Si
Struktur Bahasa
Pada ayat pertama “ين ُ أَ َرأَ ْيتَ الَّذِي ُي َك ِّذ ” menunjukkan sebuah pertanyaan yang
ِ ِّب ِبالد
bermaksud untuk menggetarkan si pendengar kepada berita dan merasa terkejut
dengannya.
Pada ayat kedua “ ” َف َذلِ َك الَّذِي َيد ُُّع ا ْل َيتِي َمmerupakan Ijaz dengan membuang kata yang
menujukkan fiil syarat sehingga aslinya begini “يدع اليتيم ّ ”إن أردت أن تعرفه فذلك الذي
Pada ayat ke-4 { َصلِّين َ َف َو ْيل ٌ لِ ْل ُم } bermaksud untuk mencela dan mengecam. Pada
ayat ini menyimpan isim dzahir ditempat isim dhomir karena pada awalnya seharusnya
adalah seperti ini {} َف َو ْيل ٌ لَ ُه ْمyang berfungsi untuk menjelekkan karena mereka itu selain
mendustakan agama mereka pula lalai (sahun) dalam shalatnya.
Terhadap keindahan pada akhir ayatnya karena memiliki akhir huruf yang sama
yaitu pada ayat 1,3,4 memiliki akhir yang sama yaitu huruf ( يdan )ن ,ِين ْ ا ْلم,ين
ِ ِسك ِ بِال ِّد
َصلِّين
َ لِ ْل ُم dan pada ayat ke 5-7 yang memiliki akhir yang sama yaitu huruf ( و dan )ن , َساهُون َ
ع
ََ ُ ونام ْ
ل ا , ء ا ر
َُ َ ُ وني
Surat Al-Ma’un diturunkan di Mekkah, terdapat 7 ayat dan diturukan setelah surat
Al- (Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Margahi, Bairut: Dar al-Fiq, Jilid ke-10,
Hal : 394)
Surat ini bercerita tentang dua tipe manusia yaitu orang-orang kafir yang berada
di mekkah sebagaimana dijelaskan pada ayat 1-3 dimana Allah mencela mereka
dengan sebutan orang yang mendustakan agama dan mensifati mereka dengan 2 sifat
yaitu menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang
miskin. Sedangkan pada ayat 4-7 menjelaskan orang-orang munafik (yang
menyembunyikan kekafiran dan menampakkan keislaman) yang berada di madinah
dimana mereka tersifati dengan 3 sifat yaitu lalai dalam shalatnya, riya dalam beramal
dan engan menolong dengan barang-barang yang bermanfaat antar tetangga sekalipun
mereka beramal maka sesungguhnya mereka beramal bukan untuk Allah melainkan
untuk riya dalam beramal dan shalatnya. (Dr. Wahbah Az-Zuhaily, Tafsir Al-Munir Fi
al-Aqidah wa as-Syari’ah wa al-manhaj, Bairut : Dar al-Fiqr, Cetakan Ke-13,2014
M, Jilid Ke-15, Hal 818-819)
Tafsir Ayat
ِين
ِ ِسك ِ ون َعلى َط
ْ عام ا ْلم ُّ َكاَّل َبلْ اَل ُت ْك ِر ُمونَ ا ْل َيتِي َم َوال َت َحا
6َ ض
Sekali-kali tidak (demikian). sebenarnya kalian tidak memuliakan anak yatim, dan kalian
tidak saling mengajak memberi makan orang miskin. (Al-Fajr: 17-18) Makna yang
dimaksud ialah orang fakir yang tidak mempunyai sesuatu pun untuk menutupi
kebutuhan dan kecukupannya. (Lihat Tafsir Al-Qur’an al-Adzhim Karangan Abu al-
Fida al-Hafidz Ibnu Katsir (Wafat 773 H), Jilid IV, Hal: 2080, Bairut :Darul Fiqr,
Cetakan Baru Tahun 1432-1433 H/2011 M)
وهي أيضا ً كلمة وعيد، إنه اسم واد في جهنم: وقيل، هو العذاب الشديد: (ويل لألعقاب من النار) الويل:قوله
} َ { َو ْيل ٌ لِ ْل ُم َط ِّففِين،]1: { َو ْيل ٌ لِ ُكل ِّ ُه َم َز ٍة ل ُ َم َز ٍة } [الهمزة: كما ذكر هللا في آيات كثيرة كقوله تعالى،يتوعد بها
شرح6-.ً وفي األحاديث أيضا،]5-4:ساهُونَ } [الماعون َ صالتِ ِه ْم َ َف َو ْيل ٌ لِ ْل ُم { ،]16:[المطففين
َ ْصلِّينَ * الَّذِينَ ُه ْم َعن
17:ص,1:ج,–عمدة األحكام
Yang dimaksud Firman Allah: “Wailun bagi tumit-tumit (yang tidak tercuci) oleh api
neraka” al-Wail adalah ‘Adzab yang keras. Ada yang mengatakan: Wail adalah nama
lembah dalam neraka Jahannam. Wail bisa juga artinya kata ancaman yang digunakan
untuk mengancam, sebagaimana Allah berfirman dalam kebanyakan ayat Qur’an
seperti firman-Nya:”Wailun bagi pengumpat lagi pencela” –Al-Humazah:1-, “Wailun bagi
orang-orang yang curang (dalam timbangan)”-Al-Muthaffifin:1-, “Maka wailun bagi
orang-orang yang shalat, yaitu mereka yang dari shalatnya lalai”-Al-Ma’un:4-5”, dan
dalam hadits-hadits pun (ada).–Syarah ‘umdatul Ahkam,Al-Matabah As-
Syamilah:1/17-
ر6ِ صاَل ةُ ا ْل َف ْج َ شاءِ َو َ صاَل ُة ا ْل ِع َ ِين 6َ صاَل ٍة َعلَى ا ْل ُم َنافِق َ َ سلَّ َم إِنَّ أَ ْث َقل َ ه َو6ِ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي
َ ِ سول ُ هَّللا
ُ َعنْ أَ ِبي ه َُر ْي َر َة َقال َ َقال َ َر
َ
َاس ُث َّم أ ْن َطلِقِ صلِّ َي ِبال َّن َ ة َف ُت َقا َم ُث َّم آ ُم َر َر ُجاًل َف ُي6ِ صاَل َّ َولَ ْو َي ْعلَ ُمونَ َما فِي ِه َما أَل َ َت ْو ُه َما َولَ ْو َح ْب ًوا َولَ َقدْ َه َم ْمتُ أنْ آ ُم َر ِبال
َ
رواه مسلم6-.ار ِ الصاَل َة َفأ ُ َح ِّرقَ َعلَ ْي ِه ْم ُب ُيو َت ُه ْم ِبال َّن
َّ َش َهدُون ْ ب إِلَى َق ْو ٍم اَل َي ٍ ال َم َع ُه ْم ُح َز ٌم مِنْ َح َط ٍ – َمعِي ِب ِر َج
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata. “Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya shalat
yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan Subuh. Seandainya dia
tahu pahala dua shalat tersebut pasti dia akan mendatanginya meskipun dengan
merangkak. Sungguh aku ingin memerintahkan shalat untuk didirikan, lalu aku
perintahkan seseorang untuk menjadi imam shalat menggantikanku. Kemudian aku
pergi bersama mereka dengan membawa beberapa ikat kayu bakar menuju kaum yang
tidak menghadiri shalat berjamaah, lalu aku bakar rumah mereka dengan api.”-
HR.Muslim-
“إِنَّ فِي َج َه َّن َم لَ َوا ِد ًيا َت ْس َتعِي ُذ َج َه َّن ُم مِنْ َذلِ َك ا ْل َوادِي فِي ُكل ِّ َي ْو ٍم:َس َّل َم َقال َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ َع ِن ال َّن ِب ِّي6،اس ٍ َع ِن ا ْب ِن َع َّب
اج إِلَى هَّللا
ِّ َولِ ْل َح،ِ ت ِ ص ِّد ِق فِي َغ ْي ِر َذا هَّللا
َّ َولِ ْل ُم.ِ ب ُ
ِ ل َِحام ِِل ِك َتا:ٍِي لِ ْل ُم َرائِينَ مِنْ أ َّم ِة ُم َح َّمد َ أعِ دَّ َذلِ َك ا ْل َواد،ٍأَ ْر َب َعمِا َئ ِة َم َّرة
ُ
ِ يل هَّللاِ س ِب
َ ج فِي 6ِ ارِ َولِ ْل َخ،ِ ت هَّللا
ِ “ َب ْي
dari Ibnu Abbas, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya di dalam neraka
Jahanam benar-benar terdapat sebuah lembah yang neraka Jahanam sendiri meminta
perlindungan kepada Allah dari (keganasan) lembah itu setiap harinya sebanyak empat
ratus kali. Lembah itu disediakan bagi orang-orang yang riya (pamer)dari kalangan
umat Muhammad yang hafal Kitabullah dan suka bersedekah, tetapi bukan karena Zat
Allah, dan juga bagi orang yang berhaji ke Baitullah dan orang yang keluar untuk
berjihad(tetapi bukan karena Allah Swt.).
Al-Hasan Al-Basri telah mengatakan bahwa jika dia salat pamer dan jika terlewatkan
dari salatnya, ia tidak menyesal dan tidak mau memberi zakat hartanya; demikianlah
makna yang dimaksud. Menurut riwayat yang lain, ia tidak mau memberi sedekah
hartanya. Ibnu jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Ubaid
Al-Muharibi, telah menceritakan kepada kami Abul Ahwas, dari Abu Ishaq, dari Abul
Abidin dan Sa’d ibnu Iyad, dari Abdullah yang mengatakan bahwa dahulu kami para
sahabat Nabi Muhammad Saw. membicarakan makna al-ma’un, bahwa yang dimaksud
adalah timba, kapak, dan panci yang biasa digunakan. (Tafsir Ibnu Katsir
Ada sebagian ulama yang berpendapat surat ini Madaniyah karena di dalamnya
ada ayat tentang orang munafik, yang baru ada di Madinah. Sebagian ulama
lainnya menjelaskan, awal surat ini turun di Makkah, sedangkan ayat 4-7 turun
di Madinah.
فَ َو ْي ٌل. َواَل يَحُضُّ َعلَى طَ َع ِام ْال ِم ْس ِكي ِن. ك الَّ ِذي يَ ُد ُّع ْاليَتِي َم
َ ِ فَ َذل. يُ َك ِّذبُ ِبالدِّي ِن+ْت الَّ ِذيَ أَ َرأَي
ونَ ُون ْال َما ُع
َ َويَ ْمنَع. ون َ الَّ ِذ. ون
َ ين هُ ْم يُ َرا ُء َ ُصاَل تِ ِه ْم َساه َ ين هُ ْم َع ْن َ الَّ ِذ, ين َ ِّصلَ لِ ْل ُم
(Aro,aital ladzii yukadzdzibu bid diin. Fadzaalikal ladzii yadu’ul yatiim. Walaa
yahudldlu ‘alaa tho’aamil miskiin. Fawailul lil musholliinal ladziina hum ‘an
sholaatihim saahuun. Alladziinahum yuroo,uun. Wayamna’uunal maa’uun)
Artinya:
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang
menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang
miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang
yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan
(menolong dengan) barang berguna.
Asbabun Nuzul
Menurut Ibnu Abbas, asbabun nuzul Surat Al Maun ini terkait dengan Ash bin
Wail. Menurut As Saddi mengenai Walid bin Mughirah. Ada juga yang
mengatakan terkait Abu Jahal. Namun semuanya hampir sama, mereka
menyakiti anak yatim yang datang meminta bantuan.
Menurut Ibnu Juraij, terkait dengan Abu Sufyan yang biasa menyembelih unta
setiap pekan. Suatu ketika, seorang anak yatim datang meminta sedikit daging
dari unta yang telah disembelih itu. Namun ia tidak diberi justru dihardik dan
diusir. Setelah peristiwa itu, Allah menurunkan tiga ayat pertama Surat Al Maun
ini.
Asbabun Nuzul yang lain diriwayatkan dari Ibnu Mundzir bahwa Ibnu Abbas
mengatakan bahwa ayat keempat Surat Al Ma’un turun mengenai kaum
munafik. Mereka memamerkan shalat mereka, namun tidak shalat jika tidak
ada yang melihat serta tidak mau meminjamkan sesuatu kepada orang lain.
فَ َو ْي ٌل. َواَل يَحُضُّ َعلَى طَ َع ِام ْال ِم ْس ِكي ِن. ك الَّ ِذي يَ ُد ُّع ْاليَتِي َم
َ ِ فَ َذل. يُ َك ِّذبُ ِبالدِّي ِن+ْت الَّ ِذيَ أَ َرأَي
ونَ ُون ْال َما ُع
َ َويَ ْمنَع. ون َ الَّ ِذ. ون
َ ين هُ ْم يُ َرا ُء َ ُصاَل تِ ِه ْم َساه َ ين هُ ْم َع ْن َ الَّ ِذ, ين َ ِّصلَ لِ ْل ُم
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang
menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang
miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang
yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan
(menolong dengan) barang berguna. (QS. Al Maun: 1-7)
َ أَ َرأَي
يُ َك ِّذبُ ِبالدِّي ِن+ْت الَّ ِذي
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
Dua ayat yang menjelaskan karakter pendusta agama ini senada dengan
firman-Nya:
ِ َواَل تَ َحاضُّ ونَ َعلَى طَ َع ِام ْال ِم ْس ِك. ون ْاليَتِي َم
ين +َ َكاَّل بَلْ اَل تُ ْك ِر ُم
َ فَ َو ْي ٌل لِ ْل ُم
َ ِّصل
ين
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
Huruf fa ( )فpada ayat ini menggabungkan tiga ayat pertama dengan ayat ini
dan ayat-ayat berikutnya. Bahwa orang-orang yang mendustakan agama dan
hari pembalasan, selain mereka suka menghardik anak yatim dan tidak mau
memberi makan orang miskin, mereka juga dihinggapi penyakit riya’.
Karenanya banyak ulama yang tidak sependapat jika surat Al Maun diturunkan
terpisah, tiga ayat pertama di Makkah dan empat ayat terakhir di Madinah.
Namun surat ini diturunkan sekaligus jika memperhatikan rangkaian ayatnya
yang membentuk satu kesatuan.
Menurut Ibnu Abbas, al mushalliin yang celakan pada ayat ini adalah orang
yang sudah berkewajiban shalat namun mereka melalaikannya. Menurut
Masruq, maksudnya adalah orang yang mengerjakannya bukan pada waktu
yang ditetapkan. Sedangkan menurut Atha Ibnu Dinar, maksudnya adalah
orang yang menunda-nunda shalatnya.
َ ُصاَل تِ ِه ْم َساه
ون َ الَّ ِذ
َ ين هُ ْم َع ْن
(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud dalam Surat Al Maun
ayat 4-6 ini adalah orang-orang munafik. Mereka mengerjakan shalat saat
bersama orang lain namun tidak mengerjakannya ketika sendirian.
َ الَّ ِذ
َ ين هُ ْم يُ َرا ُء
ون
orang-orang yang berbuat riya
Yang paling terkena ayat ini adalah orang-orang munafik. Namun kita juga
harus waspada jika ada riya’ dalam diri kita.
Menurut Ali bin Abu Thalib, al maa’uun adalah zakat. Sebagian sahabat Nabi
mengatakan al maa’uun adalah sedekah. Ibnu Mas’ud mengatakan al
maa’uun adalah barang yang biasa dipinjam seperti panci. Sedangkan Mujahid
mengatakan maknanya adalah peralatan rumah tangga.
Penutup
Surat Al Maun adalah surat yang menjelaskan hakikat para pendusta agama
dan mendustakan hari pembalasan. Karakter utama mereka adalah sewenang-
wenang kepada anak yatim dan tidak mau menolong orang miskin.
Surat ini juga berisi ancaman kepada orang-orang munafik yang lalai dari
shalatnya, memamerkan shalatnya padahal ia sering meninggalkan shalat itu
dan lalai dari tujuannya. Mereka juga tidak mau membantu orang lain. Bahkan
meminjamkan sesuatu saja berat, apalagi bersedekah dan membayar zakat.
Mereka itulah orang-orang yang celaka.