Anda di halaman 1dari 8

AL-JINAS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ilmu Balaghoh 2

Disusun Oleh:

Andryan Maulana : 202180011

Dosen Pengampu:

Dr. Agus Tricahyo, M.A.

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2020
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Jinas

‫تشابه اللفظين والنطق واختالفهما في المعنى‬.1


“yaitu keserupaan dua lafazh dalam segi ucapan namun berbeda dalam segi
makna”
Jinas adalah dua lafadz yang mempunyai persamaan dalam pengucapan,
sedang artinya berbeda. Jinas terbagi dua; jinas tam yaitu jika dua lafadz
tersebut ghairu tam yaitu apabila di dalam dua lafadz tersebut memiliki
perbedaan salah satu dari yang empat yaitu macam, jumlah, sifat, dan susunan
hurufnya.
Para ahli ilmu badi’ mengemukakan, bahwa gaya bahasa jinas ini dapat
meningkatkan keindahan uslub, serta mempercantik ritmenya. Namun yang
perlu di ketahui bahwa kelebihan tersebut baru akan terwujud apabila gaya
bahasa jinas terjadi secara alami dan tidak di buat-buat.2
Badî’ jinas ini terbagi menjadi dua, yaitu lafzhi dan ma’nawi, yang masing
-masing terbagi menjadi sebagaimana uraian berikut.3
1. Jinas lafzhi:
a. Jinas Tamm,

‫ هي‬,‫ واتفقا في أربعة أمور‬,‫ ما اختالف لفظاه في المعنى‬:


1. ‫نوع الحروف‬
2. ‫عدد الحروف‬
3. ‫ الحروف‬S)‫هيئة (ضبط‬
4. ‫ترتيب الحروف‬4

1
Dr. Asamah Al-Bukhoiry. Taisir Al-Balaghah (Ilmu Badi’). Kuliah Adab, Thantha. 2002.
Hal.128
2
Dr. Hj. Ramdani Sagala, M.Ag. Balaghah,(Lampung : 2016, IAIN Raden Intan Lampung).
Hal.163
3
Khamim. H. Ahmad Subakir, Ilmu Balaghah,( Yogyakarta : 2018, IAIN Kediri Press), hal 182.
4
Dr. Asamah Al-Bukhoiry. Taisir Al-Balaghah (Ilmu Badi’). Kuliah Adab, Thantha. 2002.
Hal.128
Yaitu dua lafazh yang sejenis dan sama tentang macam, jumlah,
sifat, dan susunan hurufnya.
Dari Jinas Tamm ini masih dibagi menjadi dua macam yaitu:
1) Mumastil,

‫ أو‬,‫ أو فعلين‬,‫ اسمين‬:‫ما كان فيه الفظان التجانسان من نوع واحد‬


‫حرفين‬5
yaitu apabila kedua lafazh itu terdiri dari macam yang sama,
seperti isim, fi’il, atau huruf, seperti contoh dibawah ini:

‫ويوم تقوم السّاعة يقسم المجرمون مالبثوا غيرساعة‬


Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang
yang berdosa; “mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan
sesaat (saja)…(QS: 30: 55)
Pada ayat ini terdapat dua kata ism yang sama bentuknya, namun
berbeda pengertiannya; yaitu lafazh “as-sa’ah” yang bearti “hari
Kiamat”, dan lafazh “sâ’ah” yang berarti waktu.
2) Mustaufi,

‫ بأن يكون أحدهما‬,‫ما كان فيه اللفظان التجانس محتلفين في النوع‬


‫اسما واآلخر فعال‬6
yaitu apabila kedua kalimat terdiri dari macam yang berbeda,
seperti isim dan fi’il, seperti perkataan:

‫فإنّه يحيلدى يحيى بن عبد هللا‬


"sesungguhnya ia hidup pada Yahya bin Abdullah.”
Dalam perkataan ini terdapat dua lafazh yang sama bentuknya,
yaitu lafazh “yahya”, namun berbeda macamnya sekaligus
pengertiannya; “yahya” yang pertama adalah kata fi’il dan kedua
nama orang (kata ism).7
5
Ibid. hal.128
6
Dr. Asamah Al-Bukhoiry. Taisir Al-Balaghah (Ilmu Badi’). Kuliah Adab, Thantha. 2002.
Hal.130
7
Khamim. H. Ahmad Subakir, Ilmu Balaghah,( Yogyakarta : 2018, IAIN Kediri Press), hal 182-
183
3) Jinas Murokkab

‫ أو كان الطرفان‬,‫ واآلخر مركبا‬,‫ما كان أحد طرفين لفظا مفردا‬


‫مركبين‬.8
yaitu salah satu dari dua lafazh yang berbeda itu murakkab dan
yang lain tidak murakkab. Jinas murakkabb ini ada di antaranya:
a) Maqrun, jika keduanya berbeda tulisannya, seperti syair berikut
ini:

‫ فدعه فدولته ذاهبة‬# ‫إذا ملك لم ذاهبة‬


"Jika seorang raja tidak mempunyai pemberian maka tinggalkan
ia dan kekuasaanya akan hilang”.
b) Mafrûq, jika keduanya tidak berbeda tulisannya, seperti:
ّ
‫ ما لم تكن بالغت في تهذيبها‬# ‫تعرضن على الرواة قصيدة‬ ‫ال‬
‫ ع ّدوه وساوسا تهذي بها‬# ‫فمتى عرضت الشعر غير مهذب‬9
kata-kata "Tahdzibiha” dan “Tahdzi Biha”.

b. Jinas Ghoiru Tamm (Naqish)

‫ وشرط خلق النوع واحد فقد‬# ‫وناقص مع اختالف في العدد‬


‫ ومع تباعد بالحق وصف‬# ‫ومع تقارب مضارعا الف‬
“Badi naqish (ghoiru tamm) dengan syarat berbeda bilangan huruf
dan macamnya, tetapi cukup dengan berbeda sehuruf saja. Dan serta
susunan lafazh yang berdekatan disebut mudhori’ dan serta
berjauhan disifati/disebut: lahiq.”10
Jinas Ghair Tamm (nâqish), yaitu dua lafazh yang sejenis, namun
berbeda macam, jumlah, sifat dan susunan hurufnya, meskipun hanya
dengan satu huruf, seperti beberapa contoh berikut ini:
8
Dr. Asamah Al-Bukhoiry. Taisir Al-Balaghah (Ilmu Badi’). Kuliah Adab, Thantha. 2002.
Hal.131
9
Dr. Asamah Al-Bukhoiry. Taisir Al-Balaghah (Ilmu Badi’). Kuliah Adab, Thantha. 2002.
Hal.133
10
Imam Akhdlori. Ilmu Balaghah (Terjemah Jauhar Maknun). Bandung: PT Alma’arif, 1982.
Hal.229
1) Pada awal kalimat, seperti:

‫ُويل لكلُّ همزة لمزة‬


“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela” (QS: 104: 1)
2) Pada tengah kalimat, seperti:

‫وهم ينهون عنه وينئون عنه‬.....


“dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan
atau ketakutan” (QS: 4: 83).

3) Pada akhir kalimat, Seperti:

‫وإذا جائهم أمر من اامن او الخوف‬


“dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang
keamanan atau ketakutan” (QS: 4: 83).
c. Jinas Muthlaq,
Yaitu keseuaian dua lafazh tentang huruf dan susunannya, namun berbeda
musytaqnya. Jika sama musytaqnya, disebut jinas isytiqaq, seperti
perkataan Nabi saw:

‫أَ ْسلِ ْم َسالَ َمهَا هللا‬....


“maka Islamlah, Allah akan menyelamatkannya.” Lafazh aslim dan
salama terdiri dari huruf yang sama macam dan susunanya, namun
berbeda musytaqnya. Karena “aslim” berasal dari fi’il madli: “salima”,
sedang “salama adalah fi’il mâdli dengan wazn “fâ’ala” (musyârakat).
Sedang yang berasal dari musytaq yang sama, seperti ayat:

‫لا أعبد ما تعبدون‬


Lafazh “a’bud” dan “ta’budun” berasal dari musytaq yang sama, yaitu
“’abada”.11

d. Jinas Mudzil dan Jinas mutharraf, yaitu perbedaan dua lafazh karena dua
huruf pada akhir lafazh atau pada awalnya, seperti:
11
Khamim. H. Ahmad Subakir, Ilmu Balaghah,( Yogyakarta : 2018, IAIN Kediri Press), hal 183-
184
ُ‫ك َموْ ِعدًا لَّ ْن تُ ْخلَفَه‬ َ َ‫اس َوإِ َّن ل‬ َ ‫ال فَ ْاذهَبُ فَإ ِ َّن لَكَ فِ ْي ْال َحيَو ِة أَ ْن تَقُوْ َل اَل ِم َس‬ َ َ‫ق‬
‫ َوا ْنظُرْ إلَى إلَ ِهكَ الَّ ِذيْ ظَ ْلتَ َعلَ ْي ِه عَا ِكفًا لَنُ َحرِّ قَنَّهُ ثُ َّم لَنَ ْن ِسفَنًّهُ في اليَ ِّم نَ ْسفًا‬12
e. Jinas Mudlari’ dan lahiq, yaitu perbedaan dua lafazh karena dua huruf, baik
berdekatan maupun berjauhan makhrajnya.
Contoh Mudlari’ seperti:

‫ما أضيف شيئ إلى شيئ من علم إلى حلم‬13

Contoh lahiq seperti:

‫ُويل لكلُّ همزة لمزة‬


f. Jinas Muharraf dan Jinas Mushahhaf, yaitu perbedaan dua lafazh karena
harakat atau titik hurufnya. Seperti perkataan:

‫جبّة البرد جنّة البرد‬


“jubah bulu adalah pelindung rasa dingin”, dan perkataan:

َ ‫َغ َّركَ ِع ُّز‬


‫ك‬
“telah menipumu kemuliaanmu.”
g. Jinas Qalab, yaitu lafazh yang berbeda tertib hurufnya, baik seluruhnya,
seperti:
‫ربّك فكبّر‬
atau sebagiannya, seperti:

‫اَللّهُ َّم ا ْسبّرْ عَوْ َراتِ ْي ّوآ ِم ْن َروْ عَاتِ ْي‬14


2. Jinas Ma’nawi:
a. Idlmar, yaitu menyebutkan satu lafazh namun dipahami lafazh lain yang
tidak dimaksudkan makna aslinya, seperti kata-kata pada syair berikut ini:

‫س‬
ٍ ‫ وقلبه قسوة يحكي أبا أو‬# ‫منعّم الجسم تحكي الماء رقته‬

12
Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com
13
Dr. Asamah Al-Bukhoiry. Taisir Al-Balaghah (Ilmu Badi’). Kuliah Adab, Thantha. 2002.
Hal.135
14
Khamim. H. Ahmad Subakir, Ilmu Balaghah,( Yogyakarta : 2018, IAIN Kediri Press), hal 184
Aus adalah penyair Arab terkemuka, ayahnya bernama Hajar. Ketika
diucapkan “Abu Aus” sebagaimana pada syair di atas, maka maksudnya
adalah “Hajar” (ayah Aus), namun dimaksudkan yang lain, yaitu “hajar”
yang berarti batu. Hal seperti ini, diketahui berdasarkan susunan kalimatnya.
b. Isyârah, yaitu menyebutkan salah satu dari dua lafazh yang sejenis secara
isyarat. Seperti perkataan:

‫فَ َّر األَ َس ُد اِ ْس ِم ِه‬


Asad telah kembali dari namanya.” Dlâmir pada lafazh “ismih” kembali pada
lafazh “Asad”, sehingga mestinya terdapat dua lafazh sejenis yang harus
disebutkan, namun disebutkan secara isyarat dengan memakai dlamir.15

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Asamah Al-Bukhoiry. Taisir Al-Balaghah (Ilmu Badi’). Kuliah Adab,


Thantha. 2002.
Dr. Hj. Ramdani Sagala, M.Ag. Balaghah,(Lampung : 2016, IAIN Raden Intan
Lampung).
15
Ibid. hal 185
Khamim. H. Ahmad Subakir, Ilmu Balaghah,( Yogyakarta : 2018, IAIN Kediri
Press).
Imam Akhdlori. Ilmu Balaghah (Terjemah Jauhar Maknun). Bandung: PT
Alma’arif, 1982.
Muhsin Wahab A,H.K. Pokok-pokok Ilmu Balaghah, Bandung : Angkasa. 1982.
Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Anda mungkin juga menyukai