Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH : bahasa arab

FIIL SHAHIH DAN


FIIL MUT’AL

OLEH

RISMAYANTI. S 19.62202.046

PRODI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
TAHUN AJARAN 2019

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia –Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengn baik.

Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari
berbagai pihak, kami telah berusaha untuk  dapat memberikan yang terbaik dan
sesuai dengan harapan, walaupun didalam pembuatannya kami menghadapi
kesulitan, karena keterbasan ilmu  pengetahuan dan  keterampilan yang kami
miliki.

Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing bahasa arab. Dan juga kepada teman –teman
yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada kami. Kami menyadari 
bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan,oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan agar dapat
menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pihak yang
berkepentingan.

ii
DAFTAR ISI
Sampul..............................................................................................................i
Kata pengantar................................................................................................ii
Daftar isi.........................................................................................................iii
Bab I : Pendahuluan
A. Latar belakang......................................................................................1
B. Rusmusan masalah...............................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
Bab II :Pembahasan
A. Fiil shahih.............................................................................................2
B. Fiil mut’al.............................................................................................6
Bab III: Penutup
A. Kesimpulan.........................................................................................11
B. Saran...................................................................................................11
Daftar pustaka................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Arab memegang peranan penting dalam peradaban dan


perkembangan Islam karena merupakan bahasa Al-Qur’an dan mengingat
banyaknya ilmuwan Islam yang menulis karyanya dengan bahasa Arab. Hal
tersebut secara tidak langsung menuntut kita untuk mempelajari dan mendalami
bahasa Arab, ditambah lagi dengan sangat berkembangnya bahasa Arab saat ini
yang menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa Internasional. Bahkan
sudah banyak sekolah-sekolah yang menjadikan bahasa Arab sebagai pelajaran
wajib dalam kurikulumnya.

Dalam bahasa Arab, tidak bisa dielakkan lagi bahwa qawaid memegang
peranan sangat penting didalamnya.Terutama nahu dan sharaf. Karena qawaid
menentukan bagaimana cara kita memahami bahasa tersebut dan membuat orang
lain paham dengan apa yang kita ucapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu fiil shahih dan apa saja pembagiannya
2. Apa itu fiil mut’al dan apa saja pembagiannya

C. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan agar dapat lebih mudah memahami


Bahasa Arab dengan mempelajari ilmu sharaf yang merupakan salah satu inti
dalam bahasa Arab.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fi’il Shahih (‫)الفعل الصحيح والفعل المعتل‬

‫هوماكانت حروفه األصول صحيحة و ليست بحروف علة و هي األلف والواو والياء‬

“Fi’il shahih adalah fi’il yang huruf aslinya shahih dan bukan huruf ilat (alif, waw
dan ya).”

Fi'il shahih adalah fi'il yang terbentuk dari huruf-huruf asli (tanpa ada
huruf tambahan) dan shohih (tidak terdapat huruf illah). sedangkan huruf illah
adalah huruf wawu (‫)و‬, huruf ya (‫)ي‬, dan alif (‫)ا‬. Karena fi'il ini bersih dari huruf
illat dan huruf-huruf tambahan, sehingga fi'il ini disebut juga dengan fi'il shohih,
artinya fi'il ini terhindar dari huruf penyakit (huruf illat) dan huruf tamabahan
yang kemudian menjadikan arti yang baru.

Contoh : ‫علم‬ ,‫فتح‬ ,‫قرأ‬ ,‫كتب‬

Pembagian Fi’il Shahih


Fi’il shahih terbagi menjadi tiga, yaitu :

1) Salim (‫)سالم‬

‫وهو ما لم يكن أحد أحرفه األصلية أحرفا صحيحة‬

Yaitu fi’il yang huruf aslinya bukan huruf shahih.

Atau Fi'il yang huruf-hurufnya asli dan tidak terdapat huruf illat (huruf
wawu " ‫"و‬, huruf ya " ‫"ي‬, dan alif " ‫)"ا‬, tidak ada huruf hamzah (‫)أ‬, maupun tidak
terdapat huruf mudlo'af (salah satu hurufnya diulangi, atau ditulis dua kali, misal
‫) َم َّد‬.

2
Contoh : 

َ ‫ َكت‬  
 ‫َب‬ : menulis

َ ‫ َذه‬ 
 ‫َب‬ : pergi

 ‫سلِ َم‬
َ   : selamat

 ‫ب‬
َ ‫ض َر‬
َ   : memukul

 ‫ش َك َر‬
َ   : bersyukur

 ‫ َح ِم َد‬  : memuji

 ‫ع ِم َل‬
َ   : beramal

 ‫علِ َم‬
َ   : berilmu/mengetahui

َ َ‫ن‬ 
 ‫ص َر‬ : menolong

 ‫فَت ََح‬  : membuka

َ َ‫ َجل‬ 
 ‫س‬ : duduk

Hukum fiil salim:

a. Tidak dihazafkan apapun ketika menghubungi dhamir atau ta taknis


b. Tidak dihazafkan apapun ketika mentasrifkannya ke musytaqnya.
c. Disukunkan huruf akhirnya apabila dihubungi oelh dhamir rafa’ yang
berharkat. Contohnya : ‫كتبت‬
d. Difathahkan huruf akhirnya beserta alif mutsanna, didhammahkan beserta
waw jamak dan dikasrahkan beserta ya mukhatabah. Ini adalah harkat
yang munasabah. Contohnya : ‫تنصرين‬ ,‫نصروا‬ ,‫نصرا‬

3
2) Mahmuz

‫وهو ما كان احد حروفه االصول همزة‬

Yaitu fiil yang salah satu huruf aslinya adalah huruf hamzah.

Contoh : ‫سأل‬ ,‫قرأ‬ ,‫أخذ‬

Hukum mahmuz :

a. Hukum mahmuz ketika dihubungi dhamir sebagaimana hukum fiil salim.


b. Dihazafkan hamzah pada fiil amarnya untuk meringankan,
contohnya : ‫سل‬ ,‫كل‬ ,‫خذ‬
c. Dihazafkan hamzah (‫ارى‬ ) yang terjadi pada ‘ain fiil yang asalnya (‫ارأى‬ )
pada madhi, mudhari’ dan amarnya serta musytaqnya. Menjadi :  ,‫نرى‬ ,‫ارى‬
‫أر‬ 

3) Mudha’af

‫وهو في الثالثي ما كانت عينه والمه من جنس واحد‬

Yaitu fiil yang pada tsulatsinya huruf ain dan lam fiilnya sejenis.

Mudhaa’af ada dua macam:


 Mudhaa’af Tsulatsy : kata yang huruf ‘ain dan lam fi’il nya huruf sejenis
َ   dan ‫فَ َّر‬.
contohnya banyak sekali diantaranya:  َّ‫شد‬
 Mudhaa’af Ruba’iy : Kata yang huruf fa fi’il dan lam fi’il pertamanya
sejenis dan huruf ‘ain fi’il dan lam fi’il keduanya  sejenis.  Contohnya   ‫َد ْم َد َم‬
‫ َز ْل َز َل‬ ,  , dan ‫س‬
َ ‫س َو‬
ْ ‫و‬ .
َ

4
Hukum mudha’af :
a. Fiil madhi
 Wajib mengidghamkannya apabila dihubungi oleh dhamir rafa’ yang sukun
 Wajib menguraikan idgham apabila dihubungi oleh dhamir rafa’ yang
berharkat.
 Jika ‘ain fiilnya kasrah dan bersandar kepada dhamir yang berharkat, maka
boleh dalam tiga bentuk, yaitu:
 Menyesuaikan kaidah terdahulu, yaitu wajib menguraikan idgham,
contoh : ‫ظللت‬
 Menghazafkan ‘ain fiilnya dan fa fiilnya tetap kasrah, contoh : ‫ظلت‬
 Menghazafkan ‘ain fiil dan memindahkan kasrahnya kepada fa fiil,
contoh : ‫ِظلت‬
b. Fiil mudhari’
 Wajib mengidghamkan apabila dimasuki oleh dhamir rafa’ yang sakin,
contoh : ‫تمدين‬ ,‫يمدون‬ ,‫يمدان‬
 Wajib menguraikan idgham apabila dimasuki oleh dhamir rafa’ yang
berharkat, contoh : ‫يمددن‬
 Boleh mengidghamkan dan menguraikan nya apabila fiil tersebut
dijazamkan dan dimasuki oleh isim zhahir atau dhamir mustatir.
Contoh : ‫لم يش َّد و لم يشدد‬
c. Fiil amar
 Wajib mengidghamkan apabila dimasuki oleh dhamir yang sakin.
Contoh : ‫مدي‬ ,‫مدوا‬ ,‫مدا‬
 Wajib menguraikan idgham apabila dimasuki oleh dhamir yang berharkat.
Contoh : ‫امددن‬
 Boleh mengidghamkan dan menguraikannya apabila dimasuki oleh dhamir
mustatir. Contoh : ]1[.‫خفّ اخفف‬ ,‫م َّد امدد‬

5
B. Fi’il Mu’tal ‫)الفعل المعتل‬

‫االصول شيء من حروف العلة‬

“Fi’il mu’tal adalah fiil yang huruf aslinya termasuk huruf ilat.”

Kata kerja yang salah satu huruf aslinya berupa huruf illah (‫ ي‬،‫و‬، atau ‫)ا‬, contoh: 
‫ َو َع َد‬---> fa' fi'ilnya berupa huruf illah, yaitu ‫َو‬
‫ َر َمى‬---> lam fi'ilnya berupa huruf illah, yaitu ‫ي‬
َ
‫ بَا َع‬---> 'ain fi'ilnya berupa huruf illah, yaitu ‫ا‬

Pembagian fiil mu’tal

Fiil mu’tal terbagi menjadi :

1) Mitsal

‫هوما كانت فاؤه حرف علة‬

Yaitu fiil yang fa fiilnya adalah huruf ilat.

Contoh : ‫ورث‬ ,‫وعد‬

Hukum mitsal :

a. Fiil madhi

Hukum fiil madhi yang mitsal sama dengan hukum fiil salim.

b. Fiil mudhari’ dan amar


 Hukum fiil mitsal ya seperti fiil salim.
 Hukum fiil mitsal waw adalah wajib menghazafkan waw dengan dua
syarat :
 Madhinya itu tsulasi mujarrad

6
 ‘Ain fiil pada mudhari’nya kasrah.

            Contoh : ‫وعد يعد‬ ,‫وثق يثق‬

2) Ajwaf

‫هو ما كانت عينه حرف علة‬

Fiil yang ‘ain fiilnya adalah huruf ilat

Contoh :  ‫باع‬ ,‫كان‬

Hukum ajwaf :

 Wajib menghazafkan ‘ain fiilnya fiil madhinya dimasuki oleh dhamir rafa’
yang berharkat karena bertemu dua yang sakin.
 Wajib kasrah fa fiilnya jika sewazan dengan ‫فَ ِع َل‬  bila dimasuki oleh dhamir
rafa’ yang berharkat. Contohnya : ‫هبت‬ ,‫خفت‬
 Wajib dhammah fa fiilnya yang huruf waw jika sewazan dengan ‫فَ ُع َل‬, contoh
: ‫طبت‬ ,‫صمت‬
 Wajib mengkasrahkan fa fiilnya yang huruf ya jika sewazan dengan ‫ف َعل‬,
contoh : ‫طبت‬ ,‫بعت‬
 Wajib mendhammahkan fa fiilnya jika sewazan dengan ‫ف ُعل‬, contoh : ‫طلت‬
 Wajib menukar huruf ilat dari fiil jika sewazan dengan  ‫انفعل و افتعل‬  menjadi
alif karena harkatnya dan fathah huruf sebelumnya. Contoh : ‫اختار‬ ,‫انقاد ينقاد‬
‫يختار‬
 Wajib memindahkan harkat huruf ilat ke huruf sebelumnya pada fiil
mudhari’ tsulasi seperti ‫ض}}رب‬ ,‫نص}}ر‬ , contoh : ‫ يَ ْق } ُو ُل‬ menjadi ‫}و ُل‬
ْ }ُ‫يق‬, dan ‫يَ ْبيِ ُع‬
menjadi ‫يبيع‬

7
 Wajib memindahkan harkat huruf ilat ke huruf sebelumnya menjadi alif
pada fiil mudhari’ yang tsulasi seperti ‫علم يعلم‬ dan mudhari’ yang wawi
ْ
seperti ‫افعل واستفعل‬, contoh :  ُ‫يخ َوف‬ menjadi ‫يخوف‬ .
 Dihazafkan ain fiil mudhari’nya jika dimasuki dhamir yang berharkat, ini
termasuk yang wajib I’lal. Contoh : ‫يقلن و يرعن‬ .

3) Naqish

‫وهو ما كانت الم فعله حرف علة‬

Fiil yang lam fiilnya adalah huruf ilat.

Dikatakan fiil yang naqish karena kurangnya lam fiilnya dari huruf
shahih atau dari harkat.

Hukum fiil naqish :

 Huruf waw atau ya ditukar menjadi alif apabila berharkat dan difathahkan
huruf sebelumnya. Contohnya :  ‫غزا و رمى‬ yang asalnya adalah ‫غزو و رمي‬
 Pada fiil madhi tsulatsi mazid, lam fiilnya diganti menjadi waw atau ya
menjadi alif, contohnya : ‫أعطى‬ asalnya adalah ‫أعطو‬, huruf waw diganti
menjadi ya, lalu ya diganti menjadi alif karena harkatnya dan difathahkan
huruf sebelumnya.
 Jika fiil naqis itu adalah fiil madhi yang tsulasi mujarrad dan ain fiilnya di
dommahkan serta lam fiilnya adalah waw maka tetap keadannya,
contoh: ‫س ُر َو‬
َ
 Apabila fiil naqis itu adalah fiil madhi yang tsulasi mujarrad dan ain fiilnya
di dommahkan serta lam fiilnya itu adalah ya, maka huruf ya itu ditukar
menjadi waw, karena terletak setelah dommah contohnya : ‫نَ ُه َو‬
 Apabila fiil naqis itu adalah fiil madhi yang tsulatsi mujarrad dan ain
fiilnya di kasrohkan dan lam fiilnya huruf ya,maka tetap keadaanya
contohnya :  ‫بَقِ َي‬

8
 Apabila fiil naqis itu adalah fiil madhi yang tsulatsi mujarrad dan ain
fiilnya dikasrohkan dan lam fiilnya adalah huruf waw,ditukar menjadi ya
karena terletak setelah harkat kasroh contohnya : ‫ض َي‬
ِ ‫َر‬
 Apabila fiil naqis itu adalah fiil madhi yang tsulatsi mujarrad dan ain
fiilnya itu difathahkan, maka ditukar lam fiilnya menjadi alif baik asalnya
adalah waw atau ya dan itu karena harkat keduanya dan fathah huruf
sebelum keduanya, contoh : ‫س َما و َر َمى‬
َ
 Apabila fiil naqis itu adalah fiil madhi yang bukan tsulatsi, maka ditukar
lam fiilnya menjadi alif karena asal harkat sebelumnya adalah fathah,
contoh : ‫نَادَى واهتَدَى‬
 Apabila fiil naqis itu adalah fiil mudhari’ tsulatsi yang wawi dan harkat
sebelum akhirnya adalah dhammah, maka lam fiilnya menjadi waw,
contohnya : ‫س ُرو يَ ْدعُو‬
ْ َ‫ي‬
 Apabila fiil naqis itu adalah fiil mudhari’ tsulatsi yang ya-i atau ruba’I dan
harkat sebelum akhirnya adalah kasrah, maka lam fiilnya menjadi ya,
contohnya :‫َي ْر ِمي و يُ ْع ِطي‬
 Apabila fiil naqis itu adalah mudhari’ tsulasi dari bab alima dan fataha atau
fiil mudhari’ yang khamis : ‫ضي و يَتَ َز ّكى‬
ِ ‫يَ ْر‬

4) Lafif

‫وهو ما كان فيه حرفان من أحرف العلة أصليّان‬

Yaitu fiil yang didalamnya terdapat dua huruf ilat yang termasuk huruf
aslinya.
Lafif juga terbagi 2, yaitu :

 Lafif Maqrun :  adalah ketika huruf illahnya tidak ada pemisah (fiil yang


‘ain dan lam fiilnya huruf ilat). Contohnya : ‫روى‬ .

9
 Lafif Mafruq : adalah ketika ada pemisah diantara dua huruf illah  (fiil
yang fa dan lam fiilnya huruf ilat. Dikatakan lafif mafruq karena
berkumpul dua buah huruf ilat dengan adanya pembatas antara
keduanya) .Contohnya : ‫وقى‬

 Mu’tal fa dan ‘ain,, yaitu fiil yang fa dan ‘ain fiilnya huruf ilat, seperti ‫يين‬
 Mu’tal fa,’ain dan lam.Yaitu fiil yang fa, ‘ain dan lam fiilnya merupakan
huruf ilat. Juga dikatakan mu’tal majmu’.Contohnya : ‫ي}}}اء‬ ,‫واو‬. Asalnya
adalah ‫ووو‬, lalu ditukar ‘ain fiilnya menjadi alif karena tidak boleh berkumpul
2 buah huruf ilat yang berharkat dalam satu kata. Begitu juga dengan ‫ياء‬ yang
aslinya adalah ‫ي}}يي‬, ‘ain fiilnya diganti menjadi alif dan huruf ya terakhir
diganti menjadi hamzah karena ringan membacanya.

Tidak ada fi’il yang diambil dari mashdar namun ada sebagian fi’il yang
diambil dari isim jamid. Contohnya ُ‫يا َ َو َم}}}} ه‬ dari ‫او َمة‬
َ َ‫ال ُمي‬ dan ‫تَ َويَّ َل‬ jika orang
berkata:” ‫و ْيلِ ْي‬.
َ

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu sharaf merupakan ilmu yang mempelajari tentang perubahan
ditengah kata dalam bahasa Arab. Dalam kata di bahasa Arab,terdapat huruf-huruf
yang menyusunnya sehingga menjadi sebuah kata yang bermakna. Huruf-huruf
tersebut ada yang dinamakan huruf shahih dan huruf ‘ilat.Huruf shahih
merupakan huruf yang tidak menyebabkan sulitnya atau beratnya dalam membaca
kata bahasa Arab, sedangkan huruf ‘ilat merupakan huruf yang dapat membuat
kata tersebut menjadi kurang sempurna dari segi tulisan maupun bacaan sehingga
dapat membuatnya berbeda dari kaidah asalnya.
Dalam hal ini, fi’il terbagi menjadi fi’il shahih dan mu’tal. Kedua fi’il
tersebut juga mempunyai pembagian tersendiri dilihat dari huruf-huruf yang
menyusunnya. Fi’il-fi’il tersebut memiliki kaidah-kaidah yang mempunyai
ketentuan masing-masing sesuai dengan pengucapan orang Arab.

B. Saran
Kita sebagai umat muslim selayaknya berbangga dengan mempelajari
bahasa Arab dengan keindahan makna dan susunan katanya. Oleh karena itu,
sebagai salah satu inti dari bahasa Arab itu sendiri, kita juga harus mempelajari
ilmu sharaf agar mampu memahami bahasa Arab tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

AH. Akroni Fahmi, Ilmu Nahwu dan Sharaf, (Jakarta; PT. RajaGrafindo Persada),


1995, h. 9.
Akroni Fahmi AH, Ilmu Nahwu dan Sharaf, Jakarta; PT. RajaGrafindo Persada,
1995.
Moch. Anwar K.H, Ilmu Nahwu,Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995.
Marlina, Fi’il Shahih dan Mu’tal, http://marlinara.blogspot.com/2013/04/fiil-
shahih-dan-mutal.html.
http://wardahcheche.blogspot.com/2014/04/fiil-shahih-dan-mutal.html
http://arabunaa.blogspot.com/2019/02/fiil-shohih-dan-fiil-mutal-beserta.html
https://fatahillahabdurrahman.wordpress.com/2018/02/16/fiil-shahih-dan-mutal/
Kitab "Jami'uddurus Al-Arobiyyah"
K.H. Moch. Anwar, Ilmu Nahwu,(Bandung: Sinar Baru Algensindo), 1995, h. 10.
marlina,http://marlinara.blogspot.com/2013/04/fiil-shahih-dan-mutal.html, diakses
pada hari Selasa, 17 September 2013, jam 14:00 Wita.

12

Anda mungkin juga menyukai