Pengertian Qashr
Contoh:
B. Pembagian Qashr
Jika diperhatikn kedua bagian pokok dalam qashr, yaitu maqshur dan
maqshur alaih, maka menurut Ahmad Izzan (2012:30 ) qashr dibagi
menjadi dua yaitu:
Qashr itu, baik sifat ala maushuf maupun maushuf ala shifat terbagi dua,
yaitu:
1. Qashr Haqiqi
Pada Contoh ini mengkhususkan sifat ketuhanan kepada Allah, hal ini
memang benar menurut hakekat dan kenyataan.
2. Qashr Idlofi
Ali mengira bahwa Husni adalah pedagang dan juga siswa, tetapi Marwan
berkeyakinan bahwa Husni hanya pedagang saja, seperti perkataan
Marwan pada contoh di atas. (Wahab Muhsin dan Fuad Wahab, 1986:127)
Dalam Qashr Idhofi juga terbagi menjadi tiga bagian dengan melihat
keadaan mukhatab-nya, antara lain:
Contoh tersebut untuk menolak orang yang ragu dalam hal tersebut.
1. Innama, seperti
QS Yaasiin : 83
ُ فَ ُس ْب َحانَ الَّ ِذي بِيَ ِد ِه َملَ ُك
َتُرْ َجعُون وت ُكلِّ َش ْي ٍء َوإِلَ ْي ِه
“Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala
sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”
Dalam ayat tersebut terdapat qashr yaitu lafadz yang bergaris bawah
merupakan lafadz yang mempunyai hak untuk di akhirkan yang
bermakna haqiqi karena pada hakikatnya kita semua hanya akan
dikembalikan kepada-Nya.
QS Al Fatihah : 5
نستعين نعبد وإياك إياك
QS Ali Imran : 47
QS Al Qashash : 80
“….pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang
yang sabar”.
Dalam ayat tersebut terdapat qashr yang menggunakan lafadz nafyi dan
istitsna, dalam ayat tersebut bermakna qashr idhafi karena pada ayat
sebelumnya menjelaskan “orang-orang yang menghendaki kehidupan
dunia”, mereka merasa iri dan menginginkan harta yang diberikan kepada
Qarun.
QS An Nisaa : 171
DAFTAR PUSTAKA