KEMENTERIAN AGAMA RI
Penulis:
Tim Konsultasi Syariah Kementerian Agama RI
Editor:
Tim El-Bukhari Institute
Ukuran buku : 14 x 21 cm
Jumlah halaman : xiv + 212 hlm.
ISBN : 978-623-88355-0-8
Penerbit:
DIREKTORAT URUSAN AGAMA ISLAM DAN PEMBINAAN SYARIAH
DITJEN BIMAS ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA
Jl. MH. Thamrin, No. 6, Jakarta, Indonesia
v
fikih terkait realitas keagamaan yang sering terjadi di masyarakat.
Dengan adanya buku ini diharapkan masyarakat muslim bisa
mengetahui hukum fikih aras permasalahan keagamaan tersebut.
Secara garis besar, bahasan buku ini berkutat pada 5 aspek
fikih: fikih bersuci, salat, puasa, haji dan covid, jenazah dan fikih
perempuan. Jadi materi yang dibahas merupakan konten fikih klasik
yang dielaborasikan dengan problematika kontemporer. Tentunya
ini menjadi kelebihan tersendiri, sebab fakta aktual dijawab dengan
literatur turats dan fatwa-fatwa kontemporer yang relevan. Sehingga
buku ini memiliki tipologi tersendiri, yang bisa memancarkan
karakteristiknya di hadapan buku lain.
Sementara itu, Buku Layanan Syariah 2 berjudul Fikih Muamalah
Kontemporer: Dari Gaya hidup Muslim, Toleransi Hingga Kebangsaan
membahas relasi seorang muslim dengan dirinya sendiri dan orang
lain, baik dalam konteks marital, moral, dan sosial. Adapun tema
yang dibahas dalam buku ini mengacu pada 4 aspek fikih, antara
lain; fikih nikah dan rumah tangga, muamalah dan gaya hidup,
kebangsaan dan toleransi, akikah dan kurban. 4 aspek penting dalam
kehidupan dibahas secara mendetail dan spesifik. Semoga dengan
hadirnya buku ini menjadikan kita lebih fleksibel dan berhati-hati
dalam berinteraksi dalam relasi horizontal.
Sudah jamak diketahui, bahwa teks-teks keagamaan itu terbatas,
sedang realitas dan kasuistik zaman terus menerus berubah. Sungguh
dinamika perubahan yang kian menyeruak, seyogianya segera
direspons. Maka, agaknya seorang Fakih perlu mendialektikakan
antara teks fikih dengan kasuistik yang ada. Sehingga muncullah
suatu adagium yang kini cukup familiar, yaitu:
vi
Sehingga, seorang pembesar agama patutnya memperhatikan
pesan Imam al-Qarafi dalam kitabnya yang berjudul Anwar al-
Buruq fi Anwa’ al-Furuq, atau yang biasa dikenal dengan al-furuq.
Di mana beliau mengatakan dalam juz 1 halaman 191 sebagaimana
redaksi berikut:
vii
viii
Sambutan
Direktur Jenderal
Bimbingan
Masyarakat Islam
ix
karena itu, sejak awal Kementerian Agama telah berkomitmen untuk
mewujudkan layanan prima kepada seluruh masyarakat Indonesia
terkait kebutuhan pelayanan syariah.
Buku ini merupakan salah satu bukti nyata kehadiran Kementerian
Agama dalam menjawab problematika masyarakat Indonesia.
Persoalan-persoalan yang ada dalam buku ini bersumber dari
pertanyaan masyarakat yang masuk lewat komentar website dan
akun media sosial resmi Bimbingan Masyarakat Islam, baik itu
via Facebook @Ditjen Bimbingan Masrakat Islam RI, Twitter @
Bimasislam, Instagram @Bimasislam, ataupun komentar via Youtube
@Bimas Islam TV.
Akhirnya, kami selaku Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam menyampaikan apresiasi kepada Tim Penyusun Buku Layanan
Syariah I yang berjudul Fikih Ibadah Lengkap; Panduan Menjawab
Problematika Umat Islam Kekinian dan Buku Layanan Syariah II
berjudul Fikih Muamalah Kontemporer: Dari Gaya Hidup Muslim,
Toleransi Hingga Kebangsaan. Semoga upaya kita dalam memberikan
pelayanan terbaik kepada umat Islam menjadi catatan amal baik
di sisi Allah Swt. Amin.
x
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................... v
Sambutan Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam.................................................................. ix
FIKIH BERSUCI
xi
Bekas Air Wudhu Atau Tidak?.......................................... 47
Apakah Gusi Berdarah Membatalkan Wudhu?................. 51
Memakai Skincare Setelah Berwudhu,
Apakah Wudhu Batal?...................................................... 55
Cara Menyucikan Kencing Bayi Laki-laki.......................... 59
Hukum Mengosumsi Kotoran Ikan Teri............................ 63
Hukum Bersuci Pakai Tisu................................................ 67
Hukum Darah Ikan, Apakah Suci Atau Haram?............... 71
xii
Hukum Badal Haji untuk Orang yang
Sudah Meninggal.............................................................. 147
Belum Pernah Haji, Apakah Boleh
Menjadi Badal Haji?.......................................................... 151
Ini 4 Amalan yang Pahalanya Setara
Ibadah Haji dan Umrah.................................................... 155
FIKIH PUASA
xiii
Fikih Ibadah Lengkap:
Panduan Menjawab
Problematika
Umat Islam
Kekinian
1
FIKIH
BERSUCI
2
3
4
Lupa Pakai Shampo
Saat Mandi Wajib,
Apakah Mandi Wajib Sah?
الص ٰلوَة َواَنـْتُ ْم ُس َك ٰارى َح ّٰت َّ ٰٓيَيـَُّها الَّ ِذيْ َن اٰ َمنـُْوا َل تـَْقَربُوا
ۗ تـَْعلَ ُم ْوا َما تـَُق ْولُْو َن َوَل ُجنـُبًا اَِّل َعابِ ِر ْي َسبِْي ٍل َح ّٰت تـَ ْغتَ ِسلُ ْوا
5
Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat
ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa
yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu hampiri masjid
ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati
jalan saja, sebelum kamu mandi (mandi junub) (QS. an-Nisa: 43).
Ketika mandi wajib ada dua rukun yang wajib dipenuhi orang
yang berhadas besar. Pendapat ini disampaikan oleh Syekh Nawawi al
Banteni dalam kitab Safinatun Najah. Pertama, adalah niat. Seorang
yang ingin mandi wajib, berniat dalam hati ingin menghilangkan
hadas besar dari tubuhnya. Yang kedua adalah meratakan air ke
seluruh tubuh bagian luar (dzahirul badan), tak terkecuali rambut,
dan bulu-bulu yang ada di tubuh; yang tebal ataupun tipis.
Imam Nawawi al Banteni dalam kitab Safinatun Najah berkata;
6
ب تـَْع ِمْي ُمهُ ِبلْغُ ْس ِل
َ فـََو َج
Kewajiban meratakan air ke seluruh tubuh berdasarkan hadis
shahih, Nabi Saw bersabda: Adapun aku, cukup bagiku me
nuangkan air sebanyak 3 kali di atas kepalaku, kemudian aku
menuangkannya setelah itu ke seluruh tubuhku. Juga karena
hadas itu mengenai seluruh tubuh secara merata sehingga wajib
diratakan dengan air melalui basuhan.
أ ََّو ُل الْغُ ْس ِل ِلَ َّن: َوقـْتـَُها,ُان; االََّو ُل النِّيَّةِ َفـروض الْغُس ِل اثـن
ْ ْ ُ ْ ُُ
ِ و الث,اح ِد
َّان ; تـَْع ِمْي ُم الْبَ َد ِن ِ ض ِو الْو ِ
َ َ ْ ُالْبَ َد َن ف الْغُ ْس ِل َكالْع
. اي ; ُك ِّل الْبَ َد ِن, ِبلْ َم ِاء
7
Fardu mandi itu ada dua ; yang pertama niat. Adapun waktu niat
itu adalah pada awal mandi, karena sesungguhnya badan pada
waktu mandi seperti anggota yang satu. kedua, mengalirkan air
pada seluruh badan.
8
Kewajiban meratakan air ke
seluruh tubuh berdasarkan hadis
shahih, Nabi Saw bersabda:
Adapun aku, cukup bagiku
menuangkan air sebanyak 3 kali
di atas kepalaku, kemudian aku
menuangkannya setelah itu ke
seluruh tubuhku. Juga karena
hadas itu mengenai seluruh tubuh
secara merata sehingga wajib
diratakan dengan air melalui
basuhan.
9
10
Bolehkah Orang Junub
Mengutip Ayat Al-Quran
untuk Berdalil?
11
اع ِظ ِه
ِ آن و َغيـرها َكمو ِ
َ َ َ ُْ َ ث أَ ْكبـَُر أَذْ َك ُار الْ ُق ْر ٌ َِي ُّل لِ َم ْن بِِه َح َد
ِ ِ وأَخبا ِرِه وأَح َك ِام ِه َل بَِقص ِد الْ ُقر
:وب ُّ آن َك َق ْول ِه ِعْن َد
ِ الرُك
ْ ْ ْ َ َْ َ
ِ ِ
} ني َ {سْب َحا َن ا لَّذ ي َس َّخَر لَنَا َه َذ ا َو َما ُكنَّا لَهُ ُم ْق ِرن ُ
َِِّ {إِ َّن:صيب ِة
ل ِ ِ ِ ِ ] أ31 :[الزخرف
َ َوعْن َد الْ ُم،ني َ َي ُمطيق ْ
ِِ ِ ِ
ُ] َوَما َجَرى بِه ل َسانُه651 :َوإِ َّن إِلَْيه َراجعُو َن} [البقرة
َوإِ ْن،ص َد الْ ُق ْرآ َن َو ْح َدهُ أ َْو َم َع ال ِّذ ْك ِر ُحِّرَم
َ َق ن
ْ ِ
إَف ٍ بِ َل قَص
د ْ
.أَطْلَ َق فَ َل
Halal bagi orang yang sedang hadas besar membaca zikir-zikir
Al-Quran dan lainnya, seperti peringatan-peringatannya, kabar-
kabarnya (kisah-kisahnya), dan hukum-hukumnya tanpa niat
membaca Al-Quran. Seperti ketika naik kendaraan membaca;
Subhānal ladzī sakhkhara lanā hādzā wa mā kunnā lahū muqrinīn,
dan ketika musibah membaca; Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn.
Dan halal membaca sesuatu yang terbiasa pada lidahnya tanpa
bermaksud membaca Al-Quran. Jika bermaksud membaca Al-
Quran, atau bermaksud membaca Al-Quran dan zikir, maka
hukumnya haram. Dan jika memutlakkan, tidak bermaksud
membaca keduanya, maka tidak haram.
13
14
Adab Tidur dalam
Keadaan Junub
َن َر ُس ْو ُل اللَِّ صلَّى هللاُ علَْي ِه َو َسلَّ َم إِ َذا أ ََر َاد أَ ْن َيْ ُك َل أ َْو يـَنَ َام
َّ أ
. َوضأ
َّ َ ت، جنبٌ هو َ َو
Sesungguhnya Nabi saw. ketika hendak makan atau tidur sedang
kan beliau dalam keadaan junub, maka beliau wudhu
16
Adab kedua bagi orang yang ingin tidur padahal tengah dalam
keadaan adalah membasuh kemaluannya. Penjelasan ini terda
pat dalam sebuah hadis riwayat Aisyah, yang menjelaskan Nabi
Muhammad membasuh kemaluan sebelum tidur saat tengah junub.
Nabi bersabda;
َّب – صلى هللا عليه وسلم – إِ َذا أ ََر َاد أَ ْن يـَنَ َام َوْه َو ُّ َِكا َن الن
ضأَ لِلصَّالَِة
َّ َوتـََو، ُ َغ َس َل فـَْر َجه، ب ٌ ُُجن
Nabi Muhammad SAW, jika hendak tidur, padahal dalam keadaan
junub, maka beliau mencuci kemaluannya terlebih dahulu dan
lalu berwudhu sebagaimana melaksanakan wudhu untuk salat.
17
18
Tata Cara
Mandi Wajib
أ ََّو ُل الْغُ ْس ِل ِلَ َّن: َوقـْتـَُها,ُان; االََّو ُل النِّيَّة ِ َفـروض الْغُس ِل اثـن
ْ ْ ُ ْ ُُ
َّان ; تـَْع ِمْي ُم الْبَ َد ِن ِ ِ
ِ و الث,ض ِو الْواحد ِ
َ َ ْ ُالْبَ َد َن ف الْغُ ْس ِل َكالْع
اي ; ُك ِّل الْبَ َد ِن, ِبلْ َم ِاء
Rukun mandi wajib itu ada dua hal; pertama, niat. Adapun waktu
melafadzkan niat adalah ketika melakukan basuhan pertama
pada badan. Pasalnya, dalam hal mandi wajib, semua menjadi
anggota yang satu. Rukun mandi kedua adalah mengalirkan air
ke seluruh badan.
19
Nah untuk lebih jelas, mari kita urai tata cara mandi wajib agar
mudah dipahami. Pertama, adalah niat. Adapun niat mandi wajib itu
harus dilakukan bersamaan dengan menyiramkan air saat pertama
kali ke anggota badan. Artinya, ketika seorang yang ingin mandi
wajib menyiram badan, maka siraman badan itu harus dibarengi
dengan niat. Semua anggota badan boleh didahulukan disiram
pada saat mandi wajib. Untuk itu boleh dimulai dari bagian atas,
bawah ataupun tengah badan.
Adapun niat mandi wajib sebagai berikut;
20
juga menerangkan suna-sunah mandi wajib. Sunah mandi wajib
ini untuk menyempurnakan mandi wajib seseorang. Berikut kete
rangan sunnah mandi wajib yang termaktub dalam kitab at-Taqrir
as-Sadidah fil Masailil Mufidah.
Pertama, seorang yang hendak mandi wajib menghilangkan
kotoran yang ada di badan. Inilah kata Habib Hasan Al Kaff yang
pertama: membersihkan badan dari segala kotoran yang menempel,
misalnya air kencing, air madzi, atau benda najis lain.
Kedua, orang mandi itu seyogianya menghadap kiblat. Kemudian
setelah itu mengucapkan basmalah. Kemudian diteruskan memakai
siwak. Dilanjutkan dengan membasuh dua tangan, kemudian
berkumur-kumur dan memasukkan air ke lubang hidung sebanyak
tiga kali.
Ketiga, dan membasuh dua kemaluannya (anus dan zakar) dan
yang ada disekitarnya. Dengan niat, untuk menghilangkan hadas.
Keempat, melaksanakan wudhu terlebih dahulu sebagaimana
wudhu untuk melaksanakan ibadah. Jika memungkinkan saat
berwudhu itu, menutup aurat terlebih dahulu. Jika tidak, tak mengapa
wudhu dalam keadaan telanjang.
Kelima, mengalirkan air dari atas kepalanya terlebih dahulu,
kemudian melakukan basuhan dimulai dari arah kanan terlebih
dahulu, kemudian yang di belakang yang kanan. Selanjutnya,
membasuh yang arah kiri dan yang belakangnya.
Inilah penjelasan tentang tata cara mandi wajib dilengkapi
dengan fardu dan sunnahnya. Semoga bermanfaat.
21
22
Hukum Mandi Wajib
Menggunakan Air Hangat
ص ِبلنِّ َس ِاء
ُّ َايْتَ َم: ان ِ موِجبات الْغُس ِل ِستَّةٌ وِهي قِسم
َْ َ َ ْ ُ َ ُْ
ال
ُ الر َج ِّ َمايَ ْش َِت ُك فِْي ِه.ُض َوالنِّ َفاس َوالْ ِوَل َدة ُ الَْي
ْ : ٌثََلثَة
ُ
تُ ن َوالْ َم ْو ْ :ٌَوالنِّ َساءُ ثََلثَة
ِِّ الِ َماعُ َو ُخُرْو ُج الْ َم
yang mewajibkan mandi ada 6 perkara, kemudian di bagi dua
lagi. Ada yang dikhususkan untuk perempuan saja—itu ada tiga:
23
haid, nifas, dan melahirkan. Kemudian, ada yang terdapat pada
laki-laki dan perempuan—itu ada tiga juga—, yakni; jima’, keluar
mani, dan kematian.
َوأ ََّما َم ْسأَلَةُ التَّطَ ُّه ِر ِبلْ َم ِاء الْ ُم َس َّخ ِن فَاتـََّف ُق ْوا َعلَى َج َوا ِزِه اَِّل
اه ٍد
ِ ما نُِقل عن ُم
َ َْ َ َ
Masalah bersuci dengan air hangat, para ulama sepakat bo
leh kecuali riwayat yang dinukil dari Mujahid.” (Fathul Bari, 1:299)
24
Kemudian diriwayatkan dari Atha’ bahwa beliau mendengar
Ibnu Abbas r.a mengatakan:
25
26
Hukum Orang Junub
Membaca Ayat-ayat
Ruqyah, Apakah Boleh?
اع ِظ ِه
ِ آن و َغيـرها َكمو ِ ٌ َِي ُّل لِ َم ْن بِِه َح َد
َ َ َ ُْ َ ث أَ ْكبـَُر أَذْ َك ُار الْ ُق ْر
ِ ِ وأَخبا ِرِه وأَح َك ِام ِه َل بَِقص ِد الْ ُقر
:وب ُّ آن َك َق ْول ِه ِعْن َد
ِ الرُك
ْ ْ ْ َ َْ َ
27
ِ ِ
} ني َ {سْب َحا َن ا لَّذ ي َس َّخَر لَنَا َه َذ ا َو َما ُكنَّا لَهُ ُم ْق ِرن ُ
ِ {إِ َّن َِّل:صيب ِة ِ ِ ِ ِ ] أ31 :[الزخرف
َ َوعْن َد الْ ُم،ني َ َي ُمطيق ْ
ِ ِ ِ ِ
ُ] َوَما َجَرى بِه ل َسانُه651 :َوإِ َّن إِلَْيه َراجعُو َن} [البقرة
َوإِ ْن،ص َد الْ ُق ْرآ َن َو ْح َدهُ أ َْو َم َع ال ِّذ ْك ِر ُحِّرَم ٍ َبِ َل ق
َ َصد فَِإ ْن ق ْ
.أَطْلَ َق فَ َل
Halal bagi orang yang sedang hadas besar membaca zikir-zikir
Al-Quran dan lainnya, seperti peringatan-peringatannya, kabar-
kabarnya (kisah-kisahnya), dan hukum-hukumnya tanpa niat
membaca Al-Quran. Seperti ketika naik kendaraan membaca;
Subhaanal ladzii sakhkhoro lanaa haadzaa wa maa kunna lahuu
mukriniin, dan ketika musibah membaca; Innaa lillaahi wa innaa
ilaihi rooji’uun. Dan halal membaca sesuatu yang terbiasa pada
lidahnya tanpa bermaksud membaca Al-Quran. Jika bermaksud
membaca Al-Quran, atau bermaksud membaca Al-Quran dan zikir,
maka hukumnya haram. Dan jika memutlakkan, tidak bermaksud
membaca keduanya, maka tidak haram.
28
َي َْن َو التـََّع ُّوِذ َك ُرقـْيَا
ْأ
Orang junub dicegah melakukan hal-hal yang dilarang bagi orang
yang berhadas kecil dan membaca Al-Quran kecuali seperti ayat
untuk minta perlindungan dan lainnya. Imam Al-Dardir berkata:
Maksudnya adalah ayat-ayat pendek yang biasa digunakan untuk
minta perlindungan. Ini mencakup ayat Kursi, surah Al-Ikhlas,
surah Al-Falaq dan Al-Nas, juga lainnya seperti ayat-ayat untuk
ruqyah.
29
30
Buang Air Kecil atau
buang angin (kentut)
Saat Mandi Wajib,
Apakah Mandi Batal?
31
mandi harus diulang kembali? Atau kentut itu bisa membatalkan
mandi wajib?
Menurut fikih, buang air kecil dan buang angin tidak termasuk
bagian yang membatalkan mandi wajib, baik keluar di tengah mandi
wajib atau setelah melaksanakan mandi. Para ulama menyebutkan
bahwa keluar angin hanya membatalkan wudhu, pun membuang
air kecil tak sampai berpengaruh pada keabasahan mandi wajib.
Dengan demikian, orang yang keluar kencing di tengah mandi
tak perlu mengulangi mandi wajibnya dari awal. Pun kencing dan
kentut juga tidak membatalkan mandi wajib. Pasalnya, selama
rukun mandi wajib dipenuhi maka mandi wajib akan sah.
Imam Nawawi dalam kitab Majmu’ Syarah al Muhadzab, me
nyebutkan bahwa kencing hanya membatalkan wudhu. Hal itu
berdasarkan dari nash Al-Qur’an, hadis, dan ijma’ ulama.
ِْ السن َِّة و
َوأ ََّما الْبـَْو ُل:ال ْجَ ِاع ِ ِ ِ َط فَبِن ُ ِأ ََّما الْغَائ
َ ُّ ص الْكتَاب َو ّ
اس َعلَى الْغَائِ ِط ِ َال ْجَ ِاع َوالْ ِقي
ِْ يض ِة و ِ ِ ُّ ِفَب
َ َ السنَّة الْ ُم ْستَف
Adapun buang air besar menjadi pembatal wudhu berdasarkan
dalil nash dari Al-Qur’an, Hadis dan Ijma’. Adapun kencing
dinyatakan sebagai pembatal wudhu berdasarkan Hadis yang
begitu banyak, juga kata sepakat ulama serta karena diqiyaskan
dengan al-ghoith (buang air besar).
32
Menurut fikih, buang air kecil
dan buang angin tidak termasuk
bagian yang membatalkan
mandi wajib, baik keluar di
tengah mandi wajib atau setelah
melaksanakan mandi.
33
34
3 Hal yang
Membatalkan
Tayamum
35
berlaku bagi orang yang bertayamum karena tidak ada air. Sehingga
apabila seseorang bertayamum karena tidak ada air, kemudian dia
melihat atau menduga ada air saat sebelum salat, maka tayamumnya
otomatis batal.
Adapun orang yang bertayamum karena sakit atau sebab lainnya,
maka tayamumnya tidak menjadi batal karena adanya air atau
melihatnya, baik di luar waktu salat atau lainnya.
Ketiga, murtad atau keluar dari Islam. Apabila murtad, walau
hanya sebentar, maka tayamumnya batal.
Dalam kitab Al-Taqrib, Syaikh Ahmad bin Al-Hasan Al-Ashbihani
Abu Syuja’ berkata sebagai berikut;
ِ ِ
ُ َما أَبْطَ َل الْ ُو:ََوالَّذ ْي يـُْبط ُل التـَّيَ ُّم َم ثََلثَةُ أَ ْشيَاء
ُض ْوءَ َوُرْؤيَة
الرَّد ِة
ِّ الص َل ِة َو
َّ ت ِ ْالْم ِاء ِف َغ ِي وق
َ ْ ْ َ
Sesuatu yang membatalkan tayamum ada tiga; Segala yang dapat
membatalkan wudhu, melihat air di luar waktu salat, dan murtad.
36
setiap hal-hal yang membatalkan
wudhu. Hal-hal yang membatalkan
wudhu juga membatalkan tayamum,
yaitu keluarnya sesuatu dari
kemaluan dan anus, hilang akal,
menyentuh kulit lawan jenis tanpa
ada penghalang dan tidak ada
hubungan mahram, menyentuh
kemaluan manusia dengan telapak
tangan tanpa ada penghalang.
37
38
Penumpang Melakukan
Tayamum di Pesawat,
Sahkah Hukumnya?
39
bahwa tayamum diperbolehkan selama ada debu yang suci, baik
debu tersebut diambil dari pakaian, lantai, kulit binatang, kendaraan
atau dinding.
Simak penjelasan dari Imam Syarqawi berikut;
40
ٍ اب علَى صخرٍة أَو َِمد ٍ ِ
َّة أ َْو ْ َ ْ َ َ َوَيُ ْوُز أَ ْن يـَتـَيَ َّم َم م ْن غُبَا ِر تـَُر
ص ٍْي أ َْو ِج َدا ٍر أ َْو أ ََد ٍاة
ِ ب أَو ح
ٍ
َ ْ ثـَْو
Dan boleh bertayamum dengan debu tanah yang terdapat pada
batu, bantal, pakaian, keset jerami, dinding, atau peralatan.
41
42
6 Hal yang
Membatalkan Wudhu
43
Begitu juga jika ada penghalang atau salah satunya masih kecil,
maka dalam keadaan demikian bersentuhan kulit tidak membatalkan
wudhu.
Kelima, menyentuh kemaluan bagian depan manusia dengan
telapak tangan. Menyentuh kemaluan bagian depan, baik kemaluan
diri sendiri atau orang lain, kemaluan anak kecil maupun dewasa,
laki-laki maupun perempuan, hidup maupun sudah mati, dengan
menggunakan telapak tangan tanpa ada penghalang, semua itu
membatalkan wudhu.
Keenam, menyentuh lubang anus dan sekitarnya dengan telapak
tangan tanpa ada penghalang.
Dalam kitab Al-Taqrib, Syekh Ahmad bin Al-Hasan Al-Ashbihani
Abu Syuja’ berkata sebagai berikut;
44
Tidur yang pantatnya tidak
menetap dan tidak rapat pada
tanah atau tempat duduk.
Adapun tidur yang pantatnya
menetap dan rapat pada tanah
atau tempat duduk, seperti
duduknya orang bersila, maka
tidur dalam keadaan tidak
membatalkan wudhu.
45
46
Sebaiknya Mengeringkan
Anggota Tubuh Bekas Air
Wudhu Atau Tidak?
47
Di lain kesempatan, Nabi Saw pernah menyeka mukanya setelah
wudhu dengan menggunakan surban yang beliau pakai. Hal ini
sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Ibnu Majah dari
Salman Al-Farisi, dia berkata:
48
ت ِ ِ ب أَ ْن َل يـن ِّشف أَعضاءه ِمن بـلَ ِل الْو
ْ ضوء ل َما َرَو ُ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ َُ ُّ َويُ ْستَ َح
ا ى َّ
ل ص َِّول اللِ ت أ َْدنـيت لِرس ِ
ُ َّلل َ ُ َ ُ َْ ْ ََمْي ُمونَةُ َرض َي اللَُّ َعنـَْها قَال
الَنَابَِة فَأَتـَيـْتُهُ ِبلْ ِمْن ِد ِيل فـََرَّدهُ َوِلَنَّهُ أَثـَُر
ْ َعلَْي ِه َو َسلَ ْم غُ َل ِمي
ٍ ِ
َّف َج َاز َ عبَ َادة فَ َكا َن تـَْرُكهُ أ َْوَل فَِإ ْن تـَنَش
Dianjurkan untuk tidak mengelap anggota wudhu dari bekas air
wudhu. Menurut riwayat Maimunah, dia berkata; Aku mendekat
kan air pada Rasulullah Saw saat beliau mandi dari junub, dan
aku memberikan handuk namun beliau menolaknya. Juga karena
bekas air wudhu adalah bekas ibadah, sehingga membiarkannya
lebih utama. Namun jika dikeringkan, maka hukumnya boleh.
49
50
Apakah Gusi Berdarah
Membatalkan Wudhu?
51
ِ ض ِه ِبُُر ِ وء أَو ع َدِم نـ ْق ِ ض الْو
وج َ َ ْ ض ُ ُ ِ ف الْ ُف َق َهاءُ ِف نـَْق َ َاختـَل
ْ
السبِيلَ ْي فـََقال َّ ات ِم ْن َسائِِر الْبَ َد ِن َغيـَْرِ َشي ٍء ِمن النَّجاس
َ َ َ ْ
َوإَِّنَا يـَْلَزُم،ضوءِ ِ ٍ إِنَّهُ َغيـُْر َنق:ُالْ َمالِ ِكيَّةُ َوالشَّافِعيَّة
ِ ِ
ُ ض ل ْل ُو
الَا ِر َجةُ ِم ْن َسائِِر ِ ِ
ْ ُاسة َ َّج َ تَطْ ِهريُ الْ َم ْوض ِع الَّذي أ
َ َصابـَْتهُ الن
ٍ َض بِسب ِ ِ ُ ويـبـَْقى الْو،الْب َد ِن
آخَر
َ ب َ َ ضوءُ إالَّ إ َذا انـْتـََق ُ ََ َ
Para ulama fikih berbeda pendapat terkait apakah wudhu ba
tal atau tidak batal sebab keluar najis dari tubuh selain dari
dua jalan (kubul dan dubur) Ulama Malikiyah dan Syafiiyah
berpendapat bahwa keluar najis (termasuk darah) dari tubuh
tidak membatalkan wudhu. Yang wajib hanya menyucikan tempat
yang terkena najis yang keluar dari tubuh tersebut, sementara
wudhu tetap sah kecuali wudhu batal dengan sebab yang lain.
52
Ibnu Abi Aufa dahak dan lendirnya adalah darah, namun beliau
tetap melanjutkan salatnya. Ibnu Umar dan Al-Hasan berkata
tentang orang yang berbekam, bahwa tidak perlu berwudhu lagi,
kecuali hanya mencuci bekas bekamnya saja.
53
54
Memakai Skincare
Setelah Berwudhu,
Apakah Wudhu Batal?
55
Berikut kutipan teks dari Darul Ifta’ Al-Mishriyah;
56
ِ ِ َ إِ َذا
َ فَإ َّن اللََّ َعَّز َو َج َّل أ، س ثـَْوبـَْيه
َح ُّق َ صلَّى أ
ْ ََح ُد ُك ْم فـَْليـَْلب
ِ
َ َوال، صلَّى َ فَِإ ْن َلْ يَ ُك ْن لَهُ ثـَْوَبن فـَْليَأْتَ ِزْر إِ َذا، َُم ْن تُِزيَّ َن لَه
ِ ال الْيـه
ود ِ ِِ ي ْشتَ ِمل أَح ُد ُكم ِف
َُ َ صالَته ا ْشت َم َ ْ َ ْ َ
Jika salah satu dari kalian salat, maka pakailah dua helai baju,
karena Allah lebih berhak untuk dihiasi. Maka jika kamu tidak
memiliki dua baju, hendaklah memakai sarung ketika salat. Dan
janganlah salah satu di antara kalian berselimut di dalam salatnya
seperti berselimutnya orang Yahudi.
57
58
Cara Menyucikan
Kencing Bayi Laki-laki
59
najis ringan (Mukhaffafah). Cara menyucikan najis ringan cukup
dipercikkan air pada tempat yang terkena najis.
Kedua, kencing anak laki-laki yang telah memakan makanan
lain, selain air susu ibunya dan usianya lewat dari dua tahun, maka
najis ini disebut dengan najis pertengahan (mutawassithah). Adapun
cara menyucikan atau menghilangkan najis pertengahan adalah
dengan membasuh tempat yang terkena najis. Batas ukurannya
adalah sampai hilang bau, warna, atau rasanya. Itulah perbedaan
kencing bayi laki-laki.
Keterangan status hukum kencing bayi laki-laki ini sebagaimana
terdapat dalam hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dan Muslim. Nabi bersabda;
60
selain air susu ibunya—, cukup dengan memercikkan air saja. Simak
penjelasan berikut:
61
62
Hukum Mengosumsi
Kotoran Ikan Teri
63
ك ُملِ َح ٍ َاب َل َيوُز أَ ْكل َس
ُ ُْ
ِ َصح
َ ْ الََواه ِر َع ِن ْال
ِ ْ ونـ َقل ِف
َ ََ
ِ
ات َوظَاه ُرهُ َل فـَْر َق ِ
ِ وَل يـنـزع ما ِف جوف ِه أَي ِمن الْمستـ ْق َذر
َ َ ْ ُ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َْ ُ ْ َ
الصغِ ِْي ِ بـي َكبِ ِيِه وصغِ ِيِه لَ ِكن ذَ َكر الشَّيخ
َّ ان َج َو َاز أَ ْك ِل َْ َ ْ ْ َ َ ْ َ َْ
َم َع َما ِ ْف َج ْوفِ ِه لِعُ ْس ِر تـَْن ِقيَّ ِة َما فِْي ِه
Dan menukil Al-Qamuli dalam kitab Al-Jawahir pendapat dari
kalangan Syafi’i bahwa tidak diperbolehkan mengonsumsi ikan
asin yang tidak dibersihkan kotoran-kotoran yang ada dalam
perutnya. Yang tampak zhahir dari kutipan Al-Qamuli ini, ini
tidak membedakan antara ikan besar dan ikan kecil. Akan
tetapi menyebutkan syaikhoni dalam fikih (Imam Nawawi dan
Imam Ar-Rafi’i) terkait diperbolehkan mengonsumsi ikan kecil
beserta kotoran di dalam perutnya, sebab sulitnya membersihkan
kotoran tersebut.
64
bagi kotoran yang sulit dibersihkan dan dikeluarkannya, akan
tetapi hukumannya makruh. Hal ini sebagaimana dijelaskan
dalam kitab Ar-Raudhah. Dari penjelasan itu dapat diambil
kesimpulan bahwa tidak boleh memakan ikan-ikan besar sebelum
dikeluarkan kotorannya, sebab tidak adaterdapat kesulitan untuk
membersihkan kotoran itu.
65
66
Hukum Bersuci
Pakai Tisu
67
Jika kita cermati lebih jauh, alat untuk istinja sejatinya tak hanya
sebatas air saja. Adapun kriteria media yang bisa digunakan untuk
istinja sebenarnya banyak, mulai dari batu, benda kasar, dan benda
padat. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Al-Ghazi dalam kitab
Fathul Qarib;
ِ َاف ط
اه ٍر َكالْ َوَرِق ٍّ َوُْي ِزءُ ُك ُّل َج
Setiap benda kering yang suci seperi lembaran daun bisa diguna
kan istinja
68
أ َْو أَ ْن نَ ْستـَْن ِج َي، أ َْو بـَْوٍل،ان أَ ْن نَ ْستـَْقبِ َل الْ ِقبـْلَةَ لِغَائِ ٍط
َ نـََه
ِ ِ ِ ِ ِبلْيَ ِم
أ َْو أَ ْن،َح َجا ٍر ْ أ َْو أَ ْن نَ ْستـَْنج َي ِبَقَ َّل م ْن ثََلثَة أ،ني
نَ ْستـَْن ِج َي بَِرِجي ٍع أ َْو بِ َعظٍْم
Nabi saw. melarang kita untuk menghadap kibat ketika buang
air besar atau kecil, atau bersuci denga dan tangan kanan, atau
bersuci dengan kurang dari 3 batu, atau bersuci dengan kotoran
kering atau tulang.
69
70
Hukum Darah Ikan,
Apakah Suci Atau Haram?
71
ِ َِنس َكغَ ِْيِه: )َح ُد ُهَا
)َّان ِ ِ َّ وِف َدِم
َ الس َمك َو ْج َهان (أ
ْ (والثَ ٌ ّ َْ
كِ السم
َّ ة
ُ ت ـ ي مو ، ة ِ
ِ َاهر ; لَنَّه لَيس ِبَ ْكثـر ِمن الْميـت ِ َ ط:
َ َْ ََ ْ َ َ ََ َ ْ ُ ٌ
ِ َط
)ُاهَرةٌ فَ َك َذا َد ُّمه
Dalam darah ikan ada dua pendapat. Pertama, najis sebagaimana
darah yang lain. Kedua, suci karena ukuran darah ikan tidak lebih
banyak (lebih sedikit) dibanding bangkainya, sementara bangkai
ikan adalah suci, maka begitu juga (suci) darahnya.
ان َونـََقلَ ُه َماِ ك فَم ْشهور ِ َّ ان ِف َد ِم ِ وأ ََّما ا لْوجه
َ ُ َ الس َم َْ َ َ
ضا ِف ِ
ِ َّ الر ِاد ونـ َقلَهما ِ ِ ً َْصحاب أَي
ً ْالرافع ُّي أَي َ ُ َ َ ََْ ضا ف َدم ُ َ ْ ْال
الَ ِمي ِع ِ ِ ِ ِ ِ ِّالدَِّم الْمتَحل
ْ َص ُّح ِف َ ب م ْن الْ َكبِد َوالطّ َحال َو ْال َ ُ
ِ النَّج
َحَ ُد َوَد ُاوُد
ْ ك َوأٌ ِك َمال ِ السم ِ ِ ال بِنَج
َ َّ اسة َدم
َ َ َ َاسةُ َوم َّْن ق َ َ
ِ َال أَبـو حنِيـ َفةَ ط
اهٌر ْ َ ُْ َ ََوق
“Adapun dua pendapat mengenai darah ikan sudah masyhur dan
kedua pendapat tersebut telah dinukil juga oleh ulama Syafiiyah
mengenai darah belalang. Imam Rafii juga menukil kedua pendapat
tersebut mengenai darah yang diperas dari hati dan limpa. Pendapat
yang shahih mengenai semua darah tersebut adalah najis. Sebagian
ulama yang mengatakan najis adalah Imam Malik, Imam Ahmad,
Imam Daud. Sementara Imam Abu Hanifah mengatakan suci.”
72
Dalam darah ikan ada dua
pendapat. Pertama, najis
sebagaimana darah yang lain.
Kedua, suci karena ukuran darah
ikan tidak lebih banyak (lebih
sedikit) dibanding bangkainya,
sementara bangkai ikan adalah
suci, maka begitu juga (suci)
darahnya.
73
SALAT,
HAJI,
DAN
COVID -19
74
75
76
Allah Tidak Butuh
Manusia, Kenapa Manusia
Disuruh Salat?
77
kiamat. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam
Ahmad, dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata;
78
لص َل ِة
َّ قُ ْم َي بِ َل ُل فَأَ ِر ْحنَا ِب
Iqamahlah, wahai Bilal, tenangkanlah kami dengan salat.
ِ ۗ ِ ِ
الص ٰلوَة
َّ َّ
ن ا ة َّ ٰب َواَقِِم
َالص ٰلو ِ ك ِمن الْ ِكت
َ َ ۤ اُتْ ُل َمآ اُْوح َي الَْي
تـَنـْ ٰهى َع ِن الْ َف ْح َشا ِء َوالْ ُمْن َكر
Bacalah Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu
(Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu
mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.
79
80
Hukum Salat Sunnah
Sambil Duduk
َوأَنَّهُ ِف الْ ِقيَ ِام،َل نـَْعلَ ُم ِخ َلفًا ِف َإب َح ِة التَّطَُّوِع َجالِ ًسا
،ض ُل َ ْأَف
Kami tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat tentang
bolehnya salat sunah sambil duduk. Hanya saja, berdiri lebih
utama.
اع ًدا َم َع الْ ُق ْد َرِة َعلَى الْ ِقيَ ِام ِبِْل ْجَ ِاع
ِ ََيوز فِعل النَّافِلَ ِة ق
ُْ ُُ
Menurut Ijma’ ulama, boleh hukumnya melaksanakan salat
sunnah dalam keadaan duduk, sekalipun ia mampu salat dalam
keadaan berdiri.
82
،صلِّي َجالِ ًسا ِ
َ ُصلَّى هللاُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َكا َن ي
ِ َ َن رس
َ َّول الل ُ َ َّ أ
ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِفـيـ ْقرأُ وهو جال
– ني َ فَِإ َذا بَق َي م ْن قَراءَته َْن ٌو م ْن ثَالَث،س ٌ َ َ ُ َ َ ََ
ُثَّ َس َج َد، ُثَّ يـَْرَك ُع،ني – آيَةً قَ َام فـََقَرأ ََها َوُه َو قَائٌِم ِ
َ أ َْو أ َْربَع
Sesungguhnya Rasulullah Saw salat sambil duduk. Kemudian
beliau membaca Al-Quran sambil duduk. Ketika yang beliau baca
kira-kira tinggal tiga puluh atau empat puluh ayat, beliau berdiri.
Lalu beliau melanjutkan bacaan salat sambil berdiri. Kemudian
beliau rukuk dan sujud.
83
84
Saat Salat Sebaiknya
Memejamkan Mata
Atau Tidak?
85
الْ ُم ْختَ ُار أَنَّهُ َل يُ ْكَرهُ إِ َذا.. الص َل ِة ِ َْض الْ َعيـْنـ
َّ ي ِ ْف ِ
ُ َوأ ََّما تـَ ْغمْي
ضَرًرا
َ ف َّ َلْ َِي
Adapun memejamkan mata dalam salat, menurut pendapat yang
dipilih, hal tersebut tidak dimakruhkan selama aman dari bahaya.
Pada sisi lain, Syekh Abu Bakar Syatha Ad dimyati dalam kitab
I’anatut Thalibin menambahkan keterangan terkait sunah meme
jamkan mata. Seorang yang salat disunnahkan memejamkan mata,
kalau salat di tempat yang banyak gambar dan ukiran. Pasalnya,
kondisi ini bisa menganggu pikiran dan tidak membuat khusyuk.
Pada kitab I’anatul Thalibin, ia menjelaskan:
86
ُش فِ ْكَره ِِ ٍ ٍِ ِ
ُ صلَّى لَائط ُمَزَّوق َوَْن ِوه مَّا يُ َش ِّو
َ َوقَ ْد يُ َس ُّن َكأَ ْن
Disunahkan memejamkan mata bila salat dekat dinding yang
diukir dan seumpamanya jika hal itu bisa menganggu pikiran
ض َعيـْنـَْي ِه ِ ْف ِ ِ
ُ صلَّى هللاُ َعلَْيه َو َسلَّ َم تـَ ْغمْي
ِِ ِ
َ َوَلْ يَ ُك ْن م ْن َه ْديه
الص َل ِة
َّ
Bukan termasuk sunah atau petunjuk Nabi Muhammad, meme
jamkan kedua matanya ketika sedang mengerjakan salat.
الص َل ِة
َّ ض ْوِع ِ ْف ْ الُ ُش ْوِع َو
ُ ُال ْ اب ِ استِ ْحب
َ ْ َجَ َع الْعُلَ َماءُ َعلَى
ْأ
الص َل ِة ِ اللْتِ َف
َّ ات ِ ْف ِْ وَكراه ِة غض الْبص ِر ع َّما يـ ْل ِهي
َ َ َ ْ ُ َ َ َ ِّ َو
Ulama sepakat terkait anjuran khusyuk dan tenang dalam salat,
87
dan menundukkan pandangan dari segala hal yang bisa mela
laikan, dan makruh menoleh dalam salat
89
90
Hukum Mematuhi Prokes
Selama Pandemi
91
kita pahami bahwa sebenarnya keuntungan daripada kepatuhan
itu kembali kepada diri kita masing-masing. Hal ini sebagaimana
difirmankan oleh Allah Swt. dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 195:
۟ ۟ ِ
ۛ َنف ُقوا ِف َسبِ ِيل ٱللَِّ َوَل تـُْل ُقوا ِبَيْ ِدي ُك ْم إِ َل ٱلتـَّْهلُ َك ِة َوأ
ِب ٱلْمح ِسن ِ ِ ۟ ِ
ني
َ ْ ُ ُّ ُ ََّلل ي ٱ َّ
ن إ ۛ ا
و َُٓحسنـ
ْ َوأ
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan
berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik”.
92
Dalam khazanah literatur Islam, kondisi pandemi ini bisa kita
samakan dengan kondisi thaun yang pernah terjadi di zaman Nabi
dan para Sahabat. Sikap Nabi terhadap kondisi tersebut persis sama
dengan sikap yang diambil oleh pemerintah kita, yakni “Karantina
Wilayah”: Nabi bersabda:
الر ْج ِز ابـْتـَلَى اللَُّ َعَّز َو َج َّل بِِه َن ًسا ِم ْن ِعبَ ِاد ِه
ِّ ُالطَّاعُو ُن آيَة
ض َوأَنـْتُ ْم ِبَا
ٍ فَِإ َذا َِس ْعتُ ْم بِِه فَ َل تَ ْد ُخلُوا َعلَْي ِه َوإِ َذا َوقَ َع ِب َْر
ِ ِ
ُفَ َل تَفُّروا مْنه
“Tha’un (penyakit menular/wabah) adalah suatu peringatan dari
Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia.
Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu
negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah
itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu
lari daripadanya” (HR. Muslim no. 2218).
93
َصغَ ِر
ل ْ ِإِ َذا اِجتمع الضَّرر ِان أَس َق َط ْالَ ْكبـر ل
ْ ََ ْ ََ َ َ َ ْ
“Jika ada dua mudharat yang berkumpul, maka yang lebih besar
harus digugurkan, untuk melakukan yang lebih kecil”
94
َوإِ ْن،ب أ َْو َك ِرَه
َّ َح ِ ِ ِْ ُالرج ِل طَاعة ِ
َ ال َمام فْي َما أ َ ُ َّ ب َعلَى ٌ َواج
صيَ ٍة
ِ ما َل يْمره ِبَع،َكا َن َغيـر ع ْد ٍل
ْ ُ ْ ُ َ ْ َ َ َْ
“Wajib atas seseorang taat kepada pemimpin, pada apa yang ia
sukai dan ia benci, meskipun pemimpin itu berlaku tidak adil. Tapi
dengan catatan, pemimpin itu tak menyuruh maksiat pada Allah”.
ِ
ْ َما َلْ ُيَال،ال َم ِام ِ ْف أ َْم ِرِه َونـَْهيِ ِه
ف ُح ْك َم ِْ ُاعة
َ َب ط ُ َت
ِ
َس َواءٌ َكا َن َع ِادًل أ َْو َجائًِرا،الش َّْرِع
wajib hukumnya taat pada pemimpin, pada apa yang ia perin
tahkan dan larang, selama itu tidak menyalahi hukum syariat.
Meskipun pemimpin itu adil atau tidak adil (baca; wajib ditaati).
95
96
Ulama Anjurkan Lakukan
Vaksinasi Untuk
Mengakhiri Covid-19
97
Menurut Imam Al Ghazali, ada lima hal tujuan syariah. Dalam kitab
al-Mustashfa, Imam Ghazali berkata sebagai berikut:
َوُه َو أَ ْن َْي َف َظ َعلَْي ِه ْم:ٌالَْل ِق خَْ َسة ْ ود الش َّْرِع ِم ْن ُص ُ َوَم ْق
ض َّم ُن ِ
َ َ فَ ُك ُّل َما يـَت،دينـَُه ْم َونـَْف َس ُه ْم َو َع ْقلَ ُه ْم َونَ ْسلَ ُه ْم َوَما َلُْم
ُ َوُك ُّل َما يـَُف ِّو،ٌصلَ َحة
ِ ْ ول ِ ِح ْف َظ ه ِذ ِه ْالُص
ت ْ الَ ْم َسة فـَُه َو َم ُ َ
ٌصلَ َحة ِِ
ْ ول فـَُه َو َم ْف َس َدةٌ َوَدفـْعُ َها َم َ ُصُ َهذه ْال
Tujuan syariat yang berlaku atas makhluk ini ada 5, yaitu menjaga
agamanya, jiwanya, akalnya, keturunannya, dan hartanya. Segala
kebijakanyang berorientasi pada penjaminan terhadap kelima
dasar pokok ini disebut juga sebagai maslahah. Sebaliknya,
kebijakan yang meninggalkan kelima asas dasar ini, maka ter
masuk mafsadah. Oleh karena itu, menolaknya, adalah tindakan
yang maslahah.
98
penyakit suatu perintah hukum syariat. Untuk itu, vaksinasi Covid-19
diperlukan guna melawan penyebaran virus Corona. Komisi Fatwa
Al Jazair mengeluarkan istruksi berikut;
اج َه ِة َه ِذ ِه ِ ٌّ إِ َّن التـَّْل ِقيح ِض ُّد فِيـرو ِس َكورو َن ضروِر
َ ي ل ُم َو ْ ُ َ ْ ُ ْ ْ ُْ َْ
ات ال ِطّبِّيَّ ِة ِ ْفِ َالسلَطَّ ات ِ يـنـبغِي الْعمل بِتـوِجيـه,الائِح ِة
َْ َْ ُ َ َ ْ َْ َ َ َْ
ِ ضُرْوَرَة تـَلَ َّق ِي اللِّ َق
اح ِ ِ
َ الْبِ َلد الَِّ ْت تـُْؤك ُد
Vaksinasi terhadap Covid-19 diperlukan sebagai upaya untuk
menghadapi pandemi Corona. Untuk itu, arahan dari pihak otoritas
medis berupa vaksinasi harus diikuti oleh setiap warga negara.
99
Nah, sejatinya vaksin Astrazenaca, Moderna, Pfizer, dan Sinovac
obat dari pandemi ini.
Menurut pandangan fikih, berobat untuk mencapai kesembuhan
dari penyakit merupakan perintah Rasulullah. Dalam kitab Zadul
Ma’ad, karya Ibn Qayyim Al-Jauziah menyebutkan bahwa berobat
adalah merupakan perintah Rasullulah. Ketika para sahabat dan
keluarga beliau terkena penyakit, Nabi menyuruh mereka untuk
segera berobat.
Ibn Qayyim Al Jauziah dalam kitab Zadul Ma’ad , Jilid IV, halaman
9 berkata;
َّ يث ِ يض (الت ََّدا ِوي) ِل ِد ِ (ويُ َس ُّن) لِْل َم ِر
ًض َع َداء َ َ"إن اللََّ َلْ ي َ َ
الَاكِ ُم َع ْن ِ
ْ َوَرَوى ابْ ُن ِحبَّا َن َو."ض َع لَهُ َد َواءً َغيـَْر ا ْلََرم َ َّإل َو
َج ِهلَهُ َم ْن،ً"ما أَنـَْزَل اللَُّ َداءً َّإل َوأَنـَْزَل لَهُ َد َواء ٍ اب ِن مسع
ود
َ ُْ َ ْ
100
."َُج ِهلَهُ َو َعلِ َمهُ َم ْن َعلِ َمه
Sunat hukumnya orang yang sakit untuk berobat. Pendapat ini
berdasarkan hadis Nabi; ‘Sesungguhnya Allah tidak menurunkan
penyakit kecuali Allah pun telah menurunkan obat bagi penyakit
tersebut, kecuali penyakit pikun.
101
102
Bolehkah Salat
di Atas Kasur?
103
Rukun yang ketujuh adalah sujud dua kali setiap rakaat pada
benda yang tidak (tergolong) dibawa olehnya, meskipun benda
tersebut bergerak dikarenakan gerakannya. Seperti sujud di
ranjang (kasur) yang ikut bergerak seiring dengan bergeraknya
orang yang salat, sebab ranjang bukan termasuk kategori benda
yang dibawa oleh orang yang salat, maka sujud pada ranjang
tersebut tidak masalah.
Salat di atas lantai lebih utama, karena hal itu dapat menda
tangkan kekhusyukan dan ketawadhuan.
104
Hukum Mengganti Salat
Jumat dengan Zuhur di
Masa Pandemi untuk
Wilayah Zona Merah
ِ ِ ِ ْ هللا يـوم ِ ِ ِ
َّح ِر
َ الُ ُم َعة َوُه َو أ َْعظَ ُم م ْن يـَْوم الن ُ َْ سيِّ ُد ْال ََّيم عْن َد َ
ِ
آد َم َوفْي ِه أ ُْهبِ َط ِ ِ ِ
ِ َْويـوم الْفطْ ِر وفي ِه خِ
َ ُص ٍال فْيه َخلَ َق هللا َ سخ ُ َْ ُ َْ َ
ِ ِ ِ ِ
َّ ِض َوفْيه تـُُو ِ
ِ الَنَّة إِ َل ْال َْر ْ ِم َن
اعةٌ َل يَ ْسأ َُل الْ َعْب ُد َ ف َوفْيه َس
فِيـَْها هللاَ َشيـْئًا إَِّل أ َْعطَاهُ إِ َّيهُ َما َلْ يَ ْسأ َْل إِْثًا أ َْو قَ ِطيـَْعةَ َرِح ٍم
ض ٍ ب َوَل َسَ ٍاء َوَل أ َْر ٍ ك م ّقَّر ٍ ِ
ُ َاعةُ َوَما م ْن َمل َ السَّ َوفِْي ِه تـَُق ْوُم
ْ َوَل ِريْ ٍح َوَل َجبَ ٍل َوَل َح َج ٍر إَِّل َوُه َو ُم ْش ِف ٌق ِم ْن يـَْوِم
الُ ُم َع ِة
Artinya: Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung
dari pada hari raya kurban dan hari raya fitri. Di dalam Jumat
terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan
Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari
Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu
105
yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali
Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta untuk
melakukan dosa atau memutus tali silaturahim. Hari kiamat
juga terjadi di hari Jumat. Tiada malaikat yang didekatkan di sisi
Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir
terjadinya kiamat saat hari Jumat.
106
Salat Jumat wajib bagi setiap muslim dalam jama’ah, kecuali
empat, (yaitu) hamba sahaya, wanita, anak-anak atau orang
sakit. (HR Abu Daud)
107
” َوَل ُجُ َعةَ َعلَى ُم َسافِ ٍر: َرِحَهُ هللَ تـََع َال، ال الشَّافِعِ ُّي َ َق
وها
َ ضُر ٍ َوَل َعْب ٍد َوَل ْامَرأ ٍَة َوَل َم ِر
َ یض َوَل َم ْن لَهُ عُ ْذٌر َوإِ ْن َح
َجَزأَتـْ ُه ْم
ْأ
Imam Syafii berkata: ‘Tidak ada kewajiban bagi musafir, hamba
sahaya, perempuan, orang yang sakit, dan orang memiliki uzur.
Dan jika mereka menghadiri jumatan maka hal itu mencukupi
bagi mereka (sah).
108
Hadis di atas tentunya tidak berlaku bagi orang-orang yang
meninggalkan salat Jumat dikarenakan adanya uzur berupa pan
demi virus corona. sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar
al-Haitami dalam kitab Al-Minhaj al-Qawim bahwasanya ada banyak
sekali persoalan yang bisa dijadikan sebagai uzur bagi kita untuk
meninggalkan salat berjamaah ataupun salat jumat:
109
berhubungan dengan substansi permasalahan yang sedang dibahas,
yakni larangan salat Jumat di masa pandemi.
Pandemi virus corona yang bisa menjadi penyebab meninggalnya
seseorang dan berlangsung secara lama dan penyebarannya begitu
masif tentu saja merupakan sebuah uzur yang bisa menyebabkan
kita boleh meninggalkan melaksanakan salat jumat meskipun itu
terjadi sebanyak 3 kali berturut-turut atau bahkan lebih.
110
Imam Syafii berkata: ‘Tidak ada
kewajiban bagi musafir, hamba
sahaya, perempuan, orang yang
sakit, dan orang memiliki uzur.
Dan jika mereka menghadiri
jumatan maka hal itu mencukupi
bagi mereka (sah).
111
112
Hukum Memakai Masker
Saat Salat
113
Berdasarkan hadis ini, Imam Al-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’
menegaskan kemakruhan memakai penutup mulut seperti masker
dan lainnya ketika sedang melaksanakan salat. Beliau berkata
sebagai berikut;
ف َو ْج َه َها ِف الصَّالَِة ِ ِ
َ َن َعلَى الْ َم ْرأَة أَ ْن تَ ْكش َّ َجَعُوا َعلَى أ ْأ
صلِّي ِب ْلَبـَْه ِة َ ََن َستـَْر الْ َو ْج ِه ُِيل ِبُب
َ اشَرِة الْ ُم َّ َوِل،ال ْحَرِام ِْ و
َ
الر ُجل َّ صلَّى اللَُّ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم
َ َّب
ِ
ُّ ِ َوقَ ْد نـََهى الن،َويـُغَطّي الْ َف َم
ك ِ ِ فَِإ ْن َكا َن ِلاج ٍة َكحضوِر أَجان،عْنه
َ فَالَ َكَر َاهةَ َوَك َذل،ب َ َ ُ ُ ََ َُ
ِ ِِ
كَ اج إِ َل َذل َ َاحت ْ الر ُج ُل تـَُزْو ُل الْ َكَر َاهةُ ِ ْف َح ّقه إِ َذا
َّ
Ulama sepakat bahwa wajib atas wanita membuka wajahnya di
dalam salat dan ihram (haji/umrah). Karena sungguh penutup
wajah itu menghalangi seorang yang melaksanakan salat (untuk
114
menempelkan) secara langsung dahi dan hidung serta dapat
menutupi mulut. Nabi Saw telah melarang seorang laki-laki me
lakukan hal itu (juga).
ِِ ِ ِ ِِ ِ
َ ْال ْست ْمَر ُار فْيه بِ َل:فَالْ ُمَر ُاد م َن النـَّْه ِي َع ِن التـَّْغطيَة
،ضُرْوَرٍة
اج ٍة ؛ يَ ْد ُخ ُل ِض ْم َن ِ ٍ اعةً لِ َعا ِر
َ َض أ َْو ل َ ض َها َس ُ أ ََّما عُُرْو
ْ ص ِة َو
الََوا ِز َ الر ْخُّ
Maksud larangan dari menutup mulut ketika salat adalah ketika
munutup mulut itu dilakukan secara terus-menerus, tanpa ada
darurat. Ketika ada datang saat yang membutuhkan menutup
mulut (misalnya; mencegah persebaran virus) atau ada hajat,
maka ada keringanan hukum. Itu hukumnya menjadi boleh.
115
116
Hand Sanitizer Beralkohol,
Sucikah Dipakai Salat?
SAAT COVID-19 INI, salah satu yang dianjurkan oleh pakar kese
hatan adalah selalu mencuci tangan dan membersihkan tangan
menggunakan sabun dan hand sanitizer. Dalam ilmu medis, hand
sanitizer dibuat mengandung alkohol. Pasalnya, sifat alkohol yang
menyerap ke kulit, dan efektif untuk membunuh kuman dan virus-
virus yang ada.
Untuk itu di pelbagai masjid dan musalla jamak kita temui hand
sanitizer. Biasanya diletakkan dipintu masjid. Jamaah yang ingin
masuk masjid dianjurkan untuk memakainya. Pun di perkantoran
dan gedung-gedung yang ada, senantiasa ada hand sanitizer.
Lalu, bagaimana status hand sanitizer beralkohol itu, apakah
termasuk suci untuk bisa dipakai salat atau ibadah lainnya?
Terlebih dahulu kita membahas hand sanitizer dalam Islam. Tadi
sudah dijelaskan di atas, hand sanitizer itu dibuat menggunakan
alkohol. Masalah utama yang kita bahas adalah status hukum
alkohol dalam Islam. Hukum asal al kohol dalam Islam itu yang
perlu dijawab dan diketengahkan lebih dahulu.
Para ulama berbeda pendapat terkait hukum alkohol. Pakar fikih
kontemporer, Syekh Wahbah Az Zuhayli dalam kitab Al Fiqhul Islami
wa Adillatuhu , mengatakan bahwa alkohol itu suci. Termasuk dalam
117
hal ini, alkohol murni ataupun sudah ada campuran, itu termasuk
suci. Simak penjelasan Syekh Wahbah Zuhaili berikut;
ٍ ِ
ُ بِنَاءً َعلَى َما َسبَ َق تَق ِر ُيره،ًَم َّادةُ الْ ُك ُح ْول َغريُ َنَ َسة َش ْرعا
ُ َس َواءٌ َكا َن الْ ُك ُح،َُص َل ِ ْف ْالَ ْشيَ ِاء الطَّ َه َارة ِ ِ
ول ْ م ْن أ َّن ْال
اسةَ اخلَ ْم ِر ِ صرفاً أَم ُمََّففاً ِبلْم ِاء تـرِجيحاً لِْل َق
َّ ول ِب
َ ََن َن ْ َْ َ ْ َْ
ِ ٍ ِ
ً َل ْاعتبَا ِرَها ِر ْجسا،َو َسائِِر الْ ُم ْسكَرات َم ْعنَ ِويَّةٌ َغريُ ح ّسيَّة
ِ ِ ِ
ِ َِمن عم ِل الشَّيط
.ان ََ ْ
Zat alkohol tidak najis menurut hukum Islam, berdasarkan kae
dah fikih yang telah dinyatakan sebelumnya, bahwa prinsip
dasar dalam sesuatu adalah suci; baik itu alkohol itu murni atau
diencerkan atau dikurangi kadar alkoholnya dengan campuran air,
dengan menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa najisnya
khamr dan segala zat yang bisa memabukkan, sejatinya bersifat
maknawi, bukan harfiah, dengan pertimbangan utamanya bahwa
itu adalah benda kotor sebagai perbuatan setan.
ُك بِِه أ ََّما ْاليَة ِ لَيس ِف َنَاس ِة الْمس ِك ِر َدلِيل يصلُح لِلتَّم ُّس
َ ُ ْ ٌَْ ُْ َ ْ َ ْ
ِ ْ ين َآمنُوا إَِّنَا ِ َّ
اب
ُ ص َ ْالَ ْمُر َوالْ َمْيسُر َو ْالَن َ َي أَيـَُّها الذ:َُوُه َو قـَْولُه
اجتَنِبُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تـُْفلِ ُحو َن ِ ِ و ْال َْزَلم ِرج
ْ َس م ْن َع َم ِل الشَّْيطَان ف ٌ ْ ُ َ
ْ س بَ ِل
الََر ُام ِ ِ ِِِ
ٌ س الْ ُمَراد ب ّلر ْجس َن َ ) فـَلَْي09(
118
Tidak ada dalil yang kuat untuk menyokong pendapat yang
menyatakan kenajisan sesuatu yang memabukkan. Adapun
pengertian ayat (Al Maidah ayat 90); “Sesungguhnya (meminum)
khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah, adalah perbuatan keji yang Termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.” Kata rijsun tersebut bukan bermakna najis
melainkan bermakna haram.
الرَوائِ ِح
َّ اف إِ َل ْال َْد ِويَِة َو
ُ ض َ َُّج َسةُ الَِّ ْت ت
َ ات الن
ِ ِ
ُ َومنـَْها الْ َمائ َع
ص َل ُح ْ الِْ ص َل ِح َها فَِإنَّهُ يـُْع َفى َع ِن الْ َق َد ِر الَّ ِذ ْي بِِه ِ
ْ الْ َعطَ ِريَّة ِِل
بِ ْ لجُّ ِصلَ َح ِة ل ِ ِ
ْ اسا َعلَى ْالَنْف َحة الْ َم ً َقي
ِ
Salah satu (yang dimaafkan) adalah cairan-cairan najis yang
dicampurkan pada obat dan aroma harum parfum untuk memberi
efek maslahat padanya. Hal ini terbilang dimaaf sebatas minimal
memberi efek maslahat berdasarkan qiyas atas aroma yang
memberi efek maslahat pada keju.
119
120
Hukum Memilih Salat
Berjamaah di Rumah
Selama Pandemi
121
Saw. bermukim di Makkah selama 13 tahun, beliau salat tidak
berjamaah mengingat sahabat berada dalam kondisi tertekan,
akhirnya mereka salat di rumah masing-masing. Ketika Nabi
Saw. hijrah ke Madinah, beliau berjamaah dan melestarikannya.
ٱلصلَ ٰوَة فـَْلتـَُق ْم طَآئَِفةٌ ِّمنـْ ُهم َّ ت َلُُم َ نت فِي ِه ْم فَأَقَ ْم َ َوإِ َذا ُك
۟ ۟ ۟
َسلِ َحتـَُه ْم فَِإ َذ ا َس َج ُد وا فـَْليَ ُكونُوا ِمن ْ أ ا ك َولْيَأْ ُخ ُذ ٓو َ َّم َع
۟ ُّ ۟ ُّ ِ ْورآئِ ُكم ولْتأ
ك َ َ َ َ ُ َ صلو
ع م او ل ص ي ل
ْ ـف ا َ ُُخَر ٰى َلْ يْ ت طَآئَِفةٌ أ َ َ ْ ََ
۟ ِ َّولْيأْخ ُذ ۟وا ِح ْذرهم وأَسلِحتـهم ۗ وَّد ٱل
ين َك َفُروا لَ ْو تـَ ْغ ُفلُو َن َ ذ َ ْ َُ َ ْ َ ْ ُ َ ُ ََ
َسلِ َحتِ ُك ْم َوأ َْمتِ َعتِ ُك ْم فـَيَ ِميلُو َن َعلَْي ُكم َّميـْلَةً َٰو ِح َد ًة ۚ َوَل ْ َع ْن أ
ِ
َ اح َعلَْي ُك ْم إِن َكا َن بِ ُك ْم أَ ًذى ّمن َّمطَ ٍر أ َْو ُكنتُم َّم ْر
ض ٰٓى َ َُجن
ين ِ
ر فِ أَن تَضع ۟وا أَسلِحت ُكم ۖ وخ ُذ ۟وا ِح ْذرُكم ۗ إِ َّن ٱللَّ أَع َّد لِْل َٰك
َ َ َ َْ ُ َ ْ َ َ ْ ُٓ َ
َع َذ ًاب ُّم ِهينًا
122
serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu
(untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan
yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah
mereka denganmu], dan hendaklah mereka bersiap siaga dan
menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah
terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu
kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan
senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena
hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu.
Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan
bagi orang-orang kafir itu”.
ْ اع ِة ْال
َع َذ ُار ْ ص َل ِة
َ الَ َم ِ َ َع َذار الْم ْقبـولَِة ِف الت
َ َّخلُّف َع ْن ْ ُْ َ ُ ْ ْال
:َُع َذ ُار الْ َع َّامة
ْ أ ََّما ْال.ٌآصة ِ قِسم
َّ أ َْع َذ ٌار َخ،ٌ أ َْع َذ ٌار َع َّامة:ان َْ
ٍ ِ
. َوَو ْح ٍل َشديْد ِ ْف الطَِّريْ ِق،ف بِلَْي ٍل ِ وِري ٍح ع،فَ َكمطَ ٍر
ٍ اص َ َْ َ
123
،ش َش ِديْ َديْ ِن ٍ فَ َك َمَر:آص ِة
ٍ ْض َو ُج ْوٍع َو َعط َّ َال
ْ َع َذ ُار
ْ َوأ ََّما ْال
ث ِم ْن ٍ وم َدافـع ِة ح َد،س أَو م ٍال ٍ ف ـن ى ل ع ِ َف ِمن ظ
ٍ
ال ٍ
َ ََ ُ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َوَك َخ ْو
بـَْوٍل أ َْو َغائِ ٍط
Artinya: “uzur-uzur yang bisa diterima sebagai alasan untuk
meninggalkan salat berjamaah. Uzur-uzur tersebut terbagi menjadi
2 kelompok, yakni uzur umum dan uzur khusus. Uzur umum di
antaranya ialah hujan, angin dingin di malam hari, dan becek
lumpur di jalanan. adapun uzur khusus diantaranya ialah: sakit,
lapar dan dahaga yang berlebih, takut terhadap orang lalim baik
bagi diri maupun hartanya, serta sedang sakit terus menerus
buang air kecil maupun besar”.
124
salat berjamaah masih bisa didapat, dan sedikit hikmah di tengah
pandemi ialah bahwa kegiatan ini bisa menjadi sarana mempererat
hubungan keluarga. Hal ini senada dengan kaidah fikih:
ب التـَّْي ِسيـُْر ِ
ُ املش َّقةُ َْتل
َ
Artinya: “Kesukaran mendatangkan kemudahan.”
125
126
Hukum Menjaga Jarak
Saat Salat Jamaah
Semasa Pandemi
ِ الص
الة ِ الص ُف
َّ وف ِم ْن إِقَ َام ِة ُّ َ فَِإ َّن تَ ْس ِويَة،ص ُفوفَ ُك ْم
ُ َس ُّووا
)(متفق عليه
“Rapatkanlah shaf salat kalian, karena merapatkan shaf salat
itu bagian dari kesempurnaan salat” (HR Bukhari dan Muslim).
127
Syekh al-Azhim Abadi dalam ‘Aunul Ma‘bud menjelaskan, Imam
Ibnu Batthal menganggap bahwa merapatkan shaf itu bagian dari
sunah, bukan suatu kewajiban. Ia beralasan bahwa merapatkan
shaf itu bentuk dari kesempurnaan salat, bukan bagian dari syarat
sah salat.
Menurut Doktor Syauqi Ibrahim Allam, salah satu ulama anggota
Lembaga Fatwa Mesir (Darul Ifta al-Mishriyyah), menyatakan bahwa
mayoritas ulama berpendapat bahwa merapatkan barisan saat
salat jamaah itu sunnah. Hanya sebagian ulama yang mewajibkan
merapatkan barisan saat salat, seperti Imam Ibn Hazm.
Bahkan Imam al-Syihab al-Ramli berpendapat bahwa menjaga
jarak saat salat itu tidak mengurangi kesempurnaan pahala salat
berjamaah. Hal ini sebagaimana tercantum dalam kitab Busyra
al-Karim karya Syekh Sa’id bin Muhammad Ba’ali sebagai berikut:
ِ َّ اب
ُاعة ُ ُك ُّل َم ْكُرْوٍه ِم ْن َحْي:الرْمل ِّي
َ ث اجلَ َم ِ الشه ِ ِ
َ ّ َوعْن َد
ِ الص ُفو ِ ِ ِ ِ ٌ م َف ِو
ف ْ ُّ َت ل َفضيـْلَت َها إَّل تَ ْس ِويَة ُّ
Menurut Imam as-Syihab ar-Ramli, semua yang dimakruhkan
dari segi berjemaah bisa menghilangkan fadlilah jama’ah, kecuali
merapikan shaf
128
makruh karena tidak ada kelalaian. Dan mereka tidak kehilangan
fadhilah salat jamaah.”
129
130
Hukum Salat Idul Adha
di Rumah Selama
Pandemi Covid-19
ِ َف
َ ِّص ّل لَرب
ك َو ْانَْر َ
Artinya; Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkur
banlah.
Ada pun ketika Idul Adha, salah satu yang dianjurkan adalah
salat Idul Adha. Terkait hukum salat Idul Adha, para ulama dari
kalangan empat Mazhab berbeda pendapat. Syekh habib Hasan Al-
Kaff menjelaskan bahwa ulama dari kalangan Syafi’i menyebutkan
hukumnya sunah muakkad— salat sunnah yang sangat dianjurkan.
Ada juga sebagian ulama mengatakan hukum salat Idul Adha
131
adalah Fardu Kifayah— wajib, tetapi apabila memperbuatnya se
bagian kaum muslimin, gugur kewajiban itu. Sementara Mazhab
Abu Hanifah menyebutkan hukumnya wajib. Dalam kitab at-Taqrir
as-Sadidah fil Masailil Mufidah, tertulis;
132
untuk melaksanakan ibadah Idul Adha dan takbiran sebaiknya
dilaksanakan dari rumah saja. Pasalnya, pandemi belum juga berakhir.
Sementara itu, terkait pelaksanaan salat Idul Adha di rumah,
Syekh Syauqi Ibrahim Alam, Mufti Dar Ifta Mesir mengatakan da
lam keadaan Pandemi Covid-19— di larang berkerumun—, maka
dianjurkan salat Idul Adha di dalam rumah. Ia berkata;
Oleh karena itu, salat Idul Adha di rumah boleh dilakukan secara
sendirian, atau berjemaah dengan anggota keluarga yang memang
benar-benar sehat.
134
Hal itu termaktub dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab.
Imam Nawawi menyebutkan hukum meninggalkan khutbah salat
Ied adalah makruh saja, tak mempengaruhi sah salat Ied. Dan tak
perlu mengulangi salatnya.
الُ ُم َع ِة
ْ ُيَْر ُج ُخطْبَةُ َغ ِْي الُ ُم َع ِة
ْ يـَْوَم الُطْبَ ِة بِ َك ْوِنَا
ْ تـَْقيِْي ُد
135
،ات َلَاُ ص َ ْالن ِْ ال ْستِس َق ِاء فَ َل َِيب ِ ِ ِِ
ُ ْ ْ َكالْعْيد َوالْ ُك ُس ْوف َو
ٌّ استِ َماعُ َها ُم ْستَ َح ِ
ب فـََق ْط ْ َو،َوَل َْيُرُم الْ َك َل ُم َواِْل َم ُام فيـَْها
ِ ِ ِ
َص َحابـُنَا َو َغيـُْرُه ْم
ْ كأَ صَّر َح بِ َذل
َ لَنـََّها َغيـُْر َواجبَةٌ وقَ ْد
Artinya: Kaitan khutbah karena melaksanakan salat Jumat, maka
dikecualikan khutbah selain Jumat, misalnya seperti khutbha
Idul Fitri dan Adha, Khutbah Gerhana matahari, Istisqa, maka
tak wajib untuk diam pada khutbah ini. Tak haram juga untuk
bercakap-cakap pada khutbah Jumat, meskipun khatib sedang
berkhutbah. Hukum mendengarkan khutbah salat sunah (baca;
Salat Id, Istisqa, dan Gerhana) adalah sunah saja, itu tak wajib.
Keterangan ini telah menyampaikannya beberapa ulama dari
sahabat kami. Pendapat ini pun didukung oleh ulama lain.
Salat Idul Adha terdiri atas dua rakat. Setiap rakaat disunahkan
mengucapkan takbir. Pada rakaat pertama 7 kali takbir. Sedangkan
pada rakaat kedua, 5 kali takbir. Selama pandemi Covid-19 dianjurkan
melaksanakan salat Idul Adha di rumah saja. Berikut ini tata cara
salat idul adha lengkap.
Pertama, niat Salat Idul Adha bagi Imam/Makmum
136
ِ ِ )إِماما/ي (مأْموما ِ ِِ ِ أأ
ـال
َ ل تـََعـ ـ ً َ ً ْ ُ َ ِ َْ َرْك َعتـ ُصلّي ُسنَّةً لعْيد اْلفطْ ِر
َ
Artinya: “Aku berniat salat sunnah Idul Fitri dua rakaat (makmum/
imam) karena Allah SWT”
ِ
ِ هللا ب ْكرًة وأ ِ ِِ ِ
،َصْي ًل َ َ ُ هللُ أَ ْكبـَُر َكبيـًْرا َواحلَ ْم ُد ل َكثيـًْرا َو ُسْب َحا َن
ًض َحنِْيفا ِ َّ إِِن و َّجهت وج ِهي لِلَّ ِذي فَطَر
َ الس َم َوات َو ْال َْر َ ْ َ َْ ُ ْ َ ّ
اي ِ ِص َل َّ ِ إ،ي ِ وما أ ََن ِمن الْم ْش ِرك،ًمسلِما
َ َت َونُ ُسك ْي َوَْمي ْ َ ن َ ْ ُ َ ََ ْ ُ
ِ َ ِك لَه وبِ َذل ِ ِ ِ ِ ََوم
َوأ ََن،تُ ك أُم ْر َ ُ َ ْ َل َش ِري،ي ِّ ات َّل َر
َ ْ ب الْ َعالَم ْ َ
ي ِِ ِ
َ ْ م َن الْ ُم ْسلم
Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi
bukratan wa ashīlā, innī wajjahtu wajhiya lilladzī fatharas samāwāti
wal ardha hanīfan musliman, wa mā ana minal musyrikīn, inna
shalātī wa nusukī wa mahyāya wa mamātī lillāhi rabbil ālamīn,
lā syarīka lahū wa bi dzālika umirtu, wa ana minal muslimīn.
137
هللا واحلم ُد ِ ِ
ل َوَل إِلَهَ إَِّل هللاُ َوهللاُ أَ ْكبـَُر َوَل َح ْوَل ِ
ُسْب َحا َن َ َ ْ
َوَل قـَُّوَة َّإل ِبَللَِّ الْ َعلِ ِّي الْ َع ِظي ِم
Subhânallâh, walhamdulillâh, walâ ilâha illallâh, wallâhu akbar,
wa lâ haula walâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil azhîm.
139
اجبـُْرِن َو ْارفـَْع ِن َو ْارُزقِْن َو ْاه ِد ِين َو َعافِِن ِ ِر
ْ ب ا ْغف ْرِل َو ْار َحِْن َو
َّ
ف َع ِّنُ َو ْاع
Robbighfirli warhamni wajburni warfa’ni warzuqni wahdini
wa’afini wa’fu ‘anni
ل َوَل إِلَهَ إَِّل هللاُ َوهللاُ أَ ْكبـَُر َوَل َح ْوَل ِ ِ هللا واحلم ُد ِ
ْ َ َ ُسْب َحا َن
َوَل قـَُّوَة َّإل ِبَللَِّ الْ َعلِ ِّي الْ َع ِظي ِم
Subhânallâh, walhamdulillâh, walâ ilâha illallâh, wallâhu akbar,
wa lâ haula walâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil azhîm.
140
ك ِ ِ الصلَوات الطَّيِب ِ
َ ات َّل السَّالَ ُم َعلَْي ُ َّ ُ َ َّ ات ُ ات الْ ُمبَ َارَك ُ َّالتَّحي
َِّأَيـُّها النَِّب ور ْحةُ اللَِّ وبـرَكاتُه السَّالَم علَيـنا وعلَى ِعب ِاد الل
َ َ َ َْ َ ُ ُ ََ َ َ َ َ ُّ َ
َّ أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ اللَُّ َوأَ ْش َه ُد أ ني ِِ َّ
َُن ُمَ َّم ًدا َعْب ُده َ الصال
َك َما،آل ُمَ َّم ٍد ِ و َعلَى،ورسولُه اللَّه َّم ص ِل َعلَى ُمَ َّم ٍد
َ ّ َ ُ ُ ُ ََ
،وب ِرْك َعلَى ُمَ َّم ٍد ِ ِ ِ ِ ِ
َ ،ت َعلَى إبـَْراه َيم َو َعلَى آل إبـَْراه َيم َ صلَّْي
َ
ِ
ِ و َعلَى، َكما برْكت َعلَى إِبـراهيم،آل ُمَ َّمد
آل ٍ ِ و َعلَى
َ َ َْ َ ََ َ َ
ِ ِ ِ
ك َحي ٌد َمي ٌد َ َّ إِن،إِبـَْراه َيم
At-tahiyyātul mubārakātus shalawātut thayyibātu lillāh. As-
salāmu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullāhi wa barakātuh,
as-salāmu ‘alaynā wa ‘alā ‘ibādillahis shālihīn. Asyhadu an
lā ilāha illallāh, wa asyhadu anna Muhammadan rasūlullāh.
Allāhumma shalli ‘alā sayyidinā Muhammad wa ‘alā āli sayyidinā
Muhammad, kamā shallayta ‘alā sayyidinā Ibrāhīm wa ‘alā āli
sayyidinā Ibrāhīm; wa bārik ‘alā sayyidinā Muhammad wa ‘alā
āli sayyidinā Muhammad, kamā bārakta ‘alā sayyidinā Ibrāhīm
wa ‘alā āli sayyidinā Ibrāhīm. Fil ‘ālamīna innaka hamīdun majīd.
141
Amalan Sunnah Sebelum
Salat Idul Adha di Rumah
ت ِِ ِ ِ ِ
ُ ت قـَْلبُهُ يـَْوَم َتُْو
ْ ُ ُْمتَسباً ّل تعاىل َلْ َي،َم ْن قَ َام لَيـْلَ َِت الْعْيد
ب
ُ الْ ُقلُ ْو
Barangsiapa yang beribadah pada Idul Fitri dan Idul Adha semata-
mata mengharap ridha Allah, maka hatinya itu tak akan mati di
mana hati-hati orang lain mati.
142
الل بْ َن عُ َمَر َكا َن يـَ ْغتَ ِس ُل يـَْوَم الْ ِفطْ ِر قـَْب َل أَ ْن يـَ ْغ ُد َو
َِّ َن عب َد
َْ َّ أ
َ إِ َل الْ ُم
صلَّى
Bahwa Abdullah Ibnu Umar ibnul Khattab radhiyallahuanhu mandi
pada hari raya fithri (juga Idul Adha) sebelum melaksanakan salat.
َّب ُجبَّة يـَْلبَ ُس َها ِيف العِْي َديْ ِن َويـَْوِم اجلُ ُم َع ِة
ِّ ِكا َن لِلن
Dari Jabir radhiyallahuanhu bahwa Nabi Saw memiliki jubah yang
dikenakannya pada saat dua hari raya dan hari Jumat.
143
الَ يـَ ْغ ُدو يـَْوَم-صلى هللا عليه وسلم- الل َِّ ولُ َكا َن َر ُس
َض َحى َح َّت يـَْرِج َعْ الْفطْ ِر َح َّت َيْ ُك َل َوالَ َيْ ُك ُل يـَْوَم األ
ِ
ُض ِحيَّتِ ِه
ْ فـَيَأْ ُك َل ِم ْن أ
Rasulullah Saw biasa berangkat salat ‘id pada hari Idul Fitri dan
beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha,
beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari salat
‘id baru beliau menyantap hasil kurbannya.
144
Barangsiapa yang beribadah pada
Idul Fitri dan Idul Adha semata-
mata mengharap ridha Allah, maka
hatinya itu tak akan mati di mana
hati-hati orang lain mati.
145
146
Hukum Badal Haji
untuk Orang yang
Sudah Meninggal
147
tidak sembuh, orang yang sudah tua renta, dan lainnya. Menurut
para ulama, badal haji untuk orang yang seperti ini hukumnya
boleh dan sah.
Ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Nawawi dalam kitab
Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab berikut;
ِ ْ ض ِف َمو ِض َع ِ
ِ ْف:) َح ُد ُهَا َي(أ ْ ْ ِ َوَتُ ْوُز النّيَابَةُ ِ ْف َح ِّج الْ َف ْر
ِ ِ
ثُ ْ َوالدَّلْي ُل َعلَْي ِه َحدي، ات َو َعلَْي ِه َح ٌّج ِ
َ َح ِّق الْ َميِّت إِ َذا َم
ِ ف ح ِق من َل يـ ْق ِدر علَى الثـُّبـو:ِ ) َّان
ت َعلَى ُْ َ ُ َ ْ َ ّ َ ْ ْ ِ بـَُريْ َدةَ ( َوالث
َّ َك، احلَ ِة إَِّل ِبَ َش َّق ٍة َغ ِْي ُم ْعتَ َاد ٍة
الزِم ِن َوالشَّْي ِخ الْ َكبِ ِْي ِ الر
َّ
Boleh menggantikan (badal) haji wajib di dalam dua tempat
(orang). Pertama, orang yang sudah meninggal dan dia memiliki
kewajiban untuk berhaji. Dalil dalam masalah ini adalah hadis
yang bersumber dari Buraidah. Kedua, orang yang tidak mampu
duduk di atas kendaraan kecuali dengan upaya yang susah payah,
seperti orang yang sudah tua renta.
148
Menurut para ulama, badal haji
untuk orang yang sudah me
ninggal hukumnya boleh dan
sah. Apalagi jika orang yang
meninggal tersebut sudah wajib
berhaji ketika masih hidup
namun dia tidak sempat berhaji
karena alasan tertentu
149
150
Belum Pernah Haji, Apakah
Boleh Menjadi Badal Haji?
151
َه ْل َيُ ْوُز لِْل ُم ْسلِِم أَ ْن َيُ َّج َع ْن َغ ِْيِه قـَْب َل أَ ْن َيُ َّج َع ْن
نـَْف ِس ِه ؟
ي ِ
و ر ام َِل َيوز لِمن َل َي َّج عن نـ ْف ِس ِه أَ ْن َي َّج عن َغ ِيِه؛ ل
َ ُ َ ْ َْ ُ َ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ ُْ
صلَّى هللاُ َعلَْي ِه َّ َِن الن
َ َّب َّ اس َر ِضي هللاُ َعنـْ ُه َما أ
َ
ٍ ََّع ِن ابْ ِن َعب
(وَم ْن َ :ال َ َ ق.َك َع ْن ُشبـُْرَمة َ لَبـَّْي: َِس َع َر ُجالً يـَُق ْو ُل:َو َسلَّ َم
ت َع ْن َ (ح َج ْج َ :ال َ فـََق.ب ِ ْل ٌ َْخ ِ ْل أ َْو قَ ِري
ٌ أ:ال َ َُشبـُْرَمةَ؟) ق
ك ُثَّ َح ِّج َع ْن َ (ح ِّج َع ْن نـَْف ِس َ : قَاَل. َل:ال َ َك؟) ق َ نـَْف ِس
ِ اط الْو ِاجب ِ ِِ َالنْسا َن مطَال َّ َوِل..)َُشبـُْرَمة
ات َع ْن َ َ ب ب ْس َق ٌ ُ َ ِْ َن
.نـَْف ِس ِه قـَْب َل أَ ْن يُ ْس ِقطَ َها َع ْن َغ ِْيِه
Apakah boleh bagi seorang muslim menghajikan orang lain
padahal dia sendiri belum pernah haji?
Tidak boleh bagi orang yang belum pernah haji untuk dirinya
sendiri menghajikan orang lain. Ini sebagaimana diriwayatkan
oleh Ibnu Abbas bahwa Nabi Saw pernah mendengar seorang
laki-laki membaca talbiyah; Labbaika dari Syubrumah. Beliau pun
meresponnya dengan bertanya; Siapa Syubrumah? Laki-laki itu
menjawab: Saudara atau kerabatku. Beliau bertanya lagi; Apakah
kamu sudah haji untuk dirimu sendiri? Laki-laki itu menjawab;
Belum. Lalu beliau pun bersabda; Hajilah untuk dirimu sendiri,
kemudian baru haji untuk Syubrumah.
152
Dengan demikian, pandangan ulama mengenai hukum menjadi
badal haji bagi orang yang belum pernah haji.
154
Ini 4 Amalan yang
Pahalanya Setara
Ibadah Haji dan Umrah
155
ِ فَِإ َذا فـع ْل، فَأَب ِل اللَّ ِف بِ ِرها:ال ِ َ َق
تَ ْك فَأَن َ ت َذلَ ََ َ ّ َ ْ َ َ ق، أ ُّمي:ال
ا ِ
َّق
ت ا ف ك ُم أ ك ن ع ت ي ض ِ وُم، ومعت ِمر،اج
ِ فَِإ َذا ر،اه ٌد
َ َّلل َ َ ُّ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ٌ َ ْ ُ َ ٌّ َح
َوبَِّرَها
Ada seseorang yang mendatangi Rasululah Saw dan berkata;
Aku ingin berjihad namun aku tidak mampu. Lalu Rasulullah
Saw bertanya; Apakah salah satu dari kedua orang tuamu masih
hidup. Dia menjawab; Ibuku. Rasulullah Saw berkata; Bertakwalah
pada Allah dengan berbuat baik pada ibumu. Jika kamu berbuat
baik padanya, maka kamu telah berhaji, umrah dan berjihad.
Jika ibumu ridha padamu, maka kamu takutlah pada Allah dan
berbuat baiklah padanya.
Dalam redaksi lain, bukan salat Dhuha, tapi salat sunah syuruq,
sebagaimana riwayat Imam al-Tirmidzi dari dari Anas bin Malik, dia
berkata bahwa Nabi Saw bersabda;
،ُيد إِال أَ ْن يـَتـََعلَّ َم َخيـًْرا أ َْو يـَُعلِّ َمه ُ َم ْن َغ َدا إِ َل الْ َم ْس ِج ِد ال يُِر
ٍّ َج ِر َح
ُاج َت ًّما َح َّجتُه ْ َكا َن لَهُ َكأ
Barangsiapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah
untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, maka dia
akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.
157
FIKIH
PUASA
158
159
160
Bolehkah Puasa Zulhijah
Tidak Full 9 Hari?
161
Imam Al-Nasa-i, dan Imam Ibnu Hibban dari Sayidah Hafshah, dia
berkata;
ص ْو ُم تِ ْس َع ِذي ِ ِ
ُ َصلَّى هللاُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ي
َ َكا َن َر ُس ْو ُل هللا
ِ َْاشوراء وثََلثَةَ أ ََّيٍم ِم ْن ُك ِل َش ْه ٍر أ ََّوَل اثـْنـ
ي ع م و ـيو ِ الِ َّج
ة
ّ َ َ َْ ُ َ َ َْ ْ
َ
ِ ِ ِمن الش
ِ ْ خْيس
ي َ َ َّهر َو ْ َ
Rasulullah Saw selalu berpuasa sembilan hari di bulan Zulhijah,
pada hari Asyura’ (tanggal 10 Muharram) dan tiga hari setiap
bulan, senin pertama di awal bulan dan dua kamis.
162
Empat hal yang tidak pernah
ditinggalkan oleh Rasulullah
Saw, yaitu berpuasa di hari
Asyura (tanggal 10 Muharram),
berpuasa sepuluh hari pertama
(1-9 Zulhijah), berpuasa tiga hari
di setiap bulan, dan salat dua
rakaat sebelum salat Subuh.
163
164
Bolehkah Puasa Senin dan
Kamis di Bulan Zulhijah?
165
ِ لصوِم سبـب ِ
َاش ْوَراءُ ان َك ُوقـُْوِع َعَرفَةَ أ َْو َع ََ َ ْ َّ إعلَ ْم أَنَّهُ قَ ْد يـُْو َج ُد ل ْ
س ِف ِست َِّة َش َّو ٍال ٍ خْي َِ ي أَو
ْ ِ َْس أ َْو ُوقـُْوِع اثـْنـٍ خْي َِ ي أَو
ْ ِ َْيـَْوَم اثـْنـ
ص َل َ اهَا َح ُ ي فَِإ ْن نـََو َّ َك ُدهُ ِر َعايَةً لُِو ُج ْوِد
ِ َْالسبـَبـ ُّ فـَيـَْزَد ُاد َت
ٌص َدقَةٌ َو ِصلَة
َ ب ِ ْالص َدقَِة َعلَى الْ َق ِري
َّ َك
Ketahuilah bahwa terkadang puasa memiliki dua sebab, seperti
terjadinya hari Arafah atau hari Asyura yang bertepatan dengan
hari Senin atau kamis, atau hari Senin dan Kamis bertepatan
dengan enam hari puasa Syawal, maka sangat dianjurkan berpuasa
di hari tersebut untuk menjaga dua sebab tersebut. Jika berniat
puasa untuk keduanya, maka keduanya sama-sama diperoleh,
seperti halnya bersedekah pada kerabat dekat, yaitu bernilai
sedekah dan bernilai menyambung silaturrahim.
Adapun contoh niat puasa hari Senin atau hari Kamis yang
sekaligus digabung dengan puasa bulan Zulhijah adalah sebagai
berikut;
Saya niat puasa pada hari Senin (hari Kamis: jika kebetulan hari
Kamis) dan puasa bulan Zulhijah, sunnah karena Allah.
166
Berpuasa hari Senin dan
Kamis hukumnya boleh dan
sah di bulan Zulhijah. Bahkan
berpuasa hari Senin dan Kamis
sangat dianjurkan meskipun di
bulan Zulhijah.
167
168
Keutamaan
Puasa Arafah
169
َِّ ِصيام يـوِم عرفَةَ أَحت ِسب علَى
َّ الل أَ ْن يُ َك ِّفَر
ُالسنَةَ الَِّت قـَبـْلَه َ ُ َ ْ ََ َْ ُ َ
َِّ السنةَ الَِّت بـع َده و ِصيام يـوِم عاشوراء أَحت ِسب علَى
الل َ ُ َ ْ َ َ ُ َ َْ ُ َ َ ُ َْ َ َّ َو
َّ أَ ْن يُ َك ِّفَر
ُالسنَةَ الَِّت قـَبـْلَه
Puasa Arafah (9 Zulhijah), aku berharap kepada Allah, untuk
dapat menghapuskan dosa setahun sebelumnya dan dosa setahun
berikutnya. Puasa Asyura (10 Muharram), aku berharap kepada
Allah, untuk dapat menghapuskan dosa setahun sebelumnya.
ِ ِ
َصلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم يـَُق ْو ُل ِصيَ ُام يـَْوم َعَرفَة
َ َكا َن َر ُس ْو ُل هللا
ف يـَْوٍم ِ
ِ ْصي ِام أَل
َ َك
Rasulullah Saw pernah bersabda; (Keutamaan) puasa hari Arafah
seperti puasa 1000 hari (di luar hari Arafah).
170
Keempat, dibukakan 30 pintu kebaikan dan 30 keburukan ditutup
bagi orang yang berpuasa di hari Arafah. Ini sebagaimana disebutkan
dalam riwayat dari Sayidah Aisyah yang disebutkan dalam kitab
Nuzhah Al-Majalis wa Muntakhab Al-Nafa-is berikut;
171
172
Keutamaan
Puasa Tarwiyah
173
memiliki beberapa keutamaan, sebagaimana disebutkan dalam
kitab-kitab para ulama.
Pertama, puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun
sebelumnya. Ini ditegaskan oleh ulama Malikiyah, sebagaimana
disebutkan dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah
berikut;
ب َعلَْي ِه ِ ِ
َ ص ِْب أَيـُّْو
َ ص َام يـَْوَم التـَّْرِويَة أ َْعطَاهُ ﷲ مثْ َل ثـََواب َ َم ْن
ص َام يـَْوَم َعَرفَةَ أ َْعطَاهُ هللاُ ثـََو ًاب ِمثْ َل ن مو ِ الس َلم علَی ب َل ِء
ه
َ ْ َ َ َ َ ُ َّ
َّ اب ِعْي َسى َعلَْي ِه
الس َل ُم ِ ثـو
ََ
Barangsiapa yang berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah
akan memberikan pahala seperti pahala kesabaran Nabi Ayyub
alaihissalam atas musibahnya. Barangsiapa yang berpuasa pada
hari Arafah, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya
seperti pahala Nabi Isa alaihissalam.
174
Tidak ada hari-hari yang lebih
agung di sisi Allah dan amal
saleh di dalamnya lebih dicintai
oleh-Nya daripada hari yang
sepuluh (sepuluh hari pertama
bulan Zulhijah), karenanya
perbanyaklah tahlil, takbir, dan
tahmid di dalamnya.
175
176
Cara Niat Puasa
Tarwiyah dan Arafah
177
Karena puasa Tarwiyah dan Arafah termasuk puasa sunnah,
maka niatnya tidak harus dilakukan di waktu malam sejak Maghrib
hingga terbit fajar, melainkan boleh dilakukan pada siang hari
hingga waktu Zuhur tiba asalkan belum melakukan hal-hal yang
membatalkan puasa, seperti makan, minum dan lainnya.
Selain itu, sebagimana niat dalam ibadah-ibadah yang lain,
niat puasa Tarwiyah dan Arafah harus dilakukan di dalam hati
dan dianjurkan untuk diucapkan di lisan. Jika hanya diucapkan
di lisan saja sementara dalam hati tidak berniat, maka puasanya
dinilai tidak sah. Ini karena menurut para ulama, tempat niat adalah
hati, bukan lisan.
Adapun niat puasa Tarwiyah adalah sebagai berikut;
178
pada niat. Tak terkecuali dalam melakukan puasa Tarwiyah dan
Arafah, kita harus melakukan niat dengan benar agar puasa kita
dinilai sah dan mendapatkan pahala dengan sempurna.
179
180
Hukum Berpuasa 10 Hari
Pertama Bulan Muharram
181
َِّ الصي ِام بـع َد رمضا َن شهر ِ
َ ْالل ا لْ ُم َحَّرُم َوأَف
ض ُل ُ ْ َ َ َ َ َْ َّ ض ُل َ ْأَف
صالَةُ اللَّْي ِل ِ الصالَِة بـع َد الْ َف ِر
َ يضة
َ َْ َّ
Puasa yang paling utama setelah Ramadan ialah puasa di bulan
Allah, Muharam, dan salat yang paling utama setelah salat fardhu
ialah salat malam.
Juga hadis riwayat Imam Ibnu Majah dari Abu Hurairah, dia
berkisah;
Selain itu, disebutkan bahwa ada tiga jenis 10 hari yang diagung
kan oleh para ulama, yaitu 10 hari terakhir bulan Ramadan, 10 hari
pertama bulan Zulhijah, dan 10 hari pertama bulan Muharram. Mere
ka mengagungkan tiga jenis 10 hari tersebut dengan memperbanyak
berbagai ibadah, seperti puasa, zikir, doa dan lainnya.
Dalam kitab Kanzun Najah Was Surur, Syaikh Abdul Hamid
menyebutkan sebagai berikut;
182
ٍ ث ع َشر ِ
الْ َع ْشَر:ات َ َ َ َكانُوا يـَُعظّ ُم ْو َن ثََل:ال أَبُو عُثْ َما َن َ ََوق
ْ َوالْ َع ْشَر ْال ََّوَل ِم ْن ِذي،ضا َن
َوالْ َع ْشَر،الِ َّج ِة ِ ِ
َ األَخيـَْر م ْن َرَم
ْال ََّوَل ِم ْن ُمََّرٍم
Abu Utsman berkata; Mereka (para ulama) mengagungkan tiga
jenis 10 hari, yaitu 10 hari terakhir bulan Ramadan, 10 hari pertama
bulan Zulhijah, dan 10 pertama bulan Muharram.
183
184
Alasan Mengapa
10 Muharam
Disebut Asyura
185
setelah banjir besar, serta turunnya ke muka bumi setelah
banjir bandang. Itu terjadi pada 10 Muharam.
4. Nabi Ibrahim dilahirkan pada 10 Muharam. Juga Allah men
jadikan Nabi Ibrahim sebagai kekasih serta ia diselamatkan
dari api Namrud pada 10 Muharam.
5. Allah menerima taubat Nabi Daud pada 10 Muharam, dan
menyerahkan tahta kerajaan pada Nabi Sulaiman juga di
10 Muharam.
6. Allah menghilangkan penyakit Nabi Ayyub pada 10 Muharam.
7. Allah menyelamatkan Nabi Musa dan menenggelamkan
fir’aun pada 10 Muharam.
8. Allah menyelamatkan Nabi Yunus dari perut ikan pada 10
Muharam.
9. Allah mengangkat Nabi Isa ke langit pada 10 Muharam.
10. Nabi Muhammad Saw dilahirkan pada 10 Muharam.
Berdasarkan keterangan di atas, maka tidak ada kata sepakat di
antara para ulama mengenai alasan penamaan 10 Muharam dengan
hari Asyura. Di antara tiga alasan di atas, yang banyak diikuti para
ulama adalah alasan pertama, yaitu 10 Muharam disebut hari Asyura
karena ia merupakan hari kesepuluh bulan Muharam.
186
10 Muharam disebut Asyura
karena terdapat sepuluh
keistimewaan yang diberikan
oleh Allah kepada umat Nabi
Muhammad Saw. Yaitu, bulan
Rajab, bulan Sya’ban, bulan
Ramadan, malam Lailatul Qadar,
hari Idul Fitri, sepuluh hari
pertama bulan Zulhijah, hari
Arafah, hari Nahr atau Idul Adha,
hari Jumat, dan hari Asyura.
187
188
Anjuran Menyantuni dan
Mengusap Kepala Anak
Yatim di Bulan Muharam
189
dapat menyebabkan hati lembut. Ini berdasarkan hadis riwayat
Imam Ahmad, dari Abu Hurairah, dia berkisah;
190
Anak yatim itu diusap dari bagian atas kepalanya hingga bagian
depannya. Selain anak yatim kebalikannya. Zainul Hafidz Al-Iraqi
berkata; Terdapat dalam hadis Ibnu Abi Awfa bahwa ketika
mengusap kepala anak yatim dianjurkan membaca; Jabarollaahu
yutmaka wa ja’alaka khalfan min abiika (Semoga Allah menutup
keyatimanmu dan menjadikanmu pengganti yang baik dari ayah
mu).
ﻒ
ْ ُﺍﺧﻠ ِ ُﺛَّ ﻣﺴﺢ ﻋﻠَﻰ ﺭﺃ
ْ َّﺍﻟﻠَّﻬﻢ
ُ َﻠَّﻤﺎ َﻣ َﺴ َﺢ
َ ﻛ
ُ ﺎﻝَﻗﻭَ ﺛ
ً ﻠ
ََْﺛ ﻲ ﺳ َ َ َََ
َﺟ ْﻌ َﻔًﺮﺍ ِﻓ َﻭﻟَ ِﺪ ِﻩ
Kemudian Nabi Saw mengusap kepalaku sebanyak tiga kali. Setiap
kali mengusap, beliau berdoa; Ya Allah, jadikanlah pengganti
Ja’far pada anaknya.
191
192
Amalan-amalan Sunnah
di Malam Nisfu Sya’ban
193
Apabila datang malam Nisfu Sya’ban, ada pemanggil (Allah)
berseru; Apakah ada orang yang memohon ampun dan Aku
akan mengampuninya? Apakah ada yang meminta dan Aku akan
memberinya? Tidak ada seseorang pun yang meminta sesuatu
kecuali Aku akan memberinya, kecuali wanita pezina atau orang
musyrik.
194
وموا ِ ِ ِّإِ َذا َكانَت لَيـلَةُ الن
ُص ُ وموا لَيـْلَ َها َو
ُ صف م ْن َش ْعبَا َن فـَُق ْ ْ ْ
سِ َّم الش وبِ فَِإ َّن هللا تـبارَك وتـع َال يـْن ِزُل فِيها لِغُر،يـومها
ْ ُ َ َ ََ َ َ ََ َ َ َ َْ
ِ ِ ِ
أََل،ُ أََل م ْن ُم ْستـَ ْغف ٍر فَأَ ْغفَر لَه:ول ُّ الس َماء
ُ فـَيـَُق،الدنـْيَا َّ إِ َل
أََل َك َذا أََل،ُُعافِيَه ِ ٍ
َ أََل م ْن ُمبـْتـَلَى فَأ،ُم ْن ُم ْستـَْرِزق فَأ َْرُزقَه
ِ
َك َذا َح َّت يَطَّلِ َع الْ َف ْجَر
Ketika malam Nisfu Sya’ban tiba, maka beribadahlah di malam
harinya dan puasalah di siang harinya. Sebab, sungguh (rahmat)
Allah turun ke langit dunia saat tenggelamnya matahari. Kemudian
Ia berfirman; adakah orang yang memohon ampunan kepada-Ku,
maka Aku ampuni, adakah orang yang meminta rezeki kepada-
Ku, maka Aku beri rezeki, adakah orang yang meminta kesehatan
kepada-Ku, maka Aku beri kesehatan, adakah begini, ingatlah
begini, sehingga fajar tiba.
195
196
Cara Niat Puasa Ramadan
Sebulan Penuh
197
Ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Muqaddimat Al-
Mumhidat berikut:
198
Atau bisa juga mengucapkan niat sebagai berikut;
ِ السنةَ فـرضا ِ ِ ِِ
هلل تـََع َال َ ص ْوَم َش ْه ِر َرَم
َْ َ َّ ضا َن ُكلّه َهذه َ ت
ُ ْنـََوي
Aku niat berpuasa selama sebulan penuh Ramadan di tahun ini,
wajib karena Allah.
199
200
Istri Menyiapkan Buka
Puasa Untuk Keluarga,
Apakah Mendapat Pahala?
201
Menurut sebagian ulama, cakupan hadis ini tidak hanya terbatas
pada memberikan buka puasa pada orang lain yang berpuasa,
melainkan juga mencakup pada suami yang memberikan nafkah
buka puasa pada istri dan anak-anaknya, dan mencakup pula pada
istri yang menyiapkan buka puasa untuk keluarganya.
Karena itu, jika seorang suami memberikan nafkah kepada
istri untuk dibelanjakan menu buka puasa, dan istri memasak
dan menyiapkan makanan buka puasa untuk keluarganya, maka
keduanya sama-sama mendapatkan pahala orang yang berpuasa.
Ini sebagaimana telah dikatakan oleh Syaikh Shaleh Al-Munajjid
berikut;
الصائِِم ِعْن َد َّ َج ِر تـَْف ِط ِْي ْ ص ُل الْ َم ْرأَةُ َعلَى أ ُ َه ْل َْت:ُس َؤ ٌال
ِ َِ أ َْم، إِ ْع َد ِاد َها الطَّعام
ت ْ ضَر َ َح ْ ب أَ ْن تَ ُك ْو َن ه َي َم ْن أ ُ ي ََ
ت؟ ِ الْم َك ِو َن
ّ ُ
صُر ِ َل يـْنح:الصائِِم
ََ َّ اب تـَْف ِط ِْي َ َن ثـََوَّ الَّ ِذي يَظْ َهُر أ:اب
ُ اجلََو
ي ِم ْن َمالِِه؛ بَ ْل إِ َذا أَنـَْف َق ِ ِ َّ وفَطَّر،فِيمن أَطْعم الطَّعام
َ ْ الصائم َ َ َ َ ََ ْ َْ
ِ ِ ِ ِ ِالرجل علَى َذل
ت ْ ت الْ َم ْرأَةُ ه َي َم ْن طَبَ َخ ْ َ َوَكان،ك م ْن َماله َ َ ُ ُ َّ
َجَر َما أَنـَْف َق ِم ْن ِ ِ ِ َّ ِ وأَع َّدتْه ل،الطَّعام
ْ فَِإ َّن ل َّلر ُج ِل أ:يَ ْ لصائم ُ ََ ََ
ِِ ِ ِ َّ وسعى علَى تـ ْف ِط ِي، مالِِه
ْ َويـُْر َجى ل ْل َم ْرأَة م ْن أ، الصائ ِم
َج ِر ْ َ َ َْ َ َ
صْن ِع ِ وأَطْعم، وتَعِبت، ِبَا ع ِملَت: أَيضا،ك ِ
ُ ت م ْن ْ ََ َ ْ َ َ ْ َ ً ْ َ َذل
.يَ ِد َها
202
Pertanyaan; Apakah seorang istri akan mendapatkan pahala
memberikan buka puasa kepada orang berpuasa saat ia menyiap
kan hidangan buka puasa atau dia lah yang wajib menyediakan
komposisi makanan tersebut?
203
204
Hukum Bermesraan
dengan Istri Saat Puasa,
Batalkah Puasanya?
206
di antara mereka. Ibnu al-Mundzir menceritakan pendapat tadi
(orang yang keluar madzi tidak batal puasanya), dari Hasan
Al-Bashri, Al-Sya’bi, Al-Awza’i, Abu Hanifah, Abu Tsaur, beliau
(Ibnu Al-Mundzir) berkata: Aku berpendapat demikian.
207
Daftar Pustaka
209
• Al-Ghazālī, al-Mustạsfā, (Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah,
1993)
• --------------, Ịhyā’ ‘Ulūm al-Dīn, (Beirut: Dār al-Ma‘rifah, t.th)
• Al-Ghazī, Abū al-Qāsim Mụhammad, Faṭh al-Qarīb al-Mujīb,
(Beirut: Dār al-Minhāj, 2019)
• Al-Haitami, Ibn ̣Hajar, al-Fatāwā al-Kubrā al-Fiqhiyyah,
(Beirut: al-Maktabah al-Islāmiyyah, t.th)
• Al-Hanbali, Ibn Rajab, Faṭh al-Bārī, (Madinah: Maktabaha
al-Ghurabā’ al-Atsariyyah, 1996)
• Al-̣Hịsnī, Taqī al-Dīn, Kifāyah al-Akhyār, (Damaskus: Dār
al-Khair, 1994)
• Al-Jazīrī, al-Fiqh ‘alā Madzāhib al-Arba‘ah, (Beirut: Dār al-
Kutub al-‘Ilmiyyah, 2003)
• Al-Jamal, Sulaimān, H
̣ āsyiyah al-Jamal, (Beirut: Dār al-Fikr,
t.th)
• Al-Kaff, Hasan, Taqrīr al-Sadīdah fī al-Masā’il al-Mufīdah,
(Yaman: Dār al-Mīrāts al-Nabawī, 2003)
• Al-Kāsānī, Abu Bakar, Badāi‘ al-̣Sanāi‘ fī Tartīb al-Syarāi‘,
(Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2003)
• Al-Kabīr, Mụhammad al-Amīr, al-Iklīl Syaṛh Mukhtashar
al-Khalīl, (Mesir: Maktabah al-Qāhirah, t.th)
• Al-Muzannī, Mukhtạsar al-Muzannī, (Beirut: Dār al-Kutub
al-‘Ilmiyyah, 1998)
• Al-Malibārī, Zain al-Dīn Ạhmad, Faṭh al-Mu‘īn, (Beirut: Dār
Ibn ̣Hazm)
• Al-Nawawi, Abū Zakariyā Yạhyā, al-Majmū‘ Syaṛ̣h al-
Muhadzdzab, (Beirut: Dār al-Fikr, t.th)
• --------------, Syaṛh ̣Sạhị̄h Muslim, (Beirut: Dār Ịhyā al-Turāts
al-‘Arabī, 1972)
• --------------, Raụdah al-Thālibīn, (Beirut: al-Maktab al-Islāmī,
1991)
210
• Al-Sa‘dī, ‘Abd al-Rạhmān, Taisīr al-Karīm al-Rạhmān fī
Tafsīr Kalām al-Mannān, (Riyạ̄d: Maktabah Dār al-Salām,
2002)
• Al-Sumair, Sālim, Safīnah al-Najāh, (Arab Saudi: Dār al-
Minhāj, t.th)
• Al-Syarqāwī, ̣Hāsyiyah al-Syarqāwī, (Beirut: Dār al-Kutub
al-‘Ilmiyyah, 1997)
• Al-Syaukani, al-Sail al-Jarār al-Mutadaffiq ‘alā ̣Hadā’iq al-
Azhār, (Beirut: Dār Ibn ̣Hazm, 2004)
• Al-Zụ h ailī, Wahbah, al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuh,
(Damaskus: Dār al-Fikr, 1985)
• Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, (Beirut: Dār al-Risālah al-
‘Ālamiyyah, 2009)
• Ibn Qayyim, Zād al-Ma‘ād fī Hady Khair al-‘Ibād, (Beirut:
Mu’assasah al-Risālah, 1998)
• Ibn Qudāmah, al-Mughnī, (Arab Saudi: Dār ‘Ālam al-Kutub,
1997)
• Ibn Rusyd, Mụhammad, al-Bayān wa al-Tạḥsīl wa Syaṛh
wa Ta‘līl li Masā’il al-Mustakhrijah, (Beirut: Dār al-Gharb
al-Islāmī, 1988)
• --------------, Bidāyah al-Mujtahid wa Nihāyah al-Muqtạsid,
(Cairo: Dār al-̣Hadīts, 2004)
• Kementerian Wakaf Kuwait, al-Mausū‘ah al-Fiqhiyyah al-
Kuwaitiyyah, (Kuwait: Kementerian Wakaf, 1983)
• Muslim, ̣Sạhị̄h Muslim, (Beirut: Dār Ịhyā al-Turāts, t.th)
• Nawawi, Abū ‘Abd al-Mu‘thī, Nihāyah al-Zain fī Irsyād al-
Mubtadi’īn, (Beirut: Dār al-Fikr, t.th)
• Zakariyā, Faṭh al-Wahhāb, (Beirut: Dār al-Fikr, 1994)
• -------, Asnā al-Mathālib fī Syaṛh Raụd al-Thālib, (Mesir: al-
Mathba‘ah al-Maymaniyyah, 1895)
211
Referensi Daring
212
TIM KONSULTASI SYARIAH
KEMENTERIAN AGAMA RI
Fikih
Muamalah
Kontemporer
Dari Gaya Hidup Muslim,
Toleransi Hingga Kebangsaan
Penulis:
Tim Konsultasi Syariah Kementerian Agama RI
Editor:
Tim El-Bukhari Institute
Ukuran buku : 14 x 21 cm
Jumlah halaman : xiv + 260 hlm.
ISBN : 978-623-88355-1-5
Penerbit:
DIREKTORAT URUSAN AGAMA ISLAM DAN PEMBINAAN SYARIAH
DITJEN BIMAS ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA
Jl. MH. Thamrin, No. 6, Jakarta, Indonesia
v
fikih terkait realitas keagamaan yang sering terjadi di masyarakat.
Dengan adanya buku ini diharapkan masyarakat muslim bisa
mengetahui hukum fikih aras permasalahan keagamaan tersebut.
Secara garis besar, bahasan buku ini berkutat pada 5 aspek
fikih: fikih bersuci, salat, puasa, haji dan covid, jenazah dan fikih
perempuan. Jadi materi yang dibahas merupakan konten fikih klasik
yang dielaborasikan dengan problematika kontemporer. Tentunya
ini menjadi kelebihan tersendiri, sebab fakta aktual dijawab dengan
literatur turats dan fatwa-fatwa kontemporer yang relevan. Sehingga
buku ini memiliki tipologi tersendiri, yang bisa memancarkan
karakteristiknya di hadapan buku lain.
Sementara itu, Buku Layanan Syariah 2 berjudul Fikih Muamalah
Kontemporer: Dari Gaya hidup Muslim, Toleransi Hingga Kebangsaan
membahas relasi seorang muslim dengan dirinya sendiri dan orang
lain, baik dalam konteks marital, moral, dan sosial. Adapun tema
yang dibahas dalam buku ini mengacu pada 4 aspek fikih, antara
lain; fikih nikah dan rumah tangga, muamalah dan gaya hidup,
kebangsaan dan toleransi, akikah dan kurban. 4 aspek penting dalam
kehidupan dibahas secara mendetail dan spesifik. Semoga dengan
hadirnya buku ini menjadikan kita lebih fleksibel dan berhati-hati
dalam berinteraksi dalam relasi horizontal.
Sudah jamak diketahui, bahwa teks-teks keagamaan itu terbatas,
sedang realitas dan kasuistik zaman terus menerus berubah. Sungguh
dinamika perubahan yang kian menyeruak, seyogianya segera
direspons. Maka, agaknya seorang Fakih perlu mendialektikakan
antara teks fikih dengan kasuistik yang ada. Sehingga muncullah
suatu adagium yang kini cukup familiar, yaitu:
vi
Sehingga, seorang pembesar agama patutnya memperhatikan
pesan Imam al-Qarafi dalam kitabnya yang berjudul Anwar al-
Buruq fi Anwa’ al-Furuq, atau yang biasa dikenal dengan al-furuq.
Di mana beliau mengatakan dalam juz 1 halaman 191 sebagaimana
redaksi berikut:
vii
viii
Sambutan
Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam
ix
karena itu, sejak awal Kementerian Agama telah berkomitmen untuk
mewujudkan layanan prima kepada seluruh masyarakat Indonesia
terkait kebutuhan pelayanan syariah.
Buku ini merupakan salah satu bukti nyata kehadiran Kementerian
Agama dalam menjawab problematika masyarakat Indonesia.
Persoalan-persoalan yang ada dalam buku ini bersumber dari
pertanyaan masyarakat yang masuk lewat komentar website dan
akun media sosial resmi Bimbingan Masyarakat Islam, baik itu
via Facebook @Ditjen Bimbingan Masrakat Islam RI, Twitter @
Bimasislam, Instagram @Bimasislam, ataupun komentar via Youtube
@Bimas Islam TV.
Akhirnya, kami selaku Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam menyampaikan apresiasi kepada Tim Penyusun Buku Layanan
Syariah I yang berjudul Fikih Ibadah Lengkap; Panduan Menjawab
Problematika Umat Islam Kekinian dan Buku Layanan Syariah II
berjudul Fikih Muamalah Kontemporer: Dari Gaya Hidup Muslim,
Toleransi Hingga Kebangsaan. Semoga upaya kita dalam memberikan
pelayanan terbaik kepada umat Islam menjadi catatan amal baik
di sisi Allah Swt. Amin.
x
Daftar isi
Kata Pengantar.................................................................. v
Sambutan Direktur Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam............................................ ix
xi
Hukum Mahar Berupa Saham...................................... 33
Hukum Menikah dengan Sepupu................................. 37
Saat Dapat Undangan Resepsi Pernikahan Teman,
Apakah Kita Wajib Datang?.......................................... 41
Apakah Mahar Seperangkat Alat Salat itu Wajib?........ 47
Apakah Istri Boleh Menolak Satu Rumah
dengan Mertua?............................................................ 53
Ayah Berhalangan Hadir Menjadi Wali Nikah
karena Pandemi, Bolehkah Diganti Kakak?.................. 59
Hukum Menjual Mahar Nikah....................................... 65
Hukum Memakan Hidangan Walimah.......................... 69
Hal yang Mewajibkan Mandi
bagi Lelaki dan Perempuan.......................................... 73
Bolehkah Anak Laki-Laki Menolak
Dijodohkan Orangtua?................................................. 77
Hukum Menghadiri Acara Pernikahan
Tanpa Diundang........................................................... 81
xii
Larangan Merundung (Nyinyir) Orang Lain.................. 119
Larangan Pungutan Liar dalam Islam.......................... 123
Hukum Menggunakan Pakaian dari Kulit Hewan......... 127
Hukum Memakai Parfum dalam Islam......................... 131
Hukum Menagih Utang di Depan Umum...................... 135
Adab Menagih Utang dalam Islam............................... 139
Adab Terhadap Hewan dalam Islam............................ 143
Sepatu dari Kulit Ular, Bolehkah?................................ 149
Hukum Mencabut Uban................................................ 153
Hukum Bermain Game dalam Islam?........................... 157
Hukum Melanggar Sumpah Demi Allah,
Apakah Berdosa?.......................................................... 161
Hukum Memakan Kepiting Menurut
Imam Empat Mazhab.................................................... 165
Hukum Menghadiri Undangan Acara Ulang Tahun..... 171
Hukum Mengucapkan Barakallahu fi Umrik Saat
Ulang Tahun, Apakah Boleh?....................................... 175
Hidup Minimalis di Era Modern.................................... 179
Bulu Kucing yang Rontok, Apakah Najis?.................... 183
Hukum Fotografi dalam Islam...................................... 187
Hukum Mewarnai Rambut............................................ 191
Sayuran Dipupuk Pakai Kotoran Hewan,
Haramkah Memakannya?............................................. 197
Hukum Memajang Kaligrafi Nama Nabi Muhammad
di dalam Rumah........................................................... 201
Anak Khatam Iqra,....................................................... 205
Apakah Orangtua Dianjurkan
Mengadakan Tasyakuran?............................................ 205
Meski Dilarang, Ada 6 Alasan
Boleh Membuka Aib Orang Lain................................... 209
xiii
FIKIH KEBANGSAAN DAN TOLERANSI
xiv
Fikih
Muamalah
Kontemporer
Dari Gaya Hidup Muslim,
Toleransi Hingga Kebangsaan
1
FIKIH NIKAH
DAN RUMAH
TANGGA
01
3
Hukum Puasa Mutih Pengantin
Sebelum Pernikahan, Bolehkah?
5
( َوتَ ْك ِفي نِيَّةٌ ُمطْلَ َقةٌ ِف النـَّْف ِل الْ ُمطْلَ ِق ) َك َما ِف نَ ِظ ِريِه ِم ْن
اللُ َعلَْي ِه
َّ صلَّى ه َّ
ن ل ِ { ) الزو ِال َل بـع َده ِ َّ
َ ُ َ ُ َْ َ َّ الص َلة ( َولَ ْو قـَْب َل
الَ َت َل ق ٍ ِ ِ ِ ِ َ َوسلَّم ق
ْ َال ل َعائ َشةَ يـَْوًما َه ْل عْن َد ُك ْم م ْن َغ َداء قَال َ ََ
ِ
ٌآخَر أَعْن َد ُك ْم َش ْيء َ ال ِل يـَْوًما َ َت َوق ْ َوم قَال ُ فَِإِّن إ ًذا أ
ُ َص
ُالص ْوَم } َرَواه َّ ضت ْ ال إ ًذا أُفْ ِطُر َوإِ ْن ُكْنت فـََر َ َقـُْلت نـََع ْم ق
ُإسنَ َاده
ْ ص َّح َح َ ن َو ُّ َِّْارقُط
َ الد
Dalam puasa sunah mutlak (yang tidak terkait dengan puasa
wajib dan sunah), cara niatnya cukup dengan niat yang mutlak
atau umumsaja, sebagaimana niat pada salat sunah mutlak.
Letak niat puasa mutlak itu sebelum dzuhur, dan tidak boleh
setelah dzuhur. Pasalnya, Rasulullah suatu hari bertanya pada
Aisyah: “Apakah ada tersedia sarapan pagi?” Aisyah menjawab:
“Tidak ada.” Nabi berkata: “Kalau begitu saya puasa.” Kemudian
Aisyah menceritakan pada hari yang lain, Nabi mengajukan
pertanyaan serupa pada saya: “Apa ada sarapan pagi? Saya
menjawab:“Ada.” Nabi berkata:“Kalau begitu saya tidak puasa,
meski saya perkirakan berpuasa”.
6
ِ ال أَصحابـنَا وح ِقي َقةُ الْ ِو
يِ ْ وم يـَوَم
ْ ُص ُ َصال الْ َمْن ِه ِّي َعْنهُ أن ي َ َ َ ُ َ ْ َ َق
ِ فَص
اع ًدا َوَل يـَتـَنَ َاو ُل ِف اللَّْي ِل َشيـْئًا َل َماءً َوَل َمأْ ُك ًول فَِإ ْن َ
ِ
َخَر
َّ ص ًال َوَك َذا إ ْن أ َ س ِو َ أَ َك َل َشيـْئًا يَس ًريا أ َْو َش ِر
َ ب فـَلَْي
يح أ َْو َغ ِْيِه
ٍ ص ِح ٍ السح ِر لِم ْق
َ صود ُ َ َ َّ ْالَ ْك َل َإل
Berkata Ulama Syafiiyah; Hakikat puasa wishal yang dilarang
adalah seseorang berpuasa selama dua hari atau lebih dan di
waktu malam tidak makan sama sekali, baik air maupun makanan.
Jika makan sesuatu atau minum meskipun sedikit, maka tidak
disebut wishal. Begitu juga tidak disebut wishal (boleh) jika
seseorang mengakhirkan makan hingga waktu sahur karena
tujuan yang benar dan lainnya.
7
Pulang Tanpa Kabar Untuk
Ngasih Kejutan Pada Istri,
Apakah Berpahala?
9
sudah bisa memperkirakan waktu kedatangan suaminya sehingga
bisa mempersiapkan diri untuk menyambutnya.
Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim
dari Jabir, dia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda;
10
Menurut para ulama, jika suami bepergian jauh
sehingga lama tidak berjumpa dengan istrinya,
maka dia dilarang untuk pulang ke rumahnya,
terutama di waktu malam, tanpa memberi kabar
terlebih dahulu kepada istrinya. Larangan ini
sifatnya makruh.
Hukum Istri Mengambil
Uang Suami yang Pelit
13
:ت ِ
ْ َ فـََقا ل، صلَّى هللاُ َعلَْيه َو َسلَّ َمَ َّبِ َ ِت ِهْن ٌد إ
ِّ ىل الن ْ ََجاء
ِ يرسو َل
َليـُْع ِطْي ِن َما،هللا إِ َّن أ ََب ُس ْفيَان َر ُج ٌل َش ِحْي ٌح ُْ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ
، َو ُه َو الَيـَْعلَ ُم،ت م ْن َماله َ إِالَّ َما أ،يَ ْكفْي ِن َوَولَدي
ُ َخ ْذ
.ف ِ ك وولَ ِد ِك ِبلْمعروِ ِ ِ َ فـ َق
ُْْ َ َ َ ُخذي َمايَ ْكفْي:ال َ
Suatu ketika Hindun pernah datang menemui Nabi Saw, dan
kemudian dia berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu
Sufyan suami yang pelit. Nafkah yang diberikannya kepadaku
dan anakku tidak cukup sehingga aku terpaksa mengambil uang
tanpa sepengetahuannya. Kemudian Rasulullah berkata; Ambillah
harta secukupnya dengan baik untuk memenuhi kebutuhan dirimu
dan anaknya.
14
uang nafkah, maka boleh bagi istri dan kerabatnya mengambil
hartanya meskipun tanpa seizin hakim.
15
Setelah Akad Suami Meninggalkan
Istri, Bagaimana Hukumnya?
ِ ِ
وه َّن
ُ ض ُّار ُ وه َّن ِم ْن َحْي
َ ُث َس َكنـْتُ ْم م ْن ُو ْجد ُك ْم َوَل ت ُ َُسكن
ِ أ
ْ
َّضيِّ ُقوا َعلَْي ِهن ِ
َ ُلت
Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal
menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan
mereka untuk menyempitkan (hati) mereka.
18
Dengan demikian, meninggalkan istri setelah akad, jika dilakukan
dengan tujuan dan alasan yang benar, maka hukumnya boleh.
Sebaliknya, jika tidak ada tujuan dan alasan yang benar, maka
hukumnya haram.
19
Hukum Menyerahkan Mahar
Sebelum Akad Nikah Dilangsungkan
21
atau maskawin. Namun jika keduanya gagal melangsungkan akad
nikah, maka pihak calon pengantin laki-laki boleh meminta kembali
mahar nikah yang diserahkan sebelum akad dilangsungkan tersebut.
Ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnu Hajar dalam kitab
Al-Fatawa Al-Kubra Al-Fiqhiyah berikut;
22
Tidak masalah mahar nikah diserahkan
sebelum akad nikah dilangsungkan, baik
dengan jarak waktu satu minggu, setengah
bulan, sebulan dan seterusnya.
Apakah Boleh Menjadikah Haji
atau Umrah Sebagai Mahar?
25
اح ا لْ َم ْرأ َِة َعلَىِ الَنَا بِلَةُ بِ َع َد ِم ِص َّح ِة تَ ْس ِميَ ِة نِ َك
ْ صَّر َح
َ
ٍول الَ يوقَف لَه علَى ح ّد ِ
ْ إِ ْح َجاج َها َم ْهًرا ِأل َّن
َ َ ُ ُ ُ ٌ الُ ْمالَ َن َْم ُه
َص َدقـََها َشيـْئًا؛ فـََعلَى َه َذا َلَا َم ْهُر الْ ِمثْل ِ
ْ فـَلَ ْم يَص َّح؛ َك َما لَ ْو أ
Ulama Hanabilah menegaskan bahwa tidak sah menikahi perem
puan dengan mahar nikah memberangkatkan haji perempuan
tersebut. Ini karena biayanya tidak diketahui dengan pasti sehingga
tidak sah, sebagaimana jika dia memberikan mahar nikah dalam
bentuk barang. Karena itu, mahar nikah perempuan tersebut
diganti mahar mitsil.
26
Menurut sebagian ulama Malikiyah, boleh haji
atau umrah dijadikan mahar nikah. Sementara
menurut sebagian ulama Malikiyah yang lain,
tidak boleh menjadikan haji atau umrah sebagai
mahar nikah kecuali disertai mahar lain selain
haji atau umrah. Jika tidak disertai mahar lain,
maka mahar nikah berupa haji atau umrah
tersebut diganti dengan mahar mitsil.
Bolehkah Mahar Nikah Dijadikan
Pajangan dan Hiasan Semata?
29
ٍِ ِ ِ ِِ ِ
َ ْ ص ُدقَات َّن ْنلَةً فَِإ ْن ط
ُب لَ ُك ْم َع ْن َش ْيء مْنه َ ََوآتُوا النّ َساء
نـَْف ًسا فَ ُكلُوهُ َهنِيئًا َم ِريئًا
Berikanlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai
pemberian yang penuh dengan kerelaan. Namun jika mereka
menyerahkan kepada kamu sebagian dari mahar itu dengan
kerelaan, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai
makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.
30
sehingga dia bebas menggunakan dalam bentuk apapun, termasuk
disimpan, dijadikan pajangan dan hiasan, dan lainnya.
31
Hukum Mahar Berupa Saham
33
ِ وأ ََّما قَ ْدره فَِإنـَّهم اتـََّف ُقوا علَى أَنَّه لَي
ْ س لَ ْكثَ ِرِه َح ٌّد َو
اختـَلَ ُفوا َ ْ ُ َ ْ ُ ُُ َ
ٍ ُ َحَ ُد َوإِ ْس َح ِ
ْ ال الشَّافعِ ُّي َوأ ِ
َ ِف أَقـَلّ ِه فـََق
ُاق َوأَبُو ثـَْور َوفـَُق َهاء
س ِلَقـَلِّ ِه َح ٌّد َوُك ُّل َما َج َاز أَ ْن يَ ُكو َن َ ي
ْ ل
َ ني
َ
ِالْم ِدينَ ِة ِمن التَّابِع
َ َ
ٍ ال ابْن وْه ِ ٍ ِ َِثَنا وق
ب َ ُ َ َص َداقًا َوبِه ق َ يمةً ل َش ْيء َج َاز أَ ْن يَ ُكو َن َ َ ً
ك ٍ ِاب مال ِ ْ ِمن أ
َ َص َح ْ
Adapun mengenai besaran mahar, maka para ulama telah
sepakat bahwa tidak ada batasan berapa jumlah maksimal
mahar. Namun mereka berbeda pendapat mengenai batas
minimalnya. Imam Syafii, Abu Tsaur, dan para ulama fikih
Madinah dari kalangan tabi’in berpendapat bahwa tidak batasan
minimal mahar, dan setiap sesuatu yang bisa diperjualbelikan
atau bernilai, maka boleh dijadikan sebagai mahar. Pandangan
ini juga dikemukakan oleh Ibnu Wahb, salah seorang ulama dari
kalangan ulama Malikiyah.
ِ َّ ِلَيس ل
ٌلص َداق َح ٌّد ُم َقد
بَ ْل ُك ُّل َما َج َاز أَ ْن يَ ُكو َن َثَنًا أ َْو،َّر َ ْ
ص َداقًا فَِإ ِن انـْتـََهى ِف الْ ِقلَّ ِة إِ َلَ ُ َج َاز َج ْعلُه،ُجَرًة
ْ ُمثَ َّمنًا أ َْو أ
.َُّس ِميَة ِ ٍ
ْ فَ َس َدت الت،َح ّد َل يـَتَ َم َّو ُل
34
Tidak ada ukuran untuk mahar, namun semua yang bisa digunakan
untuk membeli atau layak dibeli, atau bisa digunakan untuk upah,
semuanya boleh dijadikan mahar. Jika nilainya sangat sedikit,
sampai pada batas tidak lagi disebut harta oleh masyarkat, maka
tidak bisa disebut mahar.
35
Hukum Menikah dengan Sepupu
37
anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak
perempuan dari saudara perempuan ibumu.”
Ulama fikih membagi tiga jenis hukum nikah bila kita kaitkan
dengan siapa calon mempelai akan menikah. Pertama, hukum
haram. Ini terjadi apabila kita menikahi seorang mahram, seperti
ibu, adik kandung, anak perempuan, dan sebagainya. Kedua, hukum
makruh. Ini terjadi bila kita menikah dengan famili yang sangat
dekat seperti sepupu. Ketiga, hukum mubah. Ini terjadi bila kita
menikah dengan famili jauh atau orang lain yang tidak memiliki
hubungan keluarga dengan kita.
Meskipun boleh dan halal menikah dengan sepupu, namun
ulama Syafiiyah menyarankan agar menghindari menikah dengan
sepupu. Karena itu mereka menghukuminya makruh. Dalam ki
tab Alwasith dan Ihya’ Ulumiddin, Imam al-Ghazali mencantumkan
perkataan Sayidina Umar;
ِ ِ
َ َل تـَْنك ُح ْوا اْل َقَرابَةَ اْل َق ِريـْبَةَ فَأ َن اْ َلولَد ُيْلَ ُق
ضا ِوًي
“Jangan kalian menikahi famili dekat karena akan menyebabkan
lahir anak yang lemah.”
38
Ulama fikih membagi tiga jenis hukum nikah
bila kita kaitkan dengan siapa calon mempelai
akan menikah. Pertama, hukum haram. Ini
terjadi apabila kita menikahi seorang mahram,
seperti ibu, adik kandung, anak perempuan, dan
sebagainya. Kedua, hukum makruh. Ini terjadi
bila kita menikah dengan famili yang sangat
dekat seperti sepupu. Ketiga, hukum mubah.
Ini terjadi bila kita menikah dengan famili jauh
atau orang lain yang tidak memiliki hubungan
keluarga dengan kita
Saat Dapat Undangan Resepsi
Pernikahan Teman,
Apakah Kita Wajib Datang?
ٍ ْ ض َع
ي ِ الجابةُ إِلَيـها] أَي ولِيم ِة الْعر ِس ِ
ُ َي فـَْر
ْ [واجبَةٌ] أ
َ ُ َ َ ْ َ ْ َْ َ َ ْ [و َ
ِ ِ
َ ب ْالَ ْك ُل منـَْها ِ ْف ْال
َص ِّح َ ِ ْف ْال
ُ َوَل َي.َص ِّح
Menghadiri resepsi undangan pernikahan hukumnya adalah wajib
artinya fardhu ain, menurut pendapat yang lebih sahih. Sedangkan
ikut menikmati hidangan makanan tidak wajib memakannya,
menurut pendapat yang lebih sahih.
42
dengan tegas bahwa siapa saja yang mendapatkan undangan
pernikahan, hendaknya ia menghadiri acara tersebut. Rasullah
bersabda;
43
َّع َوِة أ َْو نَ ْد ِبَا
ْ ب إِ َجابَِة الد
ِ ُ أ ََّما ْالَع َذار الَّيت يس ُق
َ ط بَا ُو ُج ْو َْ ْ ُ ْ
،َص ِبَا ْالَ ْغنِيَاء َّ ُ أ َْو َي،ٌفَ ِمنـَْها أَ ْن يَ ُك ْو َن ِ ْف الطَّ َع ِام ُشبـَْهة
أ َْو َل تَلِْي ُق بِِه،ُض ْوِرِه َم َعه ِ
ُ ُاك َم ْن يـَتَأَذَّى ب َ َأ َْو يَ ُك ْو َن ْهن
ِ أَو لِطَم ٍع ِف ج،ف ش ِرِه
أ َْو،اه ِه ِ ِ
َ ْ ْ ْ ّ َ أ َْو يَ ْدعُ ْوهُ لَْو،ُُمُالَ َستُه
لِيـَُعا ِونَهُ َعلَى َب ِط ٍل
Hal-hal yang menggugurkan kewajiban atau kesunahan menghadiri
undangan adalah, pada makanannya ada syubhat (tidak jelas
apakah haram atau tidak); hanya khusus bagi orang-orang kaya,
ada yang menyakiti jika ia hadiri, atau tidak pantas ia berada di
majlis walimah tersebut, khawatir akan keburukan pada walimah
tersebut, atau nanti menjadi mengharap-harap pujian, atau malah
menjadi ajang membantu kebatilan.
44
Menghadiri resepsi pernikahan
adalah fardu ‘ain, sedangkan
menghadiri undangan pesta yang
lain adalah sunnah.
Apakah Mahar Seperangkat
Alat Salat itu Wajib?
ِ
ًص ُدقَاتِِ َّن ْنلَة
َ َّساء
َ وآتُواْ الن َ
47
Berikanlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai
pemberian dengan penuh kerelaan
ِِ
َ ُج َورُه َّن فَ ِر
ًيضة ُ ُاستَ ْمتـَْعتُ ْم بِه منـْ ُه َّن فَآَت
ُ وه َّن أ ْ فَ َما
Istri-istri yang telah kamu campuri di antara mereka, berikanlah
kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu
kewajiban…” (QS. an-Nisa: 24)
48
ِ ِ
ُاستـَْهلَ َكه ُ أَقَ ُّل َما َيُ ْوُز ْف الْ َم ْهر أَقَ ُّل َما يـُتَ َم َّو ُل الن
ْ َّاس َوَما لَ ْو
َّاس بـَيـْنـَُه ْم
ن ال ه ع ـ ي ا ب ـ ت ـ ي ا مو ة
ٌ م ي ِرجل لِرج ٍل َكانَت لَه ق
ُ ُ َُ ََ َ َ َ َ ُ ْ ْ َُ ٌ َُ
Minimal barang yang boleh dijadikan mahar adalah harta dengan
ukuran minimal masih dihargai atau memiliki nilai di masyarakat.
Nah, andaikan harta ini diserahkan seseorang kepada orang
lain, maka harta itu masih dianggap bernilai, dan masih layak
diperdagangkan.
ِ َّ ِلَيس ل
ٌلص َداق َح ٌّد ُم َقد
بَ ْل ُك ُّل َما َج َاز أَ ْن يَ ُكو َن َثَنًا أ َْو،َّر َ ْ
فَِإ ِن انـْتـََهى ِف الْ ِقلَّ ِة إِ َل.ص َداقًا
َ ُ َج َاز َج ْعلُه،ًُجَرة
ْ ُمثَ َّمنًا أ َْو أ
.َُّس ِميَة ِ ٍ
ْ فَ َس َدت الت،َح ّد َل يـَتَ َم َّو ُل
Tidak ada ukuran untuk mahar, namun semua yang bisa digunakan
untuk membeli atau layak dibeli, atau bisa digunakan untuk upah,
semuanya boleh dijadikan mahar. Jika nilainya sangat sedikit,
sampai pada batas tidak lagi disebut harta oleh masyarakat,
maka tidak bisa disebut mahar.
Pendapat serupa juga bisa kita temukan dalam dalam kitab Al-
Fiqh ‘ala Madzahib Al-Arba’ah karya Syekh Abdurrahman Al Jaziri.
Beliau menjelaskan mahar itu harus punya harga dan nilai jual.
Simak penjelasan berikut;
49
ُ أَ ْن يَ ُك ْو َن َماالً ُمتـََق َّوماً لَه:َح ُد َها َ َو ُش ِر َط ِ ْف الْ َم ْه ِر أ ُُم ْوٌر أ
، َك َحبَّ ٍة ِم ْن بـٍُّر،ُص ُّح ِبلْيَ ِس ِْي الَّ ِذ ْي َل قِْي َمةَ لَه ِ فَ َل ي،ٌقِيمة
َ َْ
ص َد ٍاق ِ ِ فـلَو تـزَّوجها ب َكما َل ح َّد ِلَقـلِّ ِه،وَل ح َّد ِلَ ْكثَ ِرِه
َ َ ََ ْ َ َ َ َ َ َ
ِ ِ ِ ِِ ِ ِ
ُ فَِإنَّه،يَس ٍْي َولَ ْو م ْلءَ َك ّفه طَ َعاماً م ْن قَ ْم ٍح أ َْو م ْن َدقْي ٍق
ص الْ َم ْه ُر َع ْن َع ْشَرَة َد َر ِاه َم ِ
َ َولَك ْن يُ َس ُّن أَ ْن َل يـَنـُْق،يَص ُّح
ِ
Terdapat beberapa syarat dalam mahar. Pertama, mahar harus
berupa harta yang memiliki harga dan nilai. Karena itu, mahar
tidak sah dengan barang yang sedikit yang tidak memiliki nilai
dan harga, seperti sebiji gandum.
50
Tidak ada ukuran untuk mahar, namun
semua yang bisa digunakan untuk
membeli atau layak dibeli, atau bisa
digunakan untuk upah, semuanya boleh
dijadikan mahar. Jika nilainya sangat
sedikit, sampai pada batas tidak lagi
disebut harta oleh masyarakat, maka
tidak bisa disebut mahar.
Apakah Istri Boleh Menolak
Satu Rumah dengan Mertua?
53
ِرْزقُهُ فـَْليـُْن ِف ْق ِمَّا لِيـُْن ِف ْق ذُو َس َع ٍة ِم ْن َس َعتِ ِه َوَم ْن قُ ِد َر َعلَْي ِه
آت َهاَ اللُ نـَْف ًسا إَِّل َما َّ ف ِ
ُ ّاللُ َل يُ َكل
َّ ُآته َ
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemam
puannya. Orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi
nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa
yang Allah berikan kepadanya,”
54
Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar mengatakan pangkal ayat ini
menjelaskan kewajiban bagi seorang suami menyediakan tempat
tinggal bagi istrinya di mana suami bertempat, menurut ukuran
hidup suami sendiri. Meskipun istri anak orang kaya raya, sedang
suami tidak sekaya mertua atau istrinya, dia pun hanya berkewajiban
menyediakan menurut ukuran hidupnya juga.
Tak bisa ditampik, setelah menikah memang idealnya suami
dan istri membangun rumah tangganya sendiri. Pasalnya, dengan
begitu maka akan tercipta kemandirian dalam membangun rumah
tangga. Dan bila terdapat persoalan dalam rumah tangga, keduanya
lebih dewasa dalam bertindak
Ada saja istri yang menolak satu rumah dengan mertuanya. Tentu
dengan pelbagai alasan. Selain alasan mandiri dalam berumah
tangga, ada juga yang tak begitu cocok serumah dengan keluarga
suaminya, terlebih bila mertua masih memiliki adik dan keluarga
yang tingga di rumah suami.
Nah dalam kasus istri menolak satu rumah dengan mertua,
apakah itu dibolehkan? Apabila seorang suami mengikuti kehendak
istrinya, tergolong anak durhakakah?
Menurut Imam Nawawi dalam kitab Fatawal Imamin Nawawi
, seorang suami boleh hukumnya mengutamakan istri daripada
ibunya. Pun suami tersebut tidak berdosa dan tidak dianggap
durhaka dengan mengutamakan istri. Tetapi dengan catatan, ia
tidak melupakan kedua orang tuanya. Di samping itu juga sejauh ia
memenuhi kewajiban nafkah ibunya yang masih menjadi tanggung
jawabnya.
Simak penjelasan Imam Nawawi berikut;
55
ِ َل يْ َث بِ َذلِك إِ َذا قَام بِ ِكفاي ِة ْالُِم إِ ْن َكان
ُت م َّْن يـَْلَزُمه َْ ّ ََ َ َ َُ
ب ْالُِّم ِ ِ ِ ِ
ُ ب قـَْل َ ْ لَك ِن ْالَف،ك َفايـَتـَُها ِبلْ َم ْعُرْوف
َ ض ُل أَ ْن يَ ْستَطْي
َّ َوإِ ْن َكا َن َل بُ َّد ِم ْن تـَْرِجْي ِح،ضلَ َها
الزْو َج ِة فـَيـَنـْبَغِ ْي ِّ َوأَ ْن يـَُف
أَ ْن ُيَِّفيَهُ َع ِن ْالُِّم
Seseorang tidak berdosa dengan tindakan itu ketika ia mencukupi
(nafkah) ibunya jika ibunya adalah salah seorang yang wajib
dinafkahi dengan baik. Tetapi yang utama adalah membahagiakan
(menjaga perasaan) dan mengutamakan ibunya. Jika memang
harus mengutamakan nafkah istri daripada ibu, maka seseorang
suami harus menyembunyikan tindakan tersebut dari ibunya
56
“Hendaklah orang yang mampu memberi
nafkah menurut kemampuannya. Orang yang
disempitkan rezekinya hendaklah memberi
nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban
kepada seseorang melainkan sekadar apa yang
Allah berikan kepadanya,”
Ayah Berhalangan Hadir Menjadi
Wali Nikah karena Pandemi,
Bolehkah Diganti Kakak?
ِ وإِ َذا طَلَّ ْقتُم ٱلنِّسآء فـبـلَ ْغن أَجلَه َّن فَ َل تـعضلُوه َّن أَن ي
نك ْح َنَ ُ ُ َْ ُ َ َ ََ ۟ َ َ ُ َ
ِ
ۗ ض ْوا بـَيـْنـَُهم بِٱلْ َم ْع ُروف
َ أ َْزَٰو َج ُه َّن إِ َذا تـََٰر
Artinya: “Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis masa
iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka
kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan
di antara mereka dengan cara yang ma’ruf”.
59
Bahkan ada beberapa petugas KUA serta para hadirin yang terjangkit
virus Covid 19 hingga menyebabkan kematian tidak lama setelah
menghadiri majelis akad nikah.
Menghadapi masalah gawat ini, Kementrian Agama telah
mengeluarkan Instruksi Menteri Agama (IMA) Nomor 1 tanggal 1
Februari 2021 tentang 5M sebagai alat pertahanan diri; (mengguna
kan masker, mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan,
menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas
dan interaksi). Instruksi Menteri Agama ini beserta sejumlah Surat
Edaran (SE) Dirjen Bimas Islam tentang Pelayanan Nikah selama
Pandemi Covid 19, menjadi perangkat pertahanan diri yang wajib
dilaksanakan khususnya dalam pelayanan akad nikah para warga.
SE Dirjen Bimas Islam P-002 tanggal 19 Maret 2020 tentang
pelaksanaan protokol penanganan covid 19 pada area publik di
lingkungan Dirjen Bimas Islam juga memberikan aturan yang jelas.
Diantaranya, mengatur jumlah orang yang menghadiri prosesi akad
nikah maksimal 10 dan semuanya terlebih dahulu mencuci tangan
atau menggunakan hand sanitizer dan memakai masker. Mempelai
pria, wali nikah dan penghulu wajib memakai sarung tangan. Ijab
qabul tidak harus berjabatan dan acaranya dikemas sederhana dan
sesingkat mungkin.
Dirjen Bimas Islam kembali menerbitkan SE/P-003, 02 Maret 2020
yang merivisi sebagian dari isi SE/P-002. Diantaranya, mengimbau
masyarakat agar memanfaatkan teknologi informasi untuk men
dapatkan pelayanan tanpa harus datang ke KUA. Penyebaran
Covid 19 yang sangat cepat, kemudian membuat Dirjen Bimas Islam
menerbitkan lagi SE/P-004 tanggal 23 April 2020 yang lebih dikenal
dengan SE lock down pernikahan. Dimana, rencana pernikahan
yang terdaftar sejak 23 April 2020, baru dapat dilaksanakan se
telah 29 Mei 2020 dan pendaftaran nikah hanya bisa dilakukan
secara online.
60
Pada zona hijau di mana akad nikah masih memungkinkan
untuk dilaksanakan dengan mematuhi berbagai macam protokol
kesehatan sering terjadi kasus di mana pihak keluarga merasa bahwa
anggota keluarga yang sudah berumur tidak usah hadir di majelis
akad nikah, cukup yang muda-muda saja. Hal ini menjadi pilihan
sebagai antisipasi karena catatan medis menyatakan bahwa virus
corona ini akan menjadi persoalan yang serius bagi orang-orang
yang sudah berumur, memiliki daya tahan tubuh yang rendah serta
memiliki riwayat penyakit bawaan.
Pertimbangan ini kemudian menghasilkan kebijakan dari
banyak para keluarga agar yang menjadi wali adalah kakak atau
saudara lelaki dari mempelai perempuan saja meskipun ayah
masih ada.
Syekh Abu Bakar al-Hishni dalam kitab Kifayatul Akhyar men
jelaskan urutan siapa saja yang berhak menjadi seorang wali:
ِ َخ لِ ْل
ُ َب ُثَّ ْال ِ ال ُّد أَبـو ْال ِ
ََّب َو ْال ُُّم ُث ُْ َْ ََّب ُث ُ َوأ َْوَل الْ ُوَلة ْال
ََّب ُث ِ َخ لِ ْل ِ َخ لِ ْل
ِ َب َو ْالُِّم ُثَّ ابْ ُن ْال ِ َب ُثَّ اِبْ ُن ْال
ِ َخ لِ ْل
ُ ْال
بِ الْ َع ُّم ُثَّ ابـْنُهُ َعلَى َه َذا التـَّرتِْي
ْ
Artinya: “Wali yang utama adalah ayah, kemudian kakek dari
ayah, saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki seayah, anak
laki-lakinya saudara laki-laki seayah seibu, anak laki-lakinya
saudara laki-laki seayah, paman, dan anak laki-lakinya paman,
berdasarkan tertib urutan ini.” (Abu Bakar Al-Hishni, Kifâyatul
Akhyâr, Bandung: Al-Ma’arif, tt., Juz II, h. 51)
61
Lain halnya apabila seorang ayah berada pada tempat yang
jauh dari majelis akad nikah, maka ia bisa mewakilkannya kepada
hirarki berikutnya atau kepada wali hakim (petugas KUA). Ini
sebagaimana dituturkan oleh Imam As-Syairazi di dalam kitab
Al-Muhadzdzab:
َّ ص ُر فِيـَْها
الص َلةُ َزَّو َج َها ٍ
َ ل إِ َل َم َسافَة تـُْق ُّ ِاب الْ َوَ َوإِ ْن َغ
َّ الس ْلطَا ُن َوَلْ يَ ُك ْن لِ َم ْن بـَْع َدهُ ِم َن ْال َْولِيَ ِاء أَ ْن يـَُزِّو َج ِل
َن ُّ
ِِ ِ ِ ِ ِِوَليةَ الْغائ
َ ب َبقيَةٌ َولََذا لَ ْو َزَّو َج َها ِ ْف َم َكانه
ص َّح الْ َع ْق ُد َ َ
ضَر َ الس ْلطَا ُن َم َق َامهُ َك َما لَ ْو َح ُّ َوإَِّنَا تـُْع َذ ُر ِم ْن ِج َّهتِهَ فـََق َام
َو ْامتـَنَ َع ِم ْن تـَْزِوِْي َها
Artinya: “Bila wali pergi dalam jarak yang memperbolehkan
mengqashar salat maka penguasa mengawinkan (menjadi
wali hakim, pen.) mempelai perempuan. Para wali yang berada
pada urutan setelah wali tersebut tidak berhak mengawinkan,
dikarenakan masih tetapnya hak perwalian wali yang pergi itu.
Karenanya bila si wali mengawinkan mempelai perempuan di
tempatnya maka sah akadnya. Namun ia berhalangan, maka
penguasa menempati posisinya sebagaimana bila ia hadir namun
tercegah untuk mengawinkan.” (As-Syairazi, Al-Muhadzdzab,
Beirut: Darul Fikr, 2005, Juz. II, h. 52).
62
“Apabila kamu mentalak isteri-
isterimu, lalu habis masa iddahnya,
maka janganlah kamu (para wali)
menghalangi mereka kawin lagi
dengan bakal suaminya, apabila telah
terdapat kerelaan di antara mereka
dengan cara yang ma’ruf ”.
Hukum Menjual
Mahar Nikah
ٍِ ِ ِ ِِ ِ
َ ْ ص ُدقَات َّن ْنلَةً فَِإ ْن ط
ُب لَ ُك ْم َع ْن َش ْيء مْنه َ ََوآتُوا النّ َساء
نـَْف ًسا فَ ُكلُوهُ َهنِيئًا َم ِريئًا
Berikanlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai
pemberian yang penuh dengan kerelaan. Namun jika mereka
65
menyerahkan kepada kamu sebagian dari mahar itu dengan
kerelaan, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai
makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.
67
Hukum Memakan
Hidangan Walimah
69
ُص ْوُمه ِ ِ ِ ِ ِ
َ َوَم ْن،ب ُ ب ْالَ ْك ُل م ْن طَ َعام الْ َولْي َمة َوَل َي ُّ يُ ْستَ َح
ِ
الصيَ ِام إِ َذا ِ ِو
ّ َوالـْ ُمتـَنـَّف ُل ِ ْف،ف َ صَر ْن ا
و ا ع
َ
َ َ َ َ َ ٌ َد
َ و ر ضَ ح ب اج
ِ ِ ِ
ب أَخْيه ال ُـم ْسل ِم َوإِ ْد َخ ِال ِ ب أَ ْن يـُْف ِطر لَِْب قـَْل
ِ ُّ ح ت س ي ي ِد
ع
َ َ َ ْ ُ َ ُ
.السُرْوِر َعلَْي ِه
ُّ
Disunnahkan memakan hidangan walimah namun tidak sampai
menjadi wajib. Tamu yang dalam keadaan berpuasa wajib, hen
daknya ia hadir, mendoakan tuan rumah, kemudian bergegas
pulang. Sedangkan bagi tamu yang berpuasa sunnah, dianjurkan
baginya untuk membatalkan puasanya demi membuat nyaman
hati tuan rumah, serta membuatnya senang.
َوإِ ْن،ص ِّل ِ فَِإ ْن َكا َن، فـ ْلي ِجب،إِ َذا د ِعي أَح ُد ُكم
َ ُ فـَْلي،صائ ًما
َ ْ َُ ْ َ َ ُ
فـَْليَطْ َع ْم،َكا َن ُم ْف ِطًرا
Jika salah satu dari kalian diundang, maka hendaknya ia me
menuhinya. Jika ia berpuasa, maka hendaknya ia berdoa (untuk
70
tuan rumah). Jika ia sedang tidak berpuasa, maka hendaknya
dia makan.
Juga hadis riwayat Imam Muslim dari Jabir, dia berkata bahwa
Rasulullah Saw bersabda;
71
Hal yang Mewajibkan Mandi
bagi Lelaki dan Perempuan
73
haid, nifas, dan melahirkan. Kemudian, ada yang terdapat pada
laki-laki dan perempuan—itu ada tiga juga—, yakni; jima’, keluar
mani, dan kematian.
ِْ الِتَا ُن
ْ سَّ ي ُش َعبِ َها ْال َْربَ ِع َوَم
َ التَا َن فـََق ْد َو َج
ب َ َْس بـَ َإ َذا َجل
الْغُ ْس ُل َوإِ ْن َلْ يـُْن ِزل
Bila seorang lelaki duduk diantara empat potongan tubuh wanita
(dua tangan dan dua kaki) dan tempat khitan (laki-laki) bertemu
tempat khitan (wanita) maka sungguh wajib mandi meskipun ia
tidak mengeluarkan mani,” (HR Muslim).
74
Dari Abu Sa’id Al-Khudri, dia berkata, bahwa Rasulullah bersabda;
Air itu karena air (Read; wajibnya mandi karena keluarnya air
mani)
إ ْذ، ََّيب صلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم بِ َعَرفَة ِّ اقف َم َع الن ٌ رجل و ٌ بـَيـْنَا
ِِ ِ
النيب
ُّ فقال َ ، ُصْته َ ال فأَقـَْع َ َ أ َْو ق، ُصْته َ ََوقَ َع َع ْن َراحلَته فـََوق
وَك ِّفنُوهُ يف، ا ْغ ِسلُ ْوهُ ِبَ ٍاء َو ِس ْد ٍر: عليه وسلَّ َم ِ صلَّى هللا
ُ
ِ ِ ِ
، ُ وال ُتَ ّم ُرْوا َرأْ َسه، ُ وال ُتَنّطُوه، ثـَْوبـَْيه: ال َ َ أ َْوَ ق، ي ِ َْثـَوبـ
ْ
فَِإ َّن هللاَ يـَبـَْعثُهُ يـَْوَم الْ ِقيَ َام ِة يـُلَِّب
Ada seorang lelaki yang sedang wukuf di Arafah bersama Nabi Saw.
Tiba-tiba ia terjatuh dari hewan tunggangannya lalu meninggal.
Maka Nabi Saw bersabda: Mandikanlah ia dengan air dan daun
bidara. Dan kafanilah dia dengan dua lapis kain, jangan beri
minyak wangi dan jangan tutup kepalanya. Karena Allah akan
membangkitkannya di hari kiamat dalam keadaan bertalbiyah.
75
Bolehkah Anak Laki-Laki
Menolak Dijodohkan Orangtua?
77
ِ
ك َو َج َع ْلنَا َلُْمَ َولََق ْد أ َْر َس ْلنَا ُر ُسال ِم ْن قـَْبل:اللُ تـََع َالَّ ال َ َق
ت َح ِقي َقةٌ ِف ِ ( والنِّ َكاح ِف ْالي83 :أ َْزواجا وذُ ِريَّةً )الرعد
َ ُ َ َّ ًَ
ِالْع ْق ِد والْو ْط ِء والنـَّهي لِ ُك ٍل ِمنـهما ولَيس لِ ْلَبـوي ِن إلْزام الْولَد
َ ُ َ ْ ََ َ ْ َ َ ُ ْ ّ ُ ْ َ َ َ َ
ُ يد فَ َل يَ ُكو ُن َعاقًّا َكأَ ْك ِل َما َل يُِر
يد َوَْيُرُم ُ اح َم ْن َل يُِر ِ بِنِ َك
النَّظَُر بِ َش ْه َوٍة َإل النِّ َس ِاء
Allah berfirman; Dan sesungguhnya Kami telah mengutus bebera
pa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka
isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang
Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan
izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu). (Ar
Ra’d/18:38). Dan Nikah dalam ayat ini pada hakikatnya pada
akad, waţi (setubuh), dan larang bagi tiap tiap satu dari keduanya.
الَ َق ,يد ُ اح َم ْن الَ يُِر ِ س لِْل َوالِ َديْ ِن إِلَْز ُام الْ َولَ ِد بِنِ َك َ ص ٌل لَْي ْ َف
َح ِد اْألَبـََويْ ِن أَ ِْن يـُْل ِزَم َّ ِالشَّْي ُخ تَِق ُّي ال ِّديْ ِن رِحَهُ هللا إ
َ س أل َ ي
َْل ه
ُ ن ُ َ
اح َم ْن الَ يُِريْ ُد َوإِنَّهُ إِ َذا ْامتـَنَ َع الَ يَ ُك ْو ُن َعاقًّا َوإِ َذا ِ الْ َولَ َد بِنِ َك
َح ٍد أَ ْن يـُْل ِزَمهُ ِبَ ْك ِل َما يـَْن ِفُر ِمْنهُ َم َع قُ ْد َرتِِه َعلَى َِ َلْ يَ ُك ْن أل
ِ ِ ِِ
ك ُ أَ ْك ِل َما تَ ْشتَهْيه نـَْف ُسهُ َكا َن النّ َك
َ اح َك َذل
78
Fasal, tidak ada kewajiban bagi anak untuk menikahi perempuan
yang tidak ia inginkan. Berkata Syekh Taqiyuddin Semoga Allah
merahamtinya, sesunggunya tidak ada kewajiban bagi orangtua
untu menikahkan anaknya dengan orangyang tidak ia kehendaki.
Dan sesungguhnyajika aia menolak , maka itu bukan perbuatan
durhaka, dan apabila tidak ingin seseorang bahwa menolak
memakan ia yang tidak ingin ia inginkan dan kehendaki atas
memakan yang tidak iginkan dirinya, maka nikah pun seperti itu.
79
Hukum Menghadiri Acara
Pernikahan Tanpa Diundang
81
Ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Zakariya Al-Anshari
dalam kitab Asna al-mathalib fi syarh raudh al-thalib berikut;
يم ِة ِم ْن َغ ِْي َد ْع َوٍة َّإل إ َذا َعلِ َمِ وَيرم التَّطَُّفل وهو حض
َ ور الْ َول
ُ ُ ُ ََُ ُ ُ ُْ َ
ِ س و ِالنْبِس ِ ِ ِِ ِ ِ
.اط َ َ ِ ْضا الْ َمالك به ل َما بـَيـْنـَُه َما م ْن ْالُنَ ِر
Haram hukumnya menerombol (menghadiri undangan tanpa
izin) kecuali bila diketahui kerelaan dari pemilik jamuan karena
di antara keduanya terjadi rasa saling suka dan gembira.
إِ َذا َكا َن ِف:استـَثـَْن الْ ُمتـََوِّل َو َغيـُْرهُ فـََقالُوا ْ َو،َْيُرُم التَّطَُّف ُل
ب الطَّ َع ِام انْبِ َسا ٌط ِ اح ِ جاز لِمن بـيـنُه وبـي ص،ٌالدَّا ِر ِضيافَة
َ َ َْ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ
أَ ْن يَ ْد ُخ َل َو َيْ ُك َل إِ َذا َعلِ َم أَنَّهُ َل يَ ُش ُّق َعلَْي ِه
Haram hukumnya menerombol (menghadiri pesta tanpa diundang).
Imam Al-Mutawalli dan lainnya memberikan pengecualian bila terjadi
pada tempat jamuan yang antara dia dan pemiliknya diketahui
tidak menyakiti dan sukarela saat ia masuk dan turut serta makan.
82
Haram hukumnya menerombol (menghadiri
undangan tanpa izin) kecuali bila diketahui
kerelaan dari pemilik jamuan karena di antara
keduanya terjadi rasa saling suka dan gembira.
MUAMALAH
DAN GAYA
HIDUP MUSLIM
02
Cara Beriman
Kepada Rasul Allah
87
اجتَنِبُوا
ْ اللَ َو
َّ اعبُ ُد وا ِ ولََق ْد بـعثـنَا ِف ُك ِل أ َُّم ٍة رس ًول أ
ْ َن َُ ّ ْ ََ َ
َ ُالطَّاغ
وت
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan); Menyembahlah kalian hanya kepada Allah
dan jauhilah thaghut.
88
ول فَِإن تـََولَّيـْتُ ْم فَِإَّنَا َعلَى َر ُسولِنَا
َ الر ُس ِ الل وأ
َّ َطيعُوا ِ
َ ََّ َوأَطيعُوا
ُ ِالْبَالغُ الْ ُمب
ني
Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika
kamu berpaling sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah
menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
89
Hukum Melihat Lawan Jenis
di Media Sosial, Berdosakah?
91
maupun yang ada di cermin sama-sama bukan wujud asli orang
tersebut, melainkan hanya sebatas bayangannya semata.
Dengan demikian, para ulama menyebutkan bahwa boleh bagi
laki-laki melihat bayangan perempuan yang ada di cermin atau di
permukaan air. Begitu juga sebaliknya, berlaku bagi perempuan.
Oleh karena itu boleh melihat foto perempuan di media sosial atau
lainnya.
Hal itu disebabkan foto maupun gambar di cermin atau di per
mukaan air sama-sama bayangan, bukan wujud asli. Sementara
larangan melihat lawan jenis hanya berlaku jika melihat wujud
aslinya secara langsung. Toh, jika hanya melihat bayangannya saja,
maka hal itu tidak masalah dan bukan perbuatan yang terlarang.
Pendapat ini dijelaskan secara panjang lebar oleh Syekh Abu
Bakar Syatha dalam kitab I’anatut Thalibin. Simak penjelasan
berikut;
ِ ٍ ٍ ٍ ِ
ك َ َي َل َْيُرُم نَظُْرهُ َلَا ِ ْف َْن ِو ِم ْرآة َك َماء َو َذل
ْ َل ِ ْف َْن ِو م ْرآة أ
والْ ِم ْرأَةُ ِمثـْلُهُ فَ َل َْيُرُم.. .ا ل
َ اَث ِ ِلَنَّه َل يـرها فِيـها وإَِّنَا رأَى
م
َ َ َ َ َْ َ ََ ْ ُ
ِ
كَ نَظُْرَها لَهُ ِ ْف َذل
Bukan melihat gambar pada semacam cermin. Artinya, tidak
haram bagi seorang laki-laki melihat perempuan pada semisal
cermin, seperti dalam permukaan air. Hal ini karena ia tidak
melihat wujud perempuan secara langsung, melainkan hanya
melihat bayangannya saja. Sebaliknya bagi perempuan, ia tidak
haram melihat laki-laki pada semisal cermin.
92
ِف الْ َم ِاء- َولَ ْو بِ َش ْه َوٍة- الَ َْيُرُم النَّظَُر: َو ِعْن َد الشَّافِعِيَّ ِة
س ْامَرأًَة يَلو ٍ َن ه َذا ُمَّرد خيال امرأ
َة َّ لِ : قَالُوا. أَ ِو الْ ِمر ِآة
ْ
َ َ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ
“Menurut mazhab Syafi’i, tidak haram melihat dari pantulan
cahaya yang berada di dalam air atau cermin, sekalipun dengan
syahwat. Para ulama Syafi’iyah beralasan, karena objek yang
dilihat bukanlah tubuh dari seorang perempuan itu, melainkan
hanyalah bayangan atau gambar dari sosok yang berada di balik
cermin itu
93
Adab Memuliakan Tamu
ين َجاءُوا َغيـَْر َخَز َاي َوالَ نَ َد َامى ِ َّمرحبا ِبلْوفْ ِد ال
ذ
َ َ ًَ َْ
Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa
terhina dan menyesal.
95
اللُ َعلَْي ِه
َّ صلَّى َِّ ول َِّ ال ج ِرير بن عب ِد
ُ الل َما َح َجبَِن َر ُس
َ الل َْ ُ ْ ُ َ َ َق
َ ض ِح
ك َ ت َوَل َر ِآن إَِّل ْ َو َسلَّ َم ُمْن ُذ أ
ُ َسلَ ْم
Jarir bin Abdullah berkata; Sejak aku masuk Islam, Rasulullah tidak
pernah menolakku untuk bertamu dan berkunjung ke rumah beliau,
dan setiap kali beliau melihatku, beliau senantiasa tersenyum.
،صا ِر ِ ِ ِ
َ ْف ه َذا اللَّيـْلَةَ َرحَهُ هللاُ؟ فـََق َام َر ُج ٌل م َن اْألَن ُ َم ْن يُضْي
:ال ِال ْمَرأَتِِه َ فـََق، فَانْطَلَ َق بِِه إِ َل َر ْحلِ ِه،هللا
ِ أ ََن ي رسوَل:ال
ْ ُ َ َ َ فـََق
َ َ ق.ت ِصبـْيَ ِان ِ ِ
:ال َ إِالَّ قـُْو،َ ال:ت ْ ََه ْل عْن َدك َش ْيءٌ؟ قَال
َوأَ ِريِْه،اج ر ِ فَأَطْ ِفئِي، فَِإ َذا دخل ضيـ ُفنَا،فـعلِّلِي ِهم بِ َشي ٍء
الس
َ َّ َْ َ َ َ ْ ْ ْ ََ
ِ ِ ِ ِ ِ
السَر ِاج َح َّت ّ فـَُق ْومي إ َل، فَإ َذا أ َْه َوى ليَأْ ُك َل،أ ََّن َنْ ُك ُل
ِ ِِ
َغ َدا َعلَى،َصبَ َح ْ فـَلَ َّما أ.ف ُ َوأَ َك َل الضَّْي، فـََق َع ُد ْوا.تُطْفئْيه
96
ِ ِ رسوِل
ُب هللا
َ قَ ْد َعج:ال
َ فـََق، هللا صلى هللا عليه و سلم ُْ َ
ِ ِ ِ ِمن
َ ِصنْيع ُك َما ب
َضْيف ُك َما اللَّيـْلَة َ ْ
Nabi berkata; Siapakah yang akan menjamu orang ini pada
malam ini, yang semoga Allah merahmatinya? Maka seseorang
dari Anshar berdiri seraya mengatakan; Aku, wahai Rasulullah. Ia
pun pergi membawanya ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia
bertanya kepada istrinya; Apakah kamu memiliki suatu makanan?
Ia menjawab; Tidak, kecuali makanan untuk anak-anakku. Ia
mengatakan; Buatlah mereka beralih fokus dengan sesuatu. Jika
tamu kita masuk, maka padamkanlah lampu, dan perlihatkan
kepadanya bahwa kita sedang makan. Jika ia hendak makan,
beranjaklah menuju lampu untuk mematikannya. Mereka pun
duduk, dan tamu tersebut makan. Pada pagi harinya, ia pergi
kepada Rasulullah Saw, maka beliau mengatakan; Sesungguhnya
Allah kagum dengan apa yang kalian lakukan terhadap tamu
kalian tadi malam.
97
Flexing Menurut Islam
99
ۗ
ّٰ ض َمَر ًحا اِ َّن
اللَ َل ِ ش ِف ْالَْر ِ َّك لِلن
ِ ََّْاس َوَل ت َ ص ّعِْر َخد َ َُل ت
- ب ُك َّل مُْتَ ٍال فَ ُخ ْوٍۚرُّ ُِي
Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena
sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membanggakan diri.
Profesor Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah, jilid X halaman
111, ayat ini merupakan nasihat Luqman berkaitan dengan akhlak
dan sopan santun berinteraksi dengan sesama manusia. Luqman
menasehati anaknya—ataupun siapa saja di muka bumi—, jangan
melakukan penghinaan dan kesombongan. Akan tetapi tampakkan
lah wajah berseri dan penuh rendah hati.
Lebih lanjut, ayat di atas kata Quraish Shihab menegaskan
bahwa Allah tidak akan melimpahkan kasih sayang pada orang yang
sombong dan membanggakan diri. Pasalnya, bumi ini diciptakan
Allah untuk manusia. Dengan mengutip Ibnu Asyur, bumi ini tempat
seluruh manusia, baik yang kuat, lemah, pejabat, dan rakyat jelata.
Untuk itu, tidak wajar jika ada yang menyombongkan diri dan
merasa melebihi orang lain.
Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar, sikap menyombongkan diri,
dikaji dari segi iman, pelakunya termasuk orang yang imanya masih
cacat. Pasalnya, congkak, sombong, takabur, membanggakan diri,
semuanya itu menurut penyelidikan ilmu jiwa, terbitnya dari jiwa
yang ingin meminta perhatian orang lain. Ada rasa dalam jiwanya,
bahwa sebelum dipuji orang , dirinya merasa rendah. Untuk itu, ia
membutuhkan pujian dan diangkat. Sikap ini lahir dari hati yang
bermasalah.
Sementara itu, dalam sebuah hadis qudsi Rasulullah Saw.
bersabda, bahwa Allah Swt mengancam akan menghinakan dan
menghilangkan pahala bagi para pelaku flexing;
100
ٍ إِ َذ ا َكا َن يـوم ا لْ ِقيام ِة َن د ى من
اد أَيْ َن ا لْ ُمَر ُاؤْو َن َوأَيْ َن َُ َ َ َ ُ َْ
ُج ْوَرُك ْم ِم ْن أ او ذ
ُ خ و م ك
ُ ل
َ ام َعأ اوـت ا ه و او مو ـق ن
َ و ص ِالْمخل
ُ ْ َ ْ َ ُْ َ ْ ُ ُْ ْ ُ ْ ُ
ُ ْ َ
َسيِّ ِد ُك ْم
Ketika hari kiamat telah tiba, maka akan ada suara memanggil:
“Di manakah orang yang suka pamer? Di manakah orang yang
ikhlas? Berdirilah kalian semua! Tunjukkan amal perbuatan kalian,
dan ambilah pahala-pahala kalian dari Tuhan kalian semua.
Dari penjelasan di atas maka diambil kesimpulan bahwa perilaku
flaxing atau pamer harta adalah merupakan kesombongan. Sombong
adalah perbuatan yang amat terlarang dalam Islam dan pelakunya
mendapat ancaman berupa keterhinaan dalam kehidupan akhirat
berupa hilangnya semua pahala amalannya
101
Orangtua Menyuruh Maksiat,
Apakah Kita Harus Tetap
Patuh Padanya?
Oleh karena itu, jika orangtua kita jahat dan menyuruh kita pada
kejahatan, maka kita tidak harus mematuhinya. Bahkan dalam keadaan
demikian, kita seharusnya menasihati kedua orangtua kita dengan
baik agar mereka tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh syariat.
Meskipun keadaan orangtua kita jahat, zalim, atau bahkan kafir,
kita tetap diwajibkan untuk berbakti dan berbuat baik padanya. Salah
satu bentuk berbuat baik kepada orangtua adalah mengingatkan
mereka dengan cara yang baik apabila mereka melakukan hal-hal
yang tidak dibenarkan secara syariat.
Ini sebagaimana disebutkan dalam Darul Ifta’ Al-Mishriyah
berikut;
104
Berbuat baik kepada kedua orangtua adalah wajib dalam kondisi
apapun, meskipun dalam keadaan orangtua kafir. Ini berda
sarkan firman Allah; Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
105
Hukum Mengoleksi Spirit Doll
atau Boneka Arwah
107
seperti untuk hiburan, sekedar untuk koleksi, untuk mainan anak-
anak, dan lainnya.
Dengan demikian, hukum mengoleksi Spirit Doll atau Boneka
Arwah tergantung tujuan dan perlakuan orang yang mengoleksinya.
Jika tujuannya adalah untuk hiburan, untuk mainan atau untuk
sekedar koleksi, maka hukumnya adalah mubah atau boleh,
tidak dosa. Namun jika tujuannya adalah untuk disembah, untuk
membangkitkan syahwat atau dijadikan sebagai tempat persema
yaman arwah atau makhluk halus, maka hukumnya adalah haram.
Ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Fiqh Ala Madzahib
Al-Arba’ah berikut;
َّ ب َعلَى أ
َن ِ صْيل امل َذ ِاه ِ َّان فَِإ َّن فِي ِه تـ ْف
ْ ِ ث ال م س ِ ْوأ ََّما ا ل
ق
ٍاسد ِ َض ف ِ َ َِ َ ِ ِ ِ َِّ ُ ْ ِ َ
ٍ الْ ُم َحَّرَم مْنهُ إنَا ُحّرَم ف نَظَر الْش َّْرِع إ َذا َكا َن لغََر
ِ ِ ِ
ك إِ َذ ا َ صنَ ُع لتـُْعبَ َد ِم ْن ُد ْو ِن هللا َوَك َذ ل ِ
ْ َُكالت ََّماثْي ِل ا ل َِّت ت
اس َد ٍة فَِإنـََّها ِف ِ َات ف ٍ تـرتَّب علَيـها تَ َشبُّه أَو تَ َذ ُّكر لِ َشهو
ََ ٌ ْ ٌ َْ َ َ ََ
الَالَِة تَ ُك ْو ُن َكبِيـَْرًة ِم َن الْ َكبَائِِر فَ َل َِي ُّل َع َملُ َها َوَل ْ َه ِذ ِه
ص ِحْي ٍح َ ض ٍ ت لِغََر ْ َ أ ََّما إِ َذا َكان.بـََق ُاؤَها َوَل التـََّفُّر ُج َعلَيـَْها
احةً َل إِ ْثَ فِيـَْها َوِلََذ ا ِ ِ
َ ََكتـََعلٍُّم َوتـَْعلْي ٍم فَإ نـََّها تَ ُك ْو ُن ُمب
الصغِيـَْرِة ِ ِات الْ َعَرائِ َب لَعِب الْبـن ِ
َّ س َ َ ِ ض الْ َم َذاه ُ استـَثـَْن بـَْع ْ
ِ
َّ ك بـَيـْعُ َها َو ِشَر ُاؤ َها ل ِ
َن َ ُّمى فَِإ َّن ِصبـْغَ َها َجائٌِز َوَك َذ ل َ الد
الصغَا ِر َعلَى ِ ِ ِ ك أ ََّنَا ُهو تَ ْد ِالْغرض ِمن َذل
ّ ب الْبـَنَات ُ ْي
ر َ َ ْ َ ََ
اف ِف إِ َب َحتِ َها ٍ تـربِي ِة ْالَوَل ِد وه َذا الْغَرض َك
ُ َ َ َ ْ َ َْ
108
Adapun bagian kedua, maka terdapat perincian hukum di kalangan
ulama madzhab. Bahwa yang haram mengoleksi boneka dalam
pandangan syariat adalah jika untuk tujuan jelek, seperti patung
yang dibuat untuk disembah. Begitu juga haram jika boneka itu
ada keserupaan atau untuk membangkitkan syahwat yang jelek.
Dalam keadaan ini, maka mengoleksi boneka itu termasuk dosa
besar, tidak membuat, mengoleksi dan melihatnya.
Adapun jika untuk tujuan yang baik, seperti untuk dijadikan sarana
belajar dan pengajaran, maka hukumnya boleh, tidak dosa. Karena
itu sebagian ulama madzhab mengecualikan boneka mainan anak-
anak perempuan. Mewarnai boneka itu hukumnya boleh. Begitu
juga menjual dan membelinya. Karena tujuan boneka itu adalah
untuk mendidik anak perempuan dalam merawat anak-anak.
Tujuan ini adalah cukup sebagai alasan kebolehan boneka itu.
109
Kirim Al-Fatihah Lewat Stiker,
Apakah Dapat Pahala?
111
Hal ini karena bacaan zikir dan doa, termasuk surah Al-Fatihah,
bisa mendapatkan pahala dan pahalanya sampai pada orang yang
meninggal dengan syarat harus dibaca. Karena itu, jika kita hanya
mengirim stiker surah Al-Fatihah dan doa saja, tanpa kita membaca
surah Al-Fatihah dan doa itu, maka kita tidak akan mendapatkan
pahala dan orang yang meninggal juga tidak mendapatkan manfaat
apa-apa dari stiker yang kita kirim tersebut.
Ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Nawawi dalam kitab
Al-Adzkar berikut;
ت ِ
ْ َالص َلة َو َغ ِْيَها َواجبَةً َكان
ِ َّ َن ْالَذْ َكار الْم ْشروع ِة ِف
ْ َ ُْ َ َ َّ اِ ْعلَ ْم أ
َ ب َش ْيءٌ ِمنـَْها َوَل يـُْعتَ ُّد بِِه َح َّت يـَتـَلَ َّف
ظ ُ أ َْو ُم ْستَ َحبَّةً َل ُْي َس
َ الس ْم ِع َل َعا ِر
ُض لَه َّ ص ِحْي َح ِ ُ بِِه ِبي
َ ث يُ ْسم َع نـَْف َسهُ إِ َذا َكا َن َْ
Ketahuilah bahwa zikir yang disyariatkan dalam salat dan
selainnya, baik yang wajib maupun yang sunnah, tidak dihitung dan
tidak dianggap kecuali diucapkan, sekiranya ia dapat mendengar
yang diucapkannya sendiri apabila pendengarannya sehat dan
dalam keadaan normal (tidak sedang bising dan sebagainya).
112
berzikir tersebut dan (suaranya) terdengar oleh dirinya jika me
mang pendengarannya normal.
113
Hukum Melakukan
Body Shaming dalam Islam
115
ٰٓيَيـَُّها الَّ ِذيْ َن اٰ َمنـُْوا َل يَ ْس َخ ْر قـَْوٌم ِّم ْن قـَْوٍم َع ٰٓسى اَ ْن يَّ ُك ْونـُْوا
ۚ ۤ ۤ
َخيـًْرا ِّمنـْ ُه ْم َوَل نِ َساءٌ ِّم ْن نِّ َسا ٍء َع ٰٓسى اَ ْن يَّ ُك َّن َخيـًْرا ِّمنـْ ُه َّن
س ِال ْس ُم ئ
ِْاب ب ِۗ وَل تـ ْل ِمزٓوا اَنـُْفس ُكم وَل تـنَا بـزوا ِب ْلَلْ َق
َ ۤ ْ َُ َ َ ْ ۚ َ ُْ َ َ
ك ُه ُم ال ٰظّلِ ُم ْو َنَ ب فَاُوٰل ِٕى ِ ِ
ْ ُالْ ُف ُس ْو ُق بـَْع َد ْالْيَان َوَم ْن َّلْ يـَت
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-
olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-
olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan
pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain
(karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih
baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu
saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil
dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa
tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
116
Pada sisi lain, Nabi Muhammad selalu membela orang yang di
lecehkan karena bentuk fisiknya. Nabi akan selalu membela mereka
korban. kendatipun pelakunya adalah orang terdekat dan yang
beliau cintai. Dalam sebuah riwayat diceritakan, Nabi menunjukkan
ketidakasukaannya terhadap istri beliau, Aisyah sebab mengomentari
fisik Shofiyah yang pendek. Simak hadis riwayat Abu Daud berikut;
117
Larangan Merundung
(Nyinyir) Orang Lain
ْين ءَ َامنُواْ َل يَ ۡس َخ ۡر قـَ ۡوٌم ِّمن قـَ ۡوٍم َع َس ٰٓى أَن يَ ُكونُوا ِ َّ
َ َٰٓيَيـَُّها ٱلذ
ۖ َخيۡـًرا ِّمنۡـ ُه ۡم َوَل نِ َسآءٌ ِّمن نِّ َسآٍء َع َس ٰٓى أَن يَ ُك َّن َخيۡـًرا ِّمنۡـ ُه َّن
ۡ ۡ ۡ
ِوَل تـَل ِمُزٓواْ أَن ُفس ُك ۡم وَل تـَنَابـَُزواْ بِٱلَل َٰق ۖب
َ َ َ
119
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum
mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang
diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-
olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok)
perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-
olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok).
Dan janganlah kalian saling memanggil dengan gelaran yang
mengandung ejekan.”
120
ِ ِ ِ واتـََّفق الْعلَماء علَى َْت ِرِْي تَ ِلقي
ً َس َواء،ُب ْالنْ َسان بَا يَ ْكَره ُْ َ َُُ َ َ
َعَرِج
ْ َو ْال،َع َمى ْ َو ْال،َجلَ ِح
ْ َو ْال،ش ِ َع َم ْ َك ْال،ٌَكا َن لَهُ ِص َفة
ِ ِ أَو َكا َن ِصفةٌ ِلَبِي ِه أَو ِل ُِم ِه أَو َغ ِي َذل....
ُك مَّا يَ ْكَره
َ ْ ْ ّ ْ ْ َ ْ
Para ulama sepakat atas haram hukumnya memanggil seseorang
dengan panggilan yang ia benci. Meskipun panggilan tersebut
memang disifati oleh orang yang dipanggil tersebut. Seperti
panggilan “Si buta, Si Botak, Si Pincang”. Atau panggilan tersebut
merupakan sifat yang menempel pada orang tua atau panggilan
lain yang dibenci oleh orang yang dipanggil dengan nama tersebut.
121
Larangan Pungutan Liar
dalam Islam
123
dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain
itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
124
Nabi Muhammad dalam sebuah hadits mengancam orang yang
melakukan Pungli tak akan masuk dalam surga. Ia akan berada
dalam siksaan api neraka kelak. Pasalnya itu perbuatan dzalim
dan dosa besar. Nabi bersabda;
ٍ ب َم ْك
س ِ َالنَّة
ُ صاح
َ َْ الَ يَ ْد ُخ ُل
Tidak akan masuk surga pemungut yang melakukan pungutan
yang tidak dibenarkan, dengan jalan memaksa.
ۚ ت ِبَا َغ َّل يـَْوَم ٱلْ ِقيَ َٰم ِةِ ْوما َكا َن لِنَِ ٍب أَن يـغُ َّل ۚ ومن يـ ْغلُل ي
َ ْ َ ََ َ ّ ََ
ت َوُه ْم َل يُظْلَ ُمو َن ٍ ُثَّ تـَُو َّٰف ُك ُّل نـَْف
ْ َس َّما َك َسب
Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta
rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan
rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang
membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri
akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan
(pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.
125
Hukum Menggunakan Pakaian
dari Kulit Hewan
127
sudah dihukumi najis sejak masih hidup. Masuk dalam kategori
ini adalah hewan seperti babi dan anjing.
Imam Abu Ishaq Al-Syairozi dalam kitab Muhadzab menjelaskan
bahwa kulit yang berasal dari anjing dan babi tak bisa disucikan,
sekalipun disamak. Hukum kulit keduanya adalah najis. Imam
Syairozi berkata;
128
)(رَواهُ ُم ْسلِ ٌم
َ اب فـََق ْد طَ ُهَر
ِْ إِ َذا ُدبِ َغ
ُ ال َه
Kulit apapun yang disamak itu bisa menjadi suci.
129
Hukum Memakai Parfum
dalam Islam
131
ت قـَُّرةُ َعْي ِن ِف الصَّالَِة ِ ِ ِ
ُ ّالنّ َساءُ َوالط
ْ َ َو ُجعل،يب
Dianjurkan memakai parfum, berdasarkan hadis yang bersumber
dari Abu Ayyub, dengan status hadis marfu’; Empat hal termasuk
kebiasaan para rasul, yaitu memakai hinna, memakai parfum,
bersiwak dan menikah. Juga karena ada sabda Rasulullah Saw;
Dijadikan cinta pada diriku di antara dunia kalian, yaitu pe
rempuan, dan wewangian, dan dijadikan penyejuk mataku di
dalam salat.
ِ ِ ِ ِ
َُويُ َس ُّن ل ْل َم ْرأَة ِف َغ ِْي بـَْيت َها بَا يَظْ َه ُر لَ ْونُهُ َوَيْ َفى ِرحيُه
لِ َع َدِم، ِمَّا َيْ َفى أ َْو يَظْ َهُر،تْ َب ِبَا َشاء
ِ ِ
ُ َّوف بـَْيت َها تـَتَطَي..َ
الْ َمانِ ِع
Disunnahkan bagi perempuan, ketika di luar rumahnya, untuk
memakai parfum yang warnanya tampak dan baunya samar
atau tidak mencolok. Sementara jika di dalam rumahnya, maka
dia bebas memakai jenis parfum apa saja, baik baunya tidak
mencolok atau mencolok, karena tidak adanya halangan.
132
Dianjurkan memakai parfum, berdasarkan
hadis yang bersumber dari Abu Ayyub, dengan
status hadis marfu’; Empat hal termasuk
kebiasaan para rasul, yaitu memakai hinna,
memakai parfum, bersiwak dan menikah. Juga
karena ada sabda Rasulullah Saw; Dijadikan
cinta pada diriku di antara dunia kalian, yaitu
perempuan, dan wewangian, dan dijadikan
penyejuk mataku di dalam salat.
Hukum Menagih Utang
di Depan Umum
ص َدقَتِ َها ِ ِ ِ
َ ي إِالَّ َكا َن َك
ِ َْضا َمَّرتـ ُ َما م ْن ُم ْسل ٍم يـُْق ِر
ً ض ُم ْسل ًما قـَْر
َمَّرة
Setiap Muslim yang memberikan pinjaman kepada Muslim lainnya
sebanyak dua kali, maka pahalanya seperti orang yang bersedekah
satu kali.
135
ِ
ًضاء ْ إِ َّن خيَ َارُك ْم أ
َ ََح َسنُ ُك ْم ق
Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam pengem
balian utang.
Namun jika orang yang berutang tidak mampu dan telat bayar
utang, maka orang yang memberi utang dianjurkan untuk ber
sabar sambil mendoakan agar orang yang berutang segera mampu
membayar utang. Ia tidak perlu menagih dengan cara memper
malukan orang yang berutang, seperti menagih di depan umum,
menagih dengan cara mengumpat, dan lain sebagainya.
Menagih utang di depan umum dan di hadapan banyak orang
termasuk perbuatan yang tidak terpuji. Perbuatan menagih utang
di depan umum ini bisa mempermalukan dan menyakiti orang
yang ditagih. Sementara Islam menganjurkan agar menagih utang
kepada orang lain dengan cara yang baik, tanpa perlu menyakiti
orang yang ditagih apalagi sampai mempermalukannya.
Karena itu, jika kita melihat orang lain menagih utang di depan
umum, apalagi disertai dengan kata-kata kasar, maka kita harus
menegur dan mengingatkannya untuk menagih utang dengan
baik. Ini sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Saw ketika beliau
ditagih oleh seorang Yahudi di depan umum dengan kasar. Melihat
kejadian itu, Sayidina Umar tidak terima dan hendak memukuli
orang Yahudi tersebut, namun dengan cepat Nabi Saw melarangnya
sambil berkata;
ِ
َي عُ َمَر،ك َ اج ِة إِ َل َغ ِْي َذل
َ ت أ ََن َوُه َو ِ ْف َح
ُ لََق ْد ُكْن،ايَ عُ َمَر
َوأَ ْن،ن ِبُ ْس ِن ْال ََد ِاء ِ
ْ ك أَ ْن َتْ ُمَر
ِ لََق ْد َكا َن ِمن الْو ِاج
َ ب َعلَْي َ َ
بِ ََتْ ُمرهُ ِبُس ِن الطَّل
ْ َ
136
Wahai Umar, aku dan dia butuh pada selain itu (pembelaan
Sayidina Umar). Wahai Umar, yang wajib bagimu adalah me
nyuruhku untuk melunasi utang dengan baik dan menyuruh dia
untuk menagih utang dengan baik.
137
Adab Menagih Utang
dalam Islam
JIKA ADA ORANG LAIN mempunyai utang kepada kita, maka kita
boleh menagihnya hingga dia melunasi utangnya, terutama apabila
pelunasan utang tersebut sudah jatuh tempo sesuai dengan perjan
jian yang sudah ditetapkan. Dalam menagih utang kepada orang
lain, terdapat beberapa adab dalam Islam yang perlu diperhatikan
oleh orang yang memberikan utang saat menagih utangnya.
Pertama, menagih utang apabila waktunya sudah jatuh tempo
sesuai yang disepakati bersama. Meski orang yang memberi utang boleh
menagih utangnya kapan saja, namun dia dianjurkan untuk menagih
sesuai tenggat waktu yang telah disepakati. Ini sebagaimana dise
butukan dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah berikut;
ْجال ِف ِ
َ ض أَ ْن يَ ْس َِتَّدهُ قـَْبل ُحلُول األْ َجل؛ أل َّن اآل ِ َولِْل ُم ْق ِر
لَ ِك ْن يـَنـْبَغِي:َحَ ُد بْ ُن َحنـْبَ ٍل
ْ وض َب ِطلَةٌ قَال اإلْ َم ُام أ ِ الْ ُقُر
ض أَ ْن يَِف َي بَِو ْع ِد ِه
ِ لِْل ُم ْق ِر
Boleh bagi pemberi utang untuk menagih pinjamannya sebelum
waktunya tiba. Ini karena penentuan waktu dalam akad pinjaman
139
adalah tidak sah. Imam Ahmad bin Hanbal berkata; Hanya saja
selayaknya bagi pemberi pinjaman untuk menepati janjinya.
ٍ اف و
ٍ أَو َغ ِي و،اف
اف ٍ من طَلَب ح ًّقا فـ ْليطْلُبه ِف ع َف
َ ْ ْ َ َ ُْ ََ َ َ ْ َ
Barangsiapa menuntut haknya, maka hendaknya dia menuntutnya
dengan baik, baik pada orang yang ingin menunaikannya atau
pada orang yang tidak ingin menunaikannya.
س َع ْن ف
ّ ِ ب يـوِم
ِ فـ ْليـنـ،القيام ِة ِ من سَّره أ ْن يـنَ ِجيهُ هللا ِمن ُكر
ْ َُ َ َ َ َْ َ ْ ُ َ ّ ُ ُ َ ْ َ
ِ
َ َُم ْعس ٍر أ َْو ي
ُض ْع َعْنه
Barangsiapa yang senang diselamatkan oleh Allah dari kesusahan
hari kiamat, maka hendaknya dia menghilangkan kesusahan
orang yang kesusahan (membayar utang) atau membebaskannya.
140
اللَ َو َذ ُروا َما بَِق َي ِم َن الِّرَب إِ ْن ُكنـْتُ ْم ِ َّ
َ َي أَيـَُّها الذ
َّ ين َآمنُوا اتـَُّقوا
نيِِ
َ ُم ْؤمن
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada
Allah dan tinggalkan sisa riba, jika kalian orang beriman.
141
Adab Terhadap Hewan
dalam Islam
DALAM ISLAM, kita diperintah oleh Allah dan Nabi Saw untuk
berbuat baik kepada semua makhluk ciptaan Allah, termasuk kepada
hewan. Meski kita sebagai manusia lebih mulia dibanding jenis
hewan, namun kita dilarang sewenang-wenang memperlakukan
hewan, seperti menyakiti dan lainnya. Karena itu, agar kita tidak
sewenang-wenang memperlakukan hewan, maka Islam menetapkan
atauran dan adab-adab tertentu yang harus kita perhatikan berkaitan
dengan perlakuan kita terhadap hewan.
Pertama, bersyukur kepada Allah karena kita telah diciptakan
lebih mulia dibanding hewan. Bahkan Dia telah membuat sebagian
hewan tunduk kepada kita agar bisa memenuhi kebutuhan-ke
butuhan kita, seperti kambing, sapi, kerbau, kuda dan lainnya.
Kedua, memberi makan dan minum pada hewan, atau meng
obatinya ketika sakit. Memberi makan dan minum atau mengobatinya
bernilai sedekah dan mendapatkan pahala dari Allah.
Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim,
bahwa Nabi Saw pernah bersabda;
143
فـَيَأْ ُك ُل ِمْنهُ طَيـٌْر، أ َْو يـَْزَرعُ َزْر ًعا،س َغ ْر ًسا ِ ٍِ ِ
ُ َما م ْن ُم ْسلم يـَ ْغر
ِ ِ
َ إَِّل َكا َن لَهُ بِه،ٌأ َْو إِنْ َسا ٌن أ َْو َب َيمة
ٌص َدقَة
Tidaklah seorang muslim menanam pohon atau tumbuhan, lalu
dimakan burung, manusia, atau hewan melainkan menjadi sedekah
baginya.
ِ ِِ َِّ ول
ِف ال ْ الل َوإِ َّن لَنَا ِف َهذه الْبـََهائ ِم أل
َ َجًرا فـََق َ قَالُوا َي َر ُس
ٍ ٍ
ْ ُك ِّل َكبِد َرطْبَة أ
َجٌر
Para sahabat bertanya;Ya Rasulullah, apakah kita bisa meraih
pahala dari binatang? Beliau menjawab; Setiap memberi minum
pada hewan akan mendapatkan ganjaran.
144
Keempat, memperlakukan hewan dengan baik, diberi tempat
yang layak, makan yang layak, dan diberi istirahat yang cukup. Ini
sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Abu Dawud,
bahwa Nabi Saw bersabda;
فَأ ََمَر ِبَ َها ِزِه،ٌ فـَلَ َد َغْتهُ نَْلَة،ت َش َجَرٍة ِ ِ َِنـزَل ن
َ ب م َن األَنْبِيَاء َْت ٌّ ََ
ِ ِ ِ فَأُخر
َُّ فَأ َْو َحى،ُح ِر َق ِبلنَّا ِر
الل ْ ُثَّ أ ََمَر بِبـَْيت َها فَأ،ِج م ْن َْتت َها
َ ْ
145
ِ فـه َّل نَْلَةً و:إِلَي ِه
اح َد ًة َ ََ ْ
Ada seorang nabi yang singgah di bawah pohon, lalu ia digigit
semut, kemudian ia memerintahan agar barang-barangnya di
angkut dan dikeluarkan, kemudian ia perintahkan rumah semut
itu dibakar dengan api, maka Allah mewahyukan kepadanya;
Mengapa tidak kamu hukum satu semut saja?
146
Ada seorang wanita yang masuk neraka
karena seekor kucing yang diikatnya; ia tidak
memberinya makan dan tidak melepasnya
sehingga kucing itu memakan serangga bumi.
Sepatu dari Kulit Ular,
Bolehkah?
149
اه ُرهُ قَطْ ًعا َوَك َذ ا َب ِطنُهُ َعلَى ِ َالِْل ُد طَهر ظ ْ ُثَّ إِ َذ ا ُد بِ َغ
َُ
ِ ِ ال ِدي ِد فـيصلَّي علَي ِه وفِي ِ
َ َ ْ ُ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ َ َُ ْ َْ الْ َم ْش ُه ْور
اء ي ش
ْ ال
َ ْ ف ل م ع
ْ ـ ت سيو ، ه
َوَه ْل َيُ ْوُز،الرطَبَ ِة َوَيُ ْوُز بـَيـْعُهُ ُوِهبـَّتُهُ َوالْ َو ِصيَّةُ بِِه
َّ الْيَابِ َس ِة َو
يُّ الََو َاز َوَر َّج َح النـََّوِوْ الرافِعِ ُّي
َّ أَ ْكلُهُ ِم ْن َمأْ ُك ْوِل اللَّ ْح ِم؟ َر َّج َح
ََّح ِرْي
ْ الت
“Kemudian jika kulit bangkai sudah disamak, maka bagian luar
nya pasti suci. Begitu juga dengan bagian dalamnya. Karena itu,
boleh salat di atasnya dan di dalamnya. Dan boleh digunakan
untuk sesuatu yang kering dan basah. Dan boleh menjualnya,
menghibahkan dan mewasiatkan. Apakah boleh memakannya
dari hewan yang halal dagingnya? Imam Rafi’i mengunggulkan
boleh, sementara Imam Nawawi mengunggulkan haram.”
151
Hukum Mencabut Uban
153
ِ ِ ِ
َ ب فَِإنَّهُ نـٌْوٌر يـَْوَم الْقيَ َامة َوَم ْن َش
اب َشيـْبَةً ِ ْف َ َل تـَْنت ُفوا الشَّْي
ِ ِ َّ ِالس َلِم ُكتِب لَه ِبا حسنَة وح
ُط َعْنهُ بَا َخطيـْئَة َورفع لَه َُ َ َ َ ُ َ ْ
ِبَا َد َر َجة
Janganlah mencabut uban karena uban adalah cahaya pada hari
kiamat nanti. Siapa saja yang beruban dalam Islam walaupun
sehelai, maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikan,
dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya
akan ditinggikan satu derajat.
ِ الص ِح
َوَل فـَْر َق.يح َلْ يـَبـْعُ ْد َّ يل َْيُرُم لِلنـَّْه ِي
ِ الص ِر
َّ يح ِ
َ َولَ ْو ق
َّ ي نـَْت ِف ِه ِم َن الْلِ ْحيَ ِة َو
الرأْ ِس َ َْبـ
154
Seandainya dikatakan haram mencabut uban karena adanya
larangan yang jelas, maka itu tidak berlebihan. Dan tidak ada
perbedaan hukum kemakruhanya antara mencabut uban jenggot
dan kepala.
155
Hukum Bermain Game
dalam Islam?
َص ُل ِف ْالَ ْشيَ ِاء اْ ِإل َب َحةُ إَِّل َما َد َّل الدَّلِْي ُل َعلَي َْت ِرْيِِه
ْ ْال
Hukum asal segala sesuatu adalah mubah atau boleh sampai
ada dalil yang menunjukkan keharamannya.
157
Menurut Syekh Wahbah Zuhaili dalam Fatawa al-Mu’asharah,
selama permainan itu tidak membuat anak lalai atau siapapun lalai
dalam melakukan tugasnya, maka main game tersebut diperboleh
kan. Namun jika game itu membuat ia lalai, maka hukumnya haram.
Simak penjelasan dalam Fatawa al-Mu’ashoroh:
الص َل ِة
َّ ض ِة َ َالس ْهُر َعلَى الْ َك ْمبـَيُوتـَْر إِ َل ت
َ ْضيُّ ِع فَ ِري َّ َوإِ ْن أ ََّدى
ِ
َبِّ ك أَيـَُّها ْال َ الس ْه ُر َحَر ًاما َو َعلَْي َّ ص َار َ الصْب ِح َو َغ ِْيه ُّ َك
اظ ِح َفاظًا َعلَى ِص َّحتِ ِه ِ السْتي َق ِ ِ َ ِت ابْن ِ ْتـْن ِظيم وق
ْ ْ ك ِف النـَّْوم َو َ ُْ َ
الََرِام فـَُه َو َحَر ٌام َح َّت الْ َم َل ِه ْي ْ َوِج ْس ِم ِه فَ ُك ُّل َما أ ََّدى إِ َل
اح ِة الْ َم ْكُرْوَه ِة
َ َالْ ُمب
“Bila begadang di depan komputer sampai menyebabkan terbeng
kalainya salat fardlu seperti shubuh dan lainya, maka diharamkan.
Dan wajib bagi seorang ayah mengatur waktu anaknya dalam
tidur dan bangun guna menjaga kesehatanya. Setiap sesuatu
yang mendatangkan keharaman adalah larangan, hingga alat
permainan yang hukum asalnya mubah maupun makruh.”
158
ص ِحْي ُح ِ ِ ِ َّ الِساب الدَّقِيق والْ ِف ْكر
ْ َالصحْي ُح فَفْيه ت ُ َ ُ ْ ُ َ ْ ُُم ْعتَ َم َده
ِ الزر والت ِ ِ ِ
ي ْ َ ُ َْْ الْف ْك ِر َونـَْوعٌ م َن التَّ ْدبِِْي َوُم ْعتَ َم ُد النـَّْرد
ُ ْ َّخم
الرافِعِ ُّي َما
َّ ال َ َ ق.الَ ْم ِق ْ اه ِة َو َّ الْ ُم َؤِّدى إِ َل َغايٍَة ِم َن
َ الس َف
ُ َاس بِِ َما َما ِ ْف َم ْعن
اهَا ِم ْن أَنـَْو ِاع اللَّ ْه ِو َوُك ِّل َما ِ
ُ َحاصلُهُ َويـَُق
السْي َج ِة َوِه َي ُح َفٌر أ َْو ِ الِساب َكالْ ِمنـ َقلَ ِة و ْ و ر ك
ْ ِ ْاِعتم َد ال
ف
ّ َ ْ َ َ َ َ َ َْ
ِ الصى ِب ْلِس ِ
اب الَ َْيُرُم إِ َل أَ ْن َ َ َْ ُخطُْو ٌط يـُنـَْق ُل منـَْها َوإِلَيـَْها
.ي َْيُرُم ِ ال وُك ُّل ما معتَم ُده الت
ُ ْ َّخم
ْ ُ َ ْ ُ َ َ َ َق
Perbedaan dadu dan catur, yang mana catur dihukumi makruh
bila memang tidak menggunakan uang, adalah bahwa permainan
catur berdasarkan perhitungan yang cermat dan olah pikir yang
benar. Dalam permainan catur terdapat unsur penggunaan pikiran
dan pengaturan strategi yang benar, sedangkan permainan
dadu berdasarkan spekulasi yang menyebabkan kebodohan dan
kedunguan yang maksimal.
Imam Rafi’i berkata; Hukum dadu dan catur tersebut bisa di
analogikan pada semua bentuk permainan. Segala permainan
yang berdasarkan hitung-hitungan dan pikiran seperti alminqolat
dan assijah (jenis permainan di Arab), yakni permainan dengan
membentuk garis dan lobang-lobang untuk mengisi bebatuan
yang di lakukan dengan perhitungan tersendiri, hukumnya tidak
haram. Sedangkan semua jenis permainan yang berdasarkan
spekulasi, hukumnya haram.
159
Hukum Melanggar Sumpah
Demi Allah, Apakah Berdosa?
161
ول
َ ال َي َر ُس َ اللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم فـََق
َّ صلَّى َ َّب ِ ِ ٌّ َِجاءَ أ َْعَر
ِّ اب إ َل الن
وق
ُ ال ُثَّ عُ ُق
َ َال ُثَّ َما َذا ق َ َلل ق َِّ ال ْشر ُاك ِب ِْ ال َ ق
َ رِالل ما الْ َكبائ َِّ
َ ُ َ َ
ني ِ ِ ِ ِالْوال
ُ ت َوَما الْيَمُ وس قـُْل ُ م
ُ َغ ل
ْ ا ني
ُ م ي
َْل ا ال
َ ق
َ اذَ ا م
َ ث
َُّ ال
َ ق
َ ن ي
ْ د
َ َ
ِ ِ ِ ٍ ِ ِ
َ ال الَّذي يـَْقتَط ُع َم
ٌ ال ْام ِرئ ُم ْسل ٍم ُه َو ف َيها َكاذ
ب َ َوس قُ الْغَ ُم
Ada seorang a’rabi datang menemui Nabi Saw lalu berkata;
Wahai Rasulullah, apakah dosa-dosa besar itu? Beliau menjawab;
Menyekutukan Allah. Dia bertanya lagi; Kemudian apa? Beliau
menjawab; Kemudian durhaka kepada dua orang tua. Dia ber
tanya lagi; Kemudian apa? Beliau menjawab; Sumpah palsu.
Dia bertanya; Apa sumpah palsu itu? Beliau menjawab; Sumpah
dusta yang menjadikan dia mengambil harta seorang muslim.
Adapun jika kita bersumpah demi Allah untuk nazar, maka kita
wajib menepatinya. Jika kita melanggarnya, maka kita berdosa dan
dinilai telah melakukan sumpah palsu. Bahkan jika kita melanggar
sumpah demi Allah dalam nazar, maka kita wajib menebusnya
dengan salah satu pilihan berikut; Memberikan makan sepuluh
orang miskin atau memberikan pakaian pada mereka, memerdeka
kan budak, atau berpuasa selama tiga hari.
Ini sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Maidah ayat 89
berikut;
162
آيتِِه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكُرو َن ِ
َ اللُ لَ ُك ْم
َّ ي َ أ َْيَانَ ُك ْم ۚ َك َٰذل
َُِّك يـُب
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu
yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum
kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka
tebusan (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh
orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan
kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka
atau memerdekakan seorang budak. Barangsiapa tidak sanggup
melakukan yang demikian, maka kafaratnya puasa selama tiga
hari. Yang demikian itu adalah kafarat sumpah-sumpahmu bila
kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu.
Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya
agar kamu bersyukur (kepada-Nya).
163
Hukum Memakan Kepiting
Menurut Imam Empat Mazhab
165
ب الْ َم ِاء إَِّل َما َل َد َم فِْي ِه ُّ َكطَِْي الْ َم ِاء َو
ِ السلَ ْح َف ِاة وَك ْل
َ
اح بِغَ ِْي ذَ َك ٍاة ِ ِ َّ َك
ُ َالسَرطَان فَإنَّهُ يـُب
Setiap apa yang (dapat) hidup di daratan berupa binatang melata
laut itu tidak halal, tanpa disembelih (terlebih dahulu), seperti burung
laut, penyu, dan anjing laut. Kecuali binatang yang tidak memiliki
darah, seperti kepiting, maka boleh dimakan tanpa disembelih.
166
Sementara menurut dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-
Kuwaitiyah dijelaskan bahwa ulama dari kalangan mazhab Hanbali
menyatakan kepiting hewan yang halal dimakan, tetapi dengan
syarat; kepiting itu harus disembelih dahulu. Tata cara menyembelih
kepiting adalah dengan melukai bagian tubuhnya hingga ia mati.
Simak penjelasan dari Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah berikut;
ِ ب ا لْم
اء ِ َك َك ْل، ان ا لْبـَرَمائِ ِي
ِ اليـو ِ ِ ْ و َذ َهب
َ ّ ْ ََ َْ الَنَا بلَةُ ف َ َ
ِ ِ ِ ِ
: َوقَ ْد قَالُوا..السَرطَان إِ َل أَنَّهُ إَِّنَا َيل ِبلتَّ ْذكيَة ِ
َّ السلَ ْح َفاة َو
ُّ َو
ِبَ ْن يـُْع َقَر ِف،ُان أَ ْن يـُْف َعل بِِه َما ُيِيتُهِ َالسرط ِ ِ ِ
َ َّ إ َّن َكْيفيَّةَ ذَ َكاة
َي َم ْو ِض ٍع َكا َن ِم ْن بَ َدنِِه
ِّ أ
Ulama Hanabilah berpendapat mengenai hukum hewan barma-i,
seperti anjing laut, kura-kura, dan kepiting, bahwa hukumnya
halal dengan syarat disembelih. Mereka mengatakan bahwa cara
menyembelih kepiting adalah mematikannnya dengan melukai
salah satu bagian tubuhnya.
الَيـََوا ُن ا لْبـَْرَمائِ ُّي أَ ِي ا لَّ ِذ ي يُْ ِك ُن ْ َوَْيُرُم ِعْن َد الشَّافِعِيَّ ِة
َعْي ُشهُ َدائِ ًما ِف ُك ٍّل ِم َن الْبـَِّر َوالْبَ ْح ِر إِ َذا َلْ يَ ُك ْن لَهُ نَ ِظريٌ ِف
،الَيَّ ِة
ْ َو،ان ِ َالسرط
َ َّ َو،لض ْف َد ِع ُّ َوقَ ْد َمثـَّلُوا لَهُ ِب.ول ٌ الْبـَِّر َمأْ ُك
َوَْت ِرميُ َه َذا النـَّْو ِع.السلَ ْح َف ِاة ُّ َو،اح ِ َوالتِّ ْم َس ،اس ِ ََّسن
ْ َوالن
ض ِة َّ ي ِف
َ الرْو ُّ الرافِعِ ُّي َوالنـََّوِو
َّ الْبـَْرَمائِ ِّي ُه َو َما َجَرى َعلَْي ِه
الرْملِ ُّي
َّ َُصلُ َها َو ْاعتَ َم َده
ْ َوأ
Haram menurut ulama Syafiiyah hewan barma-i, yaitu hewan
yang bisa hidup lama di darat dan laut jika tidak ada hewan yang
sama dan dapat dimakan di darat. Ulama Syafiiyah mencontohkan
hewan barma-i ini dengan katak, kepiting, ular, nasnas, buaya,
kura-kura. Keharaman hewan barma-i ini adalah sebagaimana
dikatakan oleh Imam Al-Rafii, Imam Al-Nawai dalam kitab Al-
Raudah dan kitab asal Al-Raudhah, dan dipegang oleh Imam
Al-Ramli.
168
Muhtar Alad Durril Mukhtar, yang jelas mengungkapkan hal tersebut.
Berikut penjelasan Mazhab Hanafi;
169
Hukum Menghadiri Undangan
Acara Ulang Tahun
172
kecilmu, doakanlah kepada Allah untuknya. Kemudian Rasulullah
saw berdoa; ‘Ya Allah, perbanyaklah harta dan anak Anas bin
Malik, dan panjangkan umurnya serta ampuni dosanya.
173
Hukum Mengucapkan
Barakallahu fi Umrik Saat
Ulang Tahun, Apakah Boleh?
175
ان إِ َذا تـََزَّو َج
ً َّب صلى هللا عليه وسلم َكا َن إِ َذا َرفَّأَ إِنْ َس َّ أ
َّ َِن اَلن
ك َو َجَ َع بـَيـْنَ ُك َما ِف َخ ْي َ ك َوَب َرَك َعلَْي
َ َال َب َرَك اَ َّللُ لَ َق
Sesungguhnya Nabi Saw bila mendoakan seseorang yang nikah,
beliau bersabda; Semoga Allah memberkahimu dan menetapkan
berkah atasmu, serta mengumpulkan engkau berdua dalam ke
baikan.
Selain itu, Nabi Saw juga pernah mendoakan panjang umur dan
keberkahan untuk Anas bin Malik. Ini sebagaimana disebutkan
dalam hadis riwayat Imam Al-Bukhari, bahwa Anas bin Malik
berkata;
،ك ِ َّ َّ َ للنيب ٍ
َ س َخاد ُم ٌ َ أن:صلى هللاُ عليه وسل َم ِّ ت أ ُُّم ُسلَْيم ْ َقال
ِ ِ
ْ وب ِرْك له فيما
ُأعطَيـْتَه َ ُ اللَّ ُه َّم أ ْكث ْر َمالَه:قال
َ ُوولَ َده َ
Ummu Sulaim pernah berkata kepada Nabi Saw; Anas ini adalah
pelayanmu. Lalu Nabi Saw berkata; Ya Allah, perbanyaklah harta
dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan
padanya.
176
Mengucapkan ‘Barakallahu fi umrik’ dan
ucapan selamat lainnya kepada orang yang
sedang berulang atau mengadakan acara ulang
tahun hukumnya adalah boleh. Tidak masalah
kita mendoakan keberkahan umur pada orang
lain, apalagi di momen spesial seperti saat dia
bertambah umur atau berulang tahun.
Hidup Minimalis
di Era Modern
179
ك ِم َن ِ َالل الدَّار ْال ِخرَة ۖ وَل تـْنس ن ِ
َ َصيب َ َ َ َ َ َُّ آت َك َ يما
َ َوابـْتَ ِغ ف
َ اللُ إِلَْي
ك ۖ َوَل تـَْب ِغ الْ َف َس َاد ِف ِ الدنـيا ۖ وأ
َّ َح َس َن ْ َ َْ ُّ
ْ َحس ْن َك َما أ
ۖض ِ ْال َْر
Carilah apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu (berupa
kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi.
Nah, salah satu usaha agar manusia tak tenggelam dalam lubang
serakah dan tamak adalah menjalani kehidupan dengan zuhud.
Sikap zuhud bukan berarti tak ingin dunia. Zuhud bukan berarti
hidup miskin dan fakir. Konsep zuhud jauh dari gambaran tersebut.
Zuhud menempati maqam tertinggi. Tak sembarang orang bisa
menggapainya. Ibarat kelas, zuhud berada dalam level atas. Untuk
menggapai taraf zuhud butuh usaha yang besar. Dan juga mem
butuhkan sarana yang efektif.
Sejatinya, zuhud tempatnya di hati. Ia erat kaitannya dengan
hati yang luhur. Makna ringkas zuhud adalah kosongnya hati
dari selain Allah. Syekh Abdul Qadir al Jailani dalam kitab Fath al
Rabbani menuliskan terkait zuhud; “Keluarkanlah dunia dalam hati
180
mu. Lantas letakkan dunia itu di tangan mu. Bila, taruh dunia itu
disaku mu. Bila sudah engkau lakukan, niscaya dunia itu takkan
membahayakan mu,”.
Di era modern ini, konsep zuhud, bisa diterjemahkan dengan
hidup minimalis. Konsep ini adalah hidup sederhana. Tak mabuk
oleh pelbagai harta dunia. Tidak serakah. Tidak boros. Hidup
minimalis, hidup yang tidak dikontrol oleh hawa nafsu.
Lebih lanjut, pola hidup minimalis bisa diimplementasikan di era
modern ini dengan membeli barang yang betul-betul dibutuhkan.
Bukan barang yang ia ingin. Pasalnya, bila membeli atau belanja
barang yang kita inginkan, akan membawa kemudharatan. Hal itu
membuat barang yang tak terpakai.
Islam telah lama mengajarkan tentang konsep sederhana. Dalam
Al-qur’an tertera jelas Allah melarang manusia berlebihan. Allah
melarang mengkomsumsi makanan, barang, minuman secara ber
lebihan. Pasalnya, sikap berlebihan—mubazzir—, adalah saudara
setan.
Lebih dari ini semua, sikap minimalis, sederhana, dan zuhud
ini mampu menghindarkan manusia dari sikap tamak dan serakah.
Bukankan sikap tamak dan serakah itu bersumber dari anggota
tubuh yang berada sejengkal dari pusat; yakni perut. Pendek kata;
zuhud adalah pengahalang manusia terjebak dalam kehancuran
dan kebinasaan yang disebabkan perut.
181
Bulu Kucing yang Rontok,
Apakah Najis?
ُك ُّل َحيـََو ٍان ُح ْك ُم ِج ْل ِد ِه َو َش ْع ِرِه َو َعَرقِ ِه َوَد ْمعِ ِه َولُ َعابِِه ُح ْك ُم
اس ِة
َ َّجَ ُس ْؤِرِه ِف الطَّ َه َارِة َوالن
183
Hukum setiap kulit, rambut, keringat, air mata, dan ludah hewan
itu tergantung dari kesucian atau najis jilatan hewan tersebut.
184
Hukum setiap kulit, rambut, keringat, air mata,
dan ludah hewan itu tergantung dari kesucian
atau najis jilatan hewan tersebut.
Hukum Fotografi dalam Islam
187
َوَل َمانِ َع ِم ْن،َّم ِسي أ َْو اخلَيَ ِال فـََه َذا َجائٌِز ْ َّص ِويـُْر الش
ْ أ ََّما الت
ب ِف إِ َب َح ِة بالس
َّ و ،ا ه ِ
ي غ
َ و لِالَيالِيَّ ِة ِف املنَا ِز
ْ ِ
ر و الص
ُّ ق ِ ي ِتـعل
َُ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َْ
ص ِويْراً لُغَةً َوَل ْ َص ِويـَْرَها َل يُ َس َّمى ت َّ أ:الَيَالِيَّ ِة
ْ ََن ت ْ الص َوِر
ُّ
،َّص ِويْ ِر ِف َع ْه ِد النـُّبـَُّوِة ِ
ْ َّم م ْن بـَيَان َم ْع َن الت
ِ لِما تـ َقد،َشرعا
َ َ َ ًْ
ِمثْ ُل،الص ْوَرِة ُّ َّص ِويـَْر يـَُع ُّد َحْبساً لِل ِظّ ِّل أ َْو ْ َن َه َذا الت َّ َوِل
الص ْوَرِة ِف الْ َم ِاء
ُّ الص ْوَرِة ِف الْ ِم ْر ِآة َو
ُّ
Adapun hukum gambar dari hasil kamera atau lukisan itu boleh,
dan tidak ada larangan untuk menggantungkan gambar animasi
di rumah dan lainnya. Sebab kebolehan gambar kamera adalah
karena proses menggambarnya tidak disebut menggambar secara
bahasa maupun syari.at, sebagaimana penjelasan mengenai
menggambar di zaman kenabian. Juga karena gambar dari kamera
hanya merekam bayangan atau gambar, sebagaimana gambar
dalam cermin dan dalam air.
188
Pasalnya, fotografi itu tidak menciptakan
obyek baru yang menyerupai penciptaan Allah.
Toh, pada hakikatnya, fotografi atau berfoto
menggunakan kamera hanya merekam peristiwa
yang sudah ada. Ibarat gambar dari cermin. Atau
ibarat manusia yang berkaya di depan cermin.
Hukum Mewarnai Rambut
191
dengan hinna melewati Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
maka beliau berkata, ‘Bagus sekali orang itu.’ Kemudian lewat
lagi seseorang di depan beliau seorang yang menyemir rambutnya
dengan hinna dan katm, maka beliau berkata, ‘Bagus sekali orang
itu.’ Kemudian lewat lagi seseorang yang menyemir rambutnya
keemasan, maka beliau berkata, “yang ini lebih baik dari yang
lainnya”
ِ ِ ِ
،اضا ْ ِأَتَى ب
ً َ َوَرأْ ُسهُ َولْيـَتُهُ َكالثـَّغَ َامة بـَي،َب قُ َحافَةَ يـَْوَم الْ َفْت ِح
َغِّيُْوا َه َذا بِ َش ْي ٍء:صلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ِ
َ ال َر ُس ْو ُل هللا َ فـََق
َّ اجتَنِبـُْوا
الس َو َاد ْ َو
“Abu Quhafah, ayah Abu Bakar, tiba bersama (orang-orang) di
Hari Kemenangan (yaum al-Fath, masuknya kembali umat Islam
ke kota Mekkah). Rambut dan jenggotnya layaknya tanaman al-
tsaghaamah (jenis rumput berdaun putih) yang berwarna putih.
Lalu Rasulullah Saw. bersabda: “Ubahlah dengan warna lain
tapi jauhi warna hitam!”
192
mewarnai rambut dengan warna hitam. Imam Nawawi mengatakan
setidaknya ada tiga hukum yang muncul terkait masalah ini; makruh,
makruh tanzih, dan haram (yang kuat adalah haram hukumnya).
Imam Nawawi berkata;
193
berpendapat dalam akhir kitabnya, al-Ahkam as-Sultaniyah:
‘Aparat seharusnya melarang orang-orang menyemir uban dengan
warna hitam kecuali yang sedang berjihad’
ِ
ص َّح َع ِن احلَ َس ِنَ اعا فـََق ْد َ َفَأ ََّما إِ َذا َلْ يـَت
ً ض َّم ْن تَ ْدلْي ًسا َوَل َخ َد
لس َو ِاد ِ ان َيْضب
َّ ان ِب ِ ِ واحلس
َ َ ي َرض َي هللاُ َعنـْ ُه َما أَنـَُّه َما َك َْ ُ َ
“Jika menyemir dengan warna hitam tidak ada unsur menipu dan
mengelabuhi, maka sungguh ada riwayat shahih tentang al-Hasan
ra. dan al-Husein ra. bahwa mereka mewarnai rambut mereka
dengan warna hitam.”
194
“Jika menyemir dengan warna hitam tidak ada
unsur menipu dan mengelabuhi, maka sungguh
ada riwayat shahih tentang al-Hasan ra. dan
al-Husein ra. bahwa mereka mewarnai rambut
mereka dengan warna hitam.”
Sayuran Dipupuk Pakai Kotoran
Hewan, Haramkah Memakannya?
197
اب الْ َقطْ ُع ِبَ َوا ِزِه َم َع الْ َكَر َاه ِة َّ ِخ َلفًا فِ ِيه َو
ُ الص َو
Artinya; Boleh hukumnya memberi pupuk pada tanah dengan
pupuk/kotoran yang najis. Demikian disebutkan oleh penulis
kitab (Imam Syairazi) ketika menyebut dalam bab terkait barang/
perkara yang boleh diperjualbelikan. Pada sisi lain, sebagian
ulama kami (Ulama Syafi’i) ada yang mengatakan boleh— memberi
pupuk yang berasal dari najis—, tetapi dihukumi makruh. Imam
Haramain pun tak melarang pupuk dari najis.
198
Boleh hukumnya memberi pupuk pada tanah
dengan pupuk/kotoran yang najis. Demikian
disebutkan oleh penulis kitab (Imam Syairazi)
ketika menyebut dalam bab terkait barang/
perkara yang boleh diperjualbelikan. Pada sisi
lain, sebagian ulama kami (Ulama Syafi’i) ada
yang mengatakan boleh— memberi pupuk yang
berasal dari najis—, tetapi dihukumi makruh.
Imam Haramain pun tak melarang pupuk dari
najis.
Hukum Memajang Kaligrafi Nama
Nabi Muhammad di dalam Rumah
201
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Darul Ifta’ Al-Mishriyah
berikut;
ِ ٍ ِ ِ ِ ِ
ْ َس ْعت أ َْه َل الْ َمدينَة يـَُقولُو َن َما م ْن أ َْه ِل بـَْيت في ِه ْم
اس ُم
ُمَ َّم ٍد َّإل ُرِزقُوا ِرْز َق َخ ٍْي
Aku mendengar penduduk madinah mengatakan bahwa jika
dalam satu rumah ada orang yang bernama Muhammad, maka
mereka semua akan diberi rizki yang baik.
ِ
َُم ْن َولَ َد لَهُ َم ْولُْوٌد فَ َس َّماهُ ُمَ َّم ًدا تـَبـَُّرًكا بِه َكا َن ُه َو َوَم ْولُْوُده
الَن َِّة
ْ ِ ْف
Barangsiapa yang mempunyai anak kemudian diberi nama
‘Muhammad’ dalam rangka mencari keberkahan, maka dia dan
anaknya akan berada di surga.
202
Dengan demikian, memajang kaligrafi nama Nabi Muhammad
Saw dengan niat bertabarruk atau mengambil berkah dengan nama
beliau, baik di dalam rumah maupun di tempat lainnya, hukumnya
boleh, bahkan hal itu bisa mendatangkan kebaikan pada penghuni
rumah atau tempat yang dipajangi kaligrafi nama Nabi Muhammad
Saw tersebut.
203
Anak Khatam Iqra,
Apakah Orangtua Dianjurkan
Mengadakan Tasyakuran?
205
mensyukuri nikmat Allah yang telah memberikan pertolongan
kepada anak kita untuk mengkhatamkan Iqra.
Mengadakan tasyakuran setelah anak mengkhatamkan Iqra, Al-
Qur’an, atau mengkhatamkan satu juz Al-Qur’an, disebut dengan
walimatul hidzaqah. Ini sebagaimana disebutkan dalam kitab
Fashshul Khawatim Fima Qila fil Wala-im berikut;
َاب َر ِض َي هللاُ َعْنهُ الْبـََقَرةَ ِف اثـْنـََ ْت َع ْشَرةِ َّالَطْ تـََعلَّ َم عُ َمُر بْ ُن
فـَلَ َّما َختَ َم َها َنََر َجُز ًورا،ًَسنَة
Sayidina Umar mempelajari surah Al-Baqarah selama 12 tahun.
Setelah mengkhatamkannya, beliau menyembelih seekor unta.
206
Menurut para ulama, jika anak sudah dinilai
sempurna mempelajari Al-Qur’an, meskipun
hanya setengahnya, atau seperempatnya, atau
bahkan sudah mengkhatamkan satu juz Al-
Qur’an, maka dianjurkan bagi orangtuanya
untuk mengadakan tasyakuran sebagai bentuk
rasa syukur, dan juga untuk memotivasi anaknya
agar terus mempelajari Al-Qur’an.
Meski Dilarang, Ada 6 Alasan
Boleh Membuka Aib Orang Lain
209
tun di dalam hadis ini merupakan Uyainah bin Hishn al-Fazari. Sosok
Uyainah dikenal sebagai orang yang pandir namun dipatuhi. Alasan
ini yang membuat Imam al-Bukhari membolehkan membicarakan
aib orang yang suka berbuat onar (ahl al-fasad).
Berdasarkan kitab al-Adzkar, berikut enam kondisi di mana
memperbolehkan membicarakan aib orang lain:
1. Adanya Kezaliman. Mereka yang mendapatkan perlakuan
tidak adil serta kerap mendapatkan perlakukan zalim, di
perbolehkan untuk melaporkan pada pihak yang punya
wewenang. Sebaliknya aparat yang memiliki wewenang
punya kuasa untuk memberikan sanksi sesuai kezaliman
yang telah diperbuat pelaku.
2. Meminta Bantuan untuk Mengubah Kemungkaran. Mengung
kapkan aib orang lain dengan tujuan dapat mengubahnya ke
arah jalan yang baik. Misal, adanya pelaporan lokalisasi di
suatu daerah pada pihak berwajib. Pelaporan ini bertujuan
untuk menghentikan prostitusi sekaligus menyelamatkan
generasi.
3. Meminta Fatwa (istifa’). Saat seseorang meminta fatwa kepada
mufti bahwa kakak atau ayahnya telah melakukan ini dan itu
atau ketika istrinya telah melakukan ini itu. Tujuannya agar
mufti mengerti duduk perkaranya dan memberikan fatwanya
dengan tepat sesuai pertanyaan orang yang meminta fatwa.
Namun terkait alasan ini, Imam Nawawi menyarankan untuk
disamarkan identitas bagi mereka yang terkait. Adapun landasan
dari boleh menyebutkan aib ketika meminta fatwa adalah hadis
Hindun yang menyebut suaminya sebagai orang yang pelit, dalam
riwayat ‘Aisyah.
ِ ول
هللا صلى هللا عليه وسلم إِ َّن أ ََب ِ ت ِهْن ٌد أ ُُّم معا ِويةَ لِرس
ْ َقَال
ُ َ َ َُ
210
آخ َذ ِم ْن َمالِِه ِسًّرا
ُ اح أَ ْن
ٌ َيح فـََه ْل َعلَ َّي ُجن
ِ
ٌ ُس ْفيَا َن َر ُج ٌل َشح
.وفِ يك ِبلْمعر ِ وك ما ي ْك ِف ِ ُت وبـنِ ْال خ ِذي أَن
ُْ َ َ َ ََ ُ َ َق
Pernah suatu ketika Hindun Umm Mu’awiyyah mengadu kepada
Rasulullah Saw bahwa suaminya, yang bernaman Abu Sufyan
adalah orang yang sangat kikir, maka apakah ia boleh mengambil
harta suaminya secara sembunyi-sembunyi. Rasulullah Saw pun
menjawab, “Silahkan ambil untukmu dan anak-anakmu secu
kupnya dengan cara yang baik!”
211
FIKIH
KEBANGSAAN
DAN
TOLERANSI
03
Mengamalkan Ungkapan
Hubbul Wathan Minal Iman
ُّ َوُِي،ُس َامة
ب ُّ َوُِي،ب أ ََب َها
َب أ ُّ َوُِي،ب َعائِ َشة
ُّ َوَكا َن ُِي
215
ُّ َوُِي،ُح َد
ب ُّ َوُِي،الع َس َل
ُ ب َجبَل أ َ ب احلَْل َواءَ َوُّ َوُِي،ِسْبطَْيه
ص َارَ ْب ْالَن ُّ َوطَنَه َوُُِي
Nabi Saw mencintai Aisyah, mencintai bapaknya, mencintai
Usamah dan kedua cucunya, beliau juga mencintai manis-manisan,
madu, mencintai gunung Uhud, mencintai tanah airnya dan
mencintai sahabat Anshor.
Hadis ini dijadikan dasar oleh oleh Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani
mengenai kewajiban dan disyaritkannya mencintai tanah air. Beliau
berkata dalam kitab Fathul Bari berikut;
216
ِ ض ِل الْم ِدينَ ِة وعلَى م ْشر
وعيَّة ِ ِ ِ ْ وِف
ُ َ ََ َ ْ َالَديث د َللَةٌ َعلَى ف َ
الوطَ ِن َواْحلِن َِّة إِلَْي ِه
َ ب
ِ
ّ ُح
Di dalam hadis ada petunjuk keutamaan Madinah dan disya
riatkannya mencintai tanah air dan selalu merindukannya.
217
Hukum Mengucapkan Salam
Kepada Muslim yang Jarang Salat
219
mengucapkan salam pada seorang muslim, meskipun dia jarang
salat, hukumnya tetap dianjurkan.
Hadis-hadis dimaksud adalah hadis yang disebutkan oleh Imam
Al-Suyuthi dalam kitab Lubab Al-Hadis, bahwa Nabi Saw bersabda;
لس َلِم
َّ هللا تـََع َال َم ْن بَ َدأ ِب ِ ِ
ِ ان أَقـربـهما إِ َل ِ
َ ُُ َْ إ َذا الْتـََقى الْ ُم ْسل َم
Jika dua orang muslim bertemu, maka yang paling dekat kepada
Allah adalah orang yang memulai salam.
Dalam hadis riwayat Imam Abu Daud, dari Al-Bara’ bin ‘Azib,
Rasulullah Saw bersabda;
،ُض فَأَفْ ُش ْوه ِ ض َعهُ هللاُ ِف ْال َْر ِ ِ ْ الس َلم ِمن
َ أسَاء هللا تـََع َال َو ْ ُ َّ
الر ُج َل الْ ُم ْسلِ َم إِ َذا َمَّر بَِق ْوٍم فَ َسلَّ َم َعلَْي ِه ْم فـََرُّد ْوا َعلَْي ِه َكا َن
َّ فَِإ َّن
فَِإ ْن َلْ يـَُرُّد ْوا،الس َلم َّ ض ُل َد َر َج ٍة بِتَ ْذكِ ِْيِه َّإي ُهم ْ َلَهُ َعلَْي ِه ْم ف
ِ ِ
ب ُ ََعلَْيه َرَّد َم ْن ُه َو َخيـٌْر منـْ ُه ْم َوأَطْي
Salam itu termasuk salah satu dari nama-nama Allah yang Allah
letakkan di bumi, maka sebarkanlah salam. Sungguh seorang laki-
220
laki muslim jika melewati suatu kaum lalu ia mengucapkan salam
kepada mereka, kemudian mereka menjawab salamnya, maka
baginya atas mereka keutamaan derajat sebab mengingatkannya
kepada mereka dengan salam. Jika mereka tidak menjawab
salamnya, maka orang yang lebih baik dari pada mereka dan
lebih bagus telah menjawab salamnya.
221
Pengaturan Suara Speaker
Demi Kenyamanan Ibadah
itu Sesuai Syariah
223
صلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ِف ا لْ َم ْس ِج ِد ِ ِ
َ ف َر ُس ْو ُل هللا َ ا ْعتَ َك
أَال إِ َّن:ال ِ فَس ِمعهم ُي ِهرو َن ِبلْ ِقراء ِة فَ َك َشف
َ َالستـَْر َوق
ّ َ ََ ُْ ْ ْ ُ َ َ
َوالَ يـَْرفَ ْع،ًض ُك ْم بـَْعضا ِ ٍ َُكلَّ ُك ْم ُمن
ُ اج َربَّهُ فَالَ يـُْؤذ يَ َّن بـَْع
.ال ِف الصَّالَِة َ َ أ َْو ق،ض ِيف الْ ِقَراءَ ِةٍ ض ُك ْم َعلى بـَْع
َ ُ بـَْع
Rasulullah saw. sedang beriktikaf di dalam masjid dan mendengar
para sahabat sedang membaca Al-Qur’an dengan bacaan yang
kencang. Rasulullah pun membuka tirai sambil mengingatkan
mereka, “Ingatlah, kalian itu sedang bermunajat dengan Tuhan.
Oleh karena itu, kalian jangan menggangu satu sama lain. Sesama
kalian jangan saling mengencangkan bacaan Al-Qur’an atau ketika
sedang salat (HR Abu Daud, Malik, dan Ahmad).
ِ الصو ِ ِ ِ ِ ْ ي وِف
ت ْ َّ الَديث فـََوائ ُد منـَْها َج َو ُاز َرفْ ِع َ ُّ ال النـََّوِو
َ َق
ِبلْ ِقَراءَ ِة ِف اللَّْي ِل َوِف الْ َم ْس ِج ِد َوَل َكَر َاهةَ فِ ِيه إِ َذا َلْ يـُْؤِذ
ِ ِ ال ْعج ِ ِ أَحدا وَل تـعَّر
كَ اب َوَْن ِو َذل َ ِْ ض ل ِّلرَيء َو َ ََ َ ً َ
Imam al-Nawawi berpendapat, hadis ini terdapat beberapa poin.
Di antaranya boleh mengeraskan bacaan Al-Qur’an di malam hari
juga di dalam masjid. Tidak makruh (tahrim) melakukan hal itu
selagi tidak menyakiti orang lain, tidak riya, dan ujub.
224
اَلْ ُم ْسلِ ُم َم ْن َسلِ َم الْ ُم ْسلِ ُم ْو َن ِم ْن لِ َسانِِه َويَ ِد ِه
Muslim itu ia yang lisan dan tangannya membuat orang lain
terlindungi. (HR Bukhari dan Muslim)
225
Oleh karena itu, pedoman dan pembatasan penggunaan pengeras
suara demi menjaga kenyamanan bersama merupakan hal yang
maslahat dan dibenarkan agama.
226
Seseorang itu tidak boleh mengeraskan
bacaan Al-Qur’an sekiranya akan
mengganggu jamaah salat yang lain.
Anjuran Mencintai Tanah Air
ك ِم ْن بـَْل َد ٍة ِ ما أَطْيـب:هللا صلَّى هللا َعلَي ِه وسلَّم ِ ول ُ قَ َال َر ُس
ََ َ َ َ َ ْ ُ َ
ت َغيـَْرِك ِ ِ ِ ِ َّوأَحب
ََّ ِك إ
ُ َخَر ُج ِون مْنك َما َس َكْن
ْ َولَ ْوَل أ ََّن قـَْومي أ،ل ََ
229
Rasulullah Saw bersabda; Alangkah baiknya kamu sebagai se
buah negeri, dan kamu merupakan negeri yang paling aku cintai.
Seandainya kaumku tidak mengusirku dari dirimu, niscaya aku
tidak tinggal di negeri selainmu.
Dua hadis ini dan hadis-hadis serupa, dijadikan dasar oleh para
ulama mengenai anjuran, kewajiban, dan disyaritkannya mencintai
tanah air. Ini sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani
dalam kitab Fathul Bari berikut;
230
Dalam kitab Siyar A’lam Al-Nubala, Imam Al-Dzahabi menyebut
kan bahwa di antara hal yang paling dicintai oleh Nabi Saw adalah
mencintai tanah air. Beliau berkata sebagai berikut;
حيب
ُّ َو،ُس َامة
َ حيب أ
ُّ َو،َابها ُّ َو،ب َعائِ َشة
َ حيب أ ُّ َوَكا َن ِحي
حيب
ُّ َو،ُحد ِ
ُ حيب َجبَل أ
ّ َو،الع َسل
َ حيب احلَْل َواء َو
ّ َو،سْبطَْيه
َوطَنه وحيب األنصار
Nabi Saw mencintai Aisyah, mencintai bapaknya, mencintai
Usamah dan kedua cucunya, beliau juga mencintai manis-manisan,
madu, mencintai gunung Uhud, mencintai tanah airnya dan
mencintai sahabat Anshor.
231
Hukum Hormat Bendera
233
bisa menimbulkan permusuhan dan pertentangan, maka hormat
bendera hukumnya adalah wajib menurut syariat Islam.
Ini sebagaimana disebutkan dalam Darul Ifta’ Al-Mishriyah
berikut;
لس َلِم الْ َوطَِن؛ َّ ِف ل ِ َل مانِع َشرعا ِمن َِتيَّ ِة الْعِْل ِم والْوقـو
ُْ ُ َ ْ ًْ َ َ
ِ
بَ ْل،ُب لَرْم ِز الْ َوطَ ِن َو َع َل َمتُهُ َو ِش َع ُاره ِ ْ فَ ِك َل ُهَا تـَْعبِيـْر َع ِن
ّ ُال ٌ
ِ ِ
ك َد ًّال َعلَى َ َّاس َوتـََع َارفـُْوا َعلَى َك ْون َذل ُ اض َع الن َ إِنَّهُ لَ َّما تـََو
ِ ِ ِْ احِت ِام الْوطَ ِن وتـعبِيـرا ع ِن
ك َ النْتِ َماء َوَو ِسيـْلَةً ِِلظْ َها ِر َذل َ ًْ َْ َ َ َ ْ
َّ َوأ،ُّوِل ِ ِ َّ ِف
َن تَرَكهُ يَ ْشعُُر َ ي الدَ َْالشأْن الْ َوطَِن َوالْ َع َلقَات بـ
َّحنَ ِاء
ْ ص ِام َوالش َ
ِال
ْ ل َ ِ
إ ي ِ ويـ ْف،الحِت ِام
ض َُ َ ْ
ِْ ِبِْلستِهانَِة أَو قِلَّ ِة
ْ َْ
ف ِ ِي أَبـنَ ِاء الْوطَ ِن أَ ِو الْمواق ِ ِ ِ ُ ف َوالتـَّر ِ َّ و َش ِّق
ََ َ ْ َ َْاشق بلتـَُّهم بـ َ ّ الص َ
ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ
فَِإنَّهُ يـَتـََعيَّ ُ حيـْنَئذ ْاللْتَزام،ض َّادة ِف الْ َع َلقَات الد َّْوليَّة ِ
َ الْ ُم
صيـُْر َو ِاجبًا َمطْلُ ْوًب َش ْر ًعاِ بِِه وي
ََ
Tidak ada larangan dalam syariat Islam untuk hormat pada
bendera dan berdiri menyanyikan lagu kebangsaan. Keduanya
sebagai bentuk mengungkapkan kecintaan pada tanah air atau
negara dan simbolnya. Bahkan karena hal itu sudah disepakati
di antara masyarakat sebagai tanda penghormatan pada negara,
tanda nasionalisme, dan perekat kebangsaan, dan sebaliknya
tidak hormat menunjukkan penghinaan dan sedikit penghormatan,
hingga menyebabkan perselisihan, perpecahan di antara anak
bangsa, maka dalam keadaan demikian hormat pada bendera
dan berdiri menyanyikan lagu kebangsaan menjadi wajib secara
syariat Islam.
234
Hormat pada bendera Merah Putih, dan
simbol kenegaraan lainnya, hukumnya boleh
dalam Islam. Tidak masalah kita hormat
pada bendera Merah Putih dengan tegak
berdiri, mengangkat tangan, dan lainnya. Ini
karena tujuan utama hormat pada bendera
adalah untuk mengungkapkan rasa cinta
pada tanah air, bukan untuk menyembah
seperti halnya menyembah pada Tuhan.
Hukum Bekerja di
Perusahaan Non Muslim
237
dinilai sah dan diperbolehkan. Lebih lanjut, uang yang dihasilkan,
gaji atau upah dari pekerjaan tersebut dihukumi halal. Simak
penjelasan Imam Nawawi berikut;
َك َديْ ٍن،وز أَ ْن يَ ْستَأْ ِجَر الْ َكافُِر ُم ْسلِ ًما َعلَى َع َم ٍل ِف ال ِّذ َّم ِةُ َُي
ِِ ِ ِِ ِ
ُحًّرا َكا َن،َص ِّح َ وز أَ ْن يَ ْستَأْجَرهُ بِ َعْينه َعلَى ْالُ ُ َوَي.ِف ذ َّمته
.أ َْو َعْب ًدا
Diperbolehkan bagi non muslim menyewa orang muslim untuk
mengerjakan sesuatu yang masih ada dalam tanggungan (masih
akan dikerjakan kemudian) sebagaimana orang muslim boleh
membeli sesuatu dari orang non muslim dengan bayaran yang
masih ada dalam tanggungan (hutang), dan diperbolehkan bagi
orang muslim menyewakan dirinya (tubuh/tenaganya) kepada
non-muslim menurut pendapat yang paling shahih, baik ia merdeka
atau hamba sahaya.
-صلى هللا عليه وسلم- الل َِّ ال أَصاب نَِب ٍ ََّع ِن ابْ ِن َعب
َّ َ َ َ َاس ق
يب فِ ِيه ِ
ُ س َع َمالً يُص ُ
ِ َك علِيًّا فَخرج يـ ْلت
م َ َ َ َ َ َ
ِخصاصةٌ فـبـلَغ َذل
َ ََ َ َ َ
فَأَتَى-صلى هللا عليه وسلم- الل َِّ ول َ َشيـْئًا لِيُقيت بِِه َر ُس
ِ ِ ِ ً َبست
استـََقى لَهُ َسبـَْعةَ َع َشَر َدلْ ًوا ُك ُّل ْ َان لَر ُج ٍل م َن الْيـَُهود ف ُْ
238
ِ ِ ُّ ود ِ دلْ ٍو بِتمرٍة فَخيـَّره الْيـه
َى م ْن تَِْره َسْب َع َع َشَرَة َع ْج َوًة فَ َجاء َُ ُ َ َ َ ْ َ َ
.-صلى هللا عليه وسلم- الل َِّ ِبا إِ َل نَِ ِب
ّ َ
Dari Ibnu Abbas, suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengalami kelaparan. Berita mengenai hal ini sampai ke telinga
Ali. Ali pun lantas mencari pekerjaan sehingga bisa mendapatkan
upah yang bisa dipergunakan untuk menolong Rasulullah.
239
Hukum Memberikan Harta Hibah
Pada Non Muslim, Bolehkah?
241
َّق َعلَى الْ ُم ْش ِر ِك ِم ْن ِِ
َ صد َ َس أَ ْن يـُتَ ْ َوَل َب: ال الشَّافع ُّي َ َق
الص َدقَِة
َّ يض ِة ِم ْن ِ َالنَّافِل
َ س لَهُ ِف الْ َف ِر
َ َ ي
َْلو ة
Berkata Imam Syafi’i; Dan tidak apa-apa memberikan sedekah
sunnah pada non muslim, akan tetapi sedekah wajib (zakat) tidak
diperbolehkan diberikan pada non muslim.
صَرانِيًّا اَْو ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ََواََّما هبَةُ الْ ُم ْسل ِم ل ْل َكاف ِر فَ َجائَزةٌ يـَُهود ًّي َكا َن اَْو ن
ال ْس َلِمِْ وسيًّا اَو مستَأْمنًا ِف دا ِر ِ َم
َ َ ُْ ْ ُ
Adapun hibah orang muslim kepada orang non-muslim itu boleh,
baik orang non-muslim tersebut adalah orang Yahudi, Nasrani,
Majusi, atau non-muslim yang mencari suaka dan keamanan di
negara Islam.
242
Adapun hibah orang muslim kepada orang
non-muslim itu boleh, baik orang non-muslim
tersebut adalah orang Yahudi, Nasrani,
Majusi, atau non-muslim yang mencari suaka
dan keamanan di negara Islam.
Hukum Menerima Makanan
dari Non Muslim
245
Sesungguhnya ada seorang mengundang Nabi Saw untuk bersantap
roti gandum dengan acar hangat, dan Nabi Saw pun memenuhi
undangan tersebut.
فـََه َذا ُكلُّهُ يَ ُد ُّل َعلَى أَنَّهُ َل َتْثِيـَْر لِْلعِْي ِد ِ ْف الْ َمْن ِع ِم ْن قـَبـُْوِل
س ِ ْف يَل ه َّ
ن ل
َ ِ بل ح ْكمها ِف الْعِي ِد و َغ ِيِه سواء؛،ه ِديَّتِ ِهم
َ ْ ُ ٌ ََ ْ َ ْ ْ َُ ُ ْ َ ْ َ
.ك إِ َعانَةً َلُْم َعلَى َش َعائِِر ُك ْف ِرِه ْم ِ
َ َذل
246
Maka ini semuanya menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
karena hari raya terhadap larangan menerima hadiah dari non
muslim. Bahkan hukum menerima hadiah di hari raya atau lainya
sama saja. Hal tersebut karena di dalamnya tidak ada unsur
membantu mereka atas syiar kekufurannya.
247
Hukum Menyantuni
Anak Yatim Non Muslim
َويُطْعِ ُمو َن الطَّ َع َام َعلَ ٰى ُحبِّ ِه ِم ْس ِكينًا َويَتِ ًيما َوأ َِس ًريا
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada
orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.”
250
sedekah sunnah semacam menyantuni anak yatim atau memberikan
makanan pada non muslim, itu tindakan yang diperbolehkan. Imam
Syafi’i berkata;
251
Bolehkah Mempersilakan
Masuk Tamu Beda Agama?
ِ ِ ِ ِ ِ
،ت ْ ص ُمْ ََم ْن َكا َن يـُْؤم ُن ِبهلل َوالْيـَْوم اآلخ ِر فـَْليـَُق ْل َخ ْياً أ ًْو لي
ِ هلل واْليـوِم
َوَم ْن َكا َن،ُاآلخ ِر فـَْليُ ْك ِرْم َج َاره ِ ِ ِ
َْ َ َوَم ْن َكا َن يـُْؤم ُن ب
ِ ِ ِ ِ
ُضيـَْفه َ يـُْؤم ُن ِبهلل َوالْيـَْوم اآلخ ِر فـَْليُ ْك ِرْم
Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah
dia berkata baik atau diam. siapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir, hendaklah dia menghormati tetangganya. Dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaklah dia memuliakan tamunya.
253
Hadis ini dan hadis-hadis lain yang berisi kandungan menghor
mati dijadikan oleh para ulama mengenai keharusan menghormati
tamu, meskipun berbeda agama. Ini karena anjuran menghormati
tamu dalam hadis ini bersifat umum, baik tamu tersebut berstatus
sebagai muslim maupun non-muslim.
Bahkan berdasarkan hadis di atas, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
menegaskan kewajiban menyambut dan menghormati tamu, baik
tamu tersebut berstatus sebagai muslim maupun non-muslim. Ini
sebagaimana dikatakan oleh beliau dalam kitab Ahkam Ahli Al-
Dzimmah berikut;
254
Dengan demikian, berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui
bahwa mempersilakan tamu yang berbeda agama, menghormati
dan menjamunya, merupakan ajaran Islam. Kita dianjurkan untuk
menghormati tamu kita, baik tamu tersebut berstatus sebagai muslim
maupun non-muslim.
255
Daftar Pustaka
257
• Al-Ghazālī, al-Mustạsfā, (Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah,
1993)
• --------------, Ịhyā’ ‘Ulūm al-Dīn, (Beirut: Dār al-Ma‘rifah, t.th)
• Al-Ghazī, Abū al-Qāsim Mụhammad, Faṭh al-Qarīb al-Mujīb,
(Beirut: Dār al-Minhāj, 2019)
• Al-Haitami, Ibn ̣Hajar, al-Fatāwā al-Kubrā al-Fiqhiyyah,
(Beirut: al-Maktabah al-Islāmiyyah, t.th)
• Al-Hanbali, Ibn Rajab, Faṭh al-Bārī, (Madinah: Maktabaha
al-Ghurabā’ al-Atsariyyah, 1996)
• Al-̣Hịsnī, Taqī al-Dīn, Kifāyah al-Akhyār, (Damaskus: Dār
al-Khair, 1994)
• Al-Jazīrī, al-Fiqh ‘alā Madzāhib al-Arba‘ah, (Beirut: Dār al-
Kutub al-‘Ilmiyyah, 2003)
• Al-Jamal, Sulaimān, H
̣ āsyiyah al-Jamal, (Beirut: Dār al-Fikr,
t.th)
• Al-Kaff, Hasan, Taqrīr al-Sadīdah fī al-Masā’il al-Mufīdah,
(Yaman: Dār al-Mīrāts al-Nabawī, 2003)
• Al-Kāsānī, Abu Bakar, Badāi‘ al-̣Sanāi‘ fī Tartīb al-Syarāi‘,
(Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2003)
• Al-Kabīr, Mụhammad al-Amīr, al-Iklīl Syaṛh Mukhtashar
al-Khalīl, (Mesir: Maktabah al-Qāhirah, t.th)
• Al-Muzannī, Mukhtạsar al-Muzannī, (Beirut: Dār al-Kutub
al-‘Ilmiyyah, 1998)
• Al-Malibārī, Zain al-Dīn Ạhmad, Faṭh al-Mu‘īn, (Beirut: Dār
Ibn ̣Hazm)
• Al-Nawawi, Abū Zakariyā Yạhyā, al-Majmū‘ Syaṛ̣h al-
Muhadzdzab, (Beirut: Dār al-Fikr, t.th)
• --------------, Syaṛh ̣Sạhị̄h Muslim, (Beirut: Dār Ịhyā al-Turāts
al-‘Arabī, 1972)
• --------------, Raụdah al-Thālibīn, (Beirut: al-Maktab al-Islāmī,
1991)
258
• Al-Sa‘dī, ‘Abd al-Rạhmān, Taisīr al-Karīm al-Rạhmān fī
Tafsīr Kalām al-Mannān, (Riyạ̄d: Maktabah Dār al-Salām,
2002)
• Al-Sumair, Sālim, Safīnah al-Najāh, (Arab Saudi: Dār al-
Minhāj, t.th)
• Al-Syarqāwī, ̣Hāsyiyah al-Syarqāwī, (Beirut: Dār al-Kutub
al-‘Ilmiyyah, 1997)
• Al-Syaukani, al-Sail al-Jarār al-Mutadaffiq ‘alā ̣Hadā’iq al-
Azhār, (Beirut: Dār Ibn ̣Hazm, 2004)
• Al-Zụ h ailī, Wahbah, al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuh,
(Damaskus: Dār al-Fikr, 1985)
• Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, (Beirut: Dār al-Risālah al-
‘Ālamiyyah, 2009)
• Ibn Qayyim, Zād al-Ma‘ād fī Hady Khair al-‘Ibād, (Beirut:
Mu’assasah al-Risālah, 1998)
• Ibn Qudāmah, al-Mughnī, (Arab Saudi: Dār ‘Ālam al-Kutub,
1997)
• Ibn Rusyd, Mụhammad, al-Bayān wa al-Tạḥsīl wa Syaṛh
wa Ta‘līl li Masā’il al-Mustakhrijah, (Beirut: Dār al-Gharb
al-Islāmī, 1988)
• --------------, Bidāyah al-Mujtahid wa Nihāyah al-Muqtạsid,
(Cairo: Dār al-̣Hadīts, 2004)
• Kementerian Wakaf Kuwait, al-Mausū‘ah al-Fiqhiyyah al-
Kuwaitiyyah, (Kuwait: Kementerian Wakaf, 1983)
• Muslim, ̣Sạhị̄h Muslim, (Beirut: Dār Ịhyā al-Turāts, t.th)
• Nawawi, Abū ‘Abd al-Mu‘thī, Nihāyah al-Zain fī Irsyād al-
Mubtadi’īn, (Beirut: Dār al-Fikr, t.th)
• Zakariyā, Faṭh al-Wahhāb, (Beirut: Dār al-Fikr, 1994)
• -------, Asnā al-Mathālib fī Syaṛh Raụd al-Thālib, (Mesir: al-
Mathba‘ah al-Maymaniyyah, 1895)
259
Referensi Daring
260