Anda di halaman 1dari 15

AQSAMUL QUR’AN

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Al-Qur’an


Dosen Pengampu: Dr. Malkan, M.Ag.

Oleh:

1. Tomiyansah ( 205150111)

2. Nur Hadijah P.Katili ( 205150112)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Aqsamul Qur’an” tepat pada waktunya.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca. Aamiin

Palu, 21 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
A. Pengertian Aqsamul Qur’an...............................................................3
B. Rukun-rukun Aqsamul Qur’an...........................................................4
C. Macam-macam Aqsamul Qur’an........................................................7
D. Manfaat Aqsamul Qur’an...................................................................9

BAB III PENUTUP.....................................................................................10


A. Kesimpulan.......................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Aqsamul Al-Qur’an adalah salah satu disiplin ilmu yang mempunyai
peranan sangat penting bagi seorang pelajar, dan kepada semua umat islam secara
umumnya. Ketika Rasulullah SAW menyampaikan Al-Qur’an kepada Umatnya,
sebagian orang kafir Quraisy ingin menandinginya dengan cara membuat
ungkapan-ungkapan atau syair yang sengaja mereka buat untuk merendahkan
Nabi SAW. Sehingga Nabi menghadapi tantangan luar biasa dari masyarakat kafir
Quraisy saat itu. Namun, sebagian dari kalangan kafir Quraisy menerima
kebenaran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Sehingga dari sini kita
dapat memahami bahwa, jika jiwa manusia itu bersih dari sifat tercela, Insyaallah
akan mudah menerima kebenaran dari siapapun kebenaran itu datang. Jiwa yang
bersih akan selalu terbuka akan ajaran kebenaran dari firmanfirman Allah Swt.
Dalam menyampaikan kebenaran itu tidak diperlukan argument atau alasan agar
kebenaran itu bisa diterima. Tapi bagi manusia yang hatinya selalu dipenuhi sifat
tercela, dipenuhi sifat dengki, maka kebenaran itu akan sulit diterima. Oleh
karenanya, dalam menyampaikan ajaran kebenaran kepada manusia seperti ini,
diperlukan berbagai cara dan argumentasi agar mereka dapat menerima kebenaran
itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Aqsamul Qur’an?
2. Apa saja Rukun-rukun dari Aqsamul Qur’an?
3. Apa Macam-macam Aqsamul dalam Al-qur;an?
4. Apa Manfaat dari Aqsamul Qur’an ?

1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Aqsamul Qur’an.
2. Untuk Mengetahui Rukun-rukun Aqsamul Qur’an.
3. Untuk Mengetahui Macam-macam Aqsamul Qur’an.
4. Untuk Memahami Manfaat dari Aqsamul Qur’an.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqsamul Qur’an


Aqsam adalah bentuk jamak dari “qasam” yang mengandung arti
“sumpah”.1 Dalam bahasa Arab, kata “sumpah” juga sering disebut dengan “al-
hilf” (‫ )الحلف‬ atau “al-yamin” (‫)المين‬. Adapun shighat asli dari kata “qasam” ialah
fi’il atau kata kerja “aqsama” atau “ahlafa” yang dimuta’addi (transitif) dengan
“ba” menjadi muqsam bih (sesuatu yang digunakan untuk bersumpah),
kemudian muqsam alaih yang dinamakan dengan jawab qasam.2
Qasam didefenisikan sebagai “mengikat jiwa (hati) agar tidak melakukan
atau melakukan sesuatu, dengan “suatu makna” yang dipandang besar, agung,
baik secara hakiki maupun secara i’tiqadi, oleh orang yang bersumpah itu.
Sumpah dinamakan juga dengan “yamin” (tangan kanan), karena orang Arab
ketika bersumpah memegang tangan kanan orang yang diajak bersumpah.3
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, sumpah (aqsam) berarti dengan
pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersakasi kepada Tuhan atau
sesuatu yang dianggap suci bahwa apa yang dikatakan atau dijanjikan itu benar
Abu al-Qosim al-Qusyairiy menerangkan bahwa rahasia Allah SWT
menyebutkan kalimat “qasam” atau sumpah dalam Kitab-Nya adalah untuk
menyempurnakan serta menguatkan “hujjah”Nya, dan dalam hal ini, kalimat
“qasam” memiliki dua keistimewaan, yaitu pertama sebagai “syahadah” atau
persaksian serta penjelasan dan kedua sebagai “qasam” atau sumpah itu sendiri.4
Jadi dapat disimpulkan bahwa Aqsamul Qur’an adalah salah satu dari
ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah, dan
rahasia sumpah-sumpah Allah yang terdapat dalam al-Qur’an.Selain pengertian
diatas, qasam dapat pula diartikan dengan gaya bahasa Al-Qur’an menegaskan
1Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta:PT Hidakarya Agung, 1989), hal.341.
2Manna’ Al-Qaththan, Mabahitsfi Ulumul Qur’an, terjemahan Aunar Rafiq El-Mazni,
(Jakarta:Pustaka Al Kautsar, Cet. IV, 2009), hal. 364.
3Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi Ulumul Qur’an, hal.365.
4Jalaluddin as-Syuyuthi asy-Syafi’I, Al-Itqaan fi Ulumul Qur’an, (Beirut:Darul Fikr, 1429 H/2008
M), hal. 487.

3
atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan menyebut nama Allah atau
ciptaan-Nya sebagai muqsam bih. Dalam Al-Qur’an, ungkapan untuk
memaparkan qasam dengan memakai kata aqsama, dan kadang menggunakan
kata halafa.
.
B. Rukun-rukun Aqsamul Qur’an

Sighat qasam yang asli itu terdiri dari tiga rukun yaitu:

1. Ada fi’il qasam yang di muta’addikan dengan huruf ba’.

Dalam percakapan sehari-hari atau dalam ayat al Quran, sumpah itu tidak
terlalu lengkap mencakup rukun tersebut. Kadang-kadang fi’il qasamnya
dibuang/tidak disebutkan. Tetapi dalam Al-Qur’an, penggunaan huruf ba’
ini hanya terjadi jika fi’il qasamnya disebutkan. Contohnya seperti dalam
Q.S.An-Nur ayat 53, seperti berikut:

Bahkan terkadang huruf ba’ itupun diganti dengan wawu, seperti Q.S. Al-
lail ayat 1:

Atau diganti dengan huruf ta’, seperti dalam Q.S.Al-Anbiya’ ayat 57:

4
Sumpah ada juga yang menggunakan huruf wau. Sumpah yang
menggunakan wau ini tidak perlu menggunakan lafad aqsama, ahlafa.
Sebaliknya huruf itu harus digunakan kata yang jelas, bukan pengganti.

2. Ada muqsam bih (penguat sumpah), yaitu sumpah itu harus diperkuat
sesuatu yang diagungkan oleh yang bersumpah. Misalnya dengan
menggunakan lafal Allah yang di contohkan dalam Q.S. Yunus ayat 53:

Artinya: “Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad): “Benarkah


(azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah: “Ya, demi Tuhanku,
Sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput
(daripadanya)”. (QS. Yunus ayat: 53)
3. Ada muqsam ‘alaihi (berita yang diperkuat dengan sumpah itu), yaitu
ucapan yang ingin diterima/dipercaya orang yang mendengar, lalu
diperkuat dengan sumpah tesebut.5 Misalnya dalam QS. Adz-Dzahiriyat
Ayat 1-6.

Artinya: “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat(1), dan


awan yang mengandung hujan (2), dan kapal-kapal yang berlayar dengan
mudah (3), dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan (4),
Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar (5), dan

5 Manna' Kholil Al-Qotthon. Mabahis fi ulumul quran (Maktabah Wahbah, Kairo-Mesir), hlm.290-
291

5
Sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi (6).” (QS. Adz-Dzariyat
Ayat 1-6)

 Keadaan Muqsam Bih


Dr. Bakri Syekh Amin dalam buku At Ta’bir Alfan fil Qur’an
menceritakan bahwa kebiasaan sumpah orang-orang arab jahiliyah yang selalu
memakai muqsam bih selain Allah, misalnya dengan umurnya, kakeknya,
hidupnya, kepala dan sebagainya. Maksud sumpah orang Arab Jahiliyah tersebut
adalah untuk memuliakan hal-hal yang dijadikan muqsam bih itu. Menurut
kebiasaan, mereka memang memuliakan hal tersebut. Sejalan dengan kebiasaan
orang Arab itulah, dalam Al Qur’an juga kadang-kadang terdapat qasam seperti
qasam orang Arab Jahiliyah. Misalnya yang terdapat dalam Q.S. Al-Hijr ayat 72:

Padahal menurut peraturan muqsam bih, sumpah itu seharusnya memakai


nama Allah SWT, Dzat atau sifat-sifat-Nya, terutama bagi sumpah manusia.
Sebab ada larangan bersumpah dengan muqsam bih selain Allah, yang dihukumi
musyrik.

Bagi Allah boleh bersumpah dengan apa saja. Sebab, muqsam bih itu
harus berupa sesuatu yang diagungkan oleh yang bersumpah. Sedang bagi Allah
yang Maha Agung tidak ada yang harus diagungkan oleh-Nya. Sehingga dia boleh
bersumpah dengan Dzat-Nya ataupun makhluk-Nya, tetapi tidak untuk
mengagungkan makhluk itu. Melainkan supaya manusia mengerti bahwa
makhluk/benda yang dijadikan muqsam bih Allah SWT. itu adalah benda yang
penting dan besar artinya.

 Keadaan Muqsam Alaihi


Muqsam Alaih adalah berarti yang diikutkan dengan sumpah atau di sebut
juga jawaban sumpah. Ada empat hal yang harus dipenuhi musam ‘alaih, yaitu:

6
a) Muqsam ‘alaih/berita itu terdiri dari hal-hal yang baik, terpuji atau hal-hal
yang penting.
b) Muqsam ‘alaih itu sebaiknya disebutkan dalam setiap bentuk sumpah. Jika
muqsam ‘alaih tersebut dalam setiap bentuk sumpah. Jika muqsam ‘alaih
tersebut kalimatnya terlalu Panjang maka muqsam ‘alaih boleh dibuang.
c) Jika jawaban qasamnya berupa fi’il madhi mutaharrif yang positif (tidak
dinegatifkan), maka harus dimasuki huruf “lam”dan “qad”.
d) Materi isi muqsam ‘alaih itu bias bermacam-macam, terdiri dari berbagai
bidang pembicaraan yang baik-baik dan penting-penting.

Dalam Al-Qur’an, muqsam ‘alaih terdiri dari hal-hal sebagai berikut:

a) Pokok-pokok keimanan dan ketauhidan.


b) Penegasan bahwa Al-Qur’an itu adalah bener-benar mulia.
c) Keterangan bahwa Rasulullah Saw. itu adalah benar-benar utusan Allah.
d) Penjelasan tentang balasan, janji dan ancaman yng benar-benar akan
terlaksana.
e) Keteranagan tentang ikhwal manusia.6

C. Macam-macam Aqsamul Qur’an

Dilihat dari segi fi’il nya, qasam Al-Qur’an itu ada dua macam sebagai
berikut:

1) Qasam Dhamir

Qasam Dhahir adalah sumpah yang di dalamnya disebut fi’il qasam dan
muqsam bihnya. Dan diantaranya ada yang dilihilangkan fi’il qasamnya,
sebagaimana pada umumnya karena dicukupkan dengan huruf jar berupa
wawu (‫ )ﻭ‬, ba’ (‫ )ﺐ‬dan Ta’ (‫)ﺕ‬. Contohnya seperti dalam Q.S. Al-
Qiyamah ayat 1-2 berikut:

6 Izzan, Ahmad, Ulumul Quran, tafakur,( Bandung, 2005).hlm.225

7
2) Qasam Mudhmar

Qasam Mudhmar adalah sumpah yang di dalamnya tidak di jelaskan fi’il


qasam dan tidak pula Muqsam bih, tetapi ia di tunjukkan oleh “lam
taukid” yang menunjukkan sebagai jawaban qasam contohnya seperti
dalam Q.S. Ali Imran ayat 186:

Dilihat dari segi muqsam bihnya, maka qasam ada tujuh macam, yaitu:

a) Qasam dengan dzat Allah SWT. Atau sifat-sifat-Nya yang terdapat


pada 7 ayat, diantaranya seperti dalam surat Al-Hijr ayat 92.
b) Qasam dengan perbuatan-perbuatan Allah SWT, seperti dalam surat
As-Syam ayat 5.
c) Qasam dengan yang dikerjakan Allah SWT, seperti dalam surat Ath-
Thur ayat 1.
d) Qasam dengan malaikatt-malaikat Allah SWT, seperti dalam surat An-
Naazi’aat ayat 1-3.
e) Qasam dengan Nabi Allah SWT, seperti dalam surat Al-Hijr ayat 72.

8
f) Qasam dengan makhluk Allah SWT, seperti dalam surat At-Tin ayat 1-
2.
g) Qasam dengan waktu, seperti dalam surat Ad-Dhuha ayat 1-2.7

D. Manfaat Aqsamul Qur’an

Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur untuk


memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa. Qur’an al Karim
diturunkan untuk seluruh manusia dan manusia mempunyai sikap yang
bermacam-macam terhadapnya. Maka dengan adanya qasam tersebut sedikitya
diperoleh manfaat sebagai berikut:
a) Berita itu sudah sampai pendengar dan kalau dia bukan orang yang apriori
menolak, tentunya berita tersebut sudah diterima dan dipercaya karena
sudah diperkuat dengan sumpah, apalagi memakai nama Allah SWT.
b) Pemberi berita sudah merasa lega, karena telah menaklukkan pendengar
dengan cara memperkuat berita-beritanya dengan sumpah atau dengan
beberapa taukid (penguat). Hal ini berbeda sebelum dia bersumpah,
jiwanya masih merasa kecewa, karena beritanya belum diterima
pendengar.
c) Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, menurut
Dr.Bakri Syekh Amin berarti memuliakan atau mengagungkan Allah
SWT. karena telah menjadikan nama-Nya selaku Dzat yang diagungkan
sebagai penguat sumpahnya. Tidak memakai nama atau benda-benda lain,
sesuai dengan peraturan dan definisi sumpah itu sendiri.8

7 Ibid.hlm 292
8.https://s4if.blogspot.com/2008/1aqsamul-quran.html. diakses tanggal 21 Maret 2021

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aqsamul Qur’an adalah salah satu dari ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang
mengkaji tentang arti, maksud, hikmah, dan rahasia sumpah-sumpah Allah yang
terdapat dalam al-Qur’an.Selain pengertian diatas, qasam dapat pula diartikan
dengan gaya bahasa Al-Qur’an menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau
pernyataan menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih. Dalam
Al-Qur’an, ungkapan untuk memaparkan qasam dengan memakai kata aqsama,
dan kadang menggunakan kata halafa.
Sighat qasam yang asli itu terdiri dari tiga rukun yaitu: Ada fi’il qasam
yang di muta’addikan dengan huruf ba’, ada muqsam bih (penguat sumpah), dan
ada muqsam ‘alaihi (berita yang diperkuat dengan sumpah itu), yaitu ucapan yang
ingin diterima/dipercaya orang yang mendengar, lalu diperkuat dengan sumpah
tesebut.
Dilihat dari segi fi’il nya, qasam Al-Qur’an itu ada dua macam sebagai
berikut: Qasam Dhamir dan Qasam Mudhmar. Dilihat dari segi muqsam bihnya,
maka qasam ada tujuh macam, yaitu:
a) Qasam dengan dzat Allah SWT, atau sifat-sifat-Nya yang terdapat
pada 7 ayat, diantaranya seperti surat Al-Hijr ayat 92.
b) Qasam dengan perbuatan-perbuatan Allah SWT, seperti dalam surat
As-Syam ayat 5.
c) Qasam dengan yang dikerjakan Allah SWT, seperti dalam surat Ath-
Thur ayat 1.
d) Qasam dengan malaikatt-malaikat Allah SWT, seperti dalam surat An-
Naazi’aat ayat 1-3.
e) Qasam dengan Nabi Allah SWT, seperti dalam surat Al-Hijr ayat 72.
f) Qasam dengan makhluk Allah SWT, seperti dalam surat At-Tin ayat 1-
2.
g) Qasam dengan waktu, seperti dalam surat Ad-Dhuha ayat 1-2.

10
Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur untuk
memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa. Qur’an al Karim
diturunkan untuk seluruh manusia dan manusia mempunyai sikap yang
bermacam-macam terhadapnya. Maka dengan adanya qasam tersebut sedikitya
diperoleh manfaat sebagai berikut:
a) Berita itu sudah sampai pendengar dan kalau dia bukan orang yang apriori
menolak, tentunya berita tersebut sudah diterima dan dipercaya karena
sudah diperkuat dengan sumpah, apalagi memakai nama Allah SWT.
b) Pemberi berita sudah merasa lega, karena telah menaklukkan pendengar
dengan cara memperkuat berita-beritanya dengan sumpah atau dengan
beberapa taukid (penguat). Hal ini berbeda sebelum dia bersumpah,
jiwanya masih merasa kecewa, karena beritanya belum diterima
pendengar.
c) Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, menurut
Dr.Bakri Syekh Amin berarti memuliakan atau mengagungkan Allah
SWT. karena telah menjadikan nama-Nya selaku Dzat yang diagungkan
sebagai penguat sumpahnya. Tidak memakai nama atau benda-benda lain,
sesuai dengan peraturan dan definisi sumpah itu sendiri.

11
DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin as-Syuyuthi asy-Syafi’i, 1429H, Al-Itqaan fi Ulumul Qur’an.

Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi Ulumul Qur’an, 2009, terjemahan Aunar Rafiq


El-Mazni, Jakarta: Pustaka Al Kautsar

Yunus, Mahmud, 1989, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta:PT Hidakarya Agung


Manna' Kholil Al-Qotthon. Mabahis fi ulumul quran(Maktabah Wahbah, Kairo-
Mesir).
Izzan, Ahmad, Ulumul Quran, tafakur, (Bandung, 2005).
https://s4if.blogspot.com/2008/laqsamul-quran.html. diakses pada tanggal 21
Maret 2021.

12

Anda mungkin juga menyukai