AMTSALUL QURAN
Dosen pengampu :
DISUSUN OLEH:
Kharisma johor
Farhan al-ma’sum
Azka nurmaula
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmatnya dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema makalah
ini adalah “Amtsalul Qur’an”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Ulumul Qur’an yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................2
BAB 1.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar belakang.....................................................................................................5
B. Rumusan masalah...............................................................................................6
C. Tujuan masalah...................................................................................................7
BAB II.............................................................................................................................8
PEMBAHASAN.............................................................................................................9
BAB III..........................................................................................................................13
PENUTUP.....................................................................................................................13
A. Kesimpulan........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian amthalul Qur’an?
2. Bagaimana tujuan dibuatnya perumpamaan di dalam al-Qur’an?
3. Bagaimana macam dan pengertian dari masing-masing amthalul Qur’an?
4. manfaat apa saja setelah mempelajari amthalul Qur’an.
3. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Amthâlul Qur’an.
2. Untuk mengetahui tujuan dibuatnya perumpamaan di dalam al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui macam dan pengertiannya dari masing-masing amthalul
Qur’an.
4. Untuk mengetahui manfaat apa saja setelah mempelajari amthalul Qur’an.
4
BAB II
PEMBAHASAN
َِإاَل ْال َعا ِملُوْ ن ͂ك اَأْل ْمثَا ُل نَضْ ِربُهَا َو َما يَ ْعقِلُهَا
َ َوتِ ْل.
5
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini hanya dibuatkan untuk manusia, tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.”(QS. al-Ankabūt: 43)
Ilmu al-Qur’an yang paling agung, menurut al- Mawardi adalah amthâl-nya. Bahkan ash-
Syafi’i mengharuskan seorang mujtahid mengetahui ilmu-ilmu al-Qur’an, termasuk amthâl-
nya.
ٰ َوهللاُ ي ﴾ َمثَ ُل الَّ ِذ ْينَ يُ ْنفِقُوْ نَ اَ ْم َوا لَهُ ْم فِى َسبِ ْي ِل هللاِ َك َمثَ ِل َحبَةً ِما َئةُ َحبَّ ٍةط
۲٦١: ﴿ البقرة. ُء َوهللا ٰو ِس ٌع َعلِ ْي ٌم ُ᷃ض ِعفُ لِ َم ْن يَ َشا
Artinya:
“Peruumpamaan (nafkah yang dkeluarkan oleh ) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah serupa dengan serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada
tiap-tiap butir: kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Tafsiran QS. al-Baqarah ayat 261
(Perumpamaan) atau sifat nafkah dari (orang-orang yang membelanjakan harta mereka di
jalan Allah) artinya dalam menaati-Nya (adalah sebutir biji yang menumbuhkan tujuh buah
tangkai, pada maasing-masing tangkai seratus biji). Demikianlah pula halnya nafkah yang
mereka keluarkan itu menjadi tujuh ratus kali lipat. (Dan Allah melipatgandakan) lebih
banyak dari itu lagi (bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha Luas) karunia-Nya
(lagi Maha Mengetahui) siapa-siapa yang seharusnya memperoleh ganjaran yang berlipat
ganda itu.
6
Contoh: ﴾ َان بَ ْينَ ٰذلِك
ٌ ارضٌ َواَل بِ ْك ٌر َع َو
ِ َاَل ف..... ﴿ البقر ٦٨....
“...sapi betina tidak tua dan tidak muda; Pertengahan diantara itu...”
٢٧﴿الزمر . َاس فِىـ ٰه َذا ْالقُرْ ٰانَ ِم ْن ُك ِّل َمثَ ٍل لَ َعلَّهُ ْم يَتَ َذ َّكرُوْ ن
ِ َّض َر ْبنَالِلن
َ ﴾ َولَقَ ْد
“Dan sungguh telah kami buat untuk manusia dalam al-Qur’an ini berbagai macam rupa
mathal. Mudah-mudaham mereka mengambil pengajaran dari padanya.”
4) Mendorong orang yang diberi masal untuk berbuat sesuai dengan isi masal, jika ia merupakan
sesuatu yang disenangi jiwa. Misalnya Allah membuat masal bagi keadaan orang yang
menafkahkan harta di jalan Allah, di mana hal itu akan memberikan kepadanya kebaikan
yang banyak, Allah berfirman dalam QS.al-Baqarah: 261:
7
pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Ia
kehendaki . Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”).
5) Menjauhkan (tanfir, kebalikan no.4), jika isi masal berupa sesuatu yang dibenci jiwa.
Misalnya firman Allah QS. al-Hujurat: 12 tentang larangan bergunjing
“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di
antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik
kepadanya.”.
6) Untuk memuji orang yang diberi mathal. Seperti firman-Nya tentang para sahabat:
“Demikianlah perumpamaan (mathal) mereka dalam Taurat dan perumpamaan (mathal) mereka
dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan
tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah ia dan tegak lurus di atas pokoknya. Tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya, karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-
orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mungkin).” (al-Fath: 29). Demikianlah keadaan para
sahabat. Pada mulanya mereka hanya golongan minoritas, kemudian tumbuh berkembang hingga
keadaannya semakin kuat dan mengagumkan hati karena kebesaran kita.
7) Untuk menggambarkan (dengan masal itu) sesuatu yang ḥmempunyai sifat yang dipandang
buruk oleh orang banyak. Misalnya masal tentang keadaan orang yang dikaruniai Kitabullah
tetapi ia tersesat jalan hingga tidak mengamalkannya.[10]
8) Amthâl lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasihat, lebih kuat
dalam memberikan peringatan, dan lebih dapat memuaskan hati.
8
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
10