AMTSALUL QURAN
Disusun oleh :
Dosen pengampu :
Afrinaldi, Lc,M.Ag
Puji syukur selalu terpanjatkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan
nikmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini terselesaikan. Sholawat serta salam
semoga tercurah limpah kepada Nabi Muhammad saw. Juga kepada keluarganya,
para sahabatnya dan seluruh kaum Muslimin yang senantiasa mengamalkan
sunah-sunnahnya. Amiin
Makalah ini adalah sebagai hasil dari tugas yang telah diberikan oleh
bapak dosen saya, Afrinal,Lc,M.Ag Insya Allah, saya akan membahas mengenai
Amtsalul Quran. Mungkin ada di antara pembaca sekalian yang belum mengenal
Amtsalul Quran. Begitu juga dengan saya. Ini adalah kali pertama saya membuat
makalah yang membahas tentang Amtsalul Quran.
Dalam uraian ini akan dibahas mengenai pengertian Amtsalul Quran,
rukun-rukunnya, macam-macamnya, faedah dan tujuan dari Amtsalul Quran
sendiri. Semoga makalah ini memberi wawasan lebih untuk kita dan menambah
kecintaan kita terhadap Al Quran. Bagi saya pribadi, semoga makalah yang hanya
beberapa halaman ini menjadi ladang pahala dan sebagai kontribusi saya dalam
mengamalkan dan memperjuangkan Al Quran. Amiin
Pemakalah
I
DAFTAR ISI
II
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran adalah kitab suci umat Islam. Di dalamnya berisi tuntunan ibadah,
cerita-cerita umat terdahulu, pergaulan dalam keluarga dan masyarakat serta
kehidupan akhirat berupa hari kiamat, surga, neraka dan lainnya.
Ketika membaca Al Quran, pernahkan kalian menemukan ayat yang berisi
suatu hal yang samar? Memang ada banyak ayat dalam Al-Quran yang
menceritakan hal-hal yang samar dan abstrak. Jika manusia hanya mengandalkan
akalnya tentu ia tidak akan bisa memahami maknanya. Sering kali, ayat-ayat yang
samar tersebut diperumpamakan dengan hal-hal yang nyata.
Maka dibutuhkan suatu ilmu yang menjelaskan tentang perumpamaan dalam
Al-Quran. Ilmu tersebut ialah Amtsalul Quran yaitu ilmu yang membahas tentang
perumpamaan. Kitab khusus yang membahas Amtsalul Qur’an di antaranya
adalah Amtsal Al-Quran karangan Ibnu Qayyim Al Jauziah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Amtsalul Quran?
2. Apa saja rukun-rukun Amtsalul Quran?
3. Apa saja macam-macam Amtsalul Quran?
4. Apa faedah Amtsalul Quran?
5. Apa tujuan Amtsalul Quran?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Amtsalul Quran
2. Mengetahui rukun-rukun Amtsalul Quran
3. Mengetahui macam-macam Amtsalul Quran
4. Mengetahui faedah Amtsalul Quran
5. Mengetahui tujuan Amtsalul Quran
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Amtsal
Secara bahasa kata amtsal adalah bentuk jamak
dari matsal, mitslu dan matsil. Kata ini memiliki makna yang sama
dengan kata syabah, syibh dan syabih. Pengertian amtsal secara bahasa ini ada
tiga macam, yaitu :
1. Perumpamaan, gambaran atau perserupaan
2. Cerita atau kisah, jika keadaannya sangat menakjubkan
3. Sifat, keadaan atau tingkah laku.
Sedangkan menurut istilah ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh
para ulama. Apa saja itu? yaitu:
1. Menurut ulama ahli ilmu adab:
ُب الَّ ِذي تَ ُك ْو ُن َع ََلقَتُهُ ال ُْم َش ِاِبَةُ َم ََت فَ َشا إِ ْستِ ْع َمالُه
ُ از ال ُْم َرَّك
ُ ال َْم َج
2
Yaitu majas/kiasan yang majemuk yang keterkaitan antara yang
disamakan dengan asalnya adalah penyerupaan.
ال َو ْاْل َْهلُ ْو َن إِِاِل َو َدائِ ُع ◊ َوَِل بُ َّد يَ ْوًما أَ ْن تُ َر َّد ال َْو َدائِ ُع
ُ َوَما ال َْم
Tiadalah harta dan keluarga melainkan bagaikan titipan, pada suatu hari titipan
itu pasti akan dikembalikan.
Dalam syair tersebut, tampak jelas penyair menyerupakan harta dan keluarga
dengan benda titipan yang dititipkan oleh seseorang kepada kita, yang sama-sama
bisa diambil sewaktu-waktu oleh orang yang menitipkannya. Allah-lah pemilik
segala yang ada di alam semesta ini.
3
Ahli balaghah mensyaratkan bahwa tamsil itu harus memenuhi beberapa
ketentuan yaitu: bentuk kalimatnya ringkas, isi maknanya mengena dengan tepat,
perumpaannya baik dan sampiran atau kinayahnya harus indah.
Sebagian ulama mengatakan amtsal memiliki empat unsur, yaitu:
1. ( )وجه الشبهWajhu Syabah/ segi perumpamaan.
2. ( )اداة التشبيهAdatu Tasybih/ alat yang digunakan untuk tasybih. Yaitu kaf,
mitsil, kaanna dan semua lafadz yang menunjukkan makna perseruan
3. ( )مشبهMusyabbah/ yang diseumpamakan.
4. ( )مشبه بهMusyabbah bih/ Sesuatu yang dijadikan perumpamaan
Sebagai contoh firman Allah SWT:
مثل الذين ينفقون أمواهلم ىف سبيل هللا كمثل حباة أنبتت سبع سنابل ىف كل سنبلة
مثلهم كمثل الذى استو قد ان را فلم اضا ءت ما حوله ذهب هللا بنورهم وتركهم ىف
او كصيب من السما ء فيه.صم بكم عمي فهم ِلير جعون. ظلما ت ِل يبصرون
4
ظلمات ورعد وبرق جيعلون اصا بعهم ِف اذاهنم من الصواعق حذر املوت وهللا ُميط
يكاد الربق خيطف ابصرهم كلما اضا ءهلم مشوا فيه واذا ا ظلم عليهم.ابلكا فرين
) ير ( البقرة
Artinya: perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api,
maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah menghilangkan cahaya
mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan tidak dapat melihat. Mereka
tuli, bisu dan buta maka tidaklah mereka akan kembali (kejalan yang lurus). Atau
seperti orang yang ditimpa hujan lebat dari langit dan disertai gelap gulita,
mereka menyumbat anak telinga mereka dengan anak jarinya, karena
(mendengar suara petir) sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang
kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar pengelihatan mereka setiap kali kilat
itu menyinari mereka, maka mereka berjalan di bawah sinar itu. Dan bila gelap
menimpa mereka, maka mereka berhentilah. Jika Allah menghendaki, niscaya Dia
melenyapkan pengelihatan dan pendengaran mereka. Sesungguhnya Allah maha
kuasa atas segala sesuatu.
Dalam ayat tersebut, Allah mengumpamakan orang-orang munafik dengan
dua perumpamaan, yaitu diserupakan dengan api yang menyala ( كمثل الذي استو قد
) نا راdan dengan air ( ) او كصيب من السما ءyang didalamnya ada unsur
kehidupan.
Begitu pula Al-Qur’an diturunkan, pertama untuk menyinari hati dan kedua
menghidupkannya. Allah menyebutkan keadaan orang munafik juga didalam dua
hal, mereka diumpamakan menghidupkan api untuk menyinari dan
memanfaatkannya agar dapat berjalan dengan sinar api itu. Tetapi sayang mereka
tidak bisa memanfaatka api itu, karena Allah telah menghilangkan cahayanya,
sehingga masih tinggal panasnya saja yang akan membakar badan mereka,
sebagaimana mereka tidak menghiraukan seruan Al-Qur’an dan hanya berpura-
pura membacanya saja.
5
Dalam perumpamaan kedua, dimana mereka diserupakan dengan air hujan
yang turun dari langit, disertai dengan kegelapan petir dan kilat sehingga mereka
menutup telinga dan memejamkan mata karena takut mati disambar petir. Hal
inipun relevan dengan keadaan mereka yang mengabaikan Al-Qur’an dan tidak
menjalankan perintah-perintah-Nya yang mestinya bisa menyelamatkan, tetapi
karena tidak diindahkan maka justru membahayakan mereka.
2. Amtsal Kaminah, ialah yang didalamnya tidak disebutkan dengan jelas
lafadz tamtsil )pemisalan) tetapi ia menunjukkan makna-makna yang
indah, menarik dalam kepadatan redaksinya dan mempunyai pengaruh
tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya. Untuk masal ini
mereka mengajukan beberapa contoh, di antaranya:
) والذين اذا انفقوا مل يسرفوا ومل يقرت وا و كان بني ذلك قوا ما ( الفرقان
Artinya: Dan apabila Orang-orang yang membelanjakan harta mereka
tidak berlebih-lebihan dan tidak kikir, tetapi di tengah-tengah antara yang
demikian.
وِل جتعل يدك مغلولة اىل عنقك وِل تبسطها كل البسط فتقعد ملوما ُمسو را
) ( اآلسر اء
Artinya : Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu (pada
lehermu dan sebaliknya) janganlah kamu terlalu mengulurkan nya agar kamu
tidak menjadi tercela dan menyesal.
3. Amtsal Mursalah, yaitu kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan
lafadz tasybih dengan jelas. Tetapi kalimat itu berlaku sebagai masal.
Berikut Contoh-contohnya :
6
Artinya: Katakanlah, tiap-tiap orang berbuat menurut keadaanya masing-
masing
7
خاشعا متص ادعا من خشية هللا ˆ وتلك اْلمثال,ل َْو أَنْ َزلْنَا هذاالقرأن على جبل لرأيته
ٍ َإن الْ ُق ْرأَ َن نَ َز َل َعلَى ََخْس ِة أ َْو ُج ٍه َح ََل ٍل و َحر ٍام و ُُْم َك ٍم و ُمتَ َشابِ ٍه و أ َْمث
ال فَا ْعلَ ُم ْوا َّ
َ َ َ َ َ َ
ِ َاجتَنِبُ ْوا ا ْْلَر َام واتَّبِعُ ْوا الْم ْح َكم وأ َِمنُ ْوا ِابلْمتَ َشابِ ِه وا ْعتَِربْوا ِاب ْْل َْمث
ال ْ ِاب ْْلَََل ِل َو
ُ َ ُ ََ ُ َ َ
“Sesungguhnya Al-Quran turun dengan menggunakan lima sisi: halal, haram,
muhkam, mutasyabih dan amtsal. Kerjakanlah kehalalannya, tinggalkanlah
keharamannya, ikutilah muhkamnya, imanilah mutasyabihnya dan ambillah
pelajaran dari amtsalnya.
Sayangnya para pembaca sekalian, perumpamaan yang ada di dalam Al-Quran
tidak selalu membuat manusia langsung mengerti, melainkan tetap ada yang
mengingkarinya. Karena memang tidaklah mudah untuk memahami suatu
perumpamaan. Makanya, kita perlu ilmu untuk memahaminya. Dan orang yang
berilmulah yang bisa memahaminya. Firman-Nya:
Dari dalil Al-Quran dan hadits di atas maka jelas bahwa tujuan Amtsal Al-
Quran adalah sebagai teladan dan bahan renungan sehingga manusia terbimbing
menuju jalan yang benar demi meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
8
Syeikh Izzuddin berkata: Sesungguhnya Allah itu membuat perumpamaan-
perumpamaan di dalam Al-Quran hanya untuk mengingatkan dan memberikan
nasihat. Adapun cakupannya yang menunjukkan bertingkat-tingkatnya pahala atau
menyebabkan hilangnya pahala suatu amal atau menunjukkan pujian atau celaan
atau semisalnya maka semua itu menunjukkan kepada hukum-hukum.
Wallahu a’lam
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan di atas bahwa amsal Al-Qur’an suatu
perumpamaan dalam arti ungkapan-ungkapan dengan gaya bahasa yang indah
yang diberikan oleh Allah swt. Melalui Al-Qur’an berupa ungkapan singkat, jelas
dan padat untuk dijadikan sebagai ibarat tauladan yang baik agar supaya dapat
ditingkatkan iman kepada Allah swt.
Amsal Al-Qur’an akan ditemukan suatu kesan yang amat mendalam bagi
pemanfaatan akal manusia untuk lebih aktif dalam memahami ayat-ayat Allah,
yang pada gilirannya akan melahirkan keseimbangan antar piker dan zikir yang
didasari pada kekaguman terhadap kekuasaan-Nya.
Amsal ada tiga macam:
a. Amsal Musarrahah, ialah Amsal yang didalammya dijelaskan dengan
lafaz Masal atau sesuatu yang menunjukkan tasybih,
b. Amsal Kaminah, yaitu Amsal yang didalamnya tidak disebutkan dengan
lafaz tamsil (pemisalan),
c. Amsal Mursalah, yaitu Kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan
lafaz tasybih secara jelas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qattan, Manna Khalil. Studi-studi Islam Al-Qur’an. Cet. III; Bogor Pustaka Litera
Antar Nusa, 1996.
Al-Sayuti, Jalaluddin. Al-Itqon fi Ulumil Qur’an, Juz IV. Beirut : Daar al Ifkar, t.th.
Dahlan, Abd. Rahman. Kaidah-kaidah Penafsiran Al-Qur’an. Cet. II; Bandung:
Mizan, 1998.
Munawwir ,Ahmad Warison. Kamus Al Munawwir
Arab Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Syadili, Ahmad. Ulumul Qur’an. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997.
11