Anda di halaman 1dari 14

ISIM MENURUT KEPASTINNYA

MAKALAH

Guna memenuhi tugas mata kuliah

Ilmu Sorrof 1

Dosen pengampuh

Rofii, M.Pd

Disusun oleh:

MUH NAHSIR

PRODY PENDIDIKAN BAHASA ARAB

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYACHONA MOH.

CHOLIL BANGKALAN 2019-2020


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat mengetahui tentang pengertian isim, ciri-ciri dan pembagiannya
yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Isim dan Pembagiannya” dan sengaja dipilih
karena menarik perhatian penulis untuk dicermati. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu serta teman-
teman disekitar penulis yang telah memberikan dukungan agar dapat
menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Tanjung Pura, 27 November 2019

Penulis
Kelompok 5

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian Isim Nakirah dan Ma’rifah............................................................2
B. Ciri-Ciri Isim Nakirah dan Ma’rifah................................................................2
C. Penggunaan Pembagian Isim Nakirah dan Ma’rifah.......................................4
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para
Mukhatab pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan
Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka
mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran)
dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang Arab )” ? Dalam pembelajaran
Bahasa Arab, kata isim jika di lihat dari segi kapasitasnya di bagi dua ya’ni
Nakirah dan Ma’rifah.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah
ini adalah “Isim dan Pembagiannya”. Untuk memberikan kejelasan makna serta
menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya
dibatasi pada :
1. Apakah pengertian dari Isim Nakirah dan Ma’rifah?
2. Apakah ciri-ciri dari Isim Nakirah dan Ma’rifah?
3. Apa saja pembagian dan penggunaan dari Isim Nakirah dan Ma’rifah?
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan karya tulis ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini
adalah untuk menyelesaikan tugas mata kulian Bahasa Arab.
Adapun Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari Isim Nakirah dan Ma’rifah.
2. Mengetahui ciri-ciri dari Isim Nakirah dan Ma’rifah.
3. Mengetahui pembagian dan penggunaan dari Isim Nakirah dan Ma’rifah.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Isim Nakirah dan Ma’rifah
Isim nakirah adalah isim yang umum pada jenisnya, yang tidak
tertentu pada satu jenis tertentu. Seperti lafadz ‫ رجل‬dan ‫ فرس‬atau setiap isim yang
pantas kemasukan alif dan lam, atau isim yang menempati tempatnya isim yang
pantas kemasukan alif dan lam, seperti lafadz ‫ ذى‬yang berarti ‫ صا حب‬dan atau
lebih ringkasnya isim nakirah adalah isim yang menunjukkan sesuatu yang belum
jelas pengertiannya.
Sedangkan isim ma’rifat adalah selainnya isim nakirah, yaitu isim yang
sudah jelas pengertiannya atau isim yang menunjukkan sesuatu yang sudah jelas.
Dalam bahasa Arab isim ma’rifat mempunyai peran penting, baik secara sintaksis
maupun semantis. Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi isim ma’rifat
adalah untuk menunjukkan bahwa kata yang bersangkutan adalah ma’ruf
(diketahui) atau untuk ta’rif.
B. Ciri-Ciri Isim Nakirah dan Ma’rifah
1. Nakirah

Isimnya bertanwin ( ً ٍ ٌ )
Biasanya tidak ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ‫) ال‬
Menunjukan kata umum, bukan nama orang tertentu.

Contohnya :
ٌ ‫َذلِكَ بَي‬
‫ْت‬
Itu adalah sebuah rumah
ٌ ‫ بَي‬merupakan isim nakiroh, karena terlihat jelas ciri-cirinya terdapat
[Kata ‫ْت‬
tanwin di akhir huruf, tidak terdapat alif-lam, maka menunjukan sesuatu yang
umum]

2
2. Ma'rifah

Dibubuhi dengan huruf Alif-Lam ( ‫ ) ال‬di awalnyaContohnya :


َ ‫ال َولَ ُد‬
‫صالِ ٌح‬
Anak itu adalah anak sholeh
[kata ‫الولَ ُد‬
َ termasuk isim Ma'rifah, karena terdapat huruf alif-lam di awalnya]
Jika dalam suasana idhafahIdhafah ialah dua isim yang digabung menjadi satu,
sehingga menimbulkan makna yang baru, isim pertama menjadi mudhof dan isim
kedua menjadi mudhof ilaih, contoh kata:
‫ > ِكتَابُ زَ ْي ٍد‬Kitab milik Zaidkedua kata di atas sebenarnya dua kata yang berbeda,
tapi setelah digabungkan dan mengikuti aturan main idhofah, maka keduanya
menjadi ma'rifah atau kata khusus 'kitab milik zaid' > sudah dapat diketahui
bersama bahwa kitab tersebut adalah milik Zaid.

Jika kata yang di-idhafat-kan untuk kata tunjuk (isim isyarah)Contohnya :


ِ ‫فَ ْليَ ْعبُدُوا َربَّ ٰهَ َذا ْالبَ ْي‬Maka hendaklah mereka menyembah tuhan empunya rumah ini
‫ت‬
(Ka’bah)[isim isyaroh ‫ ٰهَ َذا‬beridhofah dengan kata ‫ت‬
ِ ‫ ْالبَ ْي‬, maka otomatis kata ‫ٰهَ َذا‬
ِ ‫ ْالبَ ْي‬sudah menjadi ma'rifah, walaupun sebenarnya kata ‫ت‬
‫ت‬ ِ ‫ ْالبَ ْي‬saja itu sudah
ma'rifah karena ia mempunyai alif-lam.
Jika kata ganti (isim dhamir)
Contohnya :
‫أنَا كاتب الدرس‬
Saya adalah orang yang mencatat pelajaranSemua isim dhamir baik adalah
termasuk ma'rifah, macam-macam isim dhamir bisa diliat pada link di bawah ini:
‫ فِي‬: Di dalam
Contoh :ِ‫ت هللا‬
ِ ‫ت ِمنْ بُيُ ْو‬
ٍ ‫فِي بَ ْي‬
Dari contoh di atas, kata ‫ت‬
ٍ ‫ بَ ْي‬dan ‫ت‬
ِ ‫>و‬
ْ ُ‫ بُي‬, termasuk isim karena terletak setelah
huruf jer.

3
Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang
bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua
kata tersebut kemungkinan besar adalah isim.
Contoh :
‫َاب ُم َح َّم ٍد‬
ُ ‫ِكت‬ : Kitabnya Muhammad
‫سالَ ِم‬
ْ ‫اإل‬
ِ ُ‫ِديْن‬ : Agama Islam
Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai
mudhof ilaih (yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena
idhofah, dan terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran kasroh.
C.Penggunaan dan Pembagian Isim Nakirah dan Ma’rifah
B. Penggunaan Isim Nakirah

Penggunaan isim nakirah ini mempunyai beberapa fungsi,


diantaranya :
1. Untuk menunjukan satu seperti pada (Qs Ya Sin (36): 20) :
۟ ‫صا ْال َمدِي َن ِة َر ُج ٌل َيسْ َع ٰى َقا َل ٰي َق ْوم ا َّت ِبع‬
َ ‫ُوا ْالمُرْ َسل‬
‫ِين‬ َ ‫َو َجآ َء مِنْ أَ ْق‬
ِ
Kata “‫ “ َر ُج ٌل‬maksudnya adalah seorang laki-laki.
2. Untuk menunjukkan macam, seperti pada (Qs al-Baqarah (2): 96) :
........... ‫اس َعلَ ٰى َح َي ٰو ٍة‬ َ ‫َولَ َت ِج َد َّن ُه ْم أَحْ َر‬
ِ ‫ص ال َّن‬
Artinya : “Dan sungguh engkau (muhammad) akan mendapati
mereka manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia).
Yakni sesuatu macam dari kehidupan, yaitu mencari tambahan
untuk masa depan, sebab keinginan itu bukan terhadap masa lalu
atau masa depan.
3. Untuk menunjukkan “satu” dan “macam” sekaligus. Misalnya pada
(Qs an-Nur (24): 45) :
........... ‫َواللَّـ ُه َخلَ َق ُك َّل دَآ َّب ٍة مِّن مَّآ ٍء‬
Artinya : “Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air ......."

4
Maksudnya, setiap macam dari segala macam binatang itu berasal
dari suatu macam air dan setiap individu (satu) binatang itu berasal
dari satu nutfah.
4. Untuk membesarkan (memuliakan) keadaan, seperti pada (Qs al-
Baqarah (2): 279) :
"...‫ب م َِّن اللَّـ ِه َو َرسُولِ ِه‬ ۟ ‫ َفأْ َذ ُن‬......”
ٍ ْ‫وا ِب َحر‬
Artinya : “...... maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-
Nya ...”
Maksud dari ayat di atas ialah peperangan yang besar dan dahsyat.
5. Umtuk menunjukkan arti yang banyak, seperti pada (Qs asy-
Syu’ara’(26): 41):
”.......... ً‫أَئِنَّ لَ َنا أَل َجْ ر‬........“
Artinya : “..... Apakah kami benar-benar akan mendapat
imbalan....”
Maksud dari ayat di atas kata “ajran” ialah pahala yang banyak.
6. Untuk membesarkan dan menunjukkan banyak (gabungan no. 4 dan
no. 5) Misalkan seperti dalam (Qs Fatir (35): 4) :
ْ ‫ك َف َق ْد ُك ِّذ َب‬
َ ِ‫ت ُر ُس ٌل مِّن َق ْبل‬
" .... ‫ك‬ َ ‫َوإِن ُي َك ِّذبُو‬
Artinya : “ Dan jika mereka mendustakan kamu maka sungguh
telah di dustakan rasul-rasul sebelummu ….”
Maksud kalimat "‫"ر ُس ٌل‬
َ ialah Rasul-rasul yang mulia dan banyak
jumlahnya.
7. Untuk meremehkan, seperti pada (Qs ‘Abasa(80) : 18) :
ِّ َ‫ِم ْن أ‬
ُ‫ي َشي ٍء خَ لَقَه‬
Artinya : “ Dari apakah Dia (Allah) menciptakan-nya”
Maksud dari ayat di ats ialah dari sesuatu yang hina, rendah dan
teramat remeh.
8. Untuk menyatakan sedikit , seperti dalam (Qs at-Taubah(9) : 72) :
ِ ‫ِين فِي َها َو َم ٰسك َِن َط ِّي َب ًة فِى َج ٰ ّن‬
ٌ‫ت َع ْد ٍن ۚ َو ِرضْ ٰون‬ ٍ ‫ت َج ٰ ّن‬
َ ‫ت َتجْ ِرى مِن َتحْ ِت َها اأْل َ ْن ٰه ُر ٰخلِد‬ ِ ‫ِين َو ْالم ُْؤم ِٰن‬
َ ‫َو َع َد هللاُ ْالم ُْؤ ِمن‬

5
‫هللا أَ ْك َب ُر‬
ِ ‫م َِّن‬
Artinya : “ Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-
laki dan perempuan, surga yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai, mereka kekal di dalamnya dan tempat yang baik di surga
‘Adn, dan keridhoan Allah lebih besar … “
Maksud keridhoan yang sedikit dari Allah itu lebih besar dari pada
surge, karena keridhoan itu pangkal segala kebahagiaan.
C. Penggunaan Isim Ma’rifat

Penggunaan isim ma’rifat (ta’rif) mempunyai beberapa fungsi yang


berbeda sesuai dengan macamnya.
1. Ta’rif dengan isim damir (kata ganti) karena keadaan menghendaki
demikian, baik damir mutakallim, mukhatab ataupun ghaib.
2. Ta’rif dengan ‘alamiyah (nama) berfungsi untuk :
a) Menghadirkan pemilik nama itu dalam hati pendengar dengan
cara menyebutkan nama yang khas.
b) Memuliakannya, seperti pada (Qs al-Fath(48) : 29)
ِ ‫م َُح َّم ٌد َرسُو ُل‬
‫هللا‬
Artinya : “ Muhammad adalah utusan Allah”
c) Menghinakan , seperti pada (Qs al-Lahab(111) : 1) :
ٍ ‫َّت َيدَآ أَ ِبى لَ َه‬
َّ‫ب َو َتب‬ ْ ‫َتب‬
Artinya : “ Binasalah kedua tangan abu lahab dan benar-
benar binasa dia”
3. Ta’rif dengan isim isyarah (kata tunjuk) berfungsi untuk :
a) Menjelaskan bahwa sesuatu untuk di tunjuk itu dekat, seperti
pada (Qs Luqman(31): 11) :
َ ‫ٰه َذا َخ ْل ُق اللَّـ ِه َفأَرُونِى َما َذا َخلَ َق الَّذ‬
‫ِين مِن ُدو ِن ِه‬
Artinya : “Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu
kepadaku apa yang telah di ciptakan oleh selain Allah”

6
b) Menjelaskan keadaannya dengan menggunakan “kata tunjuk
jauh”, seperti pada (Qs al-Baqarah (2): 5) :
َ ‫َوأ ُ ۟و ٰ ٓل ِئ‬
َ ‫ك ُه ُم ْال ُم ْفلِح‬
‫ُون‬
Artinya : “ Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”
c) Menghinakan dengnan memakai kata tunjuk dekat, seperti pada
(Qs al-‘Ankabut(29) : 64 ) :
ٌ‫َو َما ٰه ِذ ِه ْال َح َي ٰوةُ ال ُّد ْن َيآ إِاَّل لَهْوٌ َولَ ِعب‬
Artinya : “ Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan
permainan”
d) Memuliakan dengan memakai kata tunjuk jauh, seperti pada
(Qs al-Baqarah (2): 2) :
َ ‫ْب ۛ فِي ِه ۛ ه ًُدى لِّ ْل ُم َّتق‬
‫ِين‬ َ ِ‫ٰذل‬
َ ‫ك ْالك ِٰتبُ اَل َري‬
Artinya : “ Itulah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya
sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”
e) Mengingatkan (tanbih) bahwa sesuatu yang di tunjuk (musyar
illaih) yang di beri beberapa sifat itu sangat layak dengan sifat
yang di sebutkan sesudah isim isyarah tersebut. Misalnya pada
(Qs al-Baqarah (2):
a. Isim ma’rifat mencakup tujuh jenis, yaitu :
 Isim yang diawali dengan Al (‫)ال‬
Contoh : ‫َاب‬
ُ ‫ ال ِكت‬، ‫ال ُهدَى‬
 Isim dhomir (kata ganti)
 Isim isyaroh (kata tunjuk)
 Isim maushul (kata sambung)
 Isim alam (nama)
 Isim munada (yang dipanggil)
 Isim idhofat (yang disandarkan)
Masing-masing jenis isim tersebut, akan dibahas berikut ini.
1. Isim Dhomir

7
Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya
untuk menggantikan isim tertentu.
Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu isim
dhomir bariz (tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak
dalam tulisan). Pada bab ini hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan isim
dhomir mustatir dibahas setelah membahas kalimat sempurna.
Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz
muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : ‫ َل‬+ ‫ لَ ُك ْم = ُك ْم‬dan isim dhomir
bariz munfashil (berdiri sendiri) seperti : ‫ ُه َو‬، َ‫اَ ْنت‬
2. Isim isyaroh ( ‫االشَا َر ِة‬
ِ ‫س ُم‬
ْ ِ‫) ا‬
Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
menunjuk isim-isim tertentu.
Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan
jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan jauh
(ba’id) yaitu ha tanbih ( ‫ ) هَـ‬di awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob di
akhir untuk isim ba’id ( ‫ َك‬، ‫ ُك َما‬atau ‫) ُك ْم‬. Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan
dengan letak, jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan
letaknya saja.
Seperti : ‫ ُهنَالِ َك‬، ‫ ُهنَا َك‬، ‫ُهنَا‬
3. Isim Alam ( ‫س ُم ا ْل َعلَ ِم‬
ْ ِ‫) ا‬
Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa
membutuhkan penjelasan. Isim ini ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim
tertentu. Pada bagian ini akan dikhususkan pada kata yang digunakan untuk nama
manusia. yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
 Isim khos (nama asli)
Contoh : ‫ ُع َم ُر‬، ُ‫شة‬
َ ِ‫عَائ‬
 Kunyah ( ٌ‫ ) ُك ْنيَة‬: julukan
ٌ َ‫ ا‬، ‫ اُ ٌّم‬، ٌ‫اِبْن‬dan ٌ‫بِ ْنت‬
Adalah nama yang diawali dengan kata : ‫ب‬
ِ ‫ اِبْنُ ا ْل َخطَّا‬، ‫ اُ ُّم ا ْلمؤمنين‬dan lain-lain.
ٍ ‫ اَبُ ْو َح ْف‬، ‫ب‬
Contoh : ‫ص‬

8
 ٌ َ‫ ) لَق‬: gelar
Laqob ( ‫ب‬
Diberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam
suatu perkara.
ُ ‫ الفَا ُر ْو‬، ‫ش ْي ُد‬
Contoh : ‫ق‬ ِ ‫ ال َّر‬، ‫ق‬
ُ ‫ص ِّد ْي‬
ِّ ‫ ال‬dan lain-lain.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa pemaparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa :
1. Isim nakirah adalah isim yang umum pada jenisnya, yang tidak
tertentu pada satu jenis tertentu. Sedangkan isim ma’rifat adalah
selainnya isim nakirah, yaitu isim yang sudah jelas pengertiannya
atau isim yang menunjukkan sesuatu yang sudah jelas.
2. Penggunaan isim nakirah mempunyai beberapa fungsi, diantaranya
:
a) Untuk menunjukkan satu
b) Untuk menunjukkan macam
c) Untuk menunjukkan satu dan macam sekaligus
d) Untuk memuliakan keadaan
e) Untuk menunjukkan arti yang banyak
f) Untuk memuliakan dan menunjukkan banyak
g) Untuk meremehkan
h) Untuk menyatakan sedikit
3. Penggunaan isim ma’rifat (ta’rif) mempunyai beberapa fungsi yang
berbeda sesuai dengan macamnya, antara lain :
a) Ta’rif dengan isim damir (kata ganti) karena keadaan
menghendaki demikian, baik damir mutakallim, mukhatab
ataupun ghaib.
b) Ta’rif dengan ‘alamiyah (nama) berfungsi untuk :
1. Menghadirkan pemilik nama itu dalam hati pendengar
dengan cara menyebutkan nama yang khas.
2. Memuliakannya
3. Menghinakan

10
DAFTAR PUSTAKA
Ibrah.“PembagianIsim”.padahttp://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-i
pembagian-isim.html, diakses pada 27Oktober2017
Ryper.“PengenalanIsimdanTanda-
Tandanya”.padahttp://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2-
pengenalan-isim-dan-tanda. html. diakses pada 27 Oktober 2017
Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu
Nahwu. Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger.
K. H Muchammad Anwar. Al Kailani dan nazham Al Maqsud. Ilmu Shorof
terjemahan Matan.. Bandung Sinar Baru Algensindo

11

Anda mungkin juga menyukai