Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Surah Al - Zalzalah

Oleh:

MTsN Tambakberas Jombang


Tahun Pelajaran 2012/2013
Kata Pengantar
Tidak ada suatu atau bahkan ribuan lautan tintapun yang dapat menuliskan goresan rasa puji
syukur kepada Allah Subhanallah Wata’ala, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita.
Serta tak lupa shalawat serta salam kita sampaikan kepada sang revolusioner kita, yang membimbing kita
dari zaman kegelapan menuju zaman yang lebih terang, Nabi Agung Muhammad SAW. Karena tanpa
Rahmat dan bimbingan beliau, kami tidak akan sanggup untuk melaksanakan tugas Makalah ini dengan
tepat waktu dan benar.

Al Quran adalah firman Allah, petunjuk bagi manusia dalam meniti


kehidupannya. Dalam Al quran terdapat banyak pedoman-pedoman yang bisa
mengantarkan manusia menuju kebahagiaan yang hakiki. Untuk itu perlunya
pemahaman akan kandungan ayat-ayat yang ada dalam Al quran agar kita semua
terhindar dari ketidaktahuan yang menyesatkan.

Makalah yang membahas yang berisi tafsir surat Al Zalzalah ini adalah
merupakan hasil karya yang didasari oleh rasa ingin tahu kami akan kandungan
ayat-ayat yang terdapat dalam surat Al Zalzalah, juga untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh guru sebagai satu pelatihan untuk menyusun sebuah Makalah.

Tentunya dalam penyelesaian Makalah ini terdapat beberapa kesalahan kesalahan yang ada, tetapi
melalui bantuan dari berbagai pihak, akhirnya Makalah ini dapat diselesaikan dengan cukup baik. Dan
tentunya, saya ucapkan beribu terima kasih kepada yang terhormat ibu (nama guru) selaku guru mata
pelajaran (mata pelajaran) yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyusun makalah ini. Serta
ucapan terima kasih kepada teman-teman yang membantu dan selalu mendukung kami, dan juga Orang
Tua kami yang selalu memberikan dukungan dan do’anya kepada kami, dan juga pihak pihak yang telah
membimbing saya dalam penyelesaiannya.

Kami harap Makalah ini akan bermanfaat dan dapat memotivasi para pembacanya. Aamiinn Yaa
Rabbal ‘Aalamiin.

Jombang, tgl n bln 2013

Penulis
Daftar Isi
Halaman Sampul............................................................................................................... I

Kata Pengantar.................................................................................................................. II

Daftar Isi............................................................................................................................ III

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang......................................................................................................... 1

Tujuan Penulisan..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

Surat Al-Zalzalah................................................................................................... 2

Tafsir surat Al-Zalzalah......................................................................................... 2

BAB III PENUTUP

Kesimpulan............................................................................................................. 6

Saran....................................................................................................................... 6

Daftar pusaka...................................................................................................................... IV
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur'an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai salah satu
mu'jizat Nabi Muhammad yang ditulis dalam bentuk mushaf dan diriwayatkan dengan mutawattir serta
membaca dan mendengarnya adalah ibadah. Diturunkannya kepada para ummat manusia agar bisa
dijadikan untuk petunjuk dan pedoman hidup, dan menjadi pembeda antara kebenaran dan kejelekan.
Ilmu tafsir adalah suatu bidang ilmu yang sangat penting dalam pembendaharaan ilmu-ilmu islam. Karena
kajian serta upaya memahami dan memahamkan al-Qur'an, belajar dan mengajarkannya pada orang lain
termasuk tujuan amat luhur dan sasaran yang sangat mulia. Dan ilmu tentang al-Qur'an yang paling
sempurna adalah ilmu tafsir.

Surat ini disebut al-Zalzalah yang artinya goncangan. Di dalam ilmu tafsir tedapat berbagai perbedaan
pendapat, dan pada makalah ini kami akan membahas tentang salah satu tafsir surat Al-Zalzalah.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberitahu para pembaca apa maksud dari surat
Al-Zalzalah dan mencoba memahami dan memperdalam ilmu tafsir dalam surat Al-Zalzalah. Selain itu
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari guru mata pelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Surat Al-Zalzalah

‫بسم ال الرحمن الرحيم‬

‫( زبهأبن هربهك‬٤)‫(هيلوهمزئٍذذ ضتهحدضث أهلخهب اهرهه ا‬٣) ‫لاَسنهس اضن هم ا هلهه ا‬ ‫( هوأهلخهرهجزت لا ل ه‬١) ‫ض ززللهزلاهلهه ا‬
‫للر ض ه‬ ‫إزهذلا ضزللززهلزت لا ل ه‬
‫(هوهق اهل لا ل ز‬٢) ‫ض ألثهق اهلهه ا‬ ‫للر ض‬
‫(هوهم ن هيلعهملل زملثهق اهل هذبرٍذة هشررلا‬٧) ‫(هفهم ن هيلعهملل زملثهق اهل هذبرٍذة هخليترلا هيهرضه‬٦) ‫صضدضر لالبن اضس أهلشهت اتت ا لدضيهرلولا أهلعهم الهضهلم‬
‫(هيلوهمزئٍذذ هي ل‬٥) ‫أهلوهحىى لههه ا‬
(٨) ‫هيهرضه‬

Artinya:

1. Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan (yang dahsyat),


2. Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3. Dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”,
4. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5. Karena Sesungguhnya Tuhanmu Telah memerintahkan (yang sedemikian itu)
kepadanya.
6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-
macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya.
8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya pula.

Surah Az-Zalzalah (bahasa Arab: ‫ )لالزلزلة‬adalah surat ke-99 dalam Al-Qur’an. Surat ini terdiri atas 8
ayat dan tergolong pada surat Madaniyah. Surat ini diturunkan setelah surah An-Nisa’. Nama Az-
Zalzalah diambil dari kata Zilzaal yang berarti ‘goncangan’ dan terdapat pada ayat pertama surat ini.
Pokok isinya menceritakan kejadian pada hari kiamat dimana bumi digoncangkan dan manusia bertanya-
tanya mengenai kejadian saat itu. Dan janji bahwa setiap kebaikan dan kejahatan walau sekecil apapun
akan mendapatkan perhitungan.

B. Tafsir Surat Al-Zalzalah (Ibnu Katsir)

At-Tirmidzi meriwayatkan diri dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dia berkata: “Ada seseorang yang datang
kepada Rasulullah SAW seraya berkata, ‘Bacakanlah untukku, wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda
kepadanya, ‘Bacalah tiga kali dari surat-surat yang memiliki ar-raa (‫)لا لرلاء‬.’ Kemudian orang itu berkata
kepada beliau, ‘Usiaku sudah lanjut, hatiku pun semakin mengeras dan lidahku sudah kaku.’ Beliau
bersabda, ‘Bacalah dari surat-surat yang mempunyai haamiim (‫)حم‬.’ kemudian orang itu mengucapkan
ungkapan yang sama dengan yang pertama. Beliau bersabda, ‘Bacalah tiga kali dari surat-surat yang
memiliki kata tasbih.’ Orang itu tetap mengatakan seperti ungkapannya yang pertama. Kemudian orang
itu berkata, ‘Tetapi bacakanlah untukku, wahai Rasulullah, satu surat yang mencakup.’ Kemudian beliau
membacakan untuknya: (‫ض ززل لهزلال ههه ا‬ ‫ه‬
‫ت لالللر ض‬
‫ذلا ضزل لززل ه ز‬
‫‘ ) إ ز ه‬Apabila bumi digoncangkan dengan
goncangannya,’ sehingga ketika beliau selesai membaca surat itu, orang tersebut berkata, ‘Demi Rabb
yang mengutusmu dengan kebenaran sebagai seorang Nabi, aku tidak akan memberi tambahan padanya
untuk selamanya,’ Kemudian orang itu pun berbalik, lalu Rasulullah SAW bersabda, ‘Beruntunglah orang
itu, beruntunglah orang itu.’” -Kemudian dia mengatakan: “Lalu orang itu mendatangi beliau, maka
beliau bertanya kepadanya: ‘Aku diperintahkan pada hari raya ‘Idul Adh-ha untuk menjadikannya sebagai
hari raya untuk ummat ini.’” Lalu orang itu berkata kepada beliau, “Bagaimana pendapatmu jika aku
tidak mendapati kecuali hanya domba betina, apakah aku boleh berkurban dengannya?” Beliau
menjawab, “Tetapi hendaklah engkau memotong rambutmu, memotong kukumu, mencukur kumismu,
dan mencukur bulu kemaluanmu. Yang demikian itu kesempurnaan kurbanmu disisi Allah SWT. “Dan
diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa-i.

Ibnu ‘Abbas mengatakan, (‫ض ززل لهزلال ههه ا‬ ‫ه‬


‫ت لالللر ض‬
‫ذلا ضزل لززل ه ز‬
‫“ ) إ ز ه‬Apabila bumi digoncangkan dengan
goncangannya,” yakni bergerak dari bawahnya. ( ‫ق ال ههه ا‬ ‫ض أ هث ل ه‬ ‫ه‬
‫ت لالللر ض‬
‫ج ز‬ ‫“ ) وهأ ه ل‬Dan bumi telah
‫خهر ه‬
mengeluarkan beban-beban beratnya.” Yakni, bumi akan melemparkan isi perutnya yang terediri dari
mayat-mayat. Demikian yang dikatakan oleh lebih dari satu orang ulama Salaf. Di dalam kitab
Shahihnya, Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda:

‘Bumi memuntahkan bagian-bagian yang terdapat didalam perutnya yang besar, seperti tiang-tiang
yang terbuat dari emas dan perak. Lalu seorang pembunuh akan datang seraya mengatakan dalam hal
ini, ‘Aku telah membunuh.’ Kemudian seorang pemutus silaturahmi datang dan berkata dalam
kesempatan ini, ‘Aku telah memutus hubungan kerabatku.’ Selanjutnya, seorang pencuri datang dan
berkata mengenai hal ini, ‘Aku telah memotong tanganku.’ Kemudian dia meninggalkannya dan tak
mengambil sesuatu pun darinya.’”

Dan firman Allah, ( ‫م ا ل ههه ا‬


‫ن ه‬ ‫ل لالل زاَسن ه‬
‫س ا ض‬ ‫“ ) وههق ا ه‬Dan manusia bertanya, ‘Mengapa bumi (jadi begini)?”
Yakni, dia menolak kejadian yang dialami bumi setelah sebelumnya dalam keadaan bulat, tenang dan
permanaen. Dimana bumi ini berdiri tegak diatas punggungngya. Artinya, keadaanya berbalik total, di
mana bumi ini menjadi bergerak dan berguncang keras. Sebab, telah datang perintah dari Allah Ta’ala
untuk menimpakan goncangan yang telah disiapkan baginya, yang tidak ada tempat berlindung baginya
dari goncangan tersebut. Kemudian bumi akan mengeluarkan semua yang ada didalam perutnya, yang
terdiri dari mayat-mayat dari orang-orang terdahulu dan orang-orang yang hidup terakhir. Dan pada saat
itulah adaorang-orang yang mengingkari kejadian itu dan menukar bumi selain bumi dan langit yang ada
dan mereka pun menampakkan diri kepada Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.

Firman Allah Ta’ala, ( ‫ه ا‬ ‫ث أه ل‬


‫خهب اهر ه‬ ‫حد د ض‬
‫مئ زذ ذ ت ض ه‬
‫“ ) ي هول ه‬Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.”
Maksudnya, membicarakan apa yang telah dikerjakan oleh orang-orang yang berada diatasnya. Imam
Ahmad meriwayatkan, Ibrahim memberitahu kami, Ibnul Mubarak memberitahu kami, at-Tirmidzi, Abu
‘Abdirrahman an-Nasa-i dan lafazh ini miliknya dari Abu Hurairah, dia berkata, “Rasululluah SAW
membaca ayat ini: ( ‫ه ا‬ ‫ث أه ل‬
‫خهب اهر ه‬ ‫حد د ض‬
‫مئ زذ ذ ت ض ه‬
‫‘ ) ي هول ه‬Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,’ beliau bertanya,
‘Apakah kalian mengetahui apa berita yang disampaikannya?’ Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya beritanya
adalah dia bersaksi bagi setiap hamba, laki-laki maupun perempuan atas apa yang telah mereka lakukan
diatasnya. Dia akan mengatakan, ‘Dia mengerjakan ini dan itu, pada hari ini dan itu.’ Demikian itu
beritanya.’” Kemudian at-Tirmidzi mengatakan: “Ini merupakan hadits hasan Shahih Gharib.”

Firman Allah Ta’ala, ( ‫ى ل ههه ا‬ ‫“ ) بأ هن رب ه ه‬Karena sesungguhnya Rabb-mu telah memperintahkan


‫ح ى‬
‫ك أول ه‬ ‫ز ب ه ب‬
(yang demikian itu) kepadanya.” Imam al-Bukhari mengatakan, “Kata auhaa laha, auhaa ilaihaa, wahaa
lahaa, dan wahaa ilaihaa adalah satu (yaitu, mewahyukan kepadanya).” Demikian pula Ibnu ‘Abbas
mengatakan, “Auhaa lahaa adalah sama dengan auhaa ilaihaa.” Secara lahirlah, kandungan ini bermakna
memberikan izin kepada bumi, Syabib bin Bisyr meriwayatkan dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas,

( ‫ه ا‬ ‫ث أه ل‬
‫خهب اهر ه‬ ‫حد د ض‬
‫مئ زذ ذ ت ض ه‬
‫“ ) ي هول ه‬Padahari itu bumi menceritakan beritanya,” dia mengatakan, “Rabb-nya
berkata kepadanya, ‘Katakanlah,’ maka bumi itu berkata.” Mujahid mengatakan, ‘Auhaa lahaa
maksudnya, Allah memerintahkannya.’ Al-Qurazhi mengatakan, “Allah memerintahkannya untuk
membelah diri.”

Dan firman Allah Ta’ala: ( ‫ه ا‬ ‫ث أه ل‬


‫خهب اهر ه‬ ‫حد د ض‬
‫مئ زذ ذ ت ض ه‬
‫“ ) ي هول ه‬Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.”
Maksudnya, supaya mereka menentang terhadap kebenaran hisab dalam wujud yang beragam, yakni
macam dan golongan dalam hal mendapatkan kesengsaraan dan kebahagiaan. Ada yang diperintahkan
supaya masuk Surga. Dan ada pula yang diperintahkan masuk Neraka.

‫ه‬
Firman Allah Ta’ala: ( ‫م ال ههض ل‬
‫م‬ ‫ل زي ضهرلولا أع ل ه‬ ) “Supaya diperlihatkan kepada mereka pekerjaan
mereka.” Maksudnya, supaya mereka mengetahui dan diberi balasan atas apa yang telah mereka kerjakan
di dunia, baik dalam bentuk kebaikan maupun keburukan. Oleh karena itu, Dia berfirman:

( ‫شررلاي ههره ض‬ ‫ق ا ه‬
‫ل ذ هبرةذ ه‬ ‫مث ل ه‬ ‫م ل‬
‫ل ز‬ ‫ن ي هعل ه‬
‫م ل‬
‫ وه ه‬.‫ه‬
‫خي لررلا ي ههر ض‬ ‫ق ا ه‬
‫ل ذ هبرةذ ه‬ ‫مث ل ه‬ ‫م ل‬
‫ل ز‬ ‫فه ه‬
‫من ي هعل ه‬
) “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat
balasannya pula.” Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Kuda itu untuk tiga orang. Bagi seorang kuda itu akan menjadi pahala, bagi seorang lagi akan
menjadi satar (penutup), dan bagi seorang lainnya akan menjadi dosa. Adapun orang yang mendapat
pahala adalah orang yang mengikat kuda itu dijalan Allah, lalu dia membiarkannya di tempat
penggembalaan atau taman dalam waktu lama, maka apa yang terjadi selama masa pengembalaannya di
tempat pengembalaan dan taman itu’ maka ia menjadi kebaikan baginya. Dan jika dia menghentikan masa
pengembalaannya lalu kuda itu melangkah satu atau dua langkah, maka jejak kaki dan juga kotorannya
akan menjadi kebaikan baginya. Dan jika kuda itu menyebrangi sungai lalu meminum air dari sungai
tersebut, maka yang demikian itu menjadi kebaikan baginya, dan kuda itu pun bagi orang tersebut adalah
pahala. Dan orang yang mengikat kuda itu karena untuk memperkaya diri dan demi kehormatan diri tetapi
tidak lupa hak Allah dalam pemeliharaannya, maka kuda itu akan menjadi satar baginya. Serta orang
yang mengikatnya karena perasaan bangga dan riya’, maka ia hanya akan menjadi dosa baginya.”

Kemudian Rasulullah SAW ditanyai tentang keledai, maka beliau bersabda:

‫ل لالله فىه ا ه ر‬
‫م ا أ هلاَسنز ه‬
(( ‫ل زمث لهق اهل ذ هبرةذ هخي لررلا‬
‫م ل‬ ‫ة )فه ه‬
‫من ي هعل ه‬ ‫معه ه‬ ‫ف اذ لة ه لال ل ه‬
‫ج ا ز‬ ‫ة لال ل ه‬
‫شي لأ أ زل ب ههذ زهز للاآلي ه ه‬ ‫ض زله‬ ‫ه‬
(‫ه‬
‫شررلاي ههر ض‬ ‫ق ا ه‬
‫ل ذ هبرةذ ه‬ ‫مث ل ه‬ ‫م ل‬
‫ل ز‬ ‫ن ي هعل ه‬
‫م ل‬ ‫ي ههر ض‬.))
‫ وه ه‬.‫ه‬
“Allah tidak menurunkan sedikitpun mengenainya melainkan ayat yang mantap dan mencakup
ini: ‘Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan
melihat balasannya pula,’” Diriwayatkan oleh Muslim.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Apabila Allah hendak menyudahi dunia ini dan memulai Kiamat, Allah memerintahkan bumi
dan ia pun terguncang dengan sangat keras, tidak seperti biasanya. Semua yang tersimpan di
dalamnya keluar; api, air, tambang, dan sisa-sisa bangkai. Saat itu, orang yang menyaksikannya
berkata, “Apa ini?” Maksudnya, apa yang terjadi dengan bumi ini. Ini tidak seperti biasanya dan
tidak diketahui sebabnya. Pada saat itu bumi menceritakan, berbicara dengan kejadian itu dan
bukan dengan kata-kata. Sebagaimana yang dikatakan Al-Allamah At-Thabari dalam tafsirnya,
“Ia melaksanakan perintah. Apa yang terjadi di muka bumi dan tidak biasa terjadi disebabkan
karena Tuhanmu menitahkan kepadanya. Perintah-Nya yang sampai kepada bumi. Perintah
semacam itu merupakan perintah kejadian. Semua yang terjadi di alam semesta ini akibat dari
perintah kejadian yang datang dari Allah. Hanya saja ada peristiwa yang terjadi tanpa sebab
lahiriah maka ia dinisbatkan kepada perintah kejadian, sedangkan yang terjadi akibat perkara
biasa ia tidak dinisbatkan kepadanya, walaupun sejatinya ia juga bersumber dari Allah.

Pada hari itu manusia dikeluarkan dari perut bumi, mereka berbeda-beda, masing-masing
sesuai dengan amal perbuatannya untuk melihat akibat perbuatan mereka. Barangsiapa
melakukan perbuatan baik sebesar dzarrah akan dibalas dan barangsiapa melakukan perbuatan
buruk sebesar dzarrah pun akan dibalas.

Allah SWT berfirman,

٤٧﴿‫ضضع لاللهمهولاززيه ن لاللزقلسهط زلهيلوزم لاللزقهي اهمزة هفهل ضتلظلهضم هاَسنلفسس هشليتئ ا هوزإن هك اهن زملثهق اهل هحبٍذة دمل ن هخلرهدٍذل أههتليهن ا زبهه ا هوهكهفىى زبهن ا هح ازسزبيه ن‬
‫﴾هوهاَسن ه‬

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka tiadalah dirugikan
seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) Hanya seberat biji sawi pun pasti kami
mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-
Anbiya’: 47).

B. Saran

Saran dari penulis kepada pembaca adalah kita sehendaknya harus benar-benar mengimani tentang
terjadinya hari kiamat yang sudah ditentukan dan disebutkan dalam Al-Qur’an yang termasuk mukjizat
Nabi Muhammad yang terbesar, hari kiamat yang tidak dapat diramalkan kapan terjadinya kita harus
bersiap siaga, dalam arti bukan untuk menghindari terjadinya hari kiamat tersebut, tetapi mempersiapkan
amal kita dalam menghadapi hari kiamat tersebut, sehingga saat kita dihisab kita mempunyai amal yang
cukup dan membuahkan hasilyang baik, sehingga kita dapat masuk surga.

Daftar Pusaka
http://www.dakwatuna.com/2012/04/27/20136/tafsir-surat-al-
zalzalah/#axzz2eko3SbCv

http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Az-Zalzalah

Buku catatan pribadi


Tafsir surat Al-Zalzalah Ibnu Katsir

Anda mungkin juga menyukai