Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BALAGHAH

TASYBIH TAMTSIL

Disusun oleh:

Anggita Ayu Tirta Nirmaya (190102063)

Mar’atul Mufida (190102061)

Purwanto Mustofa (190102047)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini

Blitar, 17 September 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………… 1

Daftar Isi……………………………………………………………………...... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………….. 3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..4
C. Tujuan………………………………………………………………….........4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian tasybih tamtsil………………………………………..5


B. Pengertian tasybih ghairu tamtsil……………………………5
C. Contoh contoh tasybih tamstil dan gairu tamtsil…..5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………… 8
B. Kritik…………………………………………………………….....……….. 8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk memahami Al-Qur’an secara mendalam dan menyeluruh, tentu tidak bisa
terlepas dari berbagai disiplin ilmu yang harus diketahui bahkan harus dikuasai. Tentu
bukan saja dalam memahami Al-Qur’an yang merupakan suatu mukjizat Nabi agung
Muhammad SAW yang telah Allah jamin keotentikannya sepanjang masa, dalam
mendalami suatu ilmu lain pun harus didasarkan pada kemampuan menguasai ilmu-ilmu
lain yang berkaitan dengannya. Karena ilmu saling berkaitan antara satu dengan lainnya.
Terlebih bagi kami yang tengah menuntut ilmu di Pendidikan Bahasa Arab,
memahami Al-Qur’an dengan baik dan benar adalah mutlak kami lakukan. Disiplin ilmu
yang dapat mendukung pemahaman kita dalam memahami Al-Qur’an dengan baik
mempunyai cukup banyak cabang dan macamnya, seperti Bahasa Arab, Ilmu Tajwid,
‘Ulumul Qur’an, ‘Ulumul Hadist dan tak kalah pentingnya adalah ilmu yang mempelajari
tentang tata bahasa dalam Al-Qur’an yang dalam hal ini disebut dengan Ilmu Balaghah.
Di dalam Ilmu Balaghah, kita akan menemukan betapa indah dan kayanya Al-Qur’an
karena memang hanya mereka yang mempelajari ilmu ini saja yang mampu menyingkap
makna tersirat yang ada dalam Al-Qur’an. Dengan belajar atau mempelajari balaghah,
tidak serta merta kita menafsirkan ayat al-Qur’an secara fisik atau dzohir saja. Kita akan
banyak menemukan makna batin dari Al-qur’an dan makna batin lah yang lebih baik
dibanding makna dzohir. Di sini, dimakalah sederhana ini kami selaku kelompok dua,
akan membahas tentang “Tasybih Tamsil” yang merupakan bagian kecil isi dari Ilmu
Balaghah

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tentang tasybih tamtsil ?
2. Apa pengertian tentang tasybih ghairu tamtsil ?
3. Bagaimana contoh tentang kedua tasybih tersebut ?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian tasybih tamtsil
2. Dapat mengetahui pengertian tasybih ghairu tamtsil
3. Dapat mengetahui contoh tentang kedua tamtsil tersebut

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasybih Tamtsil


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau yang lebih sering disebut KBBI
menyatakan bahwa Tamsil berarti Persamaan dengan umpama (misal) hidupnya bagai
katak dalam tempurung dan Ajaran yang terkandung dalam cerita ibarat lukisan (sesuatu
sebagai contoh).
Lafadz at-Tasybih berarti at-tamtsil yang artinya persamaan ( Kamus
munawwir:hal 740 ). Dalam ilmu balaghoh, tasybih adalah suatu ungkapan yang
menyatakan bahwa sesuatu itu mempunyai kesamaan dengan yang lainnya dalam sifat,
dalam menyamakan hal tersebut menggunakan sarana (adat).
 Bertamsil: mengucapkan tamsil
 Menamsilkan: mengumpamakan; mengibaratkan; melukiskan (sesuatu sebagai
contoh dan sebagainya)
 Tamsilan: perumpamaan; ibarat; contoh

Dapat dipahami dari pengertian-pengertian diatas bahwa tamsil ialah menyerupakan


sesuatu yang pada hakikatnya berbeda. Seperti contoh: hidup orang itu bagai katak dalam
tempurung. Maksudnya adalah kehidupan seseorang yang primitif yang sempit hidupnya.
Tidak berpengetahuan, tidak menerima ilmu yang ada dari luar, kaku dan terkungkung
dengan sesuatu yang mengikatnya.

Dari segi wajhu syibhi, tasybih dibagi menjadi dua; yaitu tasybih tamtsil dan tasybih
ghairu tamtsil. Tasybih gairu tamstil adalah tasybih yang wajhu syibh-nya tidak terdiri
dari beberapa rangkaian gambaran beberapa hal. Wajh syibh pada ghair tamsil terdiri dari
satu hal atau mufrod.

B. Contoh dari tasybih tamstsil dan tasybih ghairu tamtsil


 Contoh tasybih tamtsil

 َ ‫صرٌّ َأصابَت َح‬


‫رث‬ ِ ‫يح فِيهَا‬ ٍ ‫َمثَ ُل َما يُنفِقُونَ فِي ه ِذ ِه ال َحيو ِة ال ُدنيا َك َمثَ ِل ِر‬
َ‫قَوم ظَلَ ُموا َأنفُ َسهُم فََأهلَ َكت َوما ظَلَ َمهُ ُم هللاُ َول ِكن َأنفُ َسهُم يَظلِ ُمون‬
Artinya: “Perumpamaan harta yang mereka (orang-orang kafir) nafkahkan di
kehidupan dunia, seperti badai yang amat dingin menimpa kebun suatu kaum,
yang menganiaya diri sendiri, maka rusaklah kebun itu. Allah sama sekali tidak
bertindak zalim terhadap mereka, tetapi mereka menganiaya diri sendiri.”(Ali
Imran:117)

‫ ما ينفقون في هذه الحيوة الدنيا‬: ‫مشبه‬


‫ ريح فيها صر أصابت حرث قوم ظلموا أنفسهم فأهلكت‬: ‫مشبه به‬
َ ِ‫ُورةٌ عن َشي ٍء نافِ ٍع يَف ُس ُد ب‬
‫صا ِحبِ ِه‬ َ ‫س‬: ‫وجه شبه‬
Dari buku tafsir ibnu katsir, halaman 119-120 menjelaskan:
Allah SWT. memberikan perumpamaan bagi apa yang dibelanjakan orang-rang
kafir di dunia ini. Demikian dikatakan Mujahid, al-Hassan al-Bashri dan as-Suddi,
Allah SWT berfirman:

Penjelasan

“‫”مثل ما ينفقون في هذه الحيوة الدنيا ريح فيها صر‬


Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini adalah
seperti perumpamaan angin mengandung hawa yang sangat dingin”. Yakni angin
yang sangat dingin sekali. Demikian juga dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, ‘Ikrimah,
Sa’id bin Jubair, Qatadah, adh- Dhahhak, ar-Rabi’in Anasdan yang lainnya.
Sedangkan “atha’ berkata :”sangat dingin dan membeku”. Adapun menurut Ibn
‘Abbas dan juga Mujahid (‫”)فيها صر‬Shirr” yakni api. Makna ini merujuk kepada
makna pertama, karena dingin yang luar biasa apalagi yang membekukan, dapat
menghancurkan tanaman dan buah-buahan, sebagaimana api dapat membakar
sesuatu
“‫سهُم فََأهلَ َكت‬
َ ُ‫وم ظَلَ ُموا َأنف‬ َ ‫”َأصابَت َح‬
ٍ َ‫رث ق‬
“menimpa kebun suatu kaum, yang menganiaya diri sendiri, maka rusaklah kebun
itu” yaitu membakarnya. Maksudnya angin tersebut dapat memusnahkan jika
menimpa tanaman yang sudah saatnya panen. Angin itu memporak-porandakan
dan memusnahkan buah-buahan dan tanaman yang ada di dalamnya, padahal si
pemilik justru sangat membutuhkan hasil panen tersebut.
Demikian juga halnya dengan orang-orang kafir. Allah SWT. akan menghapuskan
pahala dan buah semua amalnya selama di dunia, sebagaimana musnahnya
tanaman itu akibat dosa-dosa para pemiliknya. Begitupun orang-orng kafir itu
membangun amal mereka tanpa asas dan pondasi
َ‫َوما ظَلَ َمهُ ُم هللاُ َول ِكن َأنفُ َسهُم يَظلِ ُمون‬

“Allah sama sekali tidak bertindak zalim terhadap mereka, tetapi mereka
menganiaya diri sendiri”.

‫ض ال َّز ْه ِر * في ال َّشطَّي ِْن فَصْ ال‬


ِ ْ‫ص ُل بيْن َرو‬ ِ ‫والما ُء يَ ْف‬
‫َت * اَ ْي ِدى القُيُوْ ِن عليه نَصْ ال‬ْ ‫َكبِ َسا ِط َو ْش ٍي َج َّرد‬
Artinya: Sungai yang memisahkan taman bunga itu pada kedua pinggirnya,
bagaikan baju sulaman yang dihamparkan, sedang di atasnya tergeletak sebilah
pedang yang telah terhunus dari sarungnya

Penjelasan:
Dalam contoh di atas Abu Firas menyerupakan keadaan air sungai, yakni
air yang membelah taman menjadi dua bagian di kedua pinggirnya, yang dihiasi
oleh bunga-bunga indah berwarna-warni yang tersebar di antara tumbuh-
tumbuhan hijau segar, kepada pedang berkilau yang dihunus oleh para pembuat
senjata, lalu diletakkan di atas kain sutera yang bersulaman aneka warna.
Di atas dikatakan bahwa tasybih tamtsil ialah tasybih yang wajah
syibehnya berupa gambaran yang dirangkai dari keadaan beberapa hal, dalam
contoh inipun demikian, wajah syibehnya adalah gambaran secara menyeluruh,
bukan satuan/mufrad, jadi wajah syibehnya diambil dari beberapa hal, yaitu
gambaran yang terdapat pada kedua pihak tasybih adalah adanya warna putih
yang memanjang, yang di kanan kirinya terdapat hamparan hijau yang diwarnai
dengan aneka ragam bunga-bungaan

 Contoh tasybih ghairu tamtsil


َّ ‫البحـر َأرْ خَ ى ُس ُدوْ لُـه * عل‬
‫ي بأنـواع الهُمـوم لِيـبتـلِي‬ ِ ‫ج‬
ِ ْ‫وليـل ك َمـو‬
ٍ
Artinya: Beberapa malam bagaikan ombak lautan, menutupkan kelambunya yang
pekat padaku secara beruntun dengan berbagai macam kesusahan untuk
mengujiku
Penjelasan:
Dalam contoh di atas Umru’ul-Qais menyerupakan kegelapan dan
kengerian malam, kepada ombak laut, dan bahwa malam-malam itu menutupkan
kelambunya disertai berbagai kesusahan dan penderitaan untuk menguji
kesabaran dan kekuatan mentalnya.
Di atas dikatakan bahwa tasybih ghai tamtsil ialah tasybih yang wajah
syibehnya bukan berupa gambaran yang dirangkai dari keadaan beberapa hal,
dalam contoh inipun demikian, wajah syibehnya adalah gambaran suatu sifat atau
beberapa sifat yang hanya dimiliki bersama oleh dua hal, yakni malam dan laut
sama-sama memiliki sifat gelap dan menakutkan. Kemufradannya itu tidak
menutup kemungkinan berbilangnya sifat yang dimiliki bersama tersebut.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Tasybih merupakan salah satu pokok pembahasan dalam ilmu balaghah yang
mana didalamnya dijelaskan bahwa suatu hal atau beberapa hal memiliki
kesamaan sifat dengan sesuatu yang lain, sekalipun sesuatu itu berbeda sama
sekali. Bukan hanya dalam shalat, puasa atau pelaksanaan ibadah haji, tasybih pun
mempunyai rukun tersendiri yaitu musyabbah, musyabbah bih, adat tasybih dan
wajah syibeh. Tasybih mempunyai banyak macam tergantung dari sudut mana
kita memandangnya. Dan tasybih tamsil adalah salah satu di dalamnya
 Tamsil secara etimologi berarti ibarat, perumpamaan dengan umpama. Dan tamsil
adalah bagian dari tasybih yang mana arti dari tasybih tamsil adalah tasybih yang
memiliki wajah syabah banyak
B. Saran
Kami menyadari atas apa yang kami tulis dalam makalah ini masih sangat banyak
kekurangan di sana-sini. Oleh karenanya, kami sangat berharap dari semua para peminat
ilmu tanpa batas ini untuk terus memberi arahan serta masukan positifnya guna dapat
memperbaiki makalah kami selanjutnya sehingga makalah yang ada ini menjadi patut dan
layak untuk dikaji didepan diskusi kelas ini. Pun harapan besarnya adalah dapat menjadi
salah satu bahan rujukan masyarakat yang bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

https://zahrasatu41.blogspot.com/2017/11/ayo-belajar-balaghoh-tasybih-tamtsil.html

http://alfiyaharyanto.blogspot.com/2016/03/makalah-tasybih-tamsil.html

https://www.ilmuakademika.id/2018/12/tasybih-tamsil-al-quran.html

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai