Anda di halaman 1dari 12

Ruang Lingkup dan Pembidangan Hukum Islam

Disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Hikmatu Tasyri’

Dosen Pengampu : Yuanda Kusuma, M.Ag.

Oleh :

Indah Puspita Sari : 200101110046


Pramudya Agung Laksono : 200101110064

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami kelompok 9 dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Ruang Lingkup dan
Pembidangan Hukum Islam” untuk memenuhi tugas mata kuliah Hikmatu Tasyri’ dengan tepat
waktu. Tidak lupa juga semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada junjungan Nabi besar
kita yaitu Nabi Muhammad SAW, karena beliau yang sudah menunjukkan dan membimbing kita
dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang yaitu agama islam. Selanjutnya, kami juga
berterima kasih kepada bapak Yuanda Kusuma, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah
Hikmatu Tasyri’ yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam menyusun makalah ini
dan beliau juga yang telah memberikan materi atau ilmu pengetahuan untuk kami pelajari. Dan
kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini, sehingga dalam memenuhui tugas pada mata kuliah Hikmatu Tasyri’.

Semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan, wawasan, dan ilmu kepada pembaca
tentang ruang lingkup hukum Islam beserta pembidangannya. Kami juga menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dalam makalah kami ini ibarat, maka dari itu kami masih sangat
membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Malang, 2 November 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 2
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 3
C. TUJUAN .............................................................................................................................. 3
BAB II ............................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 4
A. Ruang Lingkup Hukum Islam .............................................................................................. 4
B. Pembidangan Hukum Islam ................................................................................................. 6
BAB III ......................................................................................................................................... 10
PENUTUP .................................................................................................................................... 10
A. KESIMPULAN .................................................................................................................. 10
B. SARAN .............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai penganut agama Islam terbesar, negara Indonesia memiliki kesadaran tentang
hukum islam yang cukup tinggi. Terdapat banyak hal yang membuat pembahasan hukum
menjadi luas dan sangat komleks. Namun, hal ini dapat teratasi dengan adanya pembidangan
hukum Islam, yaitu dengan membuat klasifikasi hukum sesuai dengan kategorinya. Terdapat dua
pokok pembahasan yang termasuk ke dalam ruang lingkup hukum Islam, yaitu ibadah dan
muamalah.

Ibadah merupakan bentuk ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya (Allah SWT).
Dalam hal ini ibadah, merupakan bentuk hubungan manusia kepada Tuhannya (hablu min
Allah). Sedangkan muamalah menurut istilah syariat Islam adalah suatu kegiatan yang mengatur
hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan sesama umat manusia (hablu min al-nas).

Dalam hukum Islam, muamalah memiliki pembahasan dan ruang lingkupnya sendiri.
Oleh karena itu, maka dibuatlah pembidangan hukum Islam (muamalah) yang merujuk pada
sistematis tata hukum Indonesia, sehingga pembahasan muamalah menjadi tersusun lebih rapi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Ruang Lingkup Hukum Islam ?


2. Bagaimana Pembidangan Hukum Islam ?
C. TUJUAN

1. Untuk Menjelaskan Ruang Lingkup Hukum Islam.


2. Untuk Menjelaskan Pembidangan Hukum Islam.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Hukum Islam

Hukum Islam sebagai undang-undang yang mengatur segala perbuatan manusia(mukallaf),


memiliki cakupan ruang lingkup yang luas. Para ulama sepakat bahwa dari semua cakupan ruang
lingkup hukum Islam, terdapat dua yang merupakan pokok cakupan dalam hukum Islam, yaitu :
ibadah dan muamalah.1 Hukum Islam mengatur segala perbuatan manusia, baik yang
hubungannya dengan Allah SWT (hablu min Allah) atau yang hubungannya dengan sesama
manusia (hablu min al-nas).
Pengertian Ibadah
Ibadah merupakan bentuk penghambaan diri seorang manusia kepada Allah SWT, dan
ibadah dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1) Ibadah Secara Etimologi Kata Ibadah bentuk isim mashdar atau kata benda yang
berasal dari bahasa Arab yakni (‘abada - ya’budu’ - ‘ibadatan wa ‘ubudiyyatan), yang
memiliki arti beribadah, menyembah, mengabdi kepada Allah SWT. Atau dengan kata
lain al-tanassuk dengan arti beribadah.2
2) Ibadah Secara Terminologi Ibadah secara terminologi sebagaimana disebutkan oleh
Yusuf al-Qardhawi yang mengutip pendapat Ibnu Taimiyah bahwa ibadah adalah
puncak ketaatan dan ketundukan yang di dalamnya terdapat unsur cinta yang tulus dan
sungguhsungguh yang memiliki urgensi yang agung dalam Islam dan agama karena
ibadah tanpa unsur cinta bukanlah ibadah yang sebenar-benarnya.3

Pembagian Ibadah
Ibadah yang dilakukan oleh setiap muslim di dunia dibagi dua bagian, yaitu:
1) Ibadah Khashah (khusus) adalah apa yang telah ditetapkan Allah SWT akan
perincian-perinciannya, tingkat dan tata caranya. Misalnya shalat, zakat, puasa,
haji, dan lain-lain.

1
Rohmansyah, Fiqh Ibadah Dan Mu’amalah, 2017, 2.
2
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia, 2nd ed. (Yogyakarta: Pustaka Progressf, 1984),
887.
3
Yusuf Al-Qardhawi, Al-Ibadah Fi Al-Islam (Kairo: Maktabah Wahbah, 1995), 31.

4
2) Ibadah ‘Ammah (umum) adalah segala amal yang diperbolehkan Allah. Misalnya
dalam masalah mu’amalah (jual beli, politik, ekonomi dan sosial, budaya,
pendidikan) dan amalan shalih lainnya.
Pengertian Mu’amalah
Muamalah secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu (‘amala - yu’amilu -
mu’amalatan wa ‘Imalan) yang memiliki arti berinteraksi atau bekerja. Sedangkan pengertian
muamalah secara terminologi memiliki beberapa pengertian, dantaranya ialah:
1) Muamalah adalah hubungan antara manusia dalam usaha mendapatkan alat-alat
kebutuhan jasmaniah dengan cara sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran-ajaran dan
tuntutan agama.4
2) Muamalah adalah hukum yang mengatur hubungan individu dengan individu lain, atau
individu dengan negara Islam, dan atau negara Islam dengan negara lain.5
3) Muamalah adalah peraturan-peraturan yang harus diikuti dan ditaati dalam hidup
bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia.6
Ruang Lingkup Mu’amalah
Ruang lingkup mu’malah dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1) Ruang lingkup Mu’amalah Adabiyah
Ruang lingkup mu’amalah yang bersifat adabiyah adalah ijab dan kabul, saling
meridhai, tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan kewajiban, kejujuran
pedagang, tidak ada penipuan, tidak ada pemalsuan, dan tidak ada penimbunan dan
segala sesuatu yang bersumber dari indera manusia yang kaitannya dengan
pendistribusian harta dalam hidup bermasyarakat.
2) Ruang lingkup Mu’amalah Madiyah
Ruang lingkup mu’amalah madiyah adalah masalah jual beli (al-Bai’ wa al-Tijarah),
gadai (al-Rahn), jaminan dan tanggungan (kafalah dan dhaman), perseroan atau
perkongsian (al-Syirkah), perseroan harta dan tenaga (al-Mudharabah), sewa menyewa
(al-Ijarah), pemberian hak guna pakai (al- ‘Ariyah), barang titipan (al-Wadhi’ah),
barang temuan (al-Luqathah), garapan tanah (al-Muzara’ah), sewa menyewa tanah (al-

4
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 1.
5
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat: Sistem Transaksi Dalam Fiqh Islam (Jakarta: Amzah, 2010), 6.
6
Qomarul Huda, Fiqh Mu’amalah (Yogyakarta: Teras, 2011), 3.

5
Mukhabarah), upah (ujrah al- ‘Amal), gugatan (syuf’ah), sayembara (al-Ji’alah),
pembagian kekayaan bersama (al-Qismah), pemberian (hibah), hadiah (al-Hadiyah)
pembebasan (al-Ibra), damai (al-Shulhu), dan ditambah dengan pemasalahan
kontemporer (al-Mu’ashirah) seperti masalah bunga bank, asuransi, kredit, dan lain-
lain.7
B. Pembidangan Hukum Islam

Sebagai bentuk disiplin ilmu, dalam hukum Islam terjadi pemisahan-pemisahan bidang
atau pembidangan. Ruang lingkup hukum Islam dalam arti fiqh Islam meliputi ibadah dan
muamalah. Ibadah mencakup hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Sedangkan muamalat
dalam pengertian yang sangat luas terkait dengan hubungan antara manusia dengan sesamanya.
Menurut istilah yang dimaksud muamalah adalah hukum-hukum yang mengatur hubungan
interpersonal antarmanusia.

Pembidangan merupakan pengelompokan berdasarkan kategori yang sama.8 Pembidangan


dalam hukum Islam juga biasanya disbut dengan klasifikasi hukum Islam atau penggolongan
hukum Islam. Berbeda dengan hukum di Indonesia, hukum Islam tidak dikategorikan berdasarkan
sifatnya, fungsinya, isinya dan masa berlakunya. Dalam konteks ini, hukum Islam (muamalah)
mencakup beberapa bidang, di antaranya:

1) Munâkahat (perkawinan)
2) Wirâtsah (waris)
3) Mu’âmalat dalam arti khusus
4) Jinâyat atau uqûbat (pidana)
5) Al-ahkâm as-shulthâniyyah (khilafah)
6) Siyâr (internasional) dan
7) Mukhâsamat (peradilan).9

Apabila hukum Islam disistematisasikan sebagaimana dalam tata hukum indonesia, maka
akan tergambarkan bidang ruang lingkup muamalah dalam arti luas, sebagai berikut :

1. Hukum Perdata

7
Huda, 7.
8
Dendy Sugono, “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 197.
9
Muhammad Rasyidi, Keutamaan Hukum Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1971), 25.

6
Dalam pengertian umum, hukum perdata Islam diartikan sebagai norma hukum yang
berhubungan dengan hukum keluarga Islam, seperti hukum perkawinan, perceraian, kewarisan,
wasiat dan perwakafan. Sedangkan dalam pengertian khusus, hukum perdata Islam diartikan
sebagai norma hukum yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan hukum bisnis Islam, seperti
hukum jual beli, utang piutang, sewa menyewa, upah mengupah, syirkah/serikat, mudharabah,
muzara’ah, mukhabarah, dan lain sebagainya.

Hukum perdata Islam adalah semua hukum yang mengatur hak-hak dan kewajiban
perseorangan di kalangan warga negara Indonesia yang menganut agama Islam. Dengan kata lain,
hukum perdata Islam adalah privat materiil sebagai pokok yang mengatur kepentingan-
kepentingan perseorangan yang khusus diberlakukan untuk umat Islam di Indonesia. Dalam hal
ini hukum perdata Islam hanya berlaku bagi warga negara yang menganut agama Islam. Hukum
tentang waris Islam, perkawinan dalam Islam, hibah, wakaf, zakat, dan infak adalah materi-materi
hukum perdata Islam yang sifatnya khusus yang tidak berlaku bagi warga negara nonmuslim.10

Hukum Islam yang termasuk di dalam hukum perdata, yaitu:

1) Munakahat (perkawinan)

Munakahat merupakan hukum perdata Islam yang mengatur segala sesuatu yang
berkaitan dengan perkawinan, perceraian dan segala akibat hukumnya.

2) Wiratsah (waris)

Wiratsah merupakan hukum perdata Islam yang mengatur segala masalah terkait
hukum waris, baik pewaris, ahli waris, harta peninggalan (warisan), serta pembagian
harta warisan. Hukum waris ini juga sering disebut dengan hukum faraidh.

3) Mu’amalah dalam arti yang khusus

Mu’amalah dakam arti khusus mengatur masalah kebendaan dan hak-hak atas benda,
tata hubungan manusia dalam masalah jual beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam,
perserikatan, kontrak, dan sebagainya. Dalam tata hukum Indonesia, mu’amalah dalam
arti khusus termasuk dalam hukum dagang. Rinciannya, hukum ini mengatur segala
masalah terkait jual beli (al-Bai’ wa al-Tijarah), gadai (al-Rahn), jaminan dan

10
M.H. Dr.H.A. Khumedi Ja’far, S.AG., Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Journal de Jure, vol. 7 (Surabaya:
Gemilang, 2019), 6.

7
tanggungan (kafalah dan dhaman), perseroan atau perkongsian (al-Syirkah), perseroan
harta dan tenaga (al-Mudharabah), sewa menyewa (al-Ijarah), pemberian hak guna
pakai (al- ‘Ariyah), barang titipan (al-Wadhi’ah), barang temuan (al-Luqathah),
garapan tanah (al-Muzara’ah), sewa menyewa tanah (al-Mukhabarah), upah (ujrah al-
‘Amal), dan ditambah dengan pemasalahan kontemporer (al-Mu’ashirah) seperti
masalah bunga bank, asuransi, kredit, dan lain-lain.

2. Hukum Publik

Hukum publik adalah keseluruhan peraturan yang merupakan dasar negara untuk mengatur
bagaimana caranya negara melaksanakan tugasnya, jadi hukum publik merupakan perlindungan
kepentingan negara. Oleh karena itu untuk memperhatikan kepentingan umum, maka pelaksanaan
peraturan hukum publik dilakukan oleh penguasa atau pemerintah.

Hukum Islam yang termasuk hukum publik, yaitu :

1) Jinâyah (pidana)

Hukum Jinayah atau uqubah merupakan hukum Islam yang memuat aturan-aturan
mengenai perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman dengan kata lain
hukum ini mengatur segala urusan pidana, baik dalam jarîmah hudûd (pidana berat)
maupun dalam jarîmah ta’zîr (pidana ringan). Yang dimaksud dengan jarîmah adalah
tindak pidana.

Jarîmah hudûd adalah perbuatan pidana yang telah ditentukan bentuk dan batas
hukumnya dalam al-Quran dan as-Sunnah. Jarîmah ta’zîr adalah perbuatan tindak
pidana yang bentuk dan ancaman hukumnya ditentukan oleh penguasa atau pemerintah
sebagai pelajaran bagi pelakunya.

2) Al-Ahkâm as-Shulthâniyyah

Al-Ahkâm as-Shulthâniyyah membicarakan permasalahan yang berhubungan dengan


kepala negara/ pemerintahan, hak pemerintah pusat dan daerah, tentang pajak, dan
sebagainya. Dalam hukum Indonesia, Al-Ahkâm as-Shulthâniyyah disebut juga dengan
hukum administrasi negara /hukum tata negara.

3) Siyar

8
Siyar mengatur segala urusan yang berkaitan dengan diplomasi, perdamaian, tata
hubungan dengan pemeluk agama lain dan negara lain.

4) Mukhasamat

Mukhasamat mengatur segala perkara yang berhubungan dengan peradilan,


kehakiman, dan hukum acara.11

11
Rohidin, “Pengantar Hukum Islam” (Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2016), 14.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hukum Islam sebagai undang-undang yang mengatur segala perbuatan manusia(mukallaf),


memiliki cakupan ruang lingkup yang luas. Para ulama sepakat bahwa dari semua cakupan ruang
lingkup hukum Islam, terdapat dua yang merupakan pokok cakupan dalam hukum Islam, yaitu :
ibadah dan muamalah

Ibadah mencakup hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Sedangkan muamalat


dalam pengertian yang sangat luas terkait dengan hubungan antara manusia dengan sesamanya.
Menurut istilah yang dimaksud muamalah adalah hukum-hukum yang mengatur hubungan
interpersonal antarmanusia.

Pembidangan merupakan pengelompokan berdasarkan kategori yang sama. Pembidangan dalam


hukum Islam juga biasanya disbut dengan klasifikasi hukum Islam atau penggolongan hukum
Islam. Dalam konteks ini, hukum Islam (muamalah) mencakup beberapa bidang, di antaranya :
Munâkahat (perkawinan), Wirâtsah (waris), Mu’âmalat dalam arti khusus, Jinâyat atau uqûbat
(pidana), Al-ahkâm as-shulthâniyyah (khilafah), Siyâr (internasional) dan Mukhâsamat
(peradilan).

B. SARAN

Demikianlah susunan makalah yang kami susun, semoga apa yang telah kami uraikan
diatas tentang “Ruang Lingkup dan Pembidangan Hukum Islam” dapat bermanfaat bagi kita
semua. Kami menyadari bahwa,makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat dibutuhkan untuk menyempurnakannya. Sehingga makalah ini dapat dijadikan
rujukan ilmu pengetahuan ataupun hanya sebagai bahan bacaan sederhana.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qardhawi, Yusuf. Al-Ibadah Fi Al-Islam. Kairo: Maktabah Wahbah, 1995.

Azzam, Abdul Aziz Muhammad. Fiqh Muamalat: Sistem Transaksi Dalam Fiqh Islam. Jakarta:
Amzah, 2010.

Dr.H.A. Khumedi Ja’far, S.AG., M.H. Hukum Perdata Islam Di Indonesia. Journal de Jure. Vol.
7. Surabaya: Gemilang, 2019.

Haroen, Nasrun. Fiqh Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007.

Huda, Qomarul. Fiqh Mu’amalah. Yogyakarta: Teras, 2011.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. 2nd ed. Yogyakarta: Pustaka
Progressf, 1984.

Rasyidi, Muhammad. Keutamaan Hukum Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1971.

Rohidin. “Pengantar Hukum Islam.” Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2016.

Rohmansyah. Fiqh Ibadah Dan Mu’amalah, 2017.

Sugono, Dendy. “Kamus Besar Bahasa Indonesia.” Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.

11

Anda mungkin juga menyukai