Disusun oleh:
Halviani 202211006
Rauza Alya 202211001
Dosen pembimbing:
DR. M. JAFAR, SH.I., M. A
Assalamu’alaikum, wr..wb..
Alhamdulillah, segala puji serta syukur, penulis panjatkan kepada Allah
SWT, yang telah memberikan taufik serta hidayah Nya kepada kita semua. Tidak
lupa pula, Selawat serta salam semoga selalu senantiasa tercurahkan kepada
penghulu kita Nabi besar Muhammad SAW serta keluarga, sahabat dan pengikut
beliau hinggga akhir zaman. Beliau telah membawa kita dari alam kebodohan
menuju alam terang benderang dengan penuh ilmu pengetahuan serta bercahaya
iman, islam, dan ihsan.
Penulis ucapkan Terimakasih Kepada Dosen pembimbing Mata Kuliah
Hadits Tarbawi, Bapak DR. M. JAFAR, SH.I., M. A beserta kawan-kawan
semuanya yang telah memberikan motivasi dan mendukung penulis hingga
terselesaikannya makalah ini dengan judul “Fiqh Dan Ushul Fiqh”. Dengan
harapan bisa memberikan manfaat yang besar bagi kita semua, penulis berdoa
semoga pekerjaan ini menjadi amal shaleh yang murni demi mendapatkan
keridhaan Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.Amiin.
Dalam makalah revisi ini pemakalah menyadari bahwasanya banyak sekali
dari kekurangan dan belum sempurna yang pemakalah tuliskan dalam makalah
ini, apabila ada kekurangan dari sisi isi atau materi serta referensi pemakalah
memohon kepada bapak/ibu semua untuk memberikan saran, kritikan, dan
tanggapan untuk kesempurnaan makalah in.Demikian saya sampaikan, saya
ucapkan terimakasih. Wa’alaikumsalam, wr..wb…
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian Fiqh Dan Ushul Fiqh .......................................................3
1. Pengertian Fiqh............................................................................3
2. Pengertian Ushul Fiqh.................................................................5
B. Perbedaan antara ilmu fiqh dan ilmu ushul fiqh ..............................6
C. Objek Kajian Fikih dan Usul Fikih ....................................................7
D. Urgensi Mempelajari Ilmu Dan Fiqh Dan Ilmu Ushul Fiqh.............8
BAB III PENUTUP.........................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fiqh yang notabene sebagai ilmu tentang hukum-hukum Syariat yang bersifat
praktis (‘amaliyah), merupakan sebuah “jendela” yang dapat digunakan untuk
melihat perilaku budaya masyarakat Islam. Definisi fiqh sebagai sesuatu yang
digali (al-Muktasab) menumbuhkan pemahaman bahwa fiqh lahir melalui
serangkaian proses sebelum akhirnya dinyatakan sebagai hokum praktis. Proses
yang umum kita kenal sebagi ijtihad ini bukan saja memungkinkan adanya
perubahan, tetapi juga pengembangan tak terhingga atas berbagai aspek
kehidupan yang selamanya mengalami perkembangan. Maka dari itulah
diperlukan upaya memahami pokok-pokok dalam mengkaji perkembangan fiqh
agar tetap dinamis sepanjang masa sebagai pijakan yang disebut dengan istilah
Ushul Fiqh. Ilmu Ushul Fiqih sebenarnya merupakan suatu ilmu yang tidak bisa
diabaikan oleh seorang mujtahid dalam upayanya memberi penjelasan mengenai
nash-nash syariat Islam, dan dalam menggali hukum yang tidak memiliki nash.
Juga merupakan suatu ilmu yang diperlukan bagi seorang hakim dalam usaha
memahami materi undang-undang secara sempurna, dan dalam menerapkan
undang-undang itu dengan praktik yang dapat menyatakan keadilan serta sesuai
dengan makna materi yang dimaksud oleh pembuat hukum (syari’). Ia juga suatu
ilmu yang juga diperlukan ulama Fiqih dalam melakukan pembahasan,
pengkajian, penganalisaan dan pembandingan antara beberapa mazhab dan
pendapat1.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian fiqih dan ushul fiqih ?
2. Apa perbedaan ilmu fiqih dan ilmu ushul fiqih
3. Apa sajakah objek fiqih dan ushul fiqih ?
4. Apa urgensi mempelajari fiqih dan ushul fiqih ?
1
Ade ZainabPutridkk, Pengertian Dan Dasar-DasarUshulFiqih,(2018,YayasanNurul
Islam, 2018)
https://www.academia.edu/35987529/Makalah_Pengertian_dan_Dasar_Dasar_Ushul_Fiq
ih,
1
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian fiqih dan ushul fiqih
2. Mengetahui perbedaan ilmu fiqih dan ilmu ushul fiqih
3. Mengtahui objek fiqih dan ushul fiqih
4. Mengetahui urgensi mempelajari fiqih dan ushul fiqih
1.
2
BAB II
PEMBAHASAN
”Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang baik, maka
Dia memberikan pemahaman yang benar tentang agama kepadanya”.3
2
Al-Ghazaliy, Al-Mustasyfa min ’Ilmi al-Usul, hlm. 4-5.
3
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah al- Bukhary, Sahih al-
Bukhary, Jilid I (Beirut: Dar al-Ma’rifah, tth.), hlm. 24
4
Muhammad Abu Zahrah, Usul al-Fiqh (ttp: Dar al-Fikry al-’Araby, tth.), hlm. 6
5
Abu Ameenah Bilal Philips, Evolusi Fiqih, terj. Ginus Partadiredja (Sumedang: Anjana
Pustaka, 2007), hlm. 2.
3
mencakup aspek yang bukan berupa perbuatan. Sesuatu yang berada
dalam batin seseorang dan tidak mewujud dalam perbuatan, maka bukan
termasuk wilayah kajian fiqh. Oleh karena itu, fiqh hanya tertuju pada
aspek formal dari sebuah perbuatan manusia.
Dari aspek sumbernya, maka fiqh berasal dari penafsiran ulama (fuqaha)
terhadap syari’ah (wahyu), baik dari nas Al- Qur’an maupun hadis. Inilah
yang membedakan antara fiqh dengan syari’ah yang berimplikasi pada
perbedaan sifat ke- duanya. Syari’ah bersumber dari wahyu sehingga
sifatnya mutlak, absolut, dan universal, sementara fiqh bersumber dari
penalaran (akal) manusia, sehingga sifatnya relatif dan tidak universal.
Akibatnya, terjadi keragaman pendapat dalam fiqh akibat penggunaan
penalaran yang berbeda dari para ulama. Bukti dari adanya perbedaan
pendapat ini adalah munculnya mazhabmazhab dalam fiqh.
6
Hasbi al-Shiddiqy, Pengantar Ilmu Fiqh, (Jakarta: CV. Mulia, 1967), hlm. 17.
7
Kamal Mukhtar, dkk., Ushul Fiqh I, (Yogyakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995), hlm. 2.
4
Hukum syar`i yang dimaksud dalam defenisi di atas adalah segala
perbuatan yang diberi hukumnya itu sendiri dan diambil dari syariat yang
dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Adapun kata `amali dalam defenisi itu
dimaksudkan sebagai penjelasan bahwa yang menjadi lapangan pengkajian
ilmu ini hanya yang berkaitan dengan perbuatan (`amaliyah) mukallaf dan
tidak termasuk keyakinan atau iktikad(`aqidah) dari mukallaf itu.
Sedangkan yang dimaksud dengan dalil-dalil terperinci (al-tafshili) adalah
dalil -dalil yang terdapat dan terpapar dalam nash di mana satu per satunya
menunjuk pada satu hukum tertentu.8
5
B. Perbedaan antara ilmu fiqh dan ilmu ushul fiqh
Dari uraian di atas terlihat perbedaan yang nyata antara ilmu fikih dan ilmu
usul fikih. Kalau ilmu fikih berbicara tentang hukum dari sesuatu perbuatan, maka
ilmu ushul fikih bicara tentang metode dan proses bagaimana menemukan hukum
itu sendiri. Atau dilihat dari sudut aplikasinya, fikih akan menjawab pertanyaan
“apa hukum dari suatu perbuatan”, dan ushul fikih akan menjawab pertanyaan
“bagaimana proses atau cara menemukan hukum yang digunakan sebagai jawaban
permasalahan yang dipertanyakan tersebut”. Oleh karena itu, fikih lebih bercorak
produk sedangkan ushul fikih lebih bermakna metodologis. Dan oleh sebab itu,
fikih terlihat sebagai koleksi produk hukum, sedangkan ushul fikih merupakan
koleksi metodis yang sangat diperlukan untuk memproduk hukum.11
Untuk mengetahui perbedaan mendasar antara usul fikih dengan fikih, maka
terlebih dahulu dikemukakan ruang lingkup fikih. Adapun ruang lingkup
pembahasan fikih meliputi semua perbuatan mukallaf, yakni perbuatan-
perbuatan yang menyangkut hubungannya dengan Tuhan, dengan keluarga
dengan masyarakat dan negara, baik berupa ketaatan maupun pelanggaran.
Dapat dipahami bahwa usul fikih membahas dalil kulli yang menghasilkan
hukum kulli; sedang ulama fikih menjadikannya sebagai dasar/rujukan dalam
kasus-kasus tertentu. Sebagai contoh: usul fikih menetapkan “al-amr li al-wujub”,
maka semua nas yang menunjukkan amr adalah menunjukkan wajib. Amr
adalah dalil kulli, sedang wujub (ijab) adalah hukum kulli. Dalam Alquran surah
al-Ma`idah ayat 1 terdapat amr untuk menepati janji. Nas ayat tersebut adalah
dalil juz`i, sedang hukum yang dikandungnya (wajib menepati janji) adalah
hukum juz`i.
11
Alaiddin Koto, M.A., ibid., hlm. 4-5.
12
M.Asywadie Syukur, Pengantar Ilmu Fikih dan Ushul Fikih, (Surabaya: P.T. Bina Ilmu, 1990), hlm.
3
6
Dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup usul fikih adalah
sumber-sumber/dalil-dalil hukum, jenis-jenis hukum, cara istinbat hukum dan
ijtihad dengan berbagai permasalahannya. Dalam kaitan ini usul fikih membahas
dalil kulli yang menghasilkan hukum kulli. Sedang fikih, ruang lingkupnya
adalah semua perbuatan mukallaf dari segi hukum syara’. Dalam hubungan ini
fikih membahas dalil juz`I yang menghasilkan hukum juz`i. Cukup jelas bahwa
usul fikih menjadi dasar hukum fikih.
13
Abd. Al-Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Jakarta : Al-Majlis al-A`la al-Indonesia li al-Dakwah
al-Islamiyah, 1972). hlm. 12
14
Alaiddin Koto, op.cit., hlm. 5
15
Wahbah az-Zuhaili, Usul al-Fiqh al-Islami, jilid 1, (Damaskus : Dar al-Fikr, 1986). hlm.27
7
Pembahasan tentang dalil ini adalah secara global, baik tentang macam-
macamnya, rukun atau syarat, kekuatan dan tingkatan-tingkatannya. Sementara
dalam ilmu usul fikih tidaklah dibahas satu persatu dalil bagi setiap perbuatan.
8
persoalan-persoalan hukum. Sementara itu, hal ini tidak akan bisa dilakukan jika
tidak memiliki cukup kemampuan dalam kajian ushul fiqh16
16
Wawan Hermawan, UrgensidanSejarahPertumbuhanUsulFikih, (Bandung:Artikel
FPIPS UPI,2005), hal 8-9
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
fiqh diartikan sebagai pengetahuan atau pemahaman yang mendalam (benar)
terhadap sesuatu sedangkan pengertian ushul fiqh adalah ilmu untuk mengetahui
dalil-dalil fiqh secara global, metode istinbath dan persyaratan mujtahid. Kalau
ilmu fikih berbicara tentang hukum dari sesuatu perbuatan, maka ilmu ushul fikih
bicara tentang metode dan proses bagaimana menemukan hukum itu sendiri
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalil sebagai pohon yang dapat
melahirkan buah, sdangkan fiqhi sebagai buah yang lahir dari pohon tersebut.
Objek pembahasan dalam ilmu fikih adalah perbuatan mukallaf dilihat dari
sudut hukum syara`. Perbuatan tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga
kelompok besar : ibadah, muamalah, dan `uqubah. Sedangkan objek-objek ushul
fiqh :Sumber dan dalil hukum, Kaidah-kaidah dan cara menerapkan kaidah-kaidah
tersebut kepada sumber dan dalil hukum, Mujtahid dan ijtihad.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/35987529/
Makalah_Pengertian_dan_Dasar_Dasar_Ushul_Fiqih.
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah al- Bukhary,
Sahih al-Bukhary, Jilid I (Beirut: Dar al-Ma’rifah, tth.)
Muhammad Abu Zahrah, Usul al-Fiqh (ttp: Dar al-Fikry al-’Araby, tth.)
Abu Ameenah Bilal Philips, Evolusi Fiqih, terj. Ginus Partadiredja (Sumedang:
Anjana Pustaka, 2007)
Kamal Mukhtar, dkk., Ushul Fiqh I, (Yogyakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995),
Alaiddin Koto, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh (sebuah Pengantar) , (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2009)
Zarkasyi Abdul Salam dan Oman Fathurrahman SW, Pengantar Ilmu Fiqh ushul
fiqh
M.Asywadie Syukur, Pengantar Ilmu Fikih dan Ushul Fikih, (Surabaya: P.T. Bina
Ilmu, 1990)
Abd. Al-Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Jakarta : Al-Majlis al-A`la al-
Indonesia li al-Dakwah al-Islamiyah, 1972)
Wahbah az-Zuhaili, Usul al-Fiqh al-Islami, jilid 1, (Damaskus : Dar al-Fikr, 1986)
11