا يإان يكنت يل يامرأأة يفتوجت يعليا يأأخرى يفزعت يامرأأت ياألول يأأنا يأأرضعت يامرأأت يالدحث ي
يل يترم ياإلملجاة يواإلملجتان: يرضعة يأأو يرضعتي يفقال ينب يا يصل يا يعليه يو يسل ي
Dari Ummu Fadhl Mengatakan bahwa “Seorang Arab pedalaman datang kepada
11
Nabi yang ketika itu beliau ada dirumahku, lalu orang itu berkata, “Wahai Nabi!
Saya mempunyai seorang isteri, lalu saya menikah lagi. Kemudian Isteri ku yang
meyakini bahwa dia pernah menyusui isteriku yang muda dengan sekali atau dua
kali susuan?.” Nabi SAW bersabda: “ Sekali hisapan dan Dua kali Hisapan
tidaklah menjadikan mahram.”
4. Hukum Menyusui
1. Imam Malik RA: Wajib bagi seorang ibu menyusui anaknya jika:
Adapun bagi wanita yang telah dicerai ba`in maka tidak ada kewajiban
menyusui, kalau pun terpaksa dia menyusui, maka dia berhak mendapatkan
upah atas apa yang telah dia kerjakan.
2. Mayoritas Ulama: Sunnah bagi seorang ibu menyusui anaknya, kecuali dalam
kondisi tertentu seperti jika
a. Anak tersebut tidak mau menyusu kepada selain ibunya atau suaminya
tidak mampu untuk membayar biaya penyusuan anaknya
b. Mampu namun tidak ada orang yang mau menyusui anaknya. Dalam
kondisi pengecualian tersebut maka hukum menyusui anak adalah wajib.
12
ibu yang menyusui (murdhi'ah) tidak ada hubungan mahram dengan
keluarga bayi yang disusui. Hanya si bayi (radhi') yang ada hubungan mahram
dengan seluruh keluarga dekat ibu susuan (murdhi'ah).
6. Manfaat radha`ah
Manfaat untuk anak :
ASI menyediakan nutrisi lengkap bagi bayi, ASI mengandug protein,
mineral, air, lemak, serta laktosa. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi
dan energiselama 1 bulan pertama, separuhatau lebih nutrisi selama 6 bulan
kedua dalam tahun pertama dan 1/3 nutrisi atau lebih selama setahun kedua.
ASI juga menyediakan perlindungan terhadap infeksi dan penyembuhan yang
lebih cepat dari infeksi. Immunoglobulin A terdapat jumlah yang banyak
didalam kolostrum sehingga memberikan bayi tersebut kekebalan tubuh pasif
terhadap infeksi, terdapat faktor bifidus didalam air susu ibu yang
menyebabkan pertumbuhan dari lactobacillus bifidus yang terdapat
menurunkan kumpulan bakteri pathogen ( menyebabkan penyakit pada
anusia ) penyebab diare.
13
Berdasarkan penelitian dinegara maju, ASI dapat menurunkan angka infeksi
saluran pernapasan bawah, otitis media ( infeksi pada telinga tengah ).
Meningitis bakteri ( radang selaput otak ),
Infeksi saluran kemih, diare, dan necrotizing entercolitis. Karena protein
yang terdapat pada ASI adalah protein yang spesifik untuk manusia, maka
pengebalan lebih lama terhadap protein asing atau protein lain yang terdapat
disalam susu formula, dapat mengrangi dan memperlambat terjadinya energi.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak adalah seorang yang wajib untuk dilindungi dari segala yang dapat
menyulitkan dirinya, untuk dapat memberikan suatu kebaikan yang dilakukna
oleh kedua orang tuanya, dan dengan adanya Hadhanah sangat penting kiranya
Hadhanah ini diserahkan kepada pihak ibu, karena Hadhanah ini merupaka
pekerjaan yang membutuhkan sangat tanggung jawab dan ketelatenan dalam
melakukannya..
Dan kenapa sebabnya perempuan itu lebih berhak daripada laki-laki, karena
perempuan lebih pantas dalam hal urusan ini. Lebih pandai, lebih sabar dan lebih
cinta kepada anak-anaknya, sesuai dengan sabda-sabda Nabi yang telah dijelaskan
diatas. Dan semua yang tersebut diatas adalah apabila anak itu belum baligh yaitu
umur 15 tahun, apabila ia sudah baligh, maka lebih baik segala urusannya
diserahkan kepada dirinya sendiri.
Radha'ah adalah penyusuan/menyusui bayi yang dilakukan oleh
perempuan selain ibu kandung. Hal ini terjadi karena banyak faktor. Seperti ibu
asli bayi tidak keluar ASI atau tidak mau menyusui atau ibu asli bayi
meninggal dunia atau memiliki penyakit yang menular sehingga dikuatirkan
menular ke anaknya apabila memaksa menyusui bayinya, dan lain sebagainya.
15
- QS ath-Thalaq 65:6
Hukum Menyusui :
1. Imam Malik RA: Wajib bagi seorang ibu menyusui anaknya jika:
Dia masih berstatus sebagai isteri
Si anak tidak mau menyusu kepada selain ibunya
Tidak ada ayahnya.
Adapun bagi wanita yang telah dicerai ba`in maka tidak ada kewajiban
menyusui, kalau pun terpaksa dia menyusui, maka dia berhak
mendapatkan upah atas apa yang telah dia kerjakan.
Manfaat ASI :
ASI menyediakan nutrisi lengkap bagi bayi, selain itu bermanfaat pula
pada ibu yaitu hormon oksitosin dilepaskan selama menyusui yang
menyebabkan peningkatan kontrak rahim, mencegah involusi rahim dan
menurubkan angka kejadian pendarahan setelah melahirkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17