Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ISMI JAMID DAN ISMI MUSYTAQ

DOSEN PENGAMPU

Dian Yusri, M.TH

DISUSUN OLEH
Kelompok VII

- Muhammad Khaizir Arifin


- Rica Almara Vrisca Nasution
- Khairunnisa

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH MAHMUDIYAH


TANJUNG PURA
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
T.P 2020/2021
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hanya-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang pengertian isim,ciri-ciri dan
pembagiannya yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.

Makalah ini memuat tentang “Isim di tinjau dari aspek jenisnya” dan sengaja dipilih
karena lebih mudah.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan
kritikannya.Terima kasih
I. PENDAHULUAN
Segala puji milik Allah pencipta semesta alam. Sholawat serta salam mengusur deras kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat dan umatnya.
Bahasa Arab merupakan bahasa Al Qur’an dan Hadist Nabi, maka untuk mengkaji
keduanya itu dibutuhkan seperangkat alat atau sarana agar tidak salah dalam membaca dan
memahami teks Arab yang belum ada kharokatnya serta untuk mengetahui perubahan-perubahan
kata terutama pada Hadist Nabi, sebab apabila salah dan keliru dalam pembacaan teks akan
mengakibatkan salah dan keliru dalam pemaknaan. Untuk menghindari itu, sarananya adalah
ilmu Nahwu dan Shorof, keduanya merupakan keutuhan yang tidak boleh diabaikan.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang isim-isim yang bisa ditasrif maupun
yang tidak dapat ditasrif serta pembagiannya.

II. RUMUSAN MASALAH


A. Definisi Isim Jamid
B. Pembagian Isim Jamid
C. Definisi Isim Musytaq
D. Pembagian Isim Musytaq
III. PEMBAHASAN
A. Definisi Isim Jamid
Isim jamid ialah suatu isim yang di dalamnya tidak terdapat suatu sifat.
Contoh: ‫ ُكرْ ِس ٌي‬, (kursi) ‫( ِع ْل ٌم‬ilmu), Jadi isim jamid ini tidak diambil dari kata yang lain.
B. Pembagian Isim Jamid
Isim jamid dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Isim jamid zat, yaitu isim yang menunjukkan arti sesuatu yang fisik atau yang menurut
tata bahasa Arab dikatagerikan isim jamid zat.
Contoh: ٌ‫صحْ َرة‬
َ (batu besar) ‫( قَلَ ٌم‬pena)‫( ٌ َمالَئِ َكة‬malaikat).
2. Isim makna, yaitu isim yang menunjukkan arti sesuatu yang tidak fisik.
Contoh: ‫( ِع ْل ٌم‬pengetahuan), ٌ‫( َدرْ س‬pelajaran), ‫( نَصْ ٌر‬pertolongan).
Isim makna juga disebut masdar ghoiru mim, karena isim ini sumber keluarnya isim musytaq.
Masdar ghoiru mim mempunyai beberapa wazan, yaitu:
a. Fi’il tsulasi (fi’il yang terdiri dari tiga huruf) , wazan masdar fi’il tsulasibermacam-
macam. Hal ini dapat kita ketahui dengan sima’i, yaitu mengikuti orang arab atau
merujuk kepada kitab-kitab arab.
Diantara wazan-wazan itu antara lain :
ٌ‫ فِ َعالَة‬contohnya ٌ‫ قِ َرا َءة‬fi’ilnya ُ‫ يَ ْق َرأ‬- َ‫قَ َرأ‬
‫ فِ ْع ٌل‬contohnya ‫ع ْل ٌم‬fi’ilnya
ِ ‫ يَ ْعلَ ُم‬- ‫َعلِ َم‬
ٌ‫ فَ َعلَة‬contohnya ٌ‫ص َدقَة‬ ُ ‫ يَصْ ُد‬- ‫ق‬
َ fi’ilnya ‫ق‬ َ ‫ص َد‬
َ
‫ فُ َعا ٌل‬contohnya ‫ بُ َكا ٌء‬fi’ilnya ‫يَ ْب ِك ْى‬-‫بَ َك ْى‬
b. Fi’il ruba’I (fi’il yang terdiri dari empat huruf). Wazan masdar fi’il ruba’i diqiyaskan
sesuai dengan wazan-wazan fi’il ruba’i, yaitu :
 ‫ يُ ْف ِع ُل‬- ‫ أَ ْف َع َل‬wazan masdarnya ‫ إِ ْف َعا ٌل‬contohnya ‫ يُ ْسلِ ُم‬- ‫أَ ْسلَ َم‬masdarnya ‫إ ْسالَ ٌم‬
 ‫ يُفَ ِّع ُل‬- ‫ فَ َّع َل‬Wazan masdarnya ‫ تَ ْف ِع ْي ٌل‬contohnya ‫ يُ َعلِّ ُم‬- ‫ َعلَّ َّم‬masdarnya ‫تَ ْف ِع ْي ٌل‬
 ‫ يُفَا ِع ُل‬- ‫ فَاع ََل‬Wazan masdarnya ٌ‫ ُمفَا َعلَة‬contohnya ُ‫اسب‬ َ ‫ َحا َس‬masdarnya ٌ‫ُم َحا َسبَة‬
ِ ‫ يُ َح‬- ‫ب‬
 ‫ يُفَ ْعلِ ُل‬- ‫ فَ ْعلَ َل‬Wazan masdarnya ٌ‫ فِ ْعالَلَة‬contohnya ‫ يُ َز ْل ِز ُل‬- ‫ َز ْل َز َل‬masdarnya ٌ‫ِز ْل َزالَة‬
c. Fi’il khumsi dan fi’il sudasi (fi’il yang terdiri dari lima dan enam huruf)
Wazan fi’il khumasi:
 ‫ يَتَفَ َّع ُل‬- ‫ تَفَع ََّل‬Wazan masdarnya ‫ تَفَ ُّع ٌل‬contohnya ُ‫ يَتَقَرَّب‬- ‫َّب‬
َ ‫ تَقَر‬masdarnya ٌ‫تَقَرُّ ب‬
 ‫ يَ ْفت َِع ُل‬- ‫ إِ ْفتَ َع َل‬Wazan masdarnya ‫ إِ ْفتِ َعا ٌل‬contohnya ‫ يَجْ تَ ِم ُع‬- ‫ إِجْ تَ َم َع‬masdarnya ‫ع‬
ٌ ‫إِجْ تِ َما‬
Wazan fi’il sudasi:
 ‫ يَ ْستَ ْف ِع ُل‬- ‫ إِ ِستَ ْف َع َل‬Wazan masdarnya ‫ إِ ْستِ ْف َعا ٌل‬contohnya ‫ يَ ْستَ ْغفِ ُر‬- ‫ إِ ْستَ ْغفَ َر‬masdarnya ‫إِ ْستِ ْغفَا ٌر‬
C. Definisi Isim Musytaq (Perubahan)
Isim Musytaq ialah isim yang terjadi atau diambil dari kalimat lain (bisa ditasrif) dan
mengandung suatu sifat.
Contoh:
‫ عَالِ ٌم‬menunjukkan suatu zat (orang) yang disifati dengan ilmu ( ‫)ع ْل ٌم‬,
ِ jadi ‫ عَالِ ٌم‬artinya
orang yang berilmu.
D. Pembagian Isim Musytaq
Isim musytaq ada 7 macam, yaitu :
1. Isim fa’il, yaitu isim yang menunjukkan orang yang berbuat atau melakukan pekerjaan.
Wazan isim fa’il dari fi’il tsulasi mujarrot adalah : ‫فَا ِع ٌل‬
Contoh :
 َ ‫ َكت‬Isim fa’ilnya ٌ‫ َكاتِب‬artinya orang yang menulis
‫َب‬
 َ‫ قَ َرأ‬Isim fa’ilnya ‫ئ‬ ِ َ‫ ق‬artinya orang yang membaca
ٌ ‫ار‬
Sedangkan wazan isim fa’il selain tsulasi mujarot, adalah mengikuti wazan fi’il
mudhori’nya, dengan mengganti huruf mudhoro’ahnya menjadi huruf mim yang dibaca
dummah, dan dikasrah hurufnya sebelum akhir.
Contoh:
 ‫ يُ ْك ِر ُم‬- ‫ أَ ْك َر َم‬Isim fa’ilnya ‫ ُم ْك ِر ٌم‬artinya orang yang menghormati
 ‫ يَ ْستَ ْغفِ ُر‬- ‫ إِ ْستَ ْغفَ َر‬Isim fa’ilnya ‫ ُم ْستَ ْغفِ ٌر‬artinya orang yang minta ampun
Isim fa’il dapat berperan sebagaimana fi’ilnya yang ma’lum, yaitu merofa’kan
fa’ilnya dan menashobkan maf’ulnya.
2. Isim maf’ul, yaitu isim yang menunjukkan arti sesuatu yang dijatuhi atau dikenai suatu
pekerjaan.
Wazan isim maf’ul dari fi’il tsulasi mujarrot adalah ‫َم ْفعُوْ ٌل‬
Contoh:
 ٌ‫ َمضْ رُوْ ب‬artinya yang dipukul
Sedangkan wazan isim maf’ul selain dari fi’il tsulasi mujarrot adalah mengikuti
wazan isim fa’ilnya dengan membaca fathah sebelum akhir.
Contoh:
 ‫ ُم ْك َر ٌم‬dan ‫ُم ْست َْخ َر ٌج‬
isim maf’ul yang dari fi’il lazim harus diikuti dengan jar majrur atau dzarraf.
Contoh:
 ‫ ُمقَ َّد ٌم َعلَ ْي ِه‬dan ‫ ُم ْستَ ْفهَ ٌم َعلَ ْي ِه‬, Jadi tidak boleh hanya ‫ ُمقَ َّد ٌم‬dan ‫ ُم ْستَ ْفهَ ٌم‬saja.
Isim maf’ul bisa berperan sebagaimana fi’ilnya yang majhul.
3. Sighat mubalaghah, yaitu isim yang menunjukkan arti isim fa’il yang mengandung arti
penguatan atau menyangatkan (sangat).
Wazan-wazan sighat mubalaghah antara lain
 ‫ فَعَّا ٌل‬contoh ‫ َعالَّ ٌم‬artinya sangat pandai
 ‫ فَعُوْ ٌل‬contoh ‫صبُوْ ٌر‬
َ artinya sangat sabar
 ‫ فَ ِع ْي ٌل‬contoh ‫ َس ِم ْي ٌع‬artinya sangat mendengar
 ‫ فَا ُعوْ ٌل‬contoh ‫ق‬
ٌ ْ‫ قَارُو‬artinya sangat membedakan
 ٌ ‫ص ِّد ْي‬
‫ فِ ِّع ْي ٌل‬contoh ‫ق‬ ِ artinya sangat jujur
sighat mubalaghah ini bisa berperan sebagaimana fi’il yang ma’lum
4. Sifat musyabahah bismil fa’il, yaitu isim musytaq yang menunjukkan tentang sifat yang
selalu melekat pada mausuf (yang disifati). Sifat musyabahah bismil fa’il ini dibentuk
hanya dari fi’il tsulasi lazim (fi’il yang tidak mempunyai maf’ul). Wazan sifat
musyabahah bermacam-macam dan hanya bisa diketahui dengan sima’i. Wazan-wazan
itu antara lain, contoh:
 ‫ يَ ْش ُج ُع‬- ‫ َش ُج َع‬sifat musyabahahnya ‫ع‬
ٌ ‫ ُش َجا‬artinya (selalu) pemberani.
 ُّ ‫ يَ ِع‬- ‫َف‬
‫ف‬ َّ ‫ ع‬sifat musyabahahnya ‫ْف‬
ٌ ‫ َعفِي‬artinya (selalu) menjaga diri
 َ ‫ يَ ْغ‬- ‫ب‬
ُ‫ضب‬ ٌ َ‫ غَضْ ب‬artinya (selalu) pemarah
ِ ‫ َغ‬sifat musyabahahnya ‫ان‬
َ ‫ض‬
Sifat musyabahah bismil fa’il bisa berperan sebagaimana fi’ilnya yang ma’lum.
5. Isim tafdhil, yaitu isim yang dibentuk dari wazan ‫ أَ ْف َع ُل‬berfungsi untuk menunjukkan arti
lebih dari yang lain. Jadi isim tafdhil ini terbuat dari fi’il yang mempunyai arti kurang
atau lebih.
Contoh:
 ‫ َكبُ َر – يَ ْكبُ ٌر‬è ‫ أَ ْكبَ ُر‬artinya lebih besar
 ُ ‫ يَ ْف‬- ‫ض َل‬
‫ض ُل‬ َ ‫ أَ ْف‬artinya lebih utama
ُ َ‫ ف‬è ‫ض ُل‬
Isim tafdhil bisa berperan sebagaimana fi’ilnya yang ma’lum.
Sedangkan fi’il yang mempunyai arti tetap tidak bisa dibuat isim tafdhil.
Contoh َ‫ َمات‬artinya mati.
Adapun fi’il yang bisa dibuat isim tafdhil adalah fi’il tsulasi yang
mutasharif (bisa ditasrif), tam dan ma’lum (kata kerja aktif).
6. Isim zaman (waktu) dan isim makan (tempat).
Isim zaman yaitu isim musytaq yang menunjukkan arti waktu terjadinya
suatu pekerjaan.
Isim makan yaitu isim musytaq yang menunjukkan arti tempat terjadinya
suatu pekerjaan.
Wazan-wazan isim zaman dan makan :
Fi’il tsulasi mujarrot mengikuti wazan ‫ َم ْف َع ٌل‬dan ‫ِم ْف َعا ٌل‬
a. Wazan apabila :
I. Berupa fi’il yang mu’tal lam fi’ilnya. Contoh:
 ‫ يَرْ ِمى‬- ‫ر َم ْى‬Isim
َ zaman / makannya artinya ‫ َم ِر َم ْى‬waktu / tempat melempar.
 ْ‫ يَ ْغ ُزو‬- ‫ َغزَا‬Isim zaman / makannya artinya‫ َم ْغ ًزى‬waktu / tempat pertempuran.
 ‫ يَقِى‬- ‫ َوقَ ْى‬Isim zaman / makannya artinya‫ َموْ قًى‬waktu / tempat menjaga.
II. ‘ain fi’il pada fi’il mudhori’nya dibaca dhummah atau fathah
 ُ‫ يَ ْل َعب‬- ‫ب‬
َ ‫ لَ ِع‬Isim zaman/makannya ٌ‫ َم ْل َعب‬artinya waktu/ tempat bermain.
 َ ُ‫ يَ ْكت‬- ‫َب‬
‫ب‬ َ ‫ َكت‬Isim zaman/ makannya ٌ‫ َم ْكتَب‬artinya waktu/ tempat menulis.
 ‫ يَصْ نَ َع‬- ‫صنَ َع‬
َ Isim zaman/ makannya ‫ َمصْ نَ ٌع‬artinya waktu / tempat membuat.

b. Wazan ‫ َم ْف ِع ٌل‬apabila:
1. Berupa fi’il yang mu’tal fa’ fi’ilnya.
 ُ‫ يَقِف‬- َ‫ َوقَف‬Isim zaman / makannya ‫ف‬
ٌ ِ‫ َموْ ق‬artinya waktu atau tempat berhenti.
2. ‘Ain fi’il pada fi’il mudhori’nya dibaca kasrah.
 ‫ يَ ْن ِز ُل‬- ‫نَ َز َل‬Isim zaman / makannya ‫ َم ْن ِز ٌل‬artinya waktu atau tempat turun (rumah).
Adapun isim zaman dan makan dari fi’il selain tsulasi mujarrot mengikuti
wazan isim maf’ulnya.
Contoh:
 ‫ يَ ْس““ت َْخ ِر ُج‬- ‫ إِ ْس““ت َْخ َر َج‬Isim zaman/makannya ‫ ُم ْس““ت َْخ َر ٌج‬artinya waktu atau tempat minta
keluar.
Untuk menentukan bahwa isim-isim tersebut di atas isim zaman atau makan
adalah adanya qarinah yang menjelaskannya.
ِ ‫( أَ ْم‬kemarin) menunjukkan isim zaman. Dan adanya
Misalnya, adanya kata ‫س‬
‫( هُنَا‬disini) menunjukkan isim makan.
7. Isim alat, yaitu isim yang menunjukkan arti alat suatu pekerjaan. Isim alat ini hanya
terbentuk dari fi’il tsulasi mujarrot yang muta’addi. Adapun wazan isim alat ada 4, yaitu :
 ‫ ِم ْف َع ٌل‬Contoh ‫ص ٌر‬
َ ‫ ِم ْن‬artinya alat menolong.
 ‫ ِم ْف َعا ٌل‬Contoh ‫ ِم ْفتَا ٌح‬artinya alat membuka (kunci).
 ‫ فَعَّا ٌل‬Contoh ٌ‫ ثَالَّ َجة‬artinya alat pendingin (kulkas).
 ٌ‫ ِم ْف َعلَة‬Contoh ٌ‫ ِم ْم َس َحة‬artinya alat menghapus.
Terkadang isim alat ini tidak berupa wazan-wazan tersebut di atas, tetapi
menggunakan kalimat yang lain. Contoh :
 ‫ قَلَ ٌم‬artinya pena, ٌ‫ َكأْس‬artinya gelas / piala.
IV. KESIMPULAN
Dari keterangan diatas, dapat kami simpulkan sebagai berikut:
Isim jamid dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Isim jamid dzat
2. Isim jamid ma’na (mashdar ghiru mim)
Isim musytaq ada tujuh, yaitu:
1. Isim fa’il
2. Isim maf’ul
3. Shighot mubalaghoh
4. Sifat musyabihat
5. Isim tafdhil
6. Isim zaman dan Isim makan
7. Isim ‘alat

V. PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sajikan. Kami menyadari bahwa makalah kami
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita. Amiin
DAFTAR PUSTAKA
Ni’mah,Fuad, Qowa’idul Lughoh al ‘Arobiyyah juz II,
(Beirut: Daarul Atsaqofah al Islamiyyah, tt).
Sukamto, Imamuddin, dan A. Munawari, Tata Bahasa Arab,
(Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2007),

Anda mungkin juga menyukai