Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH STUDI AL-QUR’AN

DOSEN PEMBIMBING
Taufik Hidayat, SH.I., M.E.Sy.

DISUSUN OLEH:
Denisa Putri (11970322915)
Fitri Hasnah (11970324349)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SUSKA RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam, shalawat serta salam
mudah-mudahan senantiasa Allah karuniakan atas penutup dan Nabi paling
mulia, Muhammad SAW juga atas segenap keluarganya, para shahabat, para
Tabi’in dan Tabi’in-tabiin serta para pengikut setia Nya hingga akhir zaman.

Makalah yang berjudul “Ilmu Amstalul Qur’an” ini, kami susun unuk
memenuhi tugas yang diamanahkan kepada kami pada mata kuliah “Studi Al-
Qur’an” di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi S1, makalah
ini bahasanya sangat sederhana  dan fokus pada pokok bahasan  sehingga
mudah dipahami  dan memiliki ruang lingkup yang terbatas pada judul diatas.

Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun  sangat diharapkan untuk
perbaikan makalah mendatang. Dalam menyusun makalah ini kami
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami
menyampaikan  terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Kami berharap  mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat  bagi para pembaca. Amiin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Pekanbaru, 18 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Makalah..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Amtsalul Qur’an................................................................3
B. Tujuan Amtsalul Qur’an.....................................................................4
C. Macam-macam Amstalul Qur’an........................................................5
D. Ciri-ciri Amtsalul Qur’an....................................................................7
E. Unsur-unsur Amtsalul Qur’an.............................................................8
F. Faedah Amtsalul Qur’an.....................................................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran adalah kitab suci umat Islam. Di dalamnya berisi tuntunan


ibadah, cerita-cerita umat terdahulu, pergaulan dalam keluarga dan
masyarakat serta kehidupan akhirat berupa hari kiamat, surga, neraka dan
lainnya.
Ketika membaca Al Quran, pernahkan kalian menemukan ayat yang
berisi suatu hal yang samar? Memang ada banyak ayat dalam Al-Quran
yang menceritakan hal-hal yang samar dan abstrak. Jika manusia hanya
mengandalkan akalnya tentu ia tidak akan bisa memahami maknanya.
Sering kali, ayat-ayat yang samar tersebut diperumpamakan dengan hal-hal
yang nyata. Maka dibutuhkan suatu ilmu yang menjelaskan tentang
perumpamaan dalam Al-Quran. Ilmu tersebut yaitu Amtsalul Quran yaitu
ilmu yang mempelajari tentang perumpamaan. Kitab khusus yang
membahas Amtsalul Qur’an di antaranya adalah Amtsal Al-Quran karangan
Ibnu Qayyim Al Jauziah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka


permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian Amtsalul Qur’an?
2. Apa tujuan Amtsalul Qur’an?
3. Apa saja macam-macam Amstalul Qur’an?
4. Apa saja ciri-ciri Amtsalul Qur’an?
5. Apa saja unsur-unsur Amtsalul Qur’an?
6. Apa faedah Amtsalul Qur’an?

1
C. Tujuan Makalah

Makalah ini bertujuan untuk:


1. Mengetahui pengertian Amtsalul Qur’an
2. Mengetahui tujuan Amtsalul Qur’an
3. Mengetahui macam-macam Amstalul Qur’an
4. Mengetahui ciri-ciri Amtsalul Qur’an
5. Mengetahui unsur-unsur Amtsalul Qur’an
6. Mengetahui faedah Amtsalul Qur’an

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Amtsalul Qur’an

Secara bahasa (etimologi) kata Amtsal adalah bentuk jamak dari matsal,
mitsul dan matsil.Kata ini memiliki makna kata syabah, syibah dan syabih
baik secara lafal maupun maknanya. Bentuk tersebut di ungkapkan 
sebanyak 19 kali di berbagai ayat dan surat dalam Al-Qur’an. Sedang dalam
bentuk lain di ungkapkan sebanyak 146 kali dalam berbagai ayat dan surat
dalam Al-Qur’an. Pengertian Amtsal secara bahasa ada tiga macam yaitu:

 Perumpamaan, gambaran atau perserupaan


 Cerita atau kisah, jika keadaannya sangat menakjubkan
 Sifat, keadaan atau tingkah laku.
Sedangkan menurut istilah (terminologi) Amtsal mempunyai beberapa
definisi diantaranya sebagai berikut:
1. Menurut ulama ahli ilmu adab:

ُ‫ص ُد بِ ِه تَ ْشبِ ْيه‬َ ‫ب قَوْ ٌل ُمحْ ِك ٌّي َساَئِ ٌر يُ ْْق‬ ِ ‫في ْااَل َد‬
ِ ‫َو ْال َمثَ ُل‬
‫ِ َحا ِل ْالََّ ِذي ُح ِك َي فِ ْي ِه بِ َح ِل ْالََّ ِذي قِي َْل اِل ًجْ لِه‬
Artinya: “Amtsal (perumpamaan) dalam ilmu adab ialah ucapan yang
seringkali disebutkan untuk menggambarkan ungkapan lain yang
dimaksudkan untuk menyamakan atau menyerupakan keadaan sesuatu
yang diceritakan dengan keadaan sesuatu yang dituju”
Maksud dari definisi diatas adalah Amtsal itu bertujuan untuk
menyamakan hal yang akan di ceritakan dengan asal ceritanya (asal mula
cerita). Contohnya yaitu ucapan orang arab:
‫َغي ِْر َرا ٍمرُبَّ َر ِميَّ ٍة ِم ْن‬
Artinya: ” Banyak panahan yang tidak ada panahanya”

3
Maksudnya, betapa banyak lemparan panah yang mengenai sasaran
yang dilakukan oleh seorang pelempar yang biasanya tidak tepat
lemparannya.
2. Menurut ulama ahli ilmu bayan :
‫اَ ْل َمثَ ُل هُ َو ْال َم َجا ُز ْال ُم َر َكبُ الََّ ِذي تَ ُُكوْ نُ َعالَقَتُُهُ ْال ُمتَ َشابِهَة‬
Artinya: “Perumpaan ialah bentuk majaz murakkab yang kaitanya /
konteknya ialah persamaan”.
Maksudnya, Amtsal adalah sebuah ungkapan majaz atau kiasan yang
majemuk, dimana hubungan antara yang disamakan dengan asalnya
adalah karena adanya persamaan atau keserupaan antar keduanya.

Landasan pengembangan ilmu amtsal di dalam al-qur’an berdasarkan hadits


Nabi SAW:
‫ ان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬. ‫ عن ابى هريرة رضي هللا عنه‬:

‫ واالمثال‬, ‫ محكم و متشابه‬, ‫ حالل وحرام‬: ‫ ان القران نزل على خمسة اوجوه‬.

‫ واعتبروا االمثال‬, ‫ وامنوا‹ المتشابه‬, ‫ واتبعوا المحكم‬, ‫ واجتنبوا الحرام‬, ‫ فاعلموا الحالل‬.

(‫)رواه الحاكم‬

B. Tujuan Amtsalul Qur’an


Para ulam ahli tafsir tidak menjelaskan secara rinci maksud dan tujuan
dari Amtsalul Qur’a. Namun jika dilihat dalam faedah dan ayat-ayat maka
dapat dikatakan bahwa amtsalul Qur’an bertujuan agar manusia
menjadikannya pelajaran dan bahan renungan dalam arti yang baik
dijadikan sebagai teladan sedangkan perumpamaan yang jelek sedapat
mungkin dihindari.[4] Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah dalam

4
surat Az-Zumar ayat 27. Mengenai kedudukan amtsal dalam Al-Qur’an,
rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Abu Hurairah yang artinya :
“Sesungguhnya al-Qur’an turun dengan menggunakan lima sisi: halal,
haram, muhkam, mutsyabih dan amtsal. Kerjakanlah kehalalannya,
tinggalkanlah keharamannya; ikutilah muhkamnya; imanilah mutsyabihnya;
dan ambillah pelajaran dari amtsal.”
Jika dilihat dari dalil Al-Qur’an dan hadis diatas maka jelask=lah bahwa
tujuan amtsalul Qur’an adalah sebagai teladan dan bahan renungan sehingga
manusia terbimbing menuju jalan yang benar demi meraih kebahagiaan
hidup dunia dan akhirat.

C. Macam-macam Amstalul Qur’an


Amtsal dalam al qur’an ada tiga macam yaitu:
1. Amtsal Musharrahah
Amtsal Musharrahah yaitu amtsal yang tegas dan jelas menggunakan
kata-kata perumpamaan. Didalamnya ada lafadz matsal atau yang menunjuk
kepada tasybih. Contohnya: Firman Allah tentang orang-orang munafik
(QS.Al Baqarah 17-20).
Dalam ayat ini Allah SWT membuat dua perumpamaan bagi orang
munafik yaitu matsal yang berkenaan dengan api. Allah SWT menyebut
orang munafik “….adalah seperti orang yang menyalakan api….”
Untuk penerangan dan manfaat, mengingat mereka memperoleh manfaat
materi dengan sebab masuk islam. Namun disisi lain, Islam tidak
memberikan pengaruh cahayanya kepada hati mereka. Kenapa? karena
Allah SWT menghilangkan cahaya dalam api itu”. Allah hilangkan cahaya
(yang menyinari) mereka…” dan perumpamaan yang kedua yaitu matsal
yang berkenaan dengan air…” atau seperti (orang-orang yang ditimpa)
hujan lebat dari langit…” Allah SWT menyerupakan orang munafik dengan
keadaan orang yang ditimpa hujan lebat yang disertai gelap gulita, gemuruh

5
dan kilat. Sehingga rusaklah segenap kekuatan orang itu dan ia meletakkan
jari jemari untuk menyumbat telinga serta memejamkan mata karena takut
petir menimpanya. Ini mengingat bahwa Al-Qur’an dengan segala
peringatan, perintah, larangan dan kitabnya bagi orang munafik tak ubahnya
seperti petir yang sambar-menyambar.
2. Amtsal Kaminah
Amtsal Kaminah yaitu amtsal yang tersembunyi. Maksudnya, lafadz
tamsil (pemisalanya ) tidak ditegaskan tetapi menunjuk kepada makna-
makna yang indah ,menarik dan mempunyai pengaruh tersendiri bila
dipindahkan kepada yang serupa dengannya. Contohnya sebagai berikut:
Ayat –ayat yang senada dengan perkataan (sebaik-baiknya urusan adalah
pertengahannya) yaitu:
 Firman Allah SWT mengenai sholat (QS.Al-Isra’110) Artinya: “…
Katakanlah: “Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam
shalatmudan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di
antara kedua itu…”
 Firman Allah SWT mengenai sapi betina (QS.Al Baqarah 68) Artinya:
“…Bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak
muda:pertengahan antara itu…”
 Firman Allah SWT mengenai sapi betina (QS.Al Baqarah 68) Artinya:
“…Bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak
muda:pertengahan antara itu…”
 Firman Allah SWT mengenai harta (QS.Al-Furqon 67) Artinya: “Dan
orang-orang yang membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan,
dan tidak (pula) kikir, dan pembelanjaan itu ditengah antara yang
demikian”.
3. Amtsal Mursalah
Amtsal Mursalah yaitu amtsal yang terlepas. Maksudnya, kalimat bebas
yang tidak menggunakan lafadz tasybih secara jelas. Contoh:
6
 “Sekarang jelaslah kebenaran ini’’ (QS.Yusuf 51) ‫ق‬ َ ‫ص ْا‬
ُ ‫لح‬ َ ‫ْالئَنَ َحصْ َح‬
 “Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka terpecah belah” (QS.
Al- Hasyr 14) ‫تَحْ َسبُهُْ‹م َج ِم ْي َعا َوقُلُُوْ بُهُْ‹م َشتَّي‬
 “Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya itu selain Allah” (QS. An-
Najm 58) ‫ْس لَهَا ِم ْن ُدوْ ِن هللاِ َكا ِشفَه‬
َ ‫لَي‬
Namun, para ulama berbeda pendapat mengenai ayat-yat yang mereka
namakan amtsal mursallah ini apa atau bagaimana hukum menggunakanya
sebagai matsal. Sebagian ahli ilmu memandang hal demikian telah keluar
dari adab Al-Qur’an, Ar-Razy berkata ketika menafsirkan ayat َ‫لَ ُك ْم ِد ْينُ ُُك ْم َولِيَ ِد ْين‬
“Untukmu agamamu dan untukku agamaku” (QS.Al- Kafirun 6).
Sebagian orang menjadikan ayat ini sebagai matsal (untuk membela,
membenarkan perbuatanya ketika meninggalkan agama/murtad) padahal hal
demikian tidak dibenarkan. Sebab Allah menurunkan Al-Qur’an bukan
untuk dijadikan matsal,tetapi untuk di renungkan dan kemudian di amalkan
isi kandungannya.

D. Ciri-ciri Amtsalul Qur’an


Samih Atif Az-Zain mengemukakan bahwa amtsal Al-Qur’an memilki
ciri-ciri spesifik yang menonjol, yaitu:
1. Amtsal Al-Qur’an kadang-kadang bersifat haqiqi (menggambarkan fakta
yang sebenarnya), dan kadang-kadang bersifat fardhi (ilustratif).
Contohnya:
ِ ‫ َك َم ْن َّمثَلُهُ فِي ظُلُ َما‬.
‫ت‬
ِ َّ‫ َك َذالِكَ يَضْ ِربُ هللاُ لِلن‬.
‫اس اَ ْمثَلَهُ ْم‬
Sementara amtsal yang fardhi biasanya diungkapkan dalam bentuk
tasybih (penyerupaan). Contohnya:
ِ ‫ َمثَ ُل الَّ ِذ ْينَ َح ِّملُوا التَّوْ رىةَ ثُ َّم لَ ْم يَحْ ِملُوهَا‹ َك َمثَ ِل ال ِح َم‬.
‫ار يَحْ ِم ُل اَ ْسفَارًا‬
2. Di antara ciri-ciri spesifik amtsal Al-Qur’an adalah qiyas tamtsili.
Contohnya:
7
ُ ‫ َواَل ت ََج َّسسُوْ ا‹ َواَل يَ ْغتَب بَ ْع‬,‫ْض الظَّ ِن اِ ْث ٌم‬
‫ض ُك ْم‬ َ ‫يَأَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ اَ َمنُوْ ا اجْ تَنِبُوْ ا‹ َكثِ ْيرًا ِمنَ الظَّ ِن اِ َّن بَع‬
َ ُ‫أَيُ ِحبُّ اَ َح ُد ُك ْم اَ ْن يَأْ ُك َل لَحْ َم اَ ِخ ْي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموْ ه‬,‫بَ ْعضًا‬.
‫واتَّقُوْ ا‹ هللاَ إِ َّن هللاَ تَ َّوابٌ َر ِح ْي ٌم‬,
3. Amtsal Al-Qur’an memiliki dua ciri atau aspek, yaitu yang tersurat dan
yang tersirat.
Matsal yang tersurat adalah matsal yang jelas eksplisit dengan kata
matsal, contohnya:
ٍ ‫َب هللاُ بِنُوْ ِر ِه ْم َوت ََر َكهُ ْم فِي ظُلُ َما‬
‫ت اَل‬ َ َ‫ فَلَ َّما أ‬,‫َمثَلُهُ ْم َك َمثَ ِل الَّ ِذى ا ْستَوْ قَ َد نَارًا‬
ْ ‫ضا َء‬
َ ‫ت َما َحوْ لَهُ َذه‬
َ‫ْصرُوْ ن‬
ِ ‫يُب‬.

Sedangkan matsal yang tersirat ialah yang tidak eksplisit dengan kata
matsal. Contohnya:
‫ك‬ ٌ ‫ارضٌ َواَل بِ ْك ٌ‹ر َع َو‬
َ ِ‫ان بَ ْينَ َذل‬ ِ َ‫اَل ف‬.
‫اج ًرا‹ َكفَّارًا‬
ِ َ‫ َواَل يَلِ ُدوْ ا إِاَّل ف‬.
‫بَلْ َك َّذبُوْ ا بِ َما لَ ْم يَ ِح ْيطُوْ ا‹ بِ ِع ْل ِم ِه‬.

4. Kehebatan lain dari amtsal Al-Qur’an adalah bahwa sebagian ayatnya


telah “berlaku di masyarakat sebagai peribahasa yang telah di kenal,
seperti firman Alloh:
ُّ ‫ص ْال َح‬
‫ق‬ َ ‫الئَنَ َحصْ َح‬.ْ
ٍ ‫ ُكلُّ ِح ْز‬.
َ‫ب بِ َما لَ َد ْي ِه ْم فَ ِرحُوْ ن‬
5. Spesifikasi lainnya ialah amtsal Al-Qur’an bersifat muthlaqah, dengan
pengertian bersifat menyeluruh dan tidak hanya bersifat parsial atau
sebagian. Contohnya :
‫ض فَأَصْ بَ َح هَ ِش ْي ًما‬
ِ ْ‫ات اأْل َر‬ ْ َ‫َواضْ ِربْ لَهُ ْم َمثَ َل ْال َحيَو ِة ال ُّد ْنيَا َك َما ٍء اَ ْن َز ْلنَهُ ِمنَ ال َّس َما ِء ف‬
ُ َ‫اختَلَطَ بِ ِه نَب‬
ً‫ َو َكانَ هللاُ َعلَى ُك ِّل َش ٍئ ُم ْقتَ ِدرا‬.ُ‫الريَح‬ ِ ُ‫ت َْذرُوْ ه‬

E. Unsur-unsur Amtsalul Qur’an


Adapun unsur-unsurnya menurut balaghah adalah sebagai berikut:[10]

8
1. Harus ada musyabbah (yang diserupakan) yaitu, sesuatu yang akan
diserupakan atau diumpamakan.
2. Harus ada musyabbah bih (asal penyerupaan) yaitu, sesuatu yang
dijadikan sebagai tempat untuk menyerupakan
3. Harus ada wajhu Asy-Syabah (segi Persamaan) yaitu, pengertian yang
bersama-sama yang ada musyabbah dan musyabbah bih.
4. Harus ada alat At-Tasybih(kata yang digunakan untuk menyerupakan).
Misalnya huruf kaf, mitsil, kaana. Contohnya :
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendakai. Dan Allah
Maha Luas (Karunia-Nya) lagi maha Mengetahui.”

Wajhu Syabbah yang terdapat pada ayat ini adalah pertumbuhan yang
berlipat-lipat. Tasybihnya adalah matsal. Musyabahnya adalah Infaq atau
shodaqoh di jalan Allah, sedangkan Musyabbah bihnya adalah benih.

F. Faedah Amtsalul Qur’an


Beberapa faedah dari adanya Amtsalul Al-Qur’an adalah:
1. Menonjolkan sesuatu ma’qul (yang hanya bisa dijangkau akal, abstrak)
dalam bentuk konkrit yang hanya dapat dsakan indr manusia, sehingga
akal mudah menerimanya, sebab pengertian-pengertian abstak tidak
akan tertanam dalam benak kecuali jika dia dituangkan dalam bentuk
indrawi yang dekat dengan pemahaman.misalnya allah membuat masal
bagi keadaan yang orang menafkahkan harta dengan riya, dimana ia
tidak akan mendapat pahala sedikit pun dari perbuatannuya itu,
“maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada
tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat,lalu menjadilah ia bersih

9
(tidak tertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang
mereka usahakan.” (al-Baqarah [2]:264).
2. Dapat mengungkapkan realitas perkara dan mengkongkritkan hal yang
abstrak. Contoh surat Al Baqarah 275 Artinya: “Orang-orang yang
maakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila”. Ayat ini mengumpamakan orang yang makan riba adalah orang
yang tertipu oleh hawa nafsunya, diserupakan dengan orang yang
sempoyongan karena kesurupan syaitan.
3. Dapat mengumpulkan makna yang indah ,menarik,dengan ungkapan
ٍ ‫ُُك ُل ِح ْز‬
yang singkat dan padat. Contoh surat Al-Mu’minun 53. ‫ب بِ َما لَ َد ْي ِه ْم‬
َ‫ فَ ِرحُوْ ن‬Artinya: “Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada
pada sisi mereka (masing-masing)”.
4. Mendorong manusia giat beribadah, beramal dengan melakukan hal-hal
yang dijadikan perumpamaan yang sangat menarik dalam Al-Quran.
Contoh: Surat Al-Baqarah 261, Artinya: “…Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.Allah melipat gandakan (pahala)
bagi siapa yang Dia kehendaki”.
Perumpamaan diatas dapat mendorong orangn untuk lebih banyak
beramal sedekah dikarenakan besarnya pahala bagi yang mengerjakanya
karena terdorong oleh perumpamaan tersebut.
5. Menghindarkan orang dari perbuatan tercela yang dijadikan
perumpamaan dalam alquran,setelah ia memahami kejelekan dari
perbuatan tersebut. Contoh: Surat Al-Hujurat ayat 12, Artinya: “… Dan
janganlah sebagian dari kalian menggunjing sebagian yang lain.
Apakah senang jika salah seorang diantara kamu suka memakan

10
daging saudaranya yang sudah mati? maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya”.
Manusia akan merasa jijik dan tidak suka memakin bangkai, karena itu
Allah SWT menyamakan perbuatan menggunjing orang lain dengan
tersebut agar manusia menjauhi perbuatan tercela itu.
6. Untuk memuji sesuatu yang dicontohkan, seperti pujian Allah kepada
sahabatnya Rasulullah dalam Surat Al-Fath 29 Artinya: “…Demikianlah
sifat-sifat mereka dalam taurat dan sifat-sifat mereka dalam injil, yaitu
seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus
di atas pohonnya, tanamn itu menyenangkan hati penanamnya karena
Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kufur (dengan kekuatan
mu’min)…’’
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa pada permulaan islam, kaum
yang mau beriman hanyalah sedikit, tidak lebih dari10. Namun dalam
waktu yang terbilang singkat 23 tahun, para sahabat jumlahnya menjadi
sangat banyak dan mampu menaklukkan kaum musyrikin dalam
peristiwa Fatkhul Makkah.
7. Digunakan untuk mencela ,ini terjadi apabila sesuatu yang menjadi
perumpamaan adalah hal yang di anggap buruk oleh manusia. Seperti
dalam Surat Al-A’raf 176, Artinya: “Dan kalau kami menghendaki,
sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi
dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang
rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya
diulurkanya lidahnya dan jika kamu membiarkanya dia mengulurkan
lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami…”

11
Dalam mencela orang-orang yang berilmu namun mereka tetap
cenderung pada kehidupan dunia dan mengikuti hawa nafsunya, Allah
menyerupakan mereka dengan anjing yang selalu menjulurkan lidahnya.
8. Pesan yang disampaikan melalui Amtsal lebih mengena dihati ,lebih
mantap dalam menyampaikan nasehat atau larangan serta lebih kuat
pengaruhnya. Dalam kaitanya ini Allah berfirman di surat Az-Zumar 27,
Artinya: “Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al-
Qur’an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran”.

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas tentang Amtsalul Al-Qur’an maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Amtsal Al-Qur’an adalah perumpamaan dalam Al-Qur’an yang
menampakkan pengertian yang abstrak dalam bentuk yang indah dan
singkat yang mengena dalam jiwa baik dalam bentuk tasybih maupun
majaz mursal ungkapan bebas.
2. Macam-macam amtsal al-quran adalah amtsal yang jelas dengan
menggunakan lafazh dan amtsal yang berupa ungkapan bebas tanpa adat
tasybih.
3. Faedah mempelajari amtsal Al-Qur’an yang terpenting adalah untuk
mendorong manusia untuk melakukan amal ibadah dan mencegahnya
melakukan hal-hal yang dibenci oleh agama serta menggambarkan hal-
hal yang nyata agar pemahamannya semakin mantap dalam hati
manusia. Tujuannya agar manusia mengambil pelajaran dari Al-Qur’an
dengan mengambil hal hal yang baik dan menjauhi hal hal yang buruk
demi mendapatkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
4. Para ulama tidak menyukai ayat-ayat Al-Qur’an sebagai matsal. Mereka
tidak memandang perlu bahwa orang harus membacakan sesuatu matsal
dalam kitabullah ketika ia menghadapi urusan duniawi.Hal ini demi
menjaga keagungan Al-Qur’an dan kedudukannya dalam jiwa orang
mukmin.Dasar pengembangan ilmu amtsalul qur an diriwayatkan oleh
Baihaqi: “Sesungguhnya Al-qur an diturunkan atas lima cara 1.Halal
2.Haram 3.Muhkam 4.Mutasyabih 5.Amtsal.Oleh karena itu, pelajari
yang halal dan hindari yang haram,ikuti yang muhkam dan berimanlah
dengan mutasyabih,dan ambil pelajaran dari amtsal” (HR.Baihaqi).

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/429656616/Amstalul-Quran-docx
https://habibahbilqiss.blogspot.com/2017/11/makalah-ilmu-amtsalul-
quran.html?m=1
http://riniimapurwanti.blogspot.com/2015/04/makalah-amtsalul-quran.html
https://myblogjmb.blogspot.com/2019/10/makalah-amtsalul-quran.html

14

Anda mungkin juga menyukai