Anda di halaman 1dari 16

KOMPETENSI PENGHULU DAN URGENSI

KANTOR URUSAN AGAMA DALAM


PENGEMBANGAN PELAYANAN BIDANG
HUKUM KELUARGA

Disampaikan Dalam Kegiatan Pembekalan Praktek Kuliah


Lapangan bagi mahasiswa Prodi Hukum Keluarga Islam (Al
Ahwal Asy Syakhshiyyah) Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN
Sunan KalijagaYogyakarta
Yogyakarta, 09 April 2018
PERAN DAN FUNGSI KANTOR URUSAN AGAMA

 Pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan nikah


dan rujuk;
 Penyusunan statistik, dokumentasi dan pengelolaan sistem informasi
manajemen KUA;
 PelaksanaanTata Usaha dan rumah tangga KUA;
 Pelayanan bimbingan Keluarga sakinah;
 Pelayanan bimbingan kemasjidan;
 Pelayanan bimbingan pembinaan syariah; serta
 Penyelenggaraan fungsi lain di bidang agama Islam yang ditugaskan
oleh Kepala Kankemenag Kabupaten/Kota
 Jenis-Jenis Pelayanan di Kantor Urusan Agama
Kecamatan
a. Bidang nikah dan rujuk .
b. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang pengembangan
keluarga sakinah dan pemberdayaan keluarga terbelakang.
c. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan serta perlindungan
konsumen di bidang produk halal
d. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang pemberdayaan
masyarakat dhuafa dan bantuan sosial keagamaan.
e. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan serta prakarsa di bidang
ukhuwahIslamiyah,jalinan kemitraan dan pemecahan masalah
umat.
f. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang
wakaf,zakat,infak dan shodaqoh.
g. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang kemasjidan.
h. Melayani konsultasi keluarga melalui lembaga BP. 4 Kecamatan.
i. Pelayanan untuk pembinaan organisasi Islam
j. Pelayanan fatwa hukum munakahat dan muamalat
k. Pelayanan bimbingan manasik haji dan umrah
 KOMPETENSI PENGHULU
Untuk menjadiPenghulu setidaknya harus memenuhi tiga unsur
kompetensi, yaitu 1) Kompetensi Manajerial, 2) Kompetensi
Teknis, dan 3) Kompetensi Sosio Kultural. Hal ini diatur dalam
Keputusan Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama
Nomor : DJ.II/102 Tahun 2016 tentang Penetapan Standar
Kompetensi Jabatan Penghulu.
 Disamping itu harus memenuhi indikator Kompetensi, baik inti
maupun manajerial. Indikator-indikator tersebut adalah 1)
Integritas, 2) Kepemimpinan, 3) Harmonisasi keberagaman, 4)
Memprakarsai perubahan dan 5) Menjaga Citra Kementerian
Agama
 Adapun indikator kompetensi manajerial meliputi : 1) Berpikir
Analisis, 2) Berpikir Konseptual, 3) Pengendalian diri, 4)
Komitmen terhadap organisasi, 5) Inisiatif, 6) Kerjasama, 7)
Mengembangkan orang lain, 8) Berorientasi pada pelayanan, 9)
Membangun hubungan, 10) Pencarian informasi, 11)
Pengambilan Keputusan dan penyelesaian masalah, 12)
Berorientasi pada kualitas.
 Untuk kompetensi teknis, indikatornya meliputi 1) Komuniasi,
2) Aplikasi komputer, 3) Bahasa Inggris, 4) Bahasa Arab, 5) teknik
presentasi, 6) Pruduk hukum dan peraturan perundangan, 7)
Membaca Al Qur'an, 8) Memahami fiqh munakahat, dan 9)
Mampu membaca kitab kuning.
‫زَ ْﯾﺪٌ ﻛﺮﯾﻢ‬
 PROBLEMATIKA DI BIDANG HUKUM
Kurang optimalnya fungsi Majlis Ulama Indonesia (MUI) di
tingkat kecamatan, serta keengganan (kesulitan) masyarakat desa
untuk berkonsultasi langsung dengan Pengadilan Agama dalam
memecahkan persoalan yang berkaitan dengan persoalan hukum
keluarga, membuat di beberapa tempat masyarakat cenderung
memposisikan Kepala KUA sebagai “Mufti” di tingkat kecamatan,
mereka sering dimintai fatwa dan pendapat dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan terutama dalam masalah al -Ahwal al-
Syakhshiyah, seperti persoalan talak dan rujuk, pembagian harta
warisan dan lain sebagainya.
 Walaupun sejatinya ini bukanlah tugas pokok dan fungsi seorang
Kepala KUA, akan tetapi kebutuhan masyarakat mengharuskan
Kepala KUA untuk bisa mengerti dan memahami persoalan -
persoalan hukum Islam yang dihadapkan kepada mereka, dan
sering kali jawaban atas persoalan yang diajukan itu dituntut
secara spontan karena persoalan tersebut mengemuka seiring
dengan insiden yang terjadi di masyarakat.
 Al-Ahwal al-Syakhshiyah merupakan bagian dari Fiqih Mu’ama
lah yang senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu.Pengkajian dalam ranah mu’amalah harus dilaksanakan
secara kontinyu karena permasalahan baru selalu muncul dari
hari ke hari.Banyak hal yang dulu belum pernah disinggung,
sekarang justru terjadi di tengah masyarakat. Sering kali
persoalan yang sama menghendaki jawaban yang berbeda karena
dalam khazanah fiqih mu’amalah memungkinkan terjadinya
perubahan hukum disebabkan perbedaan tempat dan waktu suatu
peristiwa
 PENGEMBANGAN PELAYANAN BIDANG HUKUM
KELUARGA
a.Peningkatan Kualitas SDM
1) Rekruitmen calon penghulu atau kepala KUA hendaknya
disesuaikan dengan latar pendidikan yang ditempuhnya, yaitu
sarjana Syariah.
2) Untuk promosi Kepala KUA harus sudah menyelesaikan
Pendidikan S.2
3) Musabaqah Qiraatul Kutub untuk kepala KUA dan penghulu
b. Peningkatan Kualitas Keilmuan
1) Kepala KUA dan penghulu harus menempuh pendidikan S.2
Syariah
2) Mengikut sertakan program kediklatan yang diadakan Balai
Diklat Keagamaan atau di daerah dalam bentuk DDTK sesuai
dengan bidang tugas yang diembannya.
3) Membuat Karya Tulis Ilmiah baik berbentuk laporan, penelitian
atau kajian, problematika kehidupan masyarakat yang
berekembang di wilayah kerjanya
4). Menguasai system informasi dan teknologi
c. Peningkatan Skill Kepala KUA.
1) Kemampuan komunikasi yang baik untuk menghandel berbagai
Persoalan keagamaam di wilayah kecamatan tempat bertugas.
2) Kemampuan dalam bidang perencanaan dan program baik dalam
bidang program kerja administrative maupun pembinaan dan
layanan masyarakat.
3) Melakukan kunjungan dan koordinasi dengan ulama dan tokoh
masyarakat setempat secara periodic.
4) Koordinasi efektif dengan instansi lintas sektoral.
5) Trampil dalam bidang tugas yang diembannya.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai