Anda di halaman 1dari 9

‫اجلمع والتفريق‬

(Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilm Al-Badi’)
Dosen Pengampu: Dra. Rd. Siti Sa’adah M.Ag.

Disusun oleh:
Fadhilul Amri 11190210000001
Nayla Karomatul Aulia 11190210000007

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
BAHASA DAN SASTRA ARAB
2021/2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Balaghah meliputi aspek Badi’ yaitu upaya memperindah bahasa, baik pada lafaz
maupun maknanya. Ilmu badi’ menurut bahasa adalah bagus, indah, dan bagus sekali.
Sedangkan menurut istilah yaitu ilmu untuk mengetahui cara-cara membentuk kalam yang
baik sesudah memelihara tujuan yang lain.

Dalam ilmu Badi’ sangat menitik beratkan pembahasannya dalam segi-segi keindahan
kata, baik secara lafal maupun makna. Jadi secara garis besar ilmu Badi’ ini mempelajari
aspekaspek yang berkaitan dengan keindahan bahasa. Ilmu Badi’ merupakan penghias lafaz
atau makna dengan bermacam corak kehidupan lafaz dan makna. (Muhassināt al- Lafẓiyah
wa al-Ma’nawiyah).

Saleh (2016) menilai bahwa dalam muhassinat al-ma’nawiyah mengandung misi dari
sebuah ide yang diungkapkan, hal ini senafas dengan penjelelasan peneliti di atas bahwa
Allah selalu memiliki misi dan gagasan yang akurat terkait penggunaan bahasa dalam Al-
Qur’an. Hal tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh Sanusi (2017) bahwa dalam
memahami tujuan dan maksud dari bahasa Al-Quran (makna tersirat), seyogyanya kita
memahami berbagai macam disiplin ilmu, salah satunya bahasa Arab. Dan dalam
pembahasan ini, kelompok kami akan menguraikan tentang Jama’, Tafriq dan Jama’ ma’a
Tafriq.1

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari Jama’?


2. Apa pengertian dari Tafriq?
3. Apa pengertian dari Jama’ Ma’a Tafriq?
4. Bagaimana contoh dari Jama’, Tafriq, dan Jama’ Ma’a Tafriq?

1
Riyanto Syahbani, “Muhassināt Al-Ma‛Nawiyyah fī Sūrati Al-Wāqi‛ah” Alsuniyat: Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra,
dan Budaya Arab, vol. 1 no. 2 (31 Oktober 2018): 121.
PEMBAHASAN

A. Jama’ (‫)اجلمع‬

2
‫اجلمع هو أن جُي َمع بني متعدد يف حكم واحد‬

“Jama’ adalah menggabungkan antara hal-hal yang berbeda pada satu hukum.”

Dalam kitab lain juga disebutkan bahwa:

3
‫اجلمع هو اجلمع بني شيئني أو عدة أشياء يف حكم واحد‬

“Jama’ adalah menggabungkan antara dua hal atau lebih pada satu hukum.”

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa jama’ ialah


menghimpun beberapa kata ke dalam satu hukum atau sifat.

Contoh-contoh jama’:

 Dalam Surat Al-Kahfi ayat 46 Allah SWT berfirman:

ِ ِ ُّ ِ‫اْلَياة‬
َ ِ‫ات َخ ْْيٌ ِعْن َد َرب‬
)٤٦( ً‫ك ثَواابً َو َخ ْْيٌ أََمل‬ ‫يات الصاْل ج‬
‫الدنْيا َوالْباق ج‬ ْ ‫مال َوالْبَ نجو َن ِزينَةج‬
‫الْ ج‬

Artinya:

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang
kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi
harapan.”

2
Abdul Aziz ‘Atiq, “Ilm Al-Badi” Dar Al-Nahdah Al Arabiyah, Beirut (2002): 155.
3
Usamah Al-Buhairi, “Taisir Al-Balaghah” Dar An-Nabighah, Mesir (2014): 52.
Dalam hal ini Allah mengumpulkan ‫ املال‬dan ‫ البنون‬ke dalam satu kesatuan, yakni

‫زينة‬.4

 Dalam Surat Ar-Rahman ayat 6 dan 7 Allah SWT berfirman:

)٧( ‫) َوٱلن ْج جم َوٱلش َج جر يَ ْس جج َد ِان‬٦( ‫س َوٱلْ َق َم جر ِِبج ْسبَان‬


‫ٱلش ْم ج‬
Artinya:

“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. Dan tumbuh-tumbuhan dan


pohon-pohon kedua-duanya tunduk kepadaNya.”

Kata ‫الشمس‬ dan ‫القمر‬ digabungkan ke dalam ‫حسبان‬. Serta kata ‫النجم‬ dengan

‫الشجر‬ digabungkan ke dalam kata ‫يسجدان‬ yang maksudnya adalah kedua-duanya sama

tunduknya kepada Allah.5

B. Tafriq (‫)التفريق‬

Tafriq dalam terminologi ilmu Balaghah adalah menyebut dua hal yang sejenis, kemudian
mengungkapkan perbedaan dan pemisahan di antara keduanya dengan tujuan memuji,
mencela, menisbatkan, dan lain-lain.6

7
‫التفريق هو إيقاع تباين واختلف بني أمرين من نوع واحد أوحكم واحد‬

“Tafriq adalah menyebutkan perbedaan dari dua hal yang berasal dari satu jenis atau
hukum yang sama.”

4
Al-Buhairi, 52.
5
‘Atiq, 155-156.
6
Syahbani, 121.
7
Al-Buhairi, 53.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tafriq adalah mengutarakan perbedaan
atau pemisahan kepada dua hal yang pada hakikatnya sejenis. Tafriq bertujuan untuk mencela,
memuji, menisbatkan, dan lain-lain.

Contoh tafriq:

 Dalam Surat Al-Jin (72) ayat 14 Allah SWT berfirman:

۟ َٰٓ ۟ ِ
َ ِ‫َسلَ َم فَأجوَٰلَئ‬
‫ك ََتَرْوا َر َش ًدا‬ ِ ِ ِ
ْ ‫َوأََّن منا ٱلْ جم ْسل جمو َن َومنا ٱلْ ََٰقسطجو َن ۖ فَ َم ْن أ‬

Artinya:

“Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-
orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-
benar telah memilih jalan yang lurus.”

Pada awal ayat tersebut terdapat tafriq berupa pemisahan jin ke dalam dua jenis, yaitu
jin muslim dan kafir.8

 Dalam Surat Al-Waqi’ah ayat 90-93 Allah SWT berfirman:

‫) َوأَمآَٰ إِن َكا َن ِم َن‬٩١( ‫ني‬


ِ ْ ‫اب الْيَ ِم‬
ِ ‫َصح‬ ِ َ ‫) فَسلم ل‬٩٠( ‫ني‬
َ ْ ‫ك م ْن أ‬ ٌ َ ِ ْ ‫اب الْيَ ِم‬
ِ ‫َصح‬ ِ ِ
َ ْ ‫َوأَمآَٰ إن َكا َن م ْن أ‬

َِ ‫) فَنجزٌل من‬٩۲( ‫ٱلْم َك ِذبِني ٱلضآَٰلِني‬


)٩٣( ‫حيم‬ ْ ‫ج‬ َْ َْ ‫ج‬

Artinya:
“Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, maka keselamatanlah bagimu
karena kamu dari golongan kanan. Dan adapun jika dia termasuk golongan yang
mendustakan lagi sesat, maka dia mendapat hidangan air yang mendidih.”
Kata dan pada dasarnya sama-sama berasal dari satu hal, yaitu manusia. Kemudian
dibuat pembagian bagi makna manusia tersebut ke dalam dua jenis golongan, yaitu
golongan kanan dengan golongan kiri (golongan pendusta dan sesat).9

8
Siti Rohmatul Ummah, “Penggunaan Balaghatul Qur’an Sebagai Alternatif Pembelajaran Ilmu Balaghah” Fikroh:
Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam, vol. 14 no. 2 (Juli 2021): 178.
9
Syahbani, 121-122.
 Kata-kata Safi al-Din al-Hilli dalam memuji Nabi:

‫ عن العباد وجود السحب مل يدم‬, ‫فجود كفيه مل تقلع سحائبه‬

“Kehadiran telapak tangannya tidak menghilangkan awannya, kehadiran awan


tidak bertahan lama.”

Penyair memuji Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam atas kedermawanan dan


menyamakannya dengan awan, dan perbedaan antara kedermawanan Rasulullah dan
kedermawanan adalah antara kedermawanan awan, bahwa kedermawanan Nabi saw.
atasnya, tetap dan terus menerus, sedangkan awan hujan pada suatu waktu dan berhenti
hujan pada waktu lain.10

C. Jama’ Ma’a Tafriq (‫التفريق‬ ‫)اجلمع مع‬

Dalam kitab ‘Ilm Al-Badi’:

‫اجلمع مع التفريق هو اجلمع بني شيئني يف حكم واحد مث التفريق بينها يف ذلك اْلكم‬

Artinya:

“Jama’ ma’a tafriq adalah menggabungkan dua hal dalam satu hukum kemudian
membedakannya dalam hukum tersebut.”

Dalam pengertian di atas dapat kita pahami bahwa pembicara menggabungkan dua hal
dalam satu kalimat, dan kemudian membedakan antara dua sisi pengantarnya. Jama’ ma’a
tafriq yaitu masuknya dua perkara dalam suatu makna (jam’u) lalu masing-masing sisinya
dipisah dari sudut pandang memasukkannya (tafriq).

Contoh jama’ ma’a tafriq:

 Dalam surat al-Isra’ (17) ayat 12 Allah SWT berfirman:

10
Al-Buhairi, 53.
‫وجعلنا الليل والنهار آيتني فمحوَّن آية ومن الليل وجعلنا آية النهار مبصرة‬

“Dan Kami jadikan malam dan siang dua tanda, lalu Kami hapus suatu tanda dan
dari malam dan jadikan tanda siang itu tampak.”

Yang dimaksud pertama adalah bahwa Allah SWT menjadikan malam dan siang
dua tanda, yaitu dua bukti kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya. Berdasarkan hal ini, dia
menggabungkan malam dan siang dalam satu hukum, yaitu bahwa keduanya adalah dua
ayat dan bukti kekuatan dan kebijaksanaan, kemudian dia membedakan keduanya dalam
aturan itu dalam hal fakta bahwa malam itu gelap dan siang hari bercahaya.11

11
‘Atiq, 160.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jama’ adalah menghimpun beberapa kata ke dalam satu hukum atau sifat. Sedangkan
tafriq adalah kebalikan daripada jama’. Tafriq ialah menyebutkan dua hal yang sejenis,
kemudian menyebutkan perbedaan antara keduanya. Tafriq bertujuan untuk mencela, memuji,
menisbatkan, dan lain-lain. Sedangkan jama’ ma’a tafriq adalah menggabungkan dua hal ke
dalam satu kalimat kemudian membedakan antara dua sisi pengantarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Syahbani, Riyanto. “Muhassināt Al-Ma‛Nawiyyah fī Sūrati Al-Wāqi‛ah.” Alsuniyat: Jurnal


Penelitian Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab, vol. 1 no. 2 (31 Oktober 2018): 112–24.
https://doi.org/10.17509/alsuniyat.v1i2.24326.

‘Atiq, Abdul Aziz. “Ilm Al-Badi” Dar Al-Nahdah Al Arabiyah, Beirut (2002).

Al-Buhairi, Usamah. “Taisir Al-Balaghah” Dar An-Nabighah, Mesir (2014).

Ummah, Siti Rohmatul. “Penggunaan Balaghatul Qur’an Sebagai Alternatif Pembelajaran Ilmu
Balaghah” Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam, vol. 14 no. 2 (Juli 2021): 158-
183. https://www.jurnal.stai-alazharmenganti.ac.id/index.php/fikroh/article/view/221

Anda mungkin juga menyukai