Disusun Oleh:
Siti Patimah
Dina Soraya
1. Dosen Pengampu Mata Kuliah Bahasa Arab 1, Bapak Muhammad Ridwan Fauzi.,
S.Hum., M.Pd
Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, namun
besar harapan kami agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran agar lebih baik
untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi banyak orang.
Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Isim Nakirah Dan Ma’rifah?
2. Sebutkan macam-macam Isim Ma’rifah?
3. Bagaimana karakteristik Isim Nakirah?
4. Apa perbedaan Isim Nakirah Dan Isim Ma’rifah?
C. Tujuan
Tujuan Penulisan makalah ini adalah untuk memahami pengetahuan mengenai Isim
Nakirah Dan Isim Ma’rifah.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Moch. Anwar dalam Ilmu Nahwu; Terjemahan Al-Jurumiyah dan Imrithy
Berikut Penjelasannya, isim nakiroh ialah isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak
menentukan suatu perkara dan lainnya. Isim nakiroh atau dalam bahasa Inggris diistilahkan
dengan kata indefinite (belum pasti). Secara sederhana, definisi atau ta’rifnya adalah isim
yang memiliki arti yang bersifat umum atau global.
Pakar nahwu lainnya memndefinisikan isim nakirah sebagai isim yang layak masuk alif
lam ()ال. Contoh ٌلFُ َرجartinya laki-laki (yang tidak ditentukan siapa laki-laki itu sehingga
masih bersifat umum). Pada kata ٌلF َر ُجdi atas maknanya masih umum dan masih butuh
penjelasan, oleh karena itu isim nakirah harus diberi alif lam ( )الyang bisa mema’rifatkan
(mengkhususkan) isim tersebut.
Menurut Moch. Anwar dalam Ilmu Nahwu; Terjemahan Al-Jurumiyah dan Imrithy
Berikut Penjelasannya, isim ma’rifah ialah lafaz yang menunjukkan benda tertentu. Isim
ma’rifah atau dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan kata definite (pasti). Secara sederhana
definisi atau ta’rifnya adalah isim yang memiliki arti yang bersifat khusus atau spesifik.
Contoh: َز ْي ٌد, kata zaidun menunjukkan orang yang bernama zaid, ال َّر ُج ُلyang berarti seorang
laki-laki.
Dari dua pengertian yang disebutkan diatas, baik seacara etimologi dan terminology
dapatlah disimpulan bahwa isim mar’ifah adalah isim-isim yang menunjukan pada sesuatu
yang tertentu yang dapat dikenal dengan pengenalan yang sempurna. Apa yang dimaksudkan
tersebut sudah terekam dengan baik didalam hati, dan tidak akan tercampurkan dengan hal-
hal yang lain. Sebaliknya, al-nakirah menunjukan kepada sesuatu yang tidak tertentu.
B. Macam-macam Isim Ma’rifah
1. Isim dhamir (kata ganti) ialah lafadz yang menunjukkan pada mutakallim,
mukhathab dan ghaib. Contoh: ,اFFَ أَن, أَ ْنتُ َّن,اFF أَ ْنتُ َم,ت
ِ أَ ْن, أَ ْنتُ ْم,اFF أَ ْنتُ َم, َ أَ ْنت, ه َُّن, هُ َما, ِه َي, هُ ْم, هُ َما,ه َُو
ُنَحْ ن
2. Isim ‘alam (nama) ialah isim yang menentukan sesuatu barang yang diberi nama
secara mutlak. Contoh: َاط َمة
ِ َ ف, ٌَحبِيْب
3. Isim isyarah (kata tunjuk) ialah isim yang digunakan untuk sesuatu yang
َ تِ ْل,َ َذالِك,
diisyaratkan/ditunjuk. Contoh: هَ ِذ ِه,ك هَ َذا
4. Isim maushul (kata sambung) ialah isim yang menunjukkan suatu kalimat tertentu
dan membutuhkan jumlah (kalimat). Contoh: الَّ ِذي, الَّتِ ْي, َالَّ ِذ ْين
5. Isim yang disertai ( )الalif lam. Contoh: تَا ُذF ْاألُ ْس,ُرْ أَةFF ْال َم,ُ لF ْال َّر ُجAkan tetapi berbeda
dengan alif lam yang terdapat pada isim maushul, karena alif lam tesebut lazimah
(tetap) yang tidak dapat dipisahkan.
6. Isim yang diidhafahkan pada salah satu di antara isim ma’rifat
َ ْد ُذ ِكFَا قF ٌع َمFِ أَوْ َواقِ ٌع َموْ ق# “ نَ ِك َرةٌ قَابِ ُل أَلْ ُم َؤثِرًاIsim
Syaikh Ibn Malik menyatakan dalam kitabnya: رF
nakirah menerima alif lam ( )الyang membekas atau isim yang menempati kedudukan isim
yang menerima alif lam ( )الyang telah di sebutkan alif lam”. Maksudnya adalah isim nakirah
itu bisa menerima alif lam ( )الdan setelah kemasukan alif lam tersebut menyebabkan
kema’rifatannya. Contoh ( َر ُج ٌلlaki-laki) menjadi ( ال َّر ُج ُلseorang laki-laki).
Adapun lafaz yang tidak menerima alif lam ( )الtetapi menempati tempatnya lafaz yang bisa
menerima alif lam ()ال, contoh dalam lafadz:
Lafaz-lafaz di atas tidak bisa menerima alif lam ()ال, tetapi makna yang digunakan bisa
menerima alif lam ()ال, oleh karenanya juga termasuk isim nakirah. Sedangkan lafaz yang
dapat menerima alif lam ( )الtetapi tidak menyebabkan kema’rifatannya tidak di sebut isim
nakirah, seperti lafadz ُال َعبَّاس.ْ
D. Perbedaan Isim Nakirah Dan Isim Ma’rifah
Antara isim nakiroh dan isim ma’rifah dapat dibedakan dari segi kalimat dan segi
makna.
1. Segi kalimat
Apabila isim tersebut tidak ada alif lam ( )الmaka dikatakan isim nakiroh (ada
pengecualian sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya), dan apabila terdapat alif
lam ( )الmaka dikatakan isim ma’rifah. Contoh:
Isim Nakirah Isim Ma’rifah
َر ُج ٌل ْال َّر ُج ُل
2. Segi makna
Apabila lafaz isim tersebut memiliki makna yang masih umum atau belum
tentu maka termasuk kepada isim nakiroh, dan apabila lafaz isim tersebut memiliki
makna yang sudah tentu maka termasuk kepada isim ma’rifah. Contoh:
Isim Nakirah Isim Ma’rifah
(buku) ٌِكتَاب (buku kamu) كَ ُِكتَاب
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isim nakiroh ialah isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak menentukan suatu
perkara dan lainnya. Isim nakirah itu bisa menerima alif lam ( )الdan setelah kemasukan alif
lam tersebut menyebabkan kema’rifatannya. Contoh ( َر ُج ٌلlaki-laki) menjadi ( ال َّر ُج ُلseorang
laki-laki).
Isim ma’rifah ialah lafaz yang menunjukkan benda tertentu atau sudah pasti suatu
perkara tersebut. Isim ma’rifat dibagi menjadi enam macam yaitu isim dhamir, isim ‘alam,
isim isyaroh, isim maushul, isim yang kemasukan alif lam ()ال, dan isim yang idhofah.
Antara isim nakiroh dan isim ma’rifah dapat dibedakan dari dua segi, yaitu segi kalimat
dan segi makna. Apabila isim tersebut tidak ada alif lam ( )الmaka dikatakan isim nakiroh
(ada pengecualian sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya), dan apabila terdapat alif lam (
)الmaka dikatakan isim ma’rifah. Apabila lafaz isim tersebut memiliki makna yang masih
umum atau belum tentu maka termasuk kepada isim nakiroh, dan apabila lafaz isim tersebut
memiliki makna yang sudah tentu maka termasuk kepada isim ma’rifah.
Harapan penulis terhadap semua pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi kesempurnaan atau kelengkapan daripada makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya juga para pembaca pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Moch. 2005. Ilmu Nahwu; Terjemahan Al-Jurumiyah dan Imrithy Berikut
Penjelasannya. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Bisyri Musthofa Ar-Rombani. TT. Syarah Nadzom Al-Sarfi Al-Umriti. Kudus: Pustaka
Mathbaah Menara Kudus.
Fahmi, Akrom. 2002. Ilmu Nahwu dan Sharaf 3 (Tata Bahasa Arab). Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Mu’minin, Iman Saiful. 2009. Kamus Ilmu Nahwu dan Sharaf. Jakarta: Amzah.
Muhammad ibn Abdullah ibn Malik Al-Andalusi. TT. Alfiyah ibn Malik Fi Al-Nahw wa
Sharf. Kudus: Pustaka Mathbaah Menara Kudus.