Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Ibadah pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam
oleh
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini kami membahas “Fiqih dan Ruang Lingkupnya”. Tidak lupa
Kami menyadari, bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna baik dari materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Akhir kata, kami meminta maaf atas kekurangan yang ada dalam makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lImu Fiqh yang bersumber dari kitab suci Al-Quran dan Hadist Nabi.
individu maupun kelompok. Ushul figh juga merupakan suatu ilmu yang
kedua hukum Islam. Yaitu Al-Qur'an dan sunnah berbahasa arab, untuk
Fiqh telah lahir sejak periode sahabat, yaitu sesudah Nabi saw wafat,
sejak saat itu sudah digunakan para sahabat dalam melahirkan fiqh,
kedua sistem yang dipakai dalam menyusun ushul figh, yaitu aliran
Keadaan seperti ini terus berlangsung dan akan terus pula diberikan
jawabannya oleh ilmu figh terhadap problem yang muncul sebagai akibat
1
hanya terjadi sebagai aplikasi ajaran islam, tetapi juga timbul hanya sebagi
secara umum, perlu diketahui dan juga menjadi sangat urgent untuk dapat
memahami apa saja unsur-unsur yang harus ada dalam penentuan tersebut.
Sebut saja salah satunya adalah hukum itu sendini, pada umumnya setiap
orang pasti mengetahui adanya hukum. Akan tetapi tidak menjamin mereka
adalah hukum, al-hakim, mahkum filhi dan mahkum alaihi, serta apa saja
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiqih
Pengertian fiqh atau ilmu fiqh sangat berkaitan dengan syariah, karena
fiqh itu pada hakikatnya adalah jabaran praktis dari syariah. Fiqh secara
Islamiyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang telah dewasa dan
berakal sehat (mukallaf) dan diambil dari dalil yang terinci. Sedangkan
bahwa fiqh itu menyangkut ketentuan yang bersifat syar’I, yaitu sesuatu
yang berasal dari kehendak Allah. Kata “amaliah” yang terdapat dalam
definisi diatas menjelaskan bahwa fiqh itu hanya menyangkut tindak tanduk
dalam lingkungan fiqh dalam uraian ini. penggunaan kata “digali dan
3
itu adalah hasil penemuan mujtahid dalam hal yang tdak dijelaskan oleh
nash.
yang terinci. Ketentuan yang terinci tentang amaliah manusia mukalaf yang
disebut fiqh.
Para ulama fiqih sesuai ruang lingkup bahasan menjadi dua bagian
besar yaitu : fiqh ibadah dan fiqh muamalah. Hal ini didasarkan pada ayat
jika mereka berpegang pada tali (agama) Allah dan tali (hubungan
tersebut:
4
a. Fiqih ibadah : norma-norma ajaran agama Allah yang mengatur
Yang pertama (fiqh ibadah) dibagi lagi menjadi dua, yaitu ibadah
mahzhah dan ibadah ghairu mahzhah. Ibadah mahzhah adalah ajaran agama
hubungan manusia itu dengan Allah. Sedang ibadah ghairu mahzhah adalah
ini sangat luas sehingga fiqh muamalah ini terbagi kedalam banyak bidang,
yaitu:
suami / istri (nazhar), tata cara melamar (khithbah), mas kawin (mahat
iddah, hak nafkah bagi istri, hak mengasuh anak (hadhanah), hak dab
suami istri.
orang atau lembaga lain, seperti melukai orang lain, menghina, atau
5
3. Fiqh Siyasah : Pengetahuan yang membicarakan norma norma ajaran
masyarakat manusia, baik itu jual bel, hutang piutang, sewa menyewa,
penerapannya.
6
C. Objek Bahasan Ilmu Fiqih
Objek bahasan ilmu fiqh adalah setiap perbuatan mukallaf serta dalil dari
setiap perbuatan tersebut (dalil Tafshili) yang memiliki nilai dan telah
talak tanpa sebab dan haram misalnya berzina, mencuri, dan membunuh
shalah”. jual beli itu boleh, dalilnya “ahalla Allah Al-bay”. Jadi, melakukan
shalat itu (maksudnya yang lima waktu) adalah wajib, melakukan jual beli
Yang menjadi bidang bahasan ilmu fiqh hanya mencakup hukum yang
melaksanakan Shalat, puasa, naik haji dan lain-lain yang berkaitan dengan
7
fiqh ‘ibadah mahdhah, bagaimana melaksanakan kewajiban-kewajiban
rumah tangganya, apa yang harus dilakukan terhadap harta anggota keluarga
menyewa, patungan dan lain sebagainya. Maksiat apa saja yang dilarang
serta sanksinya apabila larangan itu dilarang, atau bila kewajiban tidak
dirugikan dan atau diperlakukan secara tidak adil, dan lain sebagainya yang
Metodologi Ilmu Fiqh adalah Ushul Fiqh, oleh karena itu apabila kita
mempelajari fiqh tanpa ushul fiqh tidak akan tahu bagaimana caranya
Adapun menurut istilah para ahli ushul fiqh adalah sesuatu yang
8
hukum syara’ tentang amal perbuatan manusia secara qath’i (pasti) atau
dari jumlah yang banyak itu ada sebagian yang telah disepakati oleh para
ushul fiqh dan ada pula yang sebagian yang belum mereka sepakati.
yang dapat ditanggap secara indrawi atau secara ma’nawi. Ada 4 macam
a) Al-Qur’an
b) As-Sunnah
c) Al-Ijma’ dan
d) Al-Qiyas
b. Pembahasan tentang hukum dalam ilmu ushul fiqh adalah secara umum,
sumbernya.
9
Pembagian fiqh menurut objeknya adalah sebagai berikut .
pencipta, seperti shalat, puasa, haji, zakat, dan lainnya yang disebut
mu’amalah.
rakyatnya secara timbal balik. Hal ini disebut oleh sebagian ulama al-
berkaitan dengan metode yang digunakan oleh faqih (ahli hukum Islam) di
10
dalam mengeluarkan hukum dari dalilnya. Jadi, ushul fiqh membahas dan
hukumdari dalil-dalilnya.
diteukan dalam kitab-kitab ushul fiqh. Oleh karena ushul fiqh berbicara
hukum taklifi dan hukum wad’i. Hukum taklifi, pada prinsipnya, terdiri
dibicarakan dalam hukum wad’i terdiri dari: sebab, syarat, al-mani, syah,
syah, dan bathal. Dan ada pula yang memasukkan dalam bab ini tentang
inti dari pembahasan ushul fiqh. Didalam bagian ini, dibahas tentang dalil-
1. Tinjauan tentang jelas dan tidak jelasnya satu kata yang menunjukan
kepada maksud tertentu, seperti ada kata yang dhahir, nash, mufashar,
11
2. Tinjauan tentang cara memahami kata-kata dalam satu nash, apakah
yang tersirat).
3. Tinjauan tentang ruang lingkup satu kata tertentu, seperti lafal yng ‘am
(larangan).
yang tidak ada nash-nya seperti: maqashid al-syari’ah, hak Allah, dan
hak adami. Dan sudah tentu dibicarakan pula hal-hal sekitar ijtihad dan
dibicarakan tentang syarat sah taklif, seperti taklif itu harus diketahui
12
9. Pembahasan yang menjelaskan tentang manusia itu memiliki ahliyah
Sepintas lalu tidak semua sistematika kitab Ushul Fiqh itu sama,
walaupun uraian di atas umumnya menjadi perhatian para ulama ahli Ushul.
Di samping itu kecenderungan kuat para ahli Ushul Fiqh bukan saja
hukum menurut Al-Qur’an dan Hadits. Hal ini dibuktikan dengan selalu
maslahah, mursalah, dan lain sebagainya. Sudah tentu tidak semua ulama
13
2. Irsyad al-Fuhul ila Tahqiqi al-Haqq min ‘Ilm al-Ushul , karangan
al-Daulabi
Kaidah bahasa dan kaidah ushul lainnya, yang biasa digunakan oleh
Dalam ushul fiqh antara lain ada kaidah bahasa yang berbunyi:
haram”
Kaidah ini bisa diterapkan kepada berbagai macam ayat atau hadits
32)
14
“Janganlah kamu mendekati zina”. (al-Isra ayat 32)
tetapi berarti doa, karena berupa permohonan dari yang lebih rendah
Kaidah lain:
sesungguhnya (hakikatnya).”
juga mempunyai cucu dan menantu. Maka cucu dan menantu tadi tidak
termasuk yang berhak terhadap hibah tersebut. Sebab lafal anak pada
15
“Istri-istrimu adalah pakaian bagimu (bagi para suami) dan kamu
“Hukum itu selalu mengikuti illat hukum. Ada dan tidak adanya
Seperti khamar itu haram karena memabukkan. Dalam hal ini, jadi
adalah haram.
Dalam ushul fiqh sering satu masalah bisa didekati dengan berbagai
cara. Untuk memilih mana yang paling tepat diantara cara-cara tersebut
masalah tersebut dan kepada seni berijtihad. Agar hasil ijtihadnya tidak
hanya benar dan akurat, tetapi juga baik dan indah, memiliki kearifan yang
tinggi. Oleh karena itu, para mujtahid selalu melakukan shalat istikharah
ijtihad. Dengan demikian dalam proses ijtihad itu segala potensi insani
16
kebenaran, kebaikan, keindahan, dan kearifan adalah yang paling banyak
Hubungan antara syariah dan fikih sangat erat dan tidak dapat
yang kedua ini sangat jarang. Meskipun syariah dan fikih tidak dapat
atau aturan yang ditetapkan oleh Allah tentang tingkah laku manusia di
dunia dalam mencapai kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Ketentuan
Rasulullah.
kehidupan yang baik harus tunduk kepada kehendak Allah dan Rasulullah.
Kehendak Allah dan Rasulullah itu sebagian telah terdapat secara tertulis
dalam al-Quran dan Sunnah yang disebut syariah, sedang sebagian besar
lainnya tersimpan di balik apa yang tertulis itu, atau yang tersirat. Untuk
manusia itu harus ada pemahaman yang mendalam tentang syariah hingga
secara amaliyah syariah itu dapat diterapkan dalam kondisi dan situasi
17
bagaimana pun. Hasil pemahaman itu dituangkan dalam bentuk ketentuan
itu disebut fikih. Pemahaman terhadap hukum syara’ atau formulasi fikih itu
Fikih Maliki, Fikih Syafi’i, Fikih Hanbali, Fikih Ja’fari (Fikih Syi’ah), dan
sesuai dengan situasi dan kondisi zamannya. Mazhab fikih tidak lain dari
kondisi masyarakat yang ada. Jadi, secara umum syariah adalah hukum
Islam yang bersumber dari al-Quran dan Sunnah yang belum dicampuri
daya nalar (ijtihad), sedangkan fikih adalah hukum Islam yang bersumber
dari pemahaman terhadap syariah atau pemahaman terhadap nash, baik al-
sedang fikih adalah lingkaran kecil yang mengurusi apa yang umumnya
18
wahyu, ‘ilmu (pengetahuan) yang tidak akan pernah diperoleh seandainya
tidak ada al- Quran dan Sunnah; dalam fikih ditekankan penalaran dan
fikih ditegakkan oleh usaha manusia. Dalam fikih satu tindakan dapat
digolongkan pada sah atau tidak sah, yajuzu wa ma la yajuzu, boleh atau
pelarangan. Fikih adalah istilah yang digunakan bagi hukum sebagai suatu
ilmu; sedang syariah bagi hukum sebagai jalan kesalehan yang dikaruniakan
dari langit (Fyzee, 1974: 21). Syariah berasal dari Allah dan Rasul-Nya,
sedang fikih berasal dari pemikiran manusia. Syariah terdapat dalam al-
Quran dan kitab-kitab hadis, sedang fikih terdapat dalam kitab-kitab fikih.
karena oleh sebagian ahli dimasukkan juga aqidah dan akhlak, sedang fikih
dan berlaku abadi, sedang fikih mempunyai kebenaran yang relatif dan
bersifat dinamis. Syariah hanya satu, sedang fikih lebih dari satu, seperti
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
(al-Qur an dan Sunnah). Yang dimaksud dalil tafshili adalah dalil-dalil yang
terdapat dan terpapar dalam nash dimana satu persatunya menunjuk pada
bermasyarakat.
B. Saran
membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun
20
DAFTAR PUSTAKA
1995).
C.S.T. Kansil. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Balai Pustaka.
Jakarta. 1986
Http://anonymousdx.blogspot.com/2016/05/makalah-objek-pembahasan-
metodologi.html
Http://joharcomfoto.blogspot.com/2011/06/pembelajaran-fiqih-di-MA.html
Media,1999)