Anda di halaman 1dari 10

FIQHUL MUQARAN

Makalah ini dipresentasikan dalam matakuliah


Fiqh Muqaran Zakat dan Wakaf
Disusun oleh kelompok 2
Nama :

Ika Anggraini      (1711160001)

Dosen :
NENAN JULIR, M.Ag

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) BENGKULU
2019

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam Merupakan Agama yang sempurna dan komperhensif Sesuai dengan


fitrahnya manusia adalah mahluk sosial dan makhluk yang bermasyarakat, yang
tidak bisa hidup tanpa manusia lain. Dengan adanya ajaran Agama Islam, Allah
membantu dalam memuliakan manusia agar hidup nyaman dan sejahtera di bumi,
dan manusia memerlukan pertolongan satu sama lainnya dan perlindungan serta
pengaturan di dalam usaha memperoleh kebutuhan masing-masing. sesunggunya
dialah yang mengajarkan kepada setiap hambanya bahwa Allah memiliki sifat
kesempurnaan. Dan Allah memberikan saran jalan agar dalam melakukan setiap
kegiatan di dalam hidup dunia harus sesuai dengan aturan dan syarat-syarat dalam
mencapai tujuan harus sesuai yang telah di ajarkan di dalam agama islam.

Supaya keadilan dan tata-tertib hidup dapat dipelihara dengan semestinya,


sebab perlu adanya peraturan dan adanya hukum yang dapat melaksanakan
dengan sempurna dan seksama. Dengan adanya aturan-aturan yang telah
diterapkan dalam islam supaya memberikan kemudahan dalam menjalankan dan
melaksankan kegiatan di dalam kehidupan.

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqh Muqaran

Ada banyak sekali Terdapat beberapa definisi mengenai tentang


pengertian fiqh muqaran yang diungkapkan oleh para pendapat muslim
mengenai fiqh muqaran itu sendiri.

Fiqih Muqaran atau dalam istilah lain disebut Perbandingan Mazdhab


adalah ilmu pengetahuan yang membahas pendapat-pendapat fuqaha
(Mujtahidin) beserta dalil-dalinya mengenai berbagai masalah, baik yang
disepakati, maupun yang diperselisihkan dengan membandingkan dalil masing-
masing, yang banyak telah dikemukakan oleh mujtahidin untuk menentukan
pendapat yang paling kuat dalilinya.

Dalam kajian fiqh muqaran akan sangat erat sekali dengan ikhtilaf
fuqaha, adapun sebab-sebabnya mengenai ikhtilaf sebagai berikut ini.

a. Perbedaan pemahaman mengenai tentang lafadz nash.


b. Perbedaan dalam masalah hadist.
c. Perbedaan dalam pemahaman dan penggunaan kaidah-kaidah
lughawiayah nash.
d. Perbedaan dalam mentarjihkan dalil-dalil yang berlawanan.
e. Perbedaan tentang qiyas.
f. Perbedaan dalam penggunaan dalil-dalil hukum.
g. Perbedaan dalam masalah nash.
h. Perbedaan dalam pemahaman illat hukum.1

Perbedaan pendapat dari dalil-dalil tersebut akan di perbandingkan di


dalam fiqh muqaran itu sendiri yang akan di lihat pendapat yang paling kuat.

1
Fiqih muqaran, www.dani212.blogspot.com (diakses 17 september 2019).

3
Atau yang disebut fiqh muqaran, ialah suatu ilmu yang menerangkan
hukum syara` dengan mengemukakan pendapat yang berbeda-beda terhadap
sesuatu masalah dan dalil-dalil dari masing-masing pendapat itu, yang sesuai
kaidah-kaidah yang dipergunakan, serta membandingkan antara yang satu
dengan yang lain, kemudian mengambil mana yang paling dekat kepada
kebenaran dan di samping itu membanding dengan undang-undang negeri yang
berlaku, hukum positif.

Kalau di masa-masa lalu para ulama telah menulis fiqh secara


membanding sesuatu pendapat ulama dengan yang lainnya yang hal itu banyak
dilakukan sesudah abad keempat hijrah, maka hal itu dilakukan hanyalah untuk
membela pendapat imam dan mematahkan dalil-dalil dari yang lain, bukan
untuk mengemukakan sesuatu pendapat dari pada yang lainnya berdasarkan
kekuatan dalilnya. 2 Juga pada masa itu ada keraguan untuk memilih mana
yang lebih dekat kepada kebenaran dan yang lebih dapat memenuhi hasrat
masyarakat. Sebabnya demikian, ialah karena mereka mengumandangkan
fatwa sebagai diktum bahwa mereka harus berataqlid dan tidak boleh bertaqlid
kepada selain dari madzhab yang empat.

Mereka yang sudah bertaqlid kepada sesuatu madzhab dari madzhab


yang empat itu, tidak boleh berpindah kepada madzhab yang lain atau bertaqlid
kepadanya, kecuali setelah memenuhi beberapa syarat. Para mutaakhkhirin
tidak boleh lagi berijtihad, tetapi harus mengikuti saja yang telah menjadi
sesuatu keputusan mutaqaddimin.

Yang di dalam kitab Ad Durul Mukhtar diterangkan, bahwa barang


siapa berpindah dari madzhab Maliki ke madzhab Syafi`i, hendaklah didera. 3

2
M. Hasbi ash shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqh, PT Bulan Bintang, Jakarta, 1995, hlm.
89-90.
3
Baca : Muqaranatul-Madzhab fil- Fiqhi karangan Syaltut dan As- Sayis.

4
B. Ruang Lingkup Fiqh Muqaran
Dan pada dasarnya, ruang lingkup atau bidang kajian perbandingan
mazhab ialah seluruh masalah fiqh yang di dalamnya terdapat dua bagian
pendapat atau lebih mengenai masalh fiqih yang telah terjadi atau ijma dari
hanya satu pendapat, yang tidak termasuk kajian perbandingan madzhab,
dengan demikian dapat dipahami bahwa ruang lingkup perbandingan madzhab
begitu luas, mulai dari materi fiqih, pendapat ulama, dalil dan metode sumber
yang di gunakan untuk perbandingannya.
Ruang lingkup kajian perbandingan madzhab diantaranya:     
1. Hukum-hukum amaliyah, baik yang disepakati, maupun yang masih
diperselisihkan antara para Mujtahid, dengan membahas cara berijtihad
mereka dan sumber-sumber hukum yang dijadikan dasar oleh mereka
dalam menetapkan hukum.
2. Dalil-dalil yang dijadikan dasar oleh para mujtahid, baik dari al-Qur’an
maupun sunnah, atau dalil-dalil lain yang diakui oleh syara’.
3. Hukum-hukum yang berlaku dinegara tempat muqarin hidup, baik hukum
nasional/positif, maupun hukum internasional.
Dan terdapat juga beberapa jenis pendapat perbandingan dari berbagai
pendapat madzhab yaitu seperti Muqaranatul mazhahib fil fiqih, diantaranya
tentang fiqih ibadah perbandingan, fiqih muamalah perbandingan, fiqih mawaris
perbandingan, fiqih munakahat perbandingan, fiqih jinayah perbandingan, dan
fiqih siyasah perbandingan dan masih bnayak lagi mengenai berbagai macam tipe
dalam perbandingan mengenai pendapat madzhab. Atau juga perbandingan
hukum Islam dengan hukum umum – hukum positif yang digunakan di suatu
negara.4

4
Fiqih Muqaran, https://simba-corp.blogspot.com/2018/11 (diakses 17 september
2019).

5
C. Tujuan dan Manfaat Fiqh Muqaran
Ada dua tujuan yang hendak dicapai ilmu perbandingan mazhab:
a. Tujuan praktis, yaitu tujuan yang bisa dirasakan baik oleh muqarin atau
masyarakat secara umum:
1. Untuk menimbulkan rasa saling menghormati atau toleransi dengan
yang berbeda pendapat.
2. Dapat mendekatkan berbagai mazhab di satu pihak, sehingga
perpecahan umat dapat disatukan kembali atau jurang perbedaan
dapat diperkecil.
3. Memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa perbedaan adalah
sunnatullah yang tidak bisa dihindari.
4. Dapat menimbulkan rasa puas dalam mengamalkan suatu hukum
sebagai hasil dari berbagai pendapat imam mazhab.
5.  Dapat menentramkan jiwa karena membandingkan adalah jalan
yang mudah untuk mengetahui cara-cara para imam dalam
menentukan hukum.
b. Tujuan secara akademik, sebagai tujuan yang sarat dengan unsur-unsur
ilmiah, paling tidak, ada tujuan besar, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pendapat, konsep, teori, dasar, kaidah, metode,
teknik ataupun pendekatan yang digunakan oleh tiap-tiap imam
mazhab fiqih dalam menggali hukum islam dan menetapkan
hukumnya.
2. Untuk mengetahui betapa luasnya pembahasan ilmu fiqih dan betapa
kayanya khazanah hukum Islam yang diwariskan oleh para imam
mazhab, hampir tidak bisa dihindari, langsung ataupun tidak
langsung, konsep perbandingan mazhab.

6
Ada yang berpendapat, bahwa studi perbandingan madzhab itu tidak
bermanfaat secara praktis, baik bagi kehidupan perorangan maupun bagi jamaah,
baik dalam soal ibadah maupun dalam mu’amalah. Pendapat ini lahir karena
berorientasi pada madzhab yaitu:

a. Sebagian ulama telah menetapkan bahwa bagi orang yang telah


menganut madzhab tertentu tidak dibenarkan berpindah madzhab, dan
taqlid merupakan suatu keharusan dan bagi yang sudah bertaqlid kepada
madzhab tertentu, tidak boleh bertaqlid kepada madzhab lain dalam
beberapa masalah.
b. Ulama Hanafiah telah menetapkan pula suatu ketentuan yang sangat
mengikat, yaitu: “.... tidak dibenarkan bagi ulama muta’akhirin untuk
membahas atau mentarjih masalah-masalah yang telah dibahas dan
ditarjih oleh ulama terdahulu, dan wajib bagi mereka mengikuti apa yang
sudah ada.”

Kalau demikian halnya, yakni berorientasi kepada pemikiran madzhab,


maka jelas studi perbandingan madzhab tidak ada faedahnya, karena tidak bisa
diambil manfaatnya sebab mengamalkan hasil muqaranah memungkinkan:

a. Terjadi perpindahan madzhab.


b. Bertaqlid kepada beberapa madzhab dalam berbagai masalah
Alasan di atas antara lain, bahwa mengamalkan hasil muqaranah itu
memungkinkan untuk melakukan berbagai pendapat dalam sebagian
masalah, baik ibadah maupun muamalah, yang kemungkinan tidak
dibenarkan oleh semua madzhab yang ada karena campur aduk.

Kedudukan madzhab yang semula merupakan pemikiran dan pemahaman


atau pendapat yang diterima dan ditolak tidak benar/kurang tepat, menjadi
keharusan dan pegangan yang bersifat keagamaan, yakni tidak boleh seorangpun
tidak bermadzhab/menyimpang dari madzhabnya dan mengikuti madzhab lain.

7
Sikap tersebut memberikan pengaruh dan akibat yang negatif, yaitu
menghalangi ummat Islam untuk menikmati pembahasan hukum dari sumbernya
(al-Qur’an dan Hadits), sekaligus menghalangi mereka untuk memetik buah
studinya dari kedua nash tersebut. Akibatnya yang paling berbahaya bagi umat
Islam adalah timbulnya apatisme, sehingga syari’at Islam yang seharusnya
berkembang dan dinamis menjadi beku dan statis.

Mereka mengharamkan beramal dengan hasil penyelidikan yang


dilakukan dalam al-Qur’an dan Hadits sendiri. Sebagai akibat dari pada itu, maka
putuslah cita-cita dan berhentilah Fiqih Islam, sedang para Ulama madzhab sibuk
dengan pembelaan madzhab masing-masing dan meringkaskan kitab-kitab yang
tebal serta mensyarahkan kitab-kitab yang ringkas. Dan begitulah orang
mengharamkan fiqih dan malakah fiqih. Menurut Muhammad Syaltout, dalam
bukunya, “Perbandingan Mazhab dalam Masail Fiqh”, bahwa membandingkan
adalah wajib bagi orang yang mampu dan beramal dengan hasilnya juga wajib,
tidak dapat dicegah oleh pendapat-pendapat ulama mutaakhirin yang tidak
berdasarkan kepada suatu dalil pun yang menunjukkan shahihnya.

Selain itu, muqaranah atau membandingkan itu, adalah jalan untuk


mengetahui cara-cara para Imam berijtihad, dan juga jalan untuk dapat memilih
hukum yang dapat menentramkan jiwa.Sesungguhnya orang yang membanding
antara mazhab-mazhab mengenai masalah-masalah terperinci, apabila ia
mengetahui sumber perselisihan dan mengetahui berbagai pengertian kata-kata
serta mengetahui pula jiwa tasyri’, maka dengan pertolongan Allah ia akan sampai
kepada perbandingan yang menghasilkan buah, baik memperkecil jurang
perselisihan, maupun mentarjihkan yang lebih dekat kepada kebenaran. Sedang
mengetahui itu semua sekarang sudah menjadi mudah, berkat jerih payah ulama-
ulama terdahulu.

8
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan Dari pemaparan di atas


dapat disimpulkan bahwa kajian ini bermanfaat untuk menghindari ta’asub
(fanatik) buta, sehingga tidak terjadi friksi dengan pihak/golongan lain. Pada
prakteknya ternyata memang banyak friksi di lapangan yang seharusnya tidak
mesti terjadi. Hal ini karena ketidaktahuan atau kurangnya informasi yang benar
tentang mazhab-madzhab yang ada.
Perbedaan pendapat adalah sebuah keniscayaan, dan itu adalah merupakan
rahmat bagi seluruh umat, sebagai generasi penerus, seyogyanya kita bisa
memanfaatkan apa yang menjadi peninggalan berharga dari sejarah keilmuan
Islam, dengan lebih focus terhadap kajian fiqh muqaran maka umat islam pasti
akan mampu untuk menjawab tantangan zaman di era sekarang ini.
Akhirnya apabila ada kesalahan mohon itu adalah semata karena kekurangan kami
sebagai manusia biasa, dan apabila ada kebenaran itu semua adalah atas
pertolongan Allah, saran kritik yang membangun sangat kami harapkan demi
kemajuan yang lebih baik lagi.

B. Saran

Penyusun Makalah ini adalah manusia biasa yang banyak kelemahan dan
baru dalam proses mempelajaran. Maka dari sebab itu kami sebagai penyusun
makalah menyarankan kepada pembaca yang ingin membahas dan mendalami
masalah mengenai Fiqh Muqaran bisa mengetahui dari berbagai sumber yang
tersedia agar dapat memahami menganai kaidah dari fiqih tersebut dan
perbandingan pendapat yang kuat.

9
DAFTAR PUSTAKA

M. Hasbi ash shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqh, Jakarta: PT Bulan Bintang,


199

H. Hasbiyallah, Perbandingan Madzhab, Jakarta, Juli 2012

Jurnal repository.uinsu.ac.id (diakses 18 september 2019).

Fiqih muqaran, www.dani212.blogspot.com (diakses 17 september 2019).

Fiqih Muqaran, https://simba-corp.blogspot.com/2018/11 (diakses 17

september 2019).

10

Anda mungkin juga menyukai