Anda di halaman 1dari 11

AMSALIL QUR’AN

DISUSUN GUNA MEMENUHI MATA KULIAH

DOSEN PENGAMPU : Dr.H.Abd Hamid Noor,M.Pd

Oleh :

1. Muhamad Fathnu Chusain


2. Muhamad Irzam Maulana
3. Ahmad Nur Fathoni
4. Mifta Khussania

Semester ; (1) Ganjil

PROGRAM EKONOMI SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL

2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat,taufiq,hidayah
serta inayahnya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
tanpa halangan apapun.

Tak lupa shalawat serta salamnya ALLAH SWT kami sampaikan kepada junjungan kami
Nabi Agung MUHAMMAD SAW semoga kami mendapatkan syafaatnya di yaumil qiyamah amin
Ya Robbal Alamin.

Penulisan makalah berjudul “AMSALIL QUR’AN”bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
matkul ULUMUL QUR’AN. Kami telah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin. Akan
tetapi kami sadar bahwa tak ada ranting yang tak luka, begitu juga pada makalah ini yang sangat
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran demi perbaikan makalah ini akan
kami sambut dengan senang hati.

Akhirul kalam kami ucapkan terimakasih sebesar - besarnya kepada dosen dan teman – teman
yang telah mendukung terselesaikanya makalah ini.

Wassalamu’alaikum wr. Wb

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
C. Manfaat Makalah ................................................................................................................. 4
BAB II............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
A. Pengertian Amtsal ............................................................................................................ 5
B. Unsur-unsur Amtsal Al-Qur’an........................................................................................ 5
C. Macam-macam Amtsal Al-Qur’an ................................................................................... 6
D. Shigat Amtsal Al-Qur’an ................................................................................................. 7
E.Fungsi Amsalil Qur’an ......................................................................................................... 9
BAB III ......................................................................................................................................... 10
PENUTUP..................................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 10
B. Saran .................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci yang sempurna yang mengandung semua hal dalam kehidupan
manusia, baik kehidupan dunia yang berupa tuntunan ibadah, pergaulan dalam keluarga dan
masyarakat, cerita-cerita umat terdahulu, maupun kehidupah akhirat berupa hari kiamat, surga,
neraka dan lainnya. Dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang menceritakan hal-hal yang
samar dan abstrak. Manusia tidak mampu mencernanya jika hanya mengandalkan akalnya saja.
Sehingga sering kali ayat-ayat tersebut diperumpamakan dengan hal-hal yang konkret agar
manusia mampu memahaminya.
Untuk memahami itu semua maka ulama’ tafsir menganggap perlu adanya ilmu yang
menjelaskan tentang perumpamaan dalam al-Qur’an agar manusia mampu mengambil pelajaran
dengan perumpamaan-perumpamaan tersebut. Karena itulah penulis mencoba menjelaskan
tentang ilmu tersebut, yaitu Ilmu Amtsal al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari amtsal al-qur’an?
2. Apa saja unsur-unsur amtsal al-qur’an?
3. Apa saja macam-macam amtsal al-qur’an?

C. Manfaat Makalah
1. Apakah pengertian dari amtsal al-qur’an?
2. Apa saja unsur-unsur amtsal al-qur’an?
3. Apa saja macam-macam amtsal al-qur’an?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Amtsal
Amtsal adalah bentuk jamak dari matsal. Kata matsal, mitsl dan matsil serupa dengan syabah,
syibh dan syabih, baik lafazh maupun maknanya. Amsal dalam sastra adalah penyerupaan suatu
keadaan dengan keadaan yang lain, demi tujuan yang sama, yaitu menyerupakan sesuatu dengan
yang aslinya.
Secara etimologi, kata amtsal adalah bentuk jamak dari mitsl dan matsal yang berarti serupa
atau sama. Namun, dapat juga diartikan sebagai contoh, teladan, peribahasa atau cerita
perumpamaan.
Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat. Menurut istilah ulama ahli adab, amtsal
adalah ucapan yang banyak menyamakan keadaan sesuatu yang diceritakan dengan sesuatu yang
dituju.
Menurut ulama ahli tafsir, amtsal adalah menampakkan penampakan yang abstrak dalam
ungkapan yang indah, singkat dan menarik, yang mengena dalam jiwa, baik dalam bentuk tasybih
maupun majaz mursal.

1.Sejarah Perkembangan Amtsal Al-Qur’an


Orang yang kali pertama mengarang ilmu amtsalil Qur’an ialah Syekh Abdur Rahman
Muhammad bin Husein An-Naisaburi (wafat 406 H) dan dilanjutkan oleh Imam Abdul Hasan Ali
bin Muhammad Al-Mawardi (wafat 450 H). Kemudian dilanjutkan Imam Syamsuddin
Muhammad bin Abi Bashrin Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah (wafat 754 H).
2.Pandangan Para Ulama
Di dalam Amtsalil Qur’an terdapat beberapa pendapat para ulama di antaranya[5]:
a. Menurut ulama ahli ‘Adab, amtsal adalah ucapan yang banyak menyamakan keadaan sesuatu
yang diceritakan dengan sesuatu yang dituju.
b. Menurut ulama ahli Bayan, amtsal adalah ungkapan majaz yang disamakan dengan asalnya
karena adanya persamaan, yang dalam ilmu balaghoh disebut tasyabih.
c. Menurut ulama ahli tafsir adalah menampakkan pengertian yang abstrak dalam ungkapan
yang indah, singkat dan menarik yang mengena dalam jiwa.

B. Unsur-unsur Amtsal Al-Qur’an


Didalam matsal haruslah terdapat empat unsur yaitu:
1. Ada yang disempurnakan (musyabbah), yaitu sesuatu yang akan diperumpamakan.
2. Ada asal ceritanya (musyabbah bih), yaitu sesuatu yang dijadikan perumpamaan.
3. Ada persamaannya (wajhul musyabbah), yaitu segi perumpamaan.

5
4. Ada alat Tasybih, yaitu kaf, mitsil, kaana, dan semua lafaz yang menunjukkan makna
perserupaan.

Contoh tamtsil dalam Al-Qur’an


َ ‫علَى‬
َ‫ش ْيءٍ ذَلِك‬ َ ‫اصفٍ ال يَ ْقد ُِرونَ مِ َّما َك‬
َ ‫سبُوا‬ ِ ‫ع‬ ِ ‫َمثَ ُل الَّذِينَ َكف َُروا بِ َربِ ِه ْم أَ ْع َمالُ ُه ْم ك ََر َما ٍد ا ْشتَدَّتْ بِ ِه‬
َ ‫الري ُح فِي يَ ْو ٍم‬
ُ‫ه َُو الضَّال ُل ا ْلبَعِيد‬
Artinya: “Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu
yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat
mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan . Yang demikian itu adalah
kesesatan yang jauh.”
Dari contoh tersebut wajhul syabbahnya adalah “kesia-siaan”(tidak bermanfaat) dan
alat tasybihnya menggunakan kata mitsil (‫)مثل‬. Sedangkan musyabbah dan musyabbah bihnya
adalah amalan orang kafir dan abu.[3])

C. Macam-macam Amtsal Al-Qur’an


Amtsal di dalam Al-Qur’an dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Amtsal Musarrahah adalah amtsal yang didalamnya dijelaskan dengan lafaz matsal . Seperti
firman Allah dalam surat Al-Baqarah :17
ٍ ‫ور ِه ْم َوت ََر َك ُه ْم فِي ظُلُ َما‬
‫ت ال‬ ِ ُ‫َللاُ بِن‬
َ ‫َب‬َ ‫ت َما َح ْولَهُ ذَه‬
ْ ‫ضا َء‬ ً ‫َمثَلُ ُه ْم َك َمث َ ِل الَّذِي ا ْست َْوقَدَ ن‬
َ َ ‫َارا فَلَ َّما أ‬
‫ْص ُرون‬ ِ ‫ُيب‬
Artinya: “Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu
menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya mereka, dan membiarkan mereka dalam
kegelapan, tidak dapat melihat.”

2. Amtsal Kaminah adalah amtsal yang di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas
lafaz tamtsil tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam kepadatan
redaksinya dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya.
Contoh pada al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 68 :
‫ع َوا ٌن َبيْنَ ذَلِكَ فَا ْف َعلُوا‬
َ ‫ض َوال ِب ْك ٌر‬ َ ‫قَالُوا ادْعُ لَنَا َربَّكَ ُي َب ِي ْن لَنَا َما ه‬
ِ َ‫ِي قَا َل ِإنَّهُ َيقُو ُل ِإنَّ َها َبقَ َرة ٌ ال ف‬
ٌ ‫ار‬
َ‫َما تُؤْ َم ُرون‬
Artinya : Mereka menjawab: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan
kepada kami, sapi betina apakah itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa
sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu". (al-Baqarah : 68)

6
Ayat tersebut yang senada dengan suatu ungkapan “sebaik-baik perkara yang tidak
berlebihan, adil, dan seimbang.” Yaitu seperti firman Allah diatas yang artinya : “Sapi betina yang
tidak tua dan tidak muda, pertengahan di antara itu”
3. Amtsal Mursalah adalah kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafaz tasybih secara
jelas, tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai matsal. Contoh pada al-Qur’an surat al-Mudatstsir
ayat 38
ٌ‫ت َرهِينَة‬ َ ‫كُ ُّل نَ ْف ٍس ِب َما َك‬
ْ ‫س َب‬
Artinya:”Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” .

D. Shigat Amtsal Al-Qur’an


Sighat Amtsalil Qur’an terdiri dari beberapa bentuk, antara lain :
1. Sighat tasybih ash-sharih (tasybih yang jelas)
Yaitu bentuk perumpamaan yang jelas dimana didalamnya terungkap kata-kata mastsal
(perumpamaan). Contohnya seperti ayat 24 surah Yunus

َّ ‫إِنَّ َما َمث َ ُل ْال َحيَاةِ الدُّ ْنيَا َك َماءٍ أ َ ْنزَ ْلنَاهُ ِمنَ ال‬
ِ‫س َماء‬
Artinya: “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang
kami turunkan dari langit.”
Dalam ayat tersebut jelas tampak adanya lafal al-matsal yang berarti perumpamaan.

2. Sighat tasybih adh-dhimni (tasybih yang terselubung)


Yaitu bentuk perumpamaan yang tersembunyi, didalam perumpamaan itu tidak terdapat kata
al-amtsal, tetapi perumpamaan itu diketahui dari segi artinya. Contoh QS. Al Hujarat ayat 12

‫ضكُ ْم‬
ُ ‫سسُوا َوال يَ ْغتَبْ بَ ْع‬ َّ ‫الظ ِن إِثْ ٌم َوال ت َ َج‬
َّ ‫ض‬ َ ‫الظ ِن إِ َّن بَ ْع‬ َّ َ‫يرا ِمن‬ ً ِ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َكث‬
َ َّ ‫َب ْعضًا أَي ُِحبُّ أ َ َحدُكُ ْم أ َ ْن َيأْكُ َل لَحْ َم أ َ ِخي ِه َم ْيتًا فَك َِر ْهت ُ ُموهُ َواتَّقُوا‬
َ َّ ‫َللا ِإ َّن‬
‫َللا ت ََّوابٌ َر ِحي ٌم‬
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka, karena sebagian
dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”
Dalam ayat tersebut tidak terdapat kata-kata al-matsal (perumpamaan), tetapi arti itu jelas
menerangkan perumpaman , yaitu mengumpamamakan menggunjing orang lain yang disamakan
dengan makan daging bangkai saudaranya sendiri.[5])
3. Sighat majaz mursal
Yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan yang bebas dan tidak terikat dengan asal
ceritanya. Contohya seperti dalam ayat 73 Surat Al hajj

7
‫َللا لَ ْن َي ْخلُقُوا ذُ َبابًا َولَ ِو اجْ ت َ َم ُعوا‬ ِ ‫ب َمث َ ٌل َفا ْست َِم ُعوا َلهُ ِإ َّن الَّذِينَ تَدْعُونَ ِم ْن د‬
ِ َّ ‫ُون‬ َ ‫اس ض ُِر‬ ُ ‫َيا أَيُّ َها ال َّن‬
ُ ُ‫طل‬
‫وب‬ ْ ‫ب َو ْال َم‬ َّ ‫ف‬
ُ ‫الطا ِل‬ َ ُ‫ش ْيئًا ال يَ ْست َ ْن ِقذُوهُ ِم ْنه‬
َ ُ‫ضع‬ َ ‫اب‬ ُ َ‫لَهُ َوإِ ْن يَ ْسلُ ْب ُه ُم الذُّب‬
Artinya: “Hai manusia, telah dibuat perumpamaan maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kalian seru selain Allah sekali – kali tidak dapat menciptakan seekor
lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakanya. Dan jika lalat-lalat itu merampas
sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahnya
yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah .”
4. Sighat majaz Murakkab
Yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan ganda yang segi persamaanya diambil dari dua
hal yang berkaitan, dimana kaitanya adalah perserupamaan yang telah biasa digunakan dalam
ucapan sehari-hari yang berasal dari isti’arah tamtsiliyah. Contohnya seperti melihat orang yang
ragu-ragu akan pergi atau tidak, maka diucapkan saya lihat kamu itu maju mundur saja. Dalam al-
qur’an contohnya seperti dalam QS Al – jumu’ah ayat 5

ً ‫ار يَحْ ِم ُل أ َ ْسف‬


َ ْ‫َارا بِئ‬
‫س‬ ِ ‫َمث َ ُل الَّذِينَ ُح ِملُوا الت َّ ْو َراة َ ث ُ َّم لَ ْم يَحْ ِملُوهَا َك َمث َ ِل ْال ِح َم‬
َّ ‫َللاُ ال يَ ْهدِي ْالقَ ْو َم‬
َ‫الظا ِل ِمين‬ َّ ‫َللا َو‬
ِ َّ ‫ت‬ ِ ‫َمث َ ُل ْالقَ ْوالَّذِينَ َكذَّبُوا ِبآيَا‬
Artinya: ”Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada
memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya
perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk
kepada kaum yang zalim."
disini keadaan keledai yang tidak bisa memanfaatkan buku dengan baik, padahal dia yang
membawa buku yang tebal-tebal itu.[6])
5. Sighat isyti’arah
Dengan bentuk perumpamaan sampiran. Bentuk ini hampir sama dengan majas murokkab,
karena memang merupakan asalnya. Contohnya seperti sebelum memanah harus dipenuhi tempat
anak panahnya. Contohnya dalam al-qur’an seperti daam ayat 24 QS Yunus

‫اس َواأل ْنعَا ُم‬ُ َّ‫ض ِم َّما يَأْكُ ُل الن‬ ْ ُ‫ط بِ ِه نَبَات‬
ِ ‫األر‬ َ َ‫اختَل‬ ْ َ‫س َماءِ ف‬ َّ ‫إِنَّ َما َمث َ ُل ْال َحيَاةِ الدُّ ْنيَا َك َماءٍ أ َ ْنزَ ْلنَاهُ ِمنَ ال‬
ً ‫علَ ْي َها أَت َاهَا أ َ ْم ُرنَا لَيْال أ َ ْو نَ َه‬
‫ارا‬ َ َ‫ظ َّن أ َ ْهلُ َها أَنَّ ُه ْم قَاد ُِرون‬
َ ‫َت َو‬ َّ ‫ض ُز ْخ ُرفَ َها َو‬
ْ ‫ازيَّن‬ ُ ‫األر‬ْ ‫ت‬ ِ َ‫َحتَّى ِإذَا أ َ َخذ‬
َ‫ت ِلقَ ْو ٍم يَتَفَ َّك ُرون‬
ِ ‫َص ُل اآليَا‬ ِ ‫صيدًا َكأ َ ْن لَ ْم ت َ ْغنَ ِباأل ْم ِس َكذَلِكَ نُف‬ ِ ‫فَ َج َع ْلنَاهَا َح‬

Artinya: “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air yang Kami
turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di
antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah
sempurna keindahannya, dan memakai perhiasannya , dan pemilik-permliknya mengira bahwa
mereka pasti menguasasinya , tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau
siang, lalu Kami jadikan laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah

8
tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan kepada orang-orang
berfikir”.[7])

E.Fungsi Amsalil Qur’an


Dari berbagai faedah dan ayat-ayat amtsal Al-Qur’an maka dapat dikatakan bahwa tujuan
dari amtsal adalah :
a. Agar manusia menjadikannya sebagai pelajaran dan bahan renungan dalam arti contoh
yang baik.
b. Untuk dijadikan sebagai teladan yang baik dan perumpamaan yang jelek sedapat mungkin
dihindari.
c. Agar manusia menjadikannya sebagai pelajaran dan bahan renungan sehingga mereka
terbimbing ke jalan yang benar demi meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Amsal adalah penyerupaan suatu keadaan dengan keadaan yang lain, demi tujuan yang sama.
Unsur-Unsur Amtsal Al-Qur’an diantaranya adalah musyabbah, musyabbah bih, wajhul
musyabbah, dan alat Tasybih,
Sedangkan Amtsal di dalam Al-Qur’an dibagi menjadi tiga macam, yaitu: Amtsal
Musarrahah, Amtsal Kaminah, Amtsal Mursalah.
Sighat Amtsalil Qur’an terdiri dari beberapa bentuk, antara lain : Sighat tasybih ash-sharih,
Sighat tasybih adh-dhimni, Sighat majaz mursal, Sighat majaz Murakkab, Sighat isyti’arah.
Sementara kegunaan amtsal al-qur’an adalah Pengungkapan pengertian yang abstrak dengan
bentuk yang kongkrit yang dapat ditangkap dengan indera manusia, Dapat mengumpulkan makna
yang indah, menarik dalam ungkapan yang singkat dan padat, mendorong giat beramal,
menghindarkan dari perbuatan tercela, Memberikan kesempatan kepada setiap budaya dan juga
bagi nalar para cendekiawan untuk menafsirkan dan mengaktualisasikan diri dalam wadah nilai-
nilai universalnya.

B. Saran
Bagi semua umat Islam, agar kiranya untuk lebih memahami ‘Ulumul Qur’an lebih mendalam
agar bertambah pula iman kita. Dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-
Qur’an dan Al-Hadits.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hasyim, Ahmad. 1993. Jawahir al-Adab. Bairut: Dar el-fikri.


Abdul Lathif, Wahab. 1993. Musu’ah Amtsal al-Qur’aniyyah, Kairo.
Ash-Shiddieqy, M. Hasbi. 1977. Ilmu Qur’an, Jakarta : Bulan Bintang.
Hadiri, Chairuddin. 2005. Klasifikasi Kandungan al-Qur’an, Jakarta:Gema Insani.
Anwar, Rosihon. 2000. Ilmu Tafsir, Pustaka Setia: Bandung.
Djalal, Abdul, 2000.Ulumul Qur’an, Surabaya: Dunia Ilmu.
Rofi’I, Ahmad. 1997. Ulumul Qur’an. Bandung: Pustaka Setia.

11

Anda mungkin juga menyukai