Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FIQIH

“ Strategi Pembelajaran Fiqih”

OLEH:

Fitria Intan Kemala ( 1711240018)

Herly arianti ( 1711240097)

Pengky Rama Syahputra ( 1711240018)

Rinawati ( 1711240081)

Dosen Pembimbing:

Dra Khermarinah,Mpd

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BENGKULU TAHUN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang , kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat –Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “
Strategi Pembelajaran Fiqih”.

Makalah ini tekah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua iti, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih sda
kekurangan baik dari segi susunan kalimat. Oleh karena itu dengan senang hati kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami memperbaiki makalah ilmiah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini ada manfaaat untuk masyarakat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bengkulu, 14 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................1


B. Rumusan...............................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqih...................................................................................3
B. Strategi Pembelajaran Fiqih.................................................................4
C. Komponen Strategi Pembelajaran Fiqih..............................................8
D. Jenis- Jenis Strategi Pembelajaran Fiqih.............................................9
E. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Strategi Pembelajaran Fiqih MI .9
F. Tujuan Strategi Pembelajaran Fiqih MI.............................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................12

B. Saran…...............................................................................................12

DAPTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara definisi fiqih berarti “ ilmu tentang hukum- hukum syar’i yang bersifat
amaliah yang digali dam ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili ”.

Dalam definisi ini, fiqih diibaratkan dengan ilmu karna fiqih itu semcam ilmu
pengetahuan. Memang fiqih itu tidak sama dengan ilmu seperti disebut di atas, fiqih itu
bersifat zhannf. Fiqih adalah apa yang dapat dicapai oleh mujtahid dengan zhanya,
sedangkan ilmu tidak bersifat zhanni seperti fiqih. Namun karna zhan dalam fiqih ini
kuat maka ia mendekati kepada ilmu; karnanya dalam definisi ini ilmu digunakan juga
untuk fiqih.

Dalam definisi diatas terdapat batasan atau pasal yang disamping mejelaskan
hakikat dari fiqih itu, sekaligus juga memishkan arti kata fiqih itu dari yang bukan fiqih.

Kata “ hukum” dalam definisi tersebut menjelaskan bahwa hal-hal yang berada
di luar apa yang dimaksud dengan kata “hukum”, seperti zat, tidaklah termasuk
kedalam pengertian fiqih bentuk jamak dari hukum adalah” ahkam”. Disebut dalam
bentuk zamak, adalah untuk menjelaskan bahwa fiqih itu ilmu tentang seperangkat
aturan yang disebut hukum.

Kata ” amaliah” yang terdapat dalm definisi diatas menjelaskan bahwa fiqih itu
hanya menyangkut tindak tanduk manusia yang bersifat lahiriah. Dengan demikian hal-
hal yang bersifat bukan amaliah seperti masalah keimananan atau” akidah tidak
termasuk dalam lingkungan fiqih dalam artian ini. Umpamanya ketentuan bahwa Alllah
bersifat Esa dan bahwa Allah dapat dilihat diakhirat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Fiqih
2. Apa Strategi Pembelajaran Fiqih
3. Apa Komponen Strategi Pembelajaran Fiqih
4. Apa Jenis- Jenis Strategi Pembelajaran Fiqih MI
5. Apa Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Strategi Pembelajaran Fiqih MI
6. Apa Tujuan Strategi Pembelajaran Fiqih MI
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Fiqih
2. Untuk Mengetahui Strategi Pembelajaran Fiqih
3. Untuk Mengetahui Komponen Strategi Pembelajaran Fiqih
4. Untuk Mengetahui Jenis- Jenis Strategi Pembelajaran Fiqih MI
5. Untuk Mengetahui Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Strategi
Pembelajaran Fiqih MI
6. Untuk Mengetahui Tujuan Strategi Pembelajaran Fiqih MI

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FIQIH
Fiqih itu berarti mengetahui, memahami,dan mendalami ajaran-ajaran
agama secara keseluruhan. Jadi pengertian fiqih dalam arti yang sangat luas
sama dengan pengertian syari’ah dalam arti sangat luas. Inilah pengertian
fiqih pada masa sahabat atau pada abad pertama islam.
Ibnu khaldun mengatakan bahwa: “pada permulaan islam orang-orang
yang ahli di dalam agama yang selalu mengembalikan persoalan kepada
alqur’an, tahu tentang nasikh dan mansukh, tahu tentang ayat-ayat yang
mutasyabih dan muhkamah serta tahu tentang pemahaman-pemahamanya
yang mereka dapatkan dari rasulullah saw. Disebut dengan alqurr’a. mereka
disebut alqurr’a
Dalam perkembangan selanjutnya, yakni setelah daerah islam meluas
dan setelah cara istinbath menjadi mapan serta fiqih menjadi satu ilmu yang
tersendiri maka fiqih diartikan dengan; “ sekumpulan hukum syara yang
berhubungan dengan perbuatan diketahui melalui dalil-dalilnya yang
terperinci dan dihasilakan dengan jalan ijtihad”. Atau lebih jelas lagi seperti
yang dikemukakan oleh al-jurjani berikut in:1
“ Fiqih menurut bahasa berarti paham terhadap tujuan seseorang
pembicara. Menurut istilah: fiqih ialah pengetahuan hukum- hukum syara
yang amaliah ( mengenai perbuatan , perilaku) dengan melalui dalil-dalilnya
yang terperinci. Fiqih adalah ilmu yang dihasilakan oleh pemikiran serta
ijtihad ( penelitian ) dan memerlukan wawasan serta perenungan. Oleh sebab
itu Allah tidak bias disebut sebagai ” faqih” ( ahli dalam fiqih), karena
baginya tidak ada sesuatu yang tidak jelas.

1
Alaiddin Koto, Ilmu fiqih dan Ushul Fiqih,( Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2014), hlm 1

3
Pada masa ini orang yang ahli didalam fiqih disebut dengan faqih atau
dengan menggunakan bentuk jama yaitu fuqaha. Fuqaha ini termasuk dalam
kategori ulama, meskipun tidak setiap ulama adalah fuqaha.
Seperti halnya dan ilmu –ilmu yang lainya, dalam disiplin ilmu fiqih pun,
fuqaha sering berbeda didalam menakrifkan ( mendefinisikan) ilmu fiqh. Di
samping definisi dari al- Jurjani penulis sebutkan diatas. Seperti diketahui al-
Jurnani menganut mazhab Hanafi masih ada definisi lain dari mazhabi
Hanafi, di mana fiqh diartikan dengan “ Ilmu yang menerangkan segala hak
dan kewajiban” Definisi ini menunjukan fiqh dalam arti yang sangat luas
termasuk didalamnya masalah-masalah yang berkaitan dengan akidah yang
dikarangan Mazhabi Hanafi disebut denga fiqih Akbar.
Al- Ghajali dari mazhabab syafi’i mendefinisikan fiqih dengan “ faqih
itu berarti mengetahui dan memahami, akan tetapi dalam tradisi para ulama
faqih di artikan dengan suatu ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang
tertentu bagi perbuatan para mukalaf, seperti wajib, haram, mubah
( kebolehan ) sunnah, makruh, sah, fasid, batal, qodla, ada’an dan
sejenisnya.
Jelas bahwa pengertian fiqih yaitu berkembang. Mula-mula fiqih
meliputi keseluruhan ajaran agama, kemudian fiqih diartikan dengan ilmu
tentang perbuatan makalaf sehingga tidak termasuk ilmu khalam dan ilmu
tasawuf, dan akhirnya fiqih dipersempit lagi, yaitu khusus hasil ijtihad para
mujtahid. Definisi fiqih yang dikemukakan diatas, hanya sekedar contoh.
Sudah tentu masih banyak definisi-definisi yang lainya, para ulama berbeda
di dalam menakribkan fiqih karena berbeda didalam memahami ruang
lingkup fiqih dan dari sisi mana mereka melihat bahwa fiqih adalah suatu
sistem hukum yang sangat erat kaitanya dengan agama islam. 2
Fiqih adalah seperangkat ketentuan hukum-hukum syara ‘ yang berasal
dari Allah melalui wahyu yang disampaikan kepada Rasull-Nya,

2
H.A Djazuli, ILMU FIQIH, (Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP, 2012), hlm 4-6

4
Muhammad. Dengan demikian, hukum akal ( logika), hukum kebiasaan ( al-
adat), hukum kuasalitas, dan hukum-hukum lainya yang murni berasal dari
hasil pemikiran manusia, tidak termasuk kedalam pengertian dan
pembahasan fiqih.
Fiqih berkaitan dengan perbuatan manusia. Artinya, masalah-masalh
yang tidak termasuk dalam kategori perbuatan manusia, tidak termasuk
dalam pembahasan fiqih. Misalnya: yang berkaitan dengan keimanan dan
kepercayaan; masalah ini di bahas dalam ilmu kalam atau ilmu tauhid.
Demikian juga dengan masalah- masalah akhlak dibahas dalam ilmu akhlak.3
Menurut al Jurjani, fiqih secara bahasa berarti ungkapan tentang
pemahaman maksud pembicaraan dari pembicaraanya menurut ahmad
dasuqi, secara bahasa fiqih berarti pemahaman yang mendalam, bukan
sekedar paham makna lahir suatu kata, melainkan dalalah, orientasi dan
isyarat-isyarat lafaz.
Menurut istilah banyak ulama mendefinisikan fiqih, yang secara
substantatif definisi-definisi tersebut cendrung sama. Abdul wahhab khallaf
mendefinisikan fiqih dalam dua pengertian, fiqih sebagai disiplin ilmu dan
fiqih sebagai kompilasi hukum islam yang merupakan prouduk jadi yang
dihimpun dalam satu himpunan.
Ilmu fiqih merupakan ilmu yang mempelajari ajaran islam yang disebut
dengan syariat yang bersifat amaliah ( praktis ) yang diperoleh dari dalil-
dalil yang sistematis. Mata pelajaran fiqih merupakan mata pembelajaran
bermuatan pendidikan agama Islam yang memberikan pengetahuan tentang
ajaran Islam dalam segi hukum syara’ dan membimbing peserta agar
memiliki keyakinan dan mengetahui hukum-hukum dalam islam dengan
benar serta membentuk kebiasaan untuk melaksanakanya dalam hidup
sehari-hari.4

3
Abd. Rahman Dahlan, USHUL FIQIH, ( Jakarta: Perpustakaan Nasional katalog dalam terbitan KTD, 2010), hlm 6

4
SUWARJIN, Sejarah Perkembangan Fiqih, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017) , hlm 10-15

5
Untuk tercapainya pembelajaran fiqih serta terpenuhinya standar
kompetensi lulus maka dibutuhkan strategi, komponen, jenis, prinsip dan
tujuan strategi pembelajaran fiqih.
B. Strategi Pembelajaran Fiqih
Strategi pembelajaran fiqih adalah rencana atau kebijakan yang
dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Startegi mengacu pada
pendekatan yang dapat dipakai oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran itu.
Ada beragam strategi pembelajaran fiqih. Semuanya dapat digunakan
tergantung pada tujuan dan kondisi yang dihadapi. Diantara startegi-strategi
itu adalah:
1. Startegi pembelajaran langsung ( direct instruction)
Adalah sebuah startegi pembelajaran yang menempatkan guru sebagai
pusat belajar. Dengan starategi ini, peran guru sangat besar dan
menentukan, sementara peserta didik, kurang ditpnjolkan peranya.
Strategi ini digunakan secara efektif untuk memperluas informasi atau
mengembangkan keterampilan langkah demi langkah. Seorang guru
yang menggunakan strategi langsung dapat menggunakan metode
ceramah, pertanyaan didaktif, pengajaran ekspelisit, praktek dan latihan
serta demonstrasi.
2. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung ( indirect instruction)
Adalah strategi pembelajaran tidak langsung lebih
memperlihatkan tingginya keterlibatan siswa dalam melakukanno
observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau
pembentukan hipotesis. Dalam pembelajaran ini, peran guru beralih dari
penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber versonal
( resource person). Guru dalam strategi ini, bertugas merancang
lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat, dan
jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika
mereka melakukakan inquiri. Oleh karnanya, strategi ini mensyaratkan

6
digunakanya bahan-bahan cetak, non-cetak, dan sumber- sumber
manusia.
3. Strategi pembelajaran interaktif ( interactive instruction)
Strategi pembelajaran dikembangkan melalui pengelompokan
siswa dan metode-metode interaktif. Didalam strategi in terdapat bentuk-
bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengajaran tugas
kelompok, dan kerjasama siswa secara berpasangan. Strategi ini, dengan
demikian merujuk kepada adanya bentuk diskusi dan saling berbagi
diantara peserta didik. Hal ini sangat baik untuk dilakukan karna diskusi
saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
,memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan
pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba mencari alternatif lain
dalam pikiran.
4. Strategi pembelajaran melalui pengalaman ( experiential learning)
Pembelajaran melalui pengalaman adalah sebuah strategi yang
berpusat pada siswa, menggunakan bentuk sekuens induktif, dan
berorientasi pada aktivitas. Strategi ini menekankan pentingnya belajar
pada proses itu sendiri, dan bukan pada hasil belajarnya. Seorang guru
dapat menggunkan strategi ini baik untuk kegiatan belajar di dalam kelas
maupun diluar kelas. Didalam kelas, guru dapat menggunakan strategi
ini melalui metode simulasi, sedangkan diluar kelas dapat dikembangkan
metode observasi untuk memperoleh gambran pendapat umum.

5. Strategi Belajar Mandiri ( independent study)


Strategi belajar mandiri adalah sebuah strategi yang bertujuan
untuk mempercepat pengembangan inisiatif siswa mengembangkan rasa
percaya diri, dan kemampuan memperbaiki diri, dalam srategi ini peran

7
guru lebih sebagai pembimbing atau supervisor pembelajaran. Strategi
ini menuntut siswa untuk bertanggung jawab dalam merencanakan dan
menentukan kecepatan belajarnya.5
C. Komponen Strategi Pembelajaran Fiqih
1) Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan
memegang peranan penting.
2) Penyampaian Informasi
Sering kali di anggap sebagai kegiatan paling penting dalam proses
pembelajaran, padahl bagian ini adalah merupakan salah satu komponen
dari strategi pembelajaran. Artinya tanpa adanya kegiatan pendahuluan
yang menarik atau memotivasi peserta didik dalam belajar maka kegiatan
penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti.
3) Partisipasi peserta didik
Berdasarkan prinsip student center maka peserta didik merupakan pusat
dari suatu kegiatan belajar. Terdapat beberapa hal penting yang
berhubungan dengan arti partisipasi peserta didik, yaitu:
a. Latihan dan praktek
b. Umpan balik
4) Tes
Serangkain tes umum yang digunakan oleh guru yang mengetahui:
1. Apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum
2. Apakah pengetahuan, sikap dan keterampilan telah benar-benar
dimiliki oleh peserta didik atau belum
5) Kegiatan lanjutan
Kegiatan ini dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil
kegiatan yang telah dilakukan sering kali tidak dilaksanakan dengan baik

5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi standar proses pendidikan,( Jakarta: Prenamedia
Group,2016) hlm 10

8
oleh guru. Dalam kenyataanya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu
saja peserta didik yang berhasil dengan bagus atau diatas rata-rata.6
D. Jenis- Jenis Strategi Pembelajaran Fiqih MI
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Roy Killen
(1998) mencatat beberapa macam strategi yang dapat digunakan seperti
dibawah ini :
1) Strategi pembelajaran langsung (Direct Instruction)
2) Strategi pembelajaran dengan diskusi
3) Strategi pembelajaran kerja kelompok kecil (Small-Group Work)
4) Strategi pembelajaran cooperative learning
5) Strategi pembelajaran problem solving
6) Dan lain sebagainya7
E. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Strategi Pembelajaran Fiqih MI
Prinsip umum dalam menggunakan strategi pembelajaran Fiqih MI
adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk
mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Oleh sebab itu, guru harus
memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai
berikut :

1) Berorientasi pada tujuan


Tujuan merupakan komponen penting dalam sidtem pembelajaran. Segala
aktivitas guru dan peserta didik diupayakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
2) Aktifitas

6
Junaidi dkk, Strategi Pembelajaran ( Surabaya:Lapis PGMI,2008) hlm 35
7
Ngalimun , Strategi dan Model Pembelajaran (Jogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012) hlm 15

9
Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktifitas peserta didik.
Aktifitas tidak hanya dibatasi aktifitas fisik saja tetapi juga aktifitas fisik saja
tetapi juga aktifitas psikis.
3) Individualitas
Walaupun kita mengajar pada kelompok peserta didik, namun pada
hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan prilaku setiap peserta
didik semakin tinggi keberhasilan yang dicapai peserta didik maka semakin
berkualitas proses pembelajaran guru tersebut.
4) Integritas
Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja tetapi
mengikuti pengembangan saspek afektif dan psikomotorik. Oleh karna itu,
strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kpribadian
pelajar secara terintegrasi.
5) Integratif
Mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke
peserta didik, akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur
lingkungan yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar.8

F. Tujuan Strategi Pembelajaran Fiqih MI


Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu yang ingin dicapai dengan
suatu kegiatan atau usaha. Dalam pendidikan tujuan pendidikan dan
pembelajaran merupakan faktor yang pertama dan utama. Tujuan akan
mengarahkan arah pendidikan dan pengajaran kearah yang hendak dituju.
8
Winaputra Udin, Strategi Belajar Mengajar ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2002) hlm 19

10
Tanpa adanya tujuan maka pendidikan akan terombang-ambing.
Sehingga proses pendidikan tidak akan mencapai hasil yang optimal Tujuan
yang jelas akan memudahkan penggunaan komponen-komponen yang lain,
yaitu materi, metode, dan media serta evaluasi yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran, yang kesemua komponen tersebut diarahkan untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan.9
Dalam merumuskan tujuan dan pembelajaran haruslah diperhatikan
beberapa aspek, yakni aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia terdapat rumusan tentang tujuan
pendidikan nasional dan rumusan tersebut tertuang dalam Undang-undang
RI. No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang SISDIKNAS, yang berbunyi:
“Pendidikan Nasional Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Sedangkan tujuan dari Pendidikan Islam adalah kepribadian muslim
yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam.48
Tujuan pendidikan Islam dicapai dengan pengajaran Islam, jadi tujuan
pengajaran Islam merupakan bentuk operasional pendidikan Islam. Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT, dalam Surat Adz-dzariyat: 56
Pembelajaran Fiqih merupakan bagian dari pendidikan agama Islam yang
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui
pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta
pengalaman peserta didik dalam aspek
hukum baik yang berupa ajaran ibadah maupun muamalahsehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan

9
Usman Basyiruddin, ( Metedeologi Pembelajaran Agama islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm 17

11
pribadi,bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
melanjutkan pada jenjang pendidikan yanglebihtinggi.10

10
Lukman Zain, Pembelajaran Fiqih, ( Jakarta: Direktorat jendral Pendidikan Islam,2009) hlm 11-20

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada hakikatnya, semua strategi itu baik asal sesuai dengan karakter dan situasi
yang ada. Dalam hal ini pembelajaran fiqih seorang dapat menggunakan strategi
mengajar apapun yang dirasa efektif untuk membuat siswa menguasai ilmu fiqih yang
akan kita ajarkan. Tetapi sebaik apapun strategi yang digunakan oleh guru tidak akan
efektif apabila seorang guru tidak dapat menggunakannya secara optimal. Selain itu
berbagai factor seperti siswa, lingkungan materi dan lain sebagainya juga dapat
mempengarui penggunaan strategi dalam pengunan pembelajaran fiqih.

B. Saran
Strategi pembelajaran fiqih merupakan materi yang sangat penting terutama
untuk calon pendidik, karena dengan mempelajari tentang strategi pembelajaran
fiqih guru dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan tidak membosankan,
guru harus banyak-banyak menguasai tentang strategi terutama dalam pembelajaran
fiqih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abd, Dahlan Rahman.2010,Ushul Fiqih. Jakarta: Katalog dalam terbitan ktp.

Basyiruddin, Usman. 2002, Metedeologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat.

Djazuli, Hamid. 2012, Ilmu Fiqih. Jakarta: Pranemedia Group.

Junaidi dkk, 2008, Strategi Pembelajaran. Jakarta:Pranemedia Group.

Koto Aladdin, 2014, Ilmu fiqih dan usul fiqih. Jakarta: PT raja grafindo persada.

Ngalimun, 2012, Strategi dan Model Pembelajaran. Jogyakarta: Aswaja Presindo

Putra dkk, 2002 Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suwarjin, 2017, Sejarah Perkembangan Fiqih. Jogyakarta: Pustaka pelajar.

Sanjaya, wina 2016, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Prenemedia group.

14

Anda mungkin juga menyukai