DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
Kelompok VII
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hanya-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang pengertian isim,ciri-ciri dan
pembagiannya yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini memuat tentang “Isim di tinjau dari aspek jenisnya” dan sengaja dipilih
karena lebih mudah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan
kritikannya.Terima kasih
I. PENDAHULUAN
Segala puji milik Allah pencipta semesta alam. Sholawat serta salam mengusur deras kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat dan umatnya.
Bahasa Arab merupakan bahasa Al Qur’an dan Hadist Nabi, maka untuk mengkaji
keduanya itu dibutuhkan seperangkat alat atau sarana agar tidak salah dalam membaca dan
memahami teks Arab yang belum ada kharokatnya serta untuk mengetahui perubahan-perubahan
kata terutama pada Hadist Nabi, sebab apabila salah dan keliru dalam pembacaan teks akan
mengakibatkan salah dan keliru dalam pemaknaan. Untuk menghindari itu, sarananya adalah
ilmu Nahwu dan Shorof, keduanya merupakan keutuhan yang tidak boleh diabaikan.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang isim-isim yang bisa ditasrif maupun
yang tidak dapat ditasrif serta pembagiannya.
b. Wazan َم ْف ِع ٌلapabila:
1. Berupa fi’il yang mu’tal fa’ fi’ilnya.
ُ يَقِف- َ َوقَفIsim zaman / makannya ف
ٌ ِ َموْ قartinya waktu atau tempat berhenti.
2. ‘Ain fi’il pada fi’il mudhori’nya dibaca kasrah.
يَ ْن ِز ُل- نَ َز َلIsim zaman / makannya َم ْن ِز ٌلartinya waktu atau tempat turun (rumah).
Adapun isim zaman dan makan dari fi’il selain tsulasi mujarrot mengikuti
wazan isim maf’ulnya.
Contoh:
يَ ْس““ت َْخ ِر ُج- إِ ْس““ت َْخ َر َجIsim zaman/makannya ُم ْس““ت َْخ َر ٌجartinya waktu atau tempat minta
keluar.
Untuk menentukan bahwa isim-isim tersebut di atas isim zaman atau makan
adalah adanya qarinah yang menjelaskannya.
ِ ( أَ ْمkemarin) menunjukkan isim zaman. Dan adanya
Misalnya, adanya kata س
( هُنَاdisini) menunjukkan isim makan.
7. Isim alat, yaitu isim yang menunjukkan arti alat suatu pekerjaan. Isim alat ini hanya
terbentuk dari fi’il tsulasi mujarrot yang muta’addi. Adapun wazan isim alat ada 4, yaitu :
ِم ْف َع ٌلContoh ص ٌر
َ ِم ْنartinya alat menolong.
ِم ْف َعا ٌلContoh ِم ْفتَا ٌحartinya alat membuka (kunci).
فَعَّا ٌلContoh ٌ ثَالَّ َجةartinya alat pendingin (kulkas).
ٌ ِم ْف َعلَةContoh ٌ ِم ْم َس َحةartinya alat menghapus.
Terkadang isim alat ini tidak berupa wazan-wazan tersebut di atas, tetapi
menggunakan kalimat yang lain. Contoh :
قَلَ ٌمartinya pena, ٌ َكأْسartinya gelas / piala.
IV. KESIMPULAN
Dari keterangan diatas, dapat kami simpulkan sebagai berikut:
Isim jamid dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Isim jamid dzat
2. Isim jamid ma’na (mashdar ghiru mim)
Isim musytaq ada tujuh, yaitu:
1. Isim fa’il
2. Isim maf’ul
3. Shighot mubalaghoh
4. Sifat musyabihat
5. Isim tafdhil
6. Isim zaman dan Isim makan
7. Isim ‘alat
V. PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sajikan. Kami menyadari bahwa makalah kami
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita. Amiin
DAFTAR PUSTAKA
Ni’mah,Fuad, Qowa’idul Lughoh al ‘Arobiyyah juz II,
(Beirut: Daarul Atsaqofah al Islamiyyah, tt).
Sukamto, Imamuddin, dan A. Munawari, Tata Bahasa Arab,
(Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2007),