AMTSALIL QUR’AN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah ‘Ulum Al-Qur’an
Dosen Pengampu : Wandi Normansyah, M.Pd.I.
Disusun Oleh :
AHMAD SYUKRON MUGHNI
21.1.12.034
NURUL AFIFAH AINUN
21.1.12.030
I
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT. karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Zakat ini. Shalawat serta salam senantiasa kita
sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua
umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan
syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah Ulumul Qur’an
ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik
lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan
saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas
di kemudian hari.
Penyusun
II
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci yang sempurna yang mengandung semua
hal dalam kehidupan manusia, baik kehidupan dunia yang berupa tuntunan
ibadah, pergaulan dalam keluarga dan masyarakat, cerita-cerita umat
terdahulu, maupun kehidupah akhirat berupa hari kiamat, surga, neraka dan
lainnya. Dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang menceritakan hal-
hal yang samar dan abstrak. Manusia tidak mampu mencernanya jika hanya
mengandalkan akalnya saja. Sehingga sering kali ayat-ayat tersebut
diperumpamakan dengan hal-hal yang konkret agar manusia mampu
memahaminya.
Untuk memahami itu semua maka ulama’ tafsir menganggap perlu
adanya ilmu yang menjelaskan tentang perumpamaan dalam al-Qur’an agar
manusia mampu mengambil pelajaran dengan perumpamaan-perumpamaan
tersebut. Karena itulah penulis mencoba menjelaskan tentang ilmu tersebut,
yaitu Ilmu Amtsal al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Amtsal Al-Qur’an?
2. Bagaimana sejarah terjadinya Amstsal Al-Qur’an?
3. Apa saja macam-macam Amtsal Al-Qur’an?
4. Apa saja sighat-sighat Amtsal Al-Qur’an?
5. Apa fungsi mempelajari Amtsal Al-Qur’an?
6. Bagimana pendapat para ulama tentang Amtsal Al-Qur’an?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
َ س ْي ُل َز َبدًا َرا ِب ًيا ۚ َو ِم َّما يُوقِد
ُون ْ َسا َلتْ أ َ ْو ِد َيةٌ ِبقَد َِر َها ف
َّ احت َ َم َل ال َ َاء َما ًء ف ِ س َمَّ أ َ ْن َز َل ِم َن ال
اط َل ۚ فَأ َ َّما
ِ َق َوا ْلبَّ َّللا ُ ا ْل َح
َّ ب ْ َعلَ ْي ِه فِي النَّ ِار ا ْبتِغَا َء ِح ْليَ ٍة أ َ ْو َمتَاعٍ َزبَ ٌد ِمثْلُهُ ۚ َك َٰذَ ِلكَ ي
ُ ض ِر َ
َّللاُ ْاْل َ ْمث َال
َّ ب ُ ض ِر ْ َض ۚ َك َٰذَ ِلكَ ي ِ ُث فِي ْاْل َ ْر ُ اس فَيَ ْمك َ َّب ُجفَا ًء ۖ َوأ َ َّما َما يَ ْنفَ ُع الن ُ الزبَ ُد فَيَ ْذ َه
َّ
Artinya:
“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-
lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari
apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada
(pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi)
yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada
harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi.
Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.” (QS. Ar-Ra’d : 17)
Wahyu yang diturunkan untuk menghidupkan hati diumpamakan dengan air yang
turun untuk menghidupkan bumi. Hati diumpamakan sebagai bumi, sedangkan
kehidupan diumpamakan sebagai tumbuh-tumbuhan di bumi. Air yang mengalir di
lembah-lembah selalu menimbulkan buih. Begitulah petunjukan dan cahaya apabila
melewati hati yang dicemari oleh syahwat. Inilah perumpamaan air. Adapun
perumpamaan api terlihat pada wa mimma yuqidun. Apabila logam dipanaskan, kulitnya
akan terkelupas sehingga terlihatlah permata yang diakibatkan proses pemanasan.
Demikian pulalah, hati seorang mukmin yang akan membuang jauh-jauh dorongan
syahwat.[3]
2. Amtsal Kaminah
Yang dimaksud dengan amtsal kaminah adalah amtsal yang tidak menyebutkan
dengan jelas kata-kata yang menunjukkan perumpamaan,tetapi kalimat yang
menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam kepadatan reaksinya dan
mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya.
Contoh amtsal kaminah diantaranya:
Ayat-ayat yang senada dengan perkataan: yang artinya sebaik-baik urusan adalah
pertengahannya.
6
b) Firmannya tentang nafkah:
“Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan jangan pula
merendahkannya, dan carilah jalan tengah diantara kedua itu..” (QS Al-Isra’:110)
c) Firmannya mengenai infaq:
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu jangan (pula)
terlalu mengulurkannya..” (QS Al-Isra’:29)
3. Amtsal Mursalah
Yang dimaksud amtsal mursalah adalah kalimat-kalimat bebas yang tidak
menggunakan lafaz tasybih secara jelas. Tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai
masal.[4]
Contoh amtsal mursalah diantaranya:
a) “Sekarang ini jelaslah kebenaran itu.” (QS Yusuf:51)
b) “Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain dari Allah.”
(QS An-Najm:58)
c) “Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku).”
(QS Yusuf:41)
d) “Dan rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang
merencanakannya sendiri.” (QS Fatir:43)
e) “Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka terpecah belah.” (QS Al-
Hasyr:14)
7
“Dan janganlah sebagian dari kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah
salah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati ? maka
tentulah kalian merasa jijik kepadanya.”
Dalam ayat tersebut tidak terdapat kata-kata al-matsal (perumpamaan), tetapi arti
itu jelas menerangkan perumpaman , yaitu mengumpamamakan menggunjing orang
lain yang disamakan dengan makan daging bangkai teman sendiri.
c. Sighat majaz mursal,
yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan yang bebas, tidak terikat dengan asal
ceritanya. Contohya seperti dalam ayat 73 Surat Al_hajj yang artinya
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan maka dengarkanlah olehmu
perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kalian seru selain Allah sekali – kali tidak
dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakanya.
Dan jika lalat-lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat
merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahnya yang menyembah dan amat lemah
(pulalah) yang disembah .”
d. Sighat majaz Murakkab,
yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan ganda yang segi persamaanya diambil
dari dua hal yang berkaitan, dimana kaitanya adalah perserupamaan yang telah biasa
digunakan dalam ucapan sehari-hari yang berasal dari isti’arah tamtsiliyah. Contohnya
seperti melihat orang yang ragu-ragu akan pergi atau tidak, maka diucapkan saya lihat
kamu itu maju mundur saja
Dalam al-qur’an contohnya seperti dalam QS Al – jum’at ayat 5 :
“seperti keledai yang membawa buku tebal-tebal” disini keadaan keledai yang tidak
bisa memanfaatkan buku dengan baik, padahal dia yang membawa buku yang tebal-
tebal itu.
e. Sighat isyti’arah tamtsisiliyyah
dengan bentuk perumpamaan sampiran atau lirik bentuk ini hamper sama dengan
majas murokkab, karena memang merupakan asalnya. Contohnya seperti sebelum
memanah harus dipenuhi tempat anak panahnya. Contohnya dalam al-qur’an seperti
daam ayat 24 QS Yunus yang artinya “Seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin”.
8
seperti dalam ayat 264 surah Al-Baqarah yang menggambarkan batalnya pahala
sedekah yang diserupakan dengan hilangnya debu di atas batu akibat disiram air hujan
deras.
b. Matsalil Qur’an dapat mengungkapkan kenyataan dan bisa mengkonkretkan hal yang
abstrak. Contohnya seperti dalam ayat 275 surah Al-Baqarah yang mengumpamakan
orang-orang makan riba yang ditipu oleh hawa nafsunya, itu diserupakan dengan orang
yang sempoyongan karena kesurupan setan.
c. Matsalil Qur’an dapat mengumpulkan makna indah yang menarik dalam ungkapan
yang singkat padat. Contohnya seperti dalam ayat 53 surah Al-Mu’minin : “Tiap-tiap
golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka”.
d. Mendorong orang giat beramal melakukan hal-hal yang dijadikan perumpamaan yang
menarik dalam Al-Qur’an. Contohnya seperti dalam ayat 261 surah Al-Baqarah, yang
bisa mendorong orang giat bersedekah atau memberi nafkah.
e. Menghindarkan orang dari perbuatan tercela yang dijadikan perumpamaan dalam Al-
Qur’an, setelah dipahami kejelekan perbuatan tersebut. Contohnya ayat 12 surah Al-
Hujarat, yang bisa menghindarkan orang dari menggunjing orang lain. “ Dan janganlah
sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik
kepadanya.
f. Memberikan pujian kepada pelaku, seperti disebutkan dalam firman Allah pada surat
Al-Fath (48) ayat 29
“Demikianlah perumpamaan (masal) mereka dalam taurat dan perumpamaan
(masal) mereke dalam injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka
tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah ia dan tegak lurus di atas
pokoknya. Tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya, karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mukmin).” (QS Al-Fath:29).
g. Amtsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasihat,lebih kuat
dalam memberikan peringatan, dan lebih dapat memuaskan hati. Allah banyak
menyebut amtsal di dalam Al-Qur’an untuk peringatan dan pelajaran. Ia berfirman:
“Dan sungguh kami telah membuat bagi manusia di dalam Qur’an ini setiap macam
perumpamaan (masal) supaya mereka mendapat pelajaran.” (QS Az-Zumar:27)
“Dan perumpaman-perumpaman (amtsal) itu kami buat untuk manusia dan tidak
ada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (QS Al-Ankabut:43
9
f. Fungsi Amsalil Qur’an
Dari berbagai faedah dan ayat-ayat amtsal Al-Qur’an maka dapat dikatakan
bahwa tujuan dari amtsal adalah :
a. Agar manusia menjadikannya sebagai pelajaran dan bahan renungan dalam arti contoh
yang baik.
b. Untuk dijadikan sebagai teladan yang baik dan perumpamaan yang jelek sedapat
mungkin dihindari.
c. Agar manusia menjadikannya sebagai pelajaran dan bahan renungan sehingga mereka
terbimbing ke jalan yang benar demi meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
10
BAB III
SIMPULAN
Amtsal adalah bentuk jamak dari masal. Kata masal, misl dan masil adalah sama
dengan syabah, syibh dan syabih, baik lafaz maupun maknanya.
Orang yang kali pertama mengarang ilmu amtsalil Qur’an ialah Syekh Abdur
Rahman Muhammad bin Husein An-Naisaburi (wafat 406 H) dan dilanjutkan oleh Imam
Abdul Hasan Ali bin Muhammad Al-Mawardi (wafat 450 H). Kemudian dilanjutkan
Imam Syamsuddin Muhammad bin Abi Bashrin Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah (wafat 754
H).
Ada beberapa Macam-Macam Amtsal Al-Qur’an yaitu amtsal musharrahah,
amtsal kaminah dan amtsal mursalah.
Shighot shighot amtsal Al-Qur’an yaitu Sighat tasybih yang jelas (tasybih ash-
sharih), Sighat tasybih yang terselubung (tasybih adh-dhimni), Sighat majaz mursal,
Sighat majaz Murakkab, dan Sighat isyti’arah tamtsisiliyyah.
Faedah Faedah amtsal Al-Qur’an yaitu
Agar manusia menjadikannya sebagai pelajaran dan bahan renungan dalam arti
contoh yang baik.
Untuk dijadikan sebagai teladan yang baik dan perumpamaan yang jelek sedapat
mungkin dihindari.
Agar manusia menjadikannya sebagai pelajaran dan bahan renungan sehingga
mereka terbimbing ke jalan yang benar demi meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
11
DAFTAR PUSTAKA
12