Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Tafsir Ayat Hukum
Disusun Oleh :
18103050004
YOGYAKARTA
2020
Tafsir Al-Baqarah ayat 232
َ ُِوف ۗ ٰ َذل
ظُ بِ ِهۦ0ك يُو َع ِ ضلُوه َُّن أَن يَن ِكحْ نَ أَ ْز ٰ َو َجه َُّن إِ َذا تَ َربَ ْينَهُم بِ ْٱل َم ْعر
ُ َوإِ َذا طَلَّ ْقتُ ُم ٱلنِّ َسٓا َء فَبَلَ ْغنَ أَ َجلَه َُّن فَاَل تَ ْع
idahnya, maka jangan kamu halangi mereka menikah (lagi) dengan calon
suaminya, apabila telah terjalin kecocokan diantara mereka dengan cara yang
beriman kepada Allah dan hari akhir. Itu lebih suci bagimu dan lebih bersih.
b. Keyword
أَ َجلَه َُّن : Kata al-ajal berarti batas waktu, yaitu batas waktu menunggu
Syu’aib.
1
Departemen Agama RI , Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung : PT. Sygma Examedia
Arkanleema, 2009), hlm. 37.
2
M. Quraish Shihab, Wawasan Al- Qur’an : Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat,
(Bandung : Mizan Pustaka, 2013).
2
Dia berkata “itulah perjanjian antara aku dan kamu. Mana saja dari
tuntutan tambahan atas diriku lagi dan Allah adalah saksi atas apa yang
Dan mereka berkata, “ kehidupan ini tidak lain saat kita berada di dunia,
kita main dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita kecuali
dahr (perjalanan waktu) yang dilalui oleh alam.” (Q.S. Al-Jatsiyah: 24)
Kata Waqt digunakan dalam arti batas akhir kesempatan atau peluang
ضلُوه َُّن
ُ تَ ْع : Kata ta’dhuluna merupakan fi’il mudhari’ jamak yang berasal
c. Asbabun Nuzul
3
kembali dan adik perempuan Ma’qil setuju. Namun Ma’qil bin Yasar
menolaknya. Maka turun ayat لُوه َُّن أَن يَن ِكحْ نَ أَ ْز ٰ َو َجه َُّن0 ْض
ُ فَاَل تَع, yang melarang
d. Munasabah
Q. S. Al-Baqarah ayat 232 tentang wali ini berkaitan dengan ayat al-
ٍ َص ٰن
ت َغ ْي َر ِ ْض ۚ فَٱن ِكحُوه َُّن بِإ ِ ْذ ِن أَ ْهلِ ِه َّن َو َءاتُوه َُّن أُجُو َره َُّن بِ ْٱل َم ْعر
َ ُْوف ُمح ُ أَ ْعلَ ُم بِإِي ٰ َمنِ ُكم ۚ بَ ْع
ٍ ض ُكم ِّم ۢن بَع
Artinya : Dan barang siapa diantara kamu tidak mempunyai biaya untuk
perempuan) yang beriman dari hamba sahaya yang kamu miliki. Allah
mengetahui keimananmu. Sebagian dari kamu adalah sebagian dari yang lain
(sama sama keturunan Adam dan Hawa), karena itu nikahilah mereka dengan
izin tuannya dan berilah mereka maskawin yang pantas, karena mereka
(zina), maka (hukuman) bagi mereka setengah dari apa hukuman perempuan-
3
Al-Wahidi, Asbab An-Nuzul, hlm. 56. Lihat juga Ibnu Hajar Al-Asqalani , Fathul Baari :
Penjelasan Kitab Shahih Al Bukhari, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2007), hlm. 136-137.
4
sahaya) itu, adalah bagi orang-orang yang takut terhadap kesulitan dalam
menjaga diri (dari perbuatan zina). Tetapi jika kamu bersabar, iitu lebih baik
An-Nisa ayat 25 adalah pada potongan ayat إ ِ ْذ ِن أَ ْهلِ ِه ّن00ِٱن ِكحُوه َُّن ب00َ( ف...Maka
nikahilah mereka dengan izin dari tuannya, ....). Dan maksud dari potongan
adalah perempuan merdeka yang sudah dewasa tidak sah pernikahan itu tanpa
Lebih lanjut orang yang boleh menjadi wali, mereka itu secara berurutan
adalah ayah, kakek dan jalur keatas, saudara laki-laki kandung, saudara laki-
laki seayah, anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung, anak laki-laki
dari saudara laki-laki seayah, paman dari ayah kandung, paman dari ayah
seayah, anak laki-laki paman kandung, dan anak laki-laki paman seayah.
Apabila orang-orang tersebut tidak ada maka wali bagi perempuan merdeka
akad nikah. Jumhur ulama sepakat bahwa wali merupakan salah satu syarat
4
Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir Al-Azhar , juzu’ ke-5 , (Surabaya : H. Abdul Karim,
1982), hlm. 25.
5
dalam perkawinan. Sedangkan menurut Abu Hanifah adanya wali nikah
dalam perkawinan merupakan suatu keutamaan bukan sesuatu hal yang harus
e. Penjelasan Ayat
Allah menurunkan ayat ini sebagai dalil larangan untuk para wali memberi
maknanya adalah larangan bagi para wali untuk menghalangi para wanita
yang ingin kembali kepada suaminya dengan akad nikah yang baru.
Adapun َ أَنdalam َ أَن يَن ِكحْ نkedudukannya adalah nashab oleh kata ضلُوه َُّن
ُ تَ ْع.
ْ 0ِ َربَ ْينَهُم ب0َ إِ َذا تmemiliki makna bahwa jika mereka berdua
ِ ٱل َم ْعر0
Potongan ُوف
(pihak suami dan istri) sama sama suka sebagaimana dihalalkan pernikahan
dari Umair bin Abdullah bin dari Abul Malik bin Al-Mughirah dari
6
Ayat ini menguatkan pendapat tidak sahnya perkawinan tanpa adanya
wali, karena Allah telah melarang para wali untuk menghalangi mereka
menikah. Jika seorang wanita memiliki hak untuk menikahkan dirinya sendiri
tentu larangan pada ayat ini tidak berlaku. Wali hendaklah menikahkan
perempuan yang berada dibawah perwaliannya apabila laki-laki itu baik dan
yang baik.
kawin adalah sebagai nasihat Allah untuk orang-orang yang beriman kepada
Allah dan hari akhir. ِر0“ َو ْٱليَوْ ِم ٱلْ َءا ِخDan Hari kemudian” maknanya adalah
barang siapa yang beriman kepada hari akhir dan membenarkan hari
suka.
dan lebih suci. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”. Makna
ٰ َذلِ ُك ْمadalah pernikahan berdua dan rujuk kepada istrinya dengan akad dan
mahar yang baru itu lebih baik bagi kalian wahai para wali, para suami, dan
para istri. Makna أَ ْز َك ٰى لَ ُك ْمyaitu lebih baik dan utama disisi Allah dari pada
7
ْ َ َوأadalah lebih suci untuk hatimu dan hati
perceraian mereka. Makna طهَر
suami istri tersebut dari kebimbangan sebab jika diantara keduanya masih ada
diinginkan.
Khitab pada ayat ini ( َوإِ َذا طَلَّ ْقتُ ُمapabila kamu menceraikan) dan dengan
lakukan adalah menghalangi para mantan istri mereka untuk menikah dengan
laki-laki yang yang mereka kehendaki setelah habisnya masa iddah, hal
menjadi istri mereka diperistri orang lain. Bisa juga khitab ini ditujukan untuk
para wali sehingga makna penyandaran talak kepada mereka karena mereka
8
menghalangi perempuan yang berada dibawah perwaliannya menikah lagi
Makna Al-ajal adalah telah sampai pada batas akhirnya (telah habis masa
Kata َ أَن يَن ِكحْ نmaknanya adalah menikah lagi dengan akad yang baru.
Kata ( أَ ْز ٰ َو َجه َُّنcalon suaminya) , bila yang dimaksud adalah para suami yang
menceraikan mereka, maka redaksi ini sebagai kiasan dari kondisi sebelum
bercerai, dan bila yang dimaksudkan adalah orang yang hendak dinikahi,
ْ َ( َوأdan lebih bersih) dariberbagai kotoran. ( َوٱهَّلل ُ يَ ْعلَ ُمDan Allah
bermanfaat. طهَر
mengetahui) apa maslahat bagi kalian. َ( َوأَنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمونsedangkan kamu tidak
mengetahui) itu.
f. Analisis
Dari kedua ayat yang dibahas yaitu Q. S. Al-Baqarah ayat 232 dan An-
Nisa ayat 25 kita dapat mengambil pengertian bahwa Allah melarang para
sah pernikahan tanpa adanya wali. Apabila wali tidak harus ada, maka Al-
Qur’an tidak perlu melarang para wali menghalangi perkawinan wanita yang
9
berada dibawah perwaliannya, karena walaupun wali menghalangi,
pernikahan kedua kali mereka lebih baik dan lebih membawa mashlahat dari
Ayat ini juga bisa dikaitkan dengan iman, yaitu sebagai orang yang
dalam Al-Qur’an.
Dan ayat ini membuka pintu ijtihad bagi kita terkait bagaimana
seharusnya hubungan baik dan saling memahami antara wali dan perempuan
yang berada dibawah perwaliannya. Wali adalah pelindung dan wali tidak
10
Daftar Pustaka
Sygma Arkanleema.
11