Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BAHASA ARAB
ISTIFHAM

(Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Arab)
Dosen Pengampu :
Dr. L. Sholehudin, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 12

RENI FARSELA
NPM : 1611060156
Kelas : C
Semester : 3

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUN 2017 / 2018

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT karena berkat rahmat, bantuan,
serta petunjuknyalah kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Statistik Pendidikan ini
dengan tepat waktu. Dimana makalah ini di buat untuk keperluan pembelajaran pada mata
kuliah Bahasa Arab..

Adapun sedikit penjelasan dari makalah yang kami buat ini yakni, makalah ini
membahas mengenai Istifham. Di dalam makafham lah ini dibahas antara lain mengenai
pengertian beserta makna isti. Di sini, kami mencoba menjelaskan secara rinci mengenai hal-
hal tersebut, supaya isi dari makalah ini mudah di pahami oleh para pembaca dan khususnya
kami sendiri.

Akhirnya, tak ada gading yang tak retak. Begitupun makalah ini, mungkin jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, kami akan berusaha untuk selalu menyajikan yang lebih baik
dikemudian hari. Kami pun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta
untuk kami sendiri sebagai penulis khususnya.

Demikianlah, jika ada hal yang salah kami mohon maaf, kepada ALLAH kami mohon
ampun.

Wassalamualaikum. Wr.Wb

Bandar Lampung, September 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Istifham............................................................................................. 2
B. Adawatul Istifham .............................................................................................. 2
C. Makna Istifham................................................................................................... 5
D. Pembagian istifham ............................................................................................ 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................................ 9
B. Saran .................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Komunikasi dengan 1esame makhluk hidup adalah hala yang sangat diperlukan untuk
menjalin hubungan yang harmonis. Hal ini sejalan dengan manusia sebagai makhluk
sosial yang harus berkontak dengan yang lain untuk bisa bertahan hidup. Komunikasi
sebagai alat dalam penyampaian maksud. Komunikasi juga sebagai alat memperlancar
kegiatan seperti berdagang, bekerja dll.

Komunikasi adalah hal yang mutlak dalam bersosial. Namun terkadang dalam
komunikasi itu muncul ungkapan-ungkapan yang berisi tentang pertanyaan. Ternyata
tidak hanya di dalam komunikasi sehari-hari saja terdapat ungkapan-ungkapan ini, di
dalam al-Quranpun terdapat kata-kata seperti itu. Kata atau ungkapan itu lebih di kenal
dengan sebutan lafadz istifham. Lafadz istifham ini tidak hanya mempunyai satu makna
tetapi berbeda-beda, begitu pula dengan macam-macamnya.

2. Rumusan Masalah
Secara garis besar pembuatan makalah ini akan membahas tentang:
1. Apa yang dimaksud Istifham?
2. Apa yang dimaksud Adawatul Istifham?
3. Makna Istifham?
4. Pembagian istifham?

3. Tujuan Penulis
1. Mengerti yang dimaksud Istifham
2. Mengerti yang Adawatul Istifham?
3. Tahu apa itu makna Istifham?
4. Mengerti pembagian istifham?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Istifham
Istifham berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata istafhama yang berarti istaudhaha.
Akar katanya adalah fahima yang berarti faham, mengerti, jelas. Akar kata ini mendapat
tambahan alif, sin, dan ta di awal kata yang salah satu fungsinya adalah untuk meminta.
Dengan demikian ia berarti permintaan penjelasan (thalabul fahmi). Adapun pengertian
istifham secara istilah adalah sebagai berikut; Al Zarkasi dalam bukunya Al Burhan fi
Ulumil Quran menjelaskan bahwa istifham ialah mencari pemahaman tentang suatu hal
yang tidak diketahui.

Dalam Al Mujam Al Mufashshal disebutkan bahwa istifham ialah mencari pemahaman


tentang hakekat, nama, jumlah serta sifat dari suatu hal. Dalam kitab Al Balaghatul
Wadhihah istifham didefinisikan : mencari pengetahuan tentang segala sesuatu yang
sebelumnya tidak diketahui. Istifham dengan berbagai maknanya, memiliki satu maksud
pokok yaitu mencari pemahaman tentang suatu hal, seperti diungkapkan pengarang kitab
Al Itqan fi Ulumil Quran.

B. Adawatul Istifham
Kata tanya atau Adawatul Istifham ini dalam pembagiannya dibagi menjadi 2.[2]
Pertama, huruf Istifham yaitu berupa hamzah dan hal yang kedua-duanya mempunyai arti
apakah. Kedua, yaitu isim istifham dimana adawatul istifham ini terdiri dari selain yang
telah disebutkan. Isim istifham ini terdiri dari ma (apa), man (siapa), kaifa (bagaimana),
mata (kapan), ayyana (bilamana), anna (dari mana), kam (berapa), aina (dimana), dan
ayyu (apa,siapa).
Yang pertama adalah huruf istifham, ini ada dua.
Huruf hamzah (apakah)
Adawatul istifham ini dipakai untuk menanyakan tentang hal apa atau siapa yang
jawabannya memerlukan ya atau tidak. Misalnya :






Artinya: Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah
yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan
2
selain Allah? (Isa) menjawab, Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa
yang bukan hakku.(QS. 5 : 116)
Lafadz hal (apakah)
Aawatul istifham ini dipakai untuk konfirmasi yang hanya memerlukan jawaban ya
atau tidak. Misalnya :




Artinya: Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu
belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?. (QS. 76 : 1)

No 3 dan selanjutnya ini adalah isim Istifham


Lafadz ma (apa)
Adawatul istifham ini dipakai untuk menanyakan sesuatu yang tidak berakal.
Misalnya :



Artinya: Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?. Mereka
menjawab, Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang me-laksanakan salat.
(QS. 74 : 42-43)
Lafadz man (siapa)
Adawatul Istifham ini dipakai untuk menanyakan tentang mahkluk yang berakal.
Misalnya :







Artinya: Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah
melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan
(rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (QS. 2 : 245)
Lafadz mata (kapan)
Adawatul istifham ini dipakai untuk menanyakan waktu, waktu ini bisa lampau atau
yang akan datang. Misalnya :







Artinya: Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum
datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum
kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai
cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata,

3
Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah
itu dekat. (QS. 2: 214)
Lafadz ayyana (bilamana)
Adawatul istifham ini dipakai untuk menanyakan sesuatu berkenaan dengan waktu
mendatang. Misalnya :


Dia bertanya, Kapankah hari Kiamat itu? (QS. 75 : 6)
Lafadz kaifa (bagaimana)
Adawatul Istifham ini dipakai untuk menanyakan keadaan sesuatu. Misalnya :



Artinya: Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah
dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah
kamu?. (QS. 3 : 101)
Lafadz anna (dari mana)
Adawatul Istifham ini dipakai untuk menanyakan asal-usul. Misalnya :



Artinya: Dia (Zakaria) berkata, Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mempunyai anak,
padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah
mencapai usia yang sangat tua?. (QS. 19 : 8 )
Lafadz kam (berapa)
Adawatul Istifham ini dipakai untuk menanyakan jumlah atau bilangan. Misalnya :








Artinya: Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-
bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata,
Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur? Lalu Allah
mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya
(menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, Berapa lama engkau tinggal (di
sini)? Dia (orang itu) menjawab, Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.
Allah berfirman, Tidak! Engkau telah tinggal seratus tahun. Lihatlah makanan dan
minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi
tulang belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi
manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya
4
kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging. Maka ketika telah nyata
baginya, dia pun berkata, Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala
sesuatu.. (QS. 2 : 259).
Lafadz aina (dimana)
Adawatul Istifham ini dipakai untuk menanyakan tempat. Misalnya :

maka ke manakah kamu akan pergi?. (QS. 81 : 26).
Lafadz ayyu (apa,siapa)
Adawatul Istifham ini dipakai untuk menanyakan apa atau siapa. Misalnya :


..
Artinya: Manakah dari kedua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan
(dari malapetaka), jika kamu mengetahui?(QS. 6 : 81 ).

C. Makna Istifham
Lafadz istifham itu mempunyai berbagai makna, sebagaimana telah di contohkan di atas.
Di antara para ahli berpendapat bahwa istifham yang terapat dalam Al-Quran
memberikan bahwa mukhatab (lawan bicara) sesungguhnya mengetahui apa yang di
tetapkan dan apa yang di nafikan, seperti dalam QS. 4 : 87 dan QS. 76 : 1.




Artinya : Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada
hari Kiamat yang tidak diragukan terjadinya. Siapakah yang lebih benar perkataan(nya)
daripada Allah?




Artinya: Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu
belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
Ayat-ayat diatas adalah sebuah pertanyaan yang tujuannya adalah mengingatkan
makhlukNya tentang apa yang telah mereka ketahui.[3]
Terkadang istifham sendiri keluar dari polanya sendiri dan mengandung dua makna
sekaligu, Yakni inkar dan taqrir. Seperti dalam Surat Al-Anam : 81





Artinya: Bagaimana aku takut kepada apa yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal
kamu tidak takut dengan apa yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan kepadamu
untuk mempersekutukan-Nya. Manakah dari kedua golongan itu yang lebih berhak mendapat
5
keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?
Di sisi yang lain orang-orang kafir tidak berhak mendapat jaminan keamanan, dan disisi lain
orang-orang yang beriman berhak mendapat jaminan keamanan.[4]
Dari sedikit penjelasan di atas tentang istifham, kita mengetahui bahwa Istifham atau kata
tanya ini tidak selalu perlu untuk di jawab. Adakalanya kata tanya itu sebagai bentuk
pengingat dari Alloh swt kepaa makhluknya yang lalai.

D. Pembagian istifham
Pembagian istifham secara umum dibagi dua yaitu istifham yang bermakna khabar dan
istifham bermakna insya[5]
Istifham bermakna al-khabar, ada dua
Istifham al-inkari yaitu :
apabila ada huruf nafyi yang jatuh setelah huruf istiham. contohnya QS. Al-Ahqaf: 35

Terjemahannya: Maka tidak ada yang dibinasakan kecuali orang-orang fasik
atau diatafkan dengan kalimat yang dinafikan, contoh QS. Al-Rum: 29



Terjemahan: Maka siapakah yang member petunjuk terhadaporang-orang yang telah
disesatkan oleh Allah, dan tidak ada seseorangpun yang menjadi penolong buat mereka

Istifham al-taqriri: yaitu suatu pernyataan yang membawa seseorang kepada suatu kepastian.
contoh, QS. Al-Fajr: 5


Terjemahan: Adakah pada demikian itu terdapat sumpah bagi orang-orang berakal
Ada beberapa macam istifham al-taqriri
1. Sekedar penguat atau penetapan
2. Ungkapan kepastian yang mengandung kesombongan. Contoh QS. Al-Zukhruf, 51




Terjemahannya: Firaun berseru kepada kaumnya dan berkata: wahai kaumku bukankah aku
yang memiliki kerajaan mesir, dan sungai-sungai yang mengalir dibawahku, apakah kamu
tidakmelihat
3. Mengandung celaan. contoh, QS: al-Nasa: 97

6
Terjemahan: Mereka berkata bukankah bumi allah itu luas maka berhijralah
4. Mengandung Itab (teguran). Contohnya, QS. Al-hadid, 16



Terjemahannya: Belum tibakah waktunya orang-orang beriman untuk secara khusyu
mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diturunkan kepada mereka
5. Al-Tabkit (celaan). Contoh. QS Al-Maidah, 116





Allah berkata wahai Isa bin Maryam apakah kamu berkata kepada manusia jadikan saya dan
ibuku tuhan selain Allah
6. Al-Taswiyah yaitu ayat yang dimulai dengan lafaz , contoh,QS: Yasin, 10


Terjemahan: Sama saja buat mereka apakah kamau memberikan peringatan atau
tidak meraka tidak akan beriman.
7. Al-Tazim (pengagungan), contoh. QS. Al-Baqarah, 255

Terjemahan: Siapakah yang bias membeikan syafaat disisnya tanpa izin Allah
8. Al-Tahwil (mengintimidasi, menakut-nakuti), contoh, QS: Al-Haqqah, 1-3
, ,
Terjemahan: Hari kiamat ,apakah hari kiamat itu, tahukah kamu apakah hari kiamat itu
9. Al-Tashil dan Takhfif (memudahkan,meringankan). contoh, QS. Al-Nisa, 39



Terjemahan: Dan kenapa bagi mereka jika mereka beriman kepada Allah swt dan
hari kemudian dan menginfakkan sebagian rezki yang telah diberikan Allah kepadanya
2. Istifham bermakna al-Insya, ada beberapa macam:
a. Al-Amr bermakna perintah, contoh QS. Al-Nur, 22


Terjemahan: Apakah kamu tidak suka Allah mengampuni kamu
b. Al-Nahy bermakna larangan
Contoh, QS. Al-Infitar: 6


Terjemahannya: Wahai manusia apakah yang telah memperdaya kamu (sehingga berbuat
durhaka) terhadap tuhanmu yang mulia
c. Al-tahzr (peringatan)
Contoh, QS. Al- Mursalat,16
7

Terjemahannya: Bukankah kami telah membinasakan orang-orang terdahulu
d. Al-Tazkir (pengingat)
Contoh, QS. Yusuf, 89


Terjemahannya: Tusuf berkata: Tahukah kamu apa yang telah kamu perbuat terhadap Yusuf
dan saudaranya, karena kamu tidak menyadari akibat dari perbuatanmu
e. Al-Tanbih
Contoh,QS. Al-Fil: 1


Terjemahannya: Tidakkah engkau perhatikan bagaiman Allah membinasakan pasukan
bergajah
f. Al-Targib
Contoh,QS. Al-Saf: 10

Terjemahannya: Wahai orang-orang beriman maukah kamu saya tunjukkan sesuatu


perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih
g. Al-Tamanni (pengharapan)
Contoh, QS. Al-Aaraf:53


Terjemahannya: Maka apakah ada pemberi syafaat bagi kami yang akan memberi
pertolongan kepada kami
h. Al-Istibta
Contoh, QS. Al-Baqarah: 214




Terjemahannya: Rasul beserta orang orang beriman yang bersamanya bertanya kapan
datang pertolongan Allah, ketahuilah bahwa pertolongan Allah sudah dekat.

8
BAB III
PENUTUP

C. Kesimpulan
Kata tanya atau dalam bahasa arab disebut Istifham merupakan ulumul Quran yang sangat
menarik untuk di kaji. Di dalam istifham ini terdapat bermacam-macam kalimah dan tentunya
berbeda-beda pula maknanya. Istifham dalam keberadaannya dalam al-Quran adalah sebagai
pengingat bagi mereka orang-orang yang lalai atas perintahNya. Namun kadang-kadang
lafadz istifham ini keluar dari polanya yang biasa. Istifham sendiri adalah kata tanya yang
tidak selalu harus di jawab. Ada pula istifham yang keberadaannya hanya untuk pengingat
berita.

D. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, apabila ada kata atau penyampaian dari saya kurang
pas saya mohon kritik dan sarannya, karena itu bisa menjadi koreksi bagi saya dan semoga
makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Amin .

9
DAFTAR PUSTAKA

Chirzin, Muhammad. Al Quran dan Ulumul Quran, (Yogyakarta:PT. Dana Bhakti Prima
Yasa) 1998
Al-Zarkasyi, al-Burhan fi Ulum al-Quran
http://sanadthkhusus.blogspot.com/2011/06/al-ziyadah-dalam-al-al-quran.html.
Istifham dalam Al-Quran, diposkan pada hari Minggu, 26 Juni 2011

10

Anda mungkin juga menyukai