Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ISIM NAKIRAH DAN ISIM MA’RIFAH

Mata Kuliah: Bahasa Arab 1


Dosen: Muhammad Ridwan Fauzi., S.Hum., M.Pd

Disusun Oleh:

 Siti Patimah
 Dina Soraya

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


STAI SYAMSUL ULUM SUKABUMI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Tak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada hari akhir kelak.

Penulisan makalah “ISIM NAKIRAH DAN ISIM MA’RIFAH” bertujuan untuk


memahami tentang pengertian, macam-macam, karakteristik,dan perbedaan Isim Nakirah dan
Isim Ma’rifat.
Selama proses penyusunan makalah, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada:

1. Dosen Pengampu Mata Kuliah Bahasa Arab 1, Bapak Muhammad Ridwan Fauzi.,
S.Hum., M.Pd

2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan

3. Serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, namun
besar harapan kami agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran agar lebih baik
untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi banyak orang.
Aamiin.

Sukabumi, 15 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

ISIM NAKIRAH DAN ISIM MA’RIFAH


KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Isim Nakirah Dan Isim Ma’rifah...........................................................2
B. Macam-macam Isim Ma’rifah.................................................................................3
C. Karakteristik Isim Nakirah......................................................................................3
D. Perbedaan Isim Nakirah Dan Isim Ma’rifah............................................................4
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan..............................................................................................................18
2. Saran........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al Qur’an adalah firmah allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui
malaikat Jibril dengan menggunakan Bahasa arab. Oleh karena Al Qur’an turun di bangsa
arab, maka Al Qur’an juga menggunakan Bahasa tersebut agar dapat dipahami dengan mudah
oleh orang-orang tersebut. Namun, bagi orang-orang ajam (selain arab) mereka perlu belajar
Bahasa arab terlebih dahulu untuk memahami Al Qur’an. Bukan hanya itu saja, Al Qur’an
adalah kitab sastra yang tidak cukup memahaminya hanya menggunakan pengetahuan
menerjemah saja, melainkan perlu pengetahuan badi’, ma’ani, bayan dan sebagainya. Belum
tentu orang arab sendiri mampu memahami Al Qur’an secara detail dengan Bahasa Al Qur’an
yang begitu tinggi sastranya. Apalagi orang-orang selain arab. Untuk itu, diantara cara
memahami Al Qur’an yaitu mengenai kaidah-kaidah Bahasa arab seperti yang akan kami
tuturkan, yaitu mengenai Nakirah dan Ma’rifah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Isim Nakirah Dan Ma’rifah?
2. Sebutkan macam-macam Isim Ma’rifah?
3. Bagaimana karakteristik Isim Nakirah?
4. Apa perbedaan Isim Nakirah Dan Isim Ma’rifah?

C. Tujuan      
Tujuan Penulisan makalah ini adalah untuk memahami pengetahuan mengenai Isim
Nakirah Dan Isim Ma’rifah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Isim Nakirah Dan Isim Ma’rifah

Menurut Moch. Anwar dalam Ilmu Nahwu; Terjemahan Al-Jurumiyah dan Imrithy
Berikut Penjelasannya, isim nakiroh ialah isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak
menentukan suatu perkara dan lainnya. Isim nakiroh atau dalam bahasa Inggris diistilahkan
dengan kata indefinite (belum pasti). Secara sederhana, definisi atau ta’rifnya adalah isim
yang memiliki arti yang bersifat umum atau global.

Pakar nahwu lainnya memndefinisikan isim nakirah sebagai isim yang layak masuk alif
lam (‫)ال‬. Contoh ‫ ٌل‬Fُ‫ َرج‬artinya laki-laki (yang tidak ditentukan siapa laki-laki itu sehingga
masih bersifat umum). Pada kata ‫ ٌل‬F‫ َر ُج‬di atas maknanya masih umum dan masih butuh
penjelasan, oleh karena itu isim nakirah harus diberi alif lam (‫ )ال‬yang bisa mema’rifatkan
(mengkhususkan) isim tersebut.

Menurut Moch. Anwar dalam Ilmu Nahwu; Terjemahan Al-Jurumiyah dan Imrithy
Berikut Penjelasannya, isim ma’rifah ialah lafaz yang menunjukkan benda tertentu. Isim
ma’rifah atau dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan kata definite (pasti). Secara sederhana
definisi atau ta’rifnya adalah isim yang memiliki arti yang bersifat khusus atau spesifik.
Contoh: ‫ َز ْي ٌد‬, kata zaidun menunjukkan orang yang bernama zaid, ‫ ال َّر ُج ُل‬yang berarti seorang
laki-laki.

Dari dua pengertian yang disebutkan diatas, baik seacara etimologi dan terminology
dapatlah disimpulan bahwa isim mar’ifah adalah isim-isim yang menunjukan pada sesuatu
yang tertentu yang dapat dikenal dengan pengenalan yang sempurna. Apa yang dimaksudkan
tersebut sudah terekam dengan baik didalam hati, dan tidak akan tercampurkan dengan hal-
hal yang lain. Sebaliknya, al-nakirah menunjukan kepada sesuatu yang tidak tertentu.
B. Macam-macam Isim Ma’rifah

1. Isim dhamir (kata ganti) ialah lafadz yang menunjukkan pada mutakallim,
mukhathab dan ghaib. Contoh: ,‫ا‬FFَ‫ أَن‬,‫ أَ ْنتُ َّن‬,‫ا‬FF‫ أَ ْنتُ َم‬,‫ت‬
ِ ‫ أَ ْن‬,‫ أَ ْنتُ ْم‬,‫ا‬FF‫ أَ ْنتُ َم‬, َ‫ أَ ْنت‬,‫ ه َُّن‬,‫ هُ َما‬,‫ ِه َي‬,‫ هُ ْم‬,‫ هُ َما‬,‫ه َُو‬
ُ‫نَحْ ن‬
2. Isim ‘alam (nama) ialah isim yang menentukan sesuatu barang yang diberi nama
secara mutlak. Contoh: َ‫اط َمة‬
ِ َ‫ ف‬, ٌ‫َحبِيْب‬
3. Isim isyarah (kata tunjuk) ialah isim yang digunakan untuk sesuatu yang
َ ‫ تِ ْل‬,َ‫ َذالِك‬,
diisyaratkan/ditunjuk. Contoh: ‫ هَ ِذ ِه‬,‫ك هَ َذا‬
4. Isim maushul (kata sambung) ialah isim yang menunjukkan suatu kalimat tertentu
dan membutuhkan jumlah (kalimat). Contoh: ‫ الَّ ِذي‬,‫ الَّتِ ْي‬, َ‫الَّ ِذ ْين‬
5. Isim yang disertai (‫ )ال‬alif lam. Contoh: ‫تَا ُذ‬F ‫ ْاألُ ْس‬,ُ‫رْ أَة‬FF‫ ْال َم‬,ُ‫ ل‬F‫ ْال َّر ُج‬Akan tetapi berbeda
dengan alif lam yang terdapat pada isim maushul, karena alif lam tesebut lazimah
(tetap) yang tidak dapat dipisahkan.
6. Isim yang diidhafahkan pada salah satu di antara isim ma’rifat

C. Karakteristik Isim Nakirah

َ ‫ ْد ُذ ِك‬Fَ‫ا ق‬F‫ ٌع َم‬Fِ‫ أَوْ َواقِ ٌع َموْ ق‬# ‫“ نَ ِك َرةٌ قَابِ ُل أَلْ ُم َؤثِرًا‬Isim
Syaikh Ibn Malik menyatakan dalam kitabnya: ‫ر‬F
nakirah menerima alif lam (‫ )ال‬yang membekas atau isim yang menempati kedudukan isim
yang menerima alif lam (‫ )ال‬yang telah di sebutkan alif lam”. Maksudnya adalah isim nakirah
itu bisa menerima alif lam (‫ )ال‬dan setelah kemasukan alif lam tersebut menyebabkan
kema’rifatannya. Contoh ‫( َر ُج ٌل‬laki-laki) menjadi ‫( ال َّر ُج ُل‬seorang laki-laki).

Adapun lafaz yang tidak menerima alif lam (‫ )ال‬tetapi menempati tempatnya lafaz yang bisa
menerima alif lam (‫)ال‬, contoh dalam lafadz:

a) lafaz ْ‫ ُذو‬yang bermakna ٌ‫صا ِحب‬َ (orang yang memiliki)


ٌ ‫( إِ ْن َس‬orang)
b) lafaz ‫ َم ْن‬istifham atau syarat yang bermakna ‫ان‬
c) lafaz ‫ ما‬istifham atau syarat yang bermakna ‫( َش ْي ٌئ‬sesuatu)

Lafaz-lafaz di atas tidak bisa menerima alif lam (‫)ال‬, tetapi makna yang digunakan bisa
menerima alif lam (‫)ال‬, oleh karenanya juga termasuk isim nakirah. Sedangkan lafaz yang
dapat menerima alif lam (‫ )ال‬tetapi tidak menyebabkan kema’rifatannya tidak di sebut isim
nakirah, seperti lafadz ُ‫ال َعبَّاس‬.ْ
D. Perbedaan Isim Nakirah Dan Isim Ma’rifah

Antara isim nakiroh dan isim ma’rifah dapat dibedakan dari segi kalimat dan segi
makna.

1. Segi kalimat

Apabila isim tersebut tidak ada alif lam (‫ )ال‬maka dikatakan isim nakiroh (ada
pengecualian sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya), dan apabila terdapat alif
lam (‫ )ال‬maka dikatakan isim ma’rifah. Contoh:
Isim Nakirah Isim Ma’rifah
‫َر ُج ٌل‬ ‫ْال َّر ُج ُل‬

2. Segi makna

Apabila lafaz isim tersebut memiliki makna yang masih umum atau belum
tentu maka termasuk kepada isim nakiroh, dan apabila lafaz isim tersebut memiliki
makna yang sudah tentu maka termasuk kepada isim ma’rifah. Contoh:
Isim Nakirah Isim Ma’rifah
(buku) ٌ‫ِكتَاب‬ (buku kamu) ‫ك‬َ ُ‫ِكتَاب‬
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan 

Isim nakiroh ialah isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak menentukan suatu
perkara dan lainnya. Isim nakirah itu bisa menerima alif lam (‫ )ال‬dan setelah kemasukan alif
lam tersebut menyebabkan kema’rifatannya. Contoh ‫( َر ُج ٌل‬laki-laki) menjadi ‫( ال َّر ُج ُل‬seorang
laki-laki).

Isim ma’rifah ialah lafaz yang menunjukkan benda tertentu atau sudah pasti suatu
perkara tersebut. Isim ma’rifat dibagi menjadi enam macam yaitu isim dhamir, isim ‘alam,
isim isyaroh, isim maushul, isim yang kemasukan alif lam (‫)ال‬, dan isim yang idhofah.

Antara isim nakiroh dan isim ma’rifah dapat dibedakan dari dua segi, yaitu segi kalimat
dan segi makna. Apabila isim tersebut tidak ada alif lam (‫ )ال‬maka dikatakan isim nakiroh
(ada pengecualian sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya), dan apabila terdapat alif lam (
‫ )ال‬maka dikatakan isim ma’rifah. Apabila lafaz isim tersebut memiliki makna yang masih
umum atau belum tentu maka termasuk kepada isim nakiroh, dan apabila lafaz isim tersebut
memiliki makna yang sudah tentu maka termasuk kepada isim ma’rifah.

Harapan penulis terhadap semua pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi kesempurnaan atau kelengkapan daripada makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya juga para pembaca pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moch. 2005. Ilmu Nahwu; Terjemahan Al-Jurumiyah dan Imrithy Berikut
Penjelasannya. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Bisyri Musthofa Ar-Rombani. TT. Syarah Nadzom Al-Sarfi Al-Umriti. Kudus: Pustaka
Mathbaah Menara Kudus.
Fahmi, Akrom. 2002. Ilmu Nahwu dan Sharaf 3 (Tata Bahasa Arab). Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Mu’minin, Iman Saiful. 2009. Kamus Ilmu Nahwu dan Sharaf. Jakarta: Amzah.
Muhammad ibn Abdullah ibn Malik Al-Andalusi. TT. Alfiyah ibn Malik Fi Al-Nahw wa
Sharf. Kudus: Pustaka Mathbaah Menara Kudus.

  

Anda mungkin juga menyukai