Fikih Muamalah
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini dalam bentuk dan isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan
dan petunjuk bagi pembaca dalam memahami pembelajaran fikih
muamalah.
Bogor, Oktober
2020
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................1
Daftar Isi......................................................................................................2
Bab 1 Pendahuluan......................................................................................3
Latar Belakang .......................................................................................3
Rumusan Masalah...................................................................................4
Tujuan Penulisan.....................................................................................4
2
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Dewasa ini perkembangan teknologi sudah semakin berkembang, sehingga cara
berfikir manusia juga semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini
berimplikasi pada proses keberagamaan seseorang terutama dalam masalah fiqh yang
meliputi fiqh ibadah dan fiqh mu’amalah. Hal ini tidak terlepas dari aspek tauhid atau
akidah (keyakinan) yang sangat berpengaruh pada dua hal tersebut.
Nilai-nilai fiqh ibadah dapat diimplementasikan dalam ranah fiqh mu’amalah yang
merupakan hubungan antara manusia dalam usaha mendapatkan alat-alat kebutuhan
jasmaniyah dengan cara sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran dan tuntutan agama Islam.
Mu’amalah dapat bersifat umum mencakup semua kegiatan yang dilakukan oleh setiap
muslim untuk mendapat kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Di antara mu’malah
yang dilakukan dan dibutuhkan manusia adalah jual beli, pernikahan, dan lain-lain.
Berdasarkan uraian tersebut, begitu pentingnya kajian fiqh Islam dalam konteks
kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara untuk menciptkan
kehidupan yang aman, damai, tenang dan tertram, selamat dunia dan akhirat. Selain itu,
menciptakan kehidupan yang Islami di kalangan dosen, karyawan dan mahasiswa Institut
Agama Islam Tazkia Bogor.
3
I.2 RUMUSAN MASALAH
1. pengertian Syari’ah, Fiqih dan hukum islam
2. perbedaan fiqih ibadah dan fikih muamalah
3. Sejarah madzhab fiqih dan metode perumusan masalah hukum islam
4. peranan maqashid syari’ah dalam penetapan hukum islam
5. Urgensi Kajian Fiqh Muamalah dan Komitmen Jihad Ekonomi
4
BAB II
PEMBAHASAN
Fiqh juga dapat diartikan sebagai pengetahuan yang bersumber dari Allah dan
rasul-Nya berupa al-Qur’an dan hadis, atsar shahabat, ijma dan qiyas dengan syarat tidak
ada keterangan dari nash (Quran dan hadis). Sedangkan Al-Juwaini menambahkan dan
mengatakan secara singkat, bahwa fiqh adalah pengetahuan tentang hukum-hukum
syari’ah.
Hukum Islam berarti keseluruhan ketentuan-ketentuan perintah Allah yang wajib
diturut (ditaati) oleh seorang muslim. hukum Islam adalah syariat yang berarti hukum-
hukum yang diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik
hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang
berhubungan dengan amaliyah (perbuatan).
5
B. perbedaan fiqih ibadah dan fikih muamalah
1.Fiqih Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan
menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan
maksudnya satu. Berikut di bawah ini adalah pengertian dari Ibadah, menurut Ustadz Yazid
bin Abdul Qadir Jawas:
Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-
Nya.
Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk
yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.Ibadah
adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla,
baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah
definisi yang paling lengkap.
2. Fiqih Muamalah
Secara Etiomologi: Muamalah dari kata ( )العملyang merupakan istilah yang digunakan
untuk mengungkapkan semua perbuatan yang dikehendaki mukallaf. muamalah mengikuti
pola ( ) ُم َفا َعلَةyang bermakna bergaul ()ال َّت َعامُل. Secara Terminologi: Muamalah adalah istilah yang
digunakan untuk permasalahan selain ibadah.
Ibadah ini antara lain meliputi shalat, zakat, puasa, dan haji. Sedangkan masalah
mu’amalah (hubungan kita dengan sesama manusia dan lingkungan), masalah-masalah
dunia, seperti makan dan minum, pendidikan, organisasi, dan ilmu pengetahuan dan
teknologi, berlandaskan pada prinsip “boleh” (jaiz) selama tidak ada larangan yang tegas
dari Allah dan Rasul-Nya.
6
C. Sejarah madzhab fiqih dan metode perumusan masalah hukum
islam
Bila diruntut ke belakang, mahzab fiqih itu sudah ada sejak zaman Rosulullah
SAW( abad 0-1 H ), Madzhab pada zaman Rosululah adalah sebatas Ijitihad (pendapat)
para sahabat dalam memahami agama, karena pada zaman itu sumber hukum islam
adalah hanya al-Quran dan Hadits, sehingga ketika para sahabat terjadi perselisihan dan
berijtihad masing-masing; maka mereka langsung melaporkan masalah tersebut kepada
Rosulullah.
Di masa tabi’in, kita juga mengenal istilah fuqaha al-Madinah yang tujuh orang
yaitu; Said ibn Musayyib, Urwah ibn Zubair, Al-Qasim ibn Muhammad, Kharijah ibn Zaid,
Ibn Hisyam, Sulaiman ibn Yasan dan Ubaidillah. Termasuk juga Nafi’ maula Abdullah ibn
Umar. Di kota Kufah kita mengenal ada Al-Qamah ibn Mas’ud, Ibrahim An-Nakha’i guru
al-Imam Abu Hanifah. Sedangkan di kota Bashrah ada al-Hasan Al-Bashri dan Imam
Sufyan as sauri.
7
c). Mazhab Imam Syafii
Pada periode ini muncul lah ulama-ulama besar yang menisbatkan diri ke
madzhab tertentu di antaranya : Dari kalangan Syafiiyyah seperti Imam An Nawawi, Imam
a-Muzani, Imam Ibnu hajar al Asqolani, Ibnu hajar al haistami dan lain-lain. Dari Kalangan
Hanafiyyah seperti Imam Abu Yusuf, Imam As syaibani, Imam al Maruzi dan lain lain. Dari
kalangan Hanabilah seperti Imam Ibnu Qoyyim, Ibnu taimiyyah, Ibnu Rojab dan lain lain.
Dari kalangan Malikiyyah seperti Imam Ibnu Qosim, Imam Syahnun, Imam Ibnu Rusyd dan
lain lain.
Pada periode ini, Madzhab mengalami kemunduran karena faktor penjajahan di
dunia islam, dan tidak kuatnya kekuasaan muslim pada saat itu di bawah kepemimpinan
daulah usmaniyyah pada periode akhir.
Pada periode ini, madzhab mengalami kebangkitan kembali, di mulai dengan
munculnya para ulama dengan kitab-kitabnya yang terkenal seperti Syekh Wahbah
Zuhaili, Syekh Muhammad bin Sholeh al Usaimin, Syekh Yusuf al Qordhowi, Syekh Ali
Jum’ah dan lain lain, ada yang masih mengukuti dan selaras dengan metodologi para
Imam madzhab yang empat, adapula yang mulai berusaha keluar dari metodologi para
ulama terdahulu karena pertimbangan zaman
Lahirnya berbagai aliran atau madzhab dalam ilmu fiqih dilatarbelakangi oleh beberapa
faktor antara lain disebabkan oleh :
8
5. Perbedaan Tentang Qiyas
6. Perbedaan dalam Penggunaan Dalil-dalil Hukum
7. Perbedaan dalam Pemahaman Illat Hukum
8. Perbedaan dalam Masalah Nasakh
Arti maqashid adalah jamak dari “maqshod”. Menurut bahasa, maqshod berarti
tujuan. Sedangkan dalam istilah ilmu fiqih, maqashidus syari’ah adalah tujuan-tujuan
yang ingin diwujudkan oleh syariat Islam. merupakan aspek yang akrab dan sangat
penting bagi kalangan ahli fiqih untuk membantu menetapkan sebuah hukum.
Ilmu Maqashidu Syari’ah adalah disiplin ilmu yang sangat dibutuhkan oleh para
ulama’ dalam menyimpulkan hukum syar’i. Ketika suatu perkara tidak terdapat dalam Al
Qur’an maupun As Sunnah, maka para mujtahid kembali kepada Maqashid Syari’ah yang
sudah dipadukan dengan istihsan, istihlah, istishaab, dan sebagainya untuk istinbatul
ahkaam asy syar’iyyah.
Maqashid adalah illah, hikmah dibalik pensyari’atan suatu hukum. Sedangkan maslahah
adalah hasil mengamalkan maqashid ataupun dampaknya. Jadi, setiap maqashid pasti
mendatangkan maslahat menurut syari’at, akan tetapi tidak setiap maslahat mengandung
maqashid.
9
E.Urgensi Kajian Fiqh Muamalah dan Komitmen Jihad Ekonomi
Manusia zaman modern seolah dituntut untuk mengumpulkan dan menumpuk
harta sebanyak-banyaknya agar bisa hidup layak dan tenang menghadapi masa depan,
baik untuk dirinya maupun anak cucunya. Pada kondisi inilah manusia tidak peduli lagi
dari mana harta yang dia dapatkan.
Sebagian manusia tidak pernah peduli kaidah rabbani dalam mencari harta, yang
dijelaskan dalam fikih muamalat. Mereka tak acuh mempelajarinya dan tidak pernah
bertanya kepada para ulama tentang hukum Allah mengenai transaksi yang akan mereka
lakukan. Manusia jenis ini disarankan memeriksa kembali akidahnya.
Karena ketidak-tahuan seseorang akan fikih muamalat, mau tidak mau, sadar atau
tidak, ia akan jatuh ke dalam lembah harta haram, petaka besar abad modern ini. Allah
berfirman, yang artinya, “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena
sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”—QS Al-Baqarah: 168
Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan seluruh manusia agar memakan harta
yang didapatkan secara halal. Karena makan, mencari serta mendapatkan harta dengan
jalan yang haram adalah jalan yang dirintis oleh musuh bebuyutan anak cucu Adam, yaitu
setan. Orang yang tidak mengerti fikih muamalat akan melanggar perintah ini dan lambat
laun akan bergabung dalam kelompok pengikut setan tanpa diduga.
Perintah ini akan sangat sulit terealisasi bagi orang tidak mengerti fikih muamalat.
Karena ketidaktahuan akan fikih muamalat dia tidak dapat memastikan apakah harta
yang dia dapatkan dan dia makan itu halal ataukah tidak halal.
Orang yang tidak memahami fikih muamalat tanpa disangkan bisa terjerumus ke
dalam kebiasaan orang Yahudi, yaitu memakan harta haram. Ini diakibatkan ketidak-
tahuannnya akan syariat Allah dalam mencari harta. Orang yang tidak mengerti fikih
muamalat bisa jadi akan memasukkan api neraka ke dalam perutnya, karena ketidak-
tahuannya bahwa transaksi yang dia lakukan adalah haram.
Orang yang tidak mengerti fikih muamalat akan terperangkap ke dalam jerat riba
tanpa dia nyana. Padahal riba sebab utama kehinaan dan kebinasaan umat. Nabi
bersabda, “Apabila perzinahan dan riba merajalela di sebuah kampung, sungguh mereka
10
telah mengundang azab menimpa mereka.”—HR Al Hakim, menurut Al Bani bahwa
derajat hadist ini hasan li ghairi
Realitas masyarakat menuntut secara aksiomatis bahwa mempelajari fikih
muamalat merupakan fardhu a’in, dalam rangka menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan dalam mengais rezeki. Hanya saja fikih muamalat cakupannya amat luas, bagai
lautan tak bertepi, terutama muamalat kontemporer.
Andaikan semua pembahasan fikih muamalat wajib kita pelajari, tentu kita tidak
mampu memikul kewajiban tersebut. Allah memberikan kemudahan bagi kita. Kita hanya
dituntut untuk mempelajari hukum Allah tentang muamalat yang sedang atau akan kita
geluti, sehingga memungkinkan untuk kita lakukan.
Setelah ini, tidak ada lagi celah untuk mengelak. Apa pun keadaannya, kita harus
menyisihkan waktu untuk mempelajari kasus transaksi yang akan kita hadapi. Jika tidak,
kemungkinan besar kita akan terjerumus ke dalam maksiat.
11
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Fiqih Mumalah adalah pengetahuan tentang kegiatan atau transaksi yang
berdasarkan hukum-hukum syariat, mengenai perilaku manusia dalam kehidupannya
yang diperoleh dari dalil-dalil islam secara rinci. Ruang lingkup fiqih muamalah adalh
seluruh kegiatan muamalah manusia berdasarkan hukum-hukum islam yang berupa
peraturan-peraturan yang berisi perintah atau larangan seperti wajib, sunnah, haram,
makruh dan mubah. hukum-hukum fiqih terdiri dari hokum hukum yang menyangkut
urusan ibadah dalam kaitannya dengan hubungan vertical antara manusia dengan Allah
dan hubungan manusia dengan manusia lainnya.
III.2 Saran
Adapun yang menjadi saran dalam penulisan makalah ini yaitu penyusun
menyadari bahwa penyusun hanyalah manusia biasa yang tidak pernah luput dari sifat
khilaf, salah dan dosa. Oleh karenanya penyusun mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca apabila terdapat kekeliruan dalam memberikan penjelasan materi mengenai
fiqh muamalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://stisalmanar.ac.id/artikel/madzhab-dan-sejarah-perkembangannya.html
http://repository.uinsu.ac.id/2914/1/Maqasid%20Syariah%20-%20Copy.pdf
https://www.stiesyariahbengkalis.ac.id/kolompikiran-20-sepenggal-kisah-abu-hanifah-dengan-
muridnya-urgensi-memahami-fiqh-muamalah.html
https://digipro.id/muamalah/pentingnya-mempelajari-fikih-muamalah/
https://studihukum.wordpress.com/2013/07/22/pengertian-hukum-islam/
13