Anda di halaman 1dari 33

AMTSAL AL-QUR’AN

Makalah Revisi

Diajukan untuk memenuhi syarat Tugas Ujian Akhir


Mata Kuliah Studi Qur‟an

Oleh :
FITRI AMALIAH
80400222018

Dosen Pengampu :

Dr. Azizul Hakim, S.Pd.I., M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah swt atas berkat rahmat dan hidayah-Nya telah

memberikan kemudahan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Tanpa pertolongan-Nya maka penulis tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini

dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda tercinta Nabi

Muhammad saw yang telah membimbing umat-Nya dari zaman kegelapan menuju

zaman yang terang benderang seperti saat ini.


Makalah dengan pembahasan “Amtsal Al-Qur‟an” disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Studi Qur‟an. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada Dosen pengampu Dr. Azizul Hakim, S.Pd.I., M.Pd.I
yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menyusun makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan

masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis

mengharapkan masukan baik berupa kritik atau saran yang membangun agar

makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Dengan adanya

makalah ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi semua.


Wassalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Samata, 31 Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................................... 3

A. Definisi Makna Amtsal Al-Qur‟an .............................................................. 3

B. Unsur dan Macam Amtsal Al-Qur‟an ........................................................ 4

C. Shigat-Shigat Amtsal Al-Qur‟an ............................................................... 13

D. Manfaat-Manfaat Amtsal Al-Qur‟an ......................................................... 18

BAB III. PENUTUP ................................................................................................. 27

A. Kesimpulan ................................................................................................ 27

B. Saran .......................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an merupakan firman Allah swt (kalamullah) yang diwahyukan kepada

nabi Muhammad saw melalui malaikat jibril untuk dijadikan pedoman hidup bagi

makhluknya. Al-Qur‟an juga berfungsi sebagai hudan lin-nas yang akan

mengantarkan dan mengarahkan manusia ke jalan yang lurus. Al-Qur‟an

memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu diantaranya adalah

Al-Qur‟an sebagai kitab yang kemurniannya dijamin oleh Allah swt dan selalu

terpelihara.

Namun demikian, ajaran yang terkandung dalam Al-Qur‟an tidaklah dapat

serta merta difahami secara jelas. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor

Al-Qur‟an sendiri maupun faktor luar Al-Qur‟an, sehingga manusia ketika membaca

Al-Qur‟an menemukan ayat berisi suatu hal yang samar dan abstrak. Jika manusia

hanya mengandalkan akal pikirannya tidak akan dapat memahami maknanya dengan

baik. Seringkali ayat-ayat yang samar tersebut diperumpamakan dengan hal-hal yang

nyata. Dengan demikian, perumpamaan tersebut bertujuan untuk memahami

kandungan didalamnya menjadi mudah dan diterima oleh lubuk hati sanubari

manusia.

Berdasarkan uraian tersebut, dalam memahami al-Qur‟an sangatlah

dibutuhkan ilmu tersendiri, yang dikenal dengan ulum al-Qur‟an. Dimana dalam ilmu

1
2

ini salah satu disiplinnya adalah ilmu amtsal al-Qur‟an. Ilmu Amtsal Al-Qur‟an

merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. salah satu tujuan adanya amtsal

adalah menampilkan sesuatu yang abstrak (yang hanya ada dalam pikiran) kedalam

sesuatu yang bentuk konkrit sehingga dapat dirasakan indera manusia dan mudah

diterima oleh akal sehat. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melalui tulisan ini

ingin memaparkan pembahasan mengenai Amtsal Al-Qur‟an.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana definisi makna Amtsal Al-Qur‟an?

2. Bagaimana unsur dan macam-macam Amtsal Al-qur‟an?

3. Bagaimana bentuk shighat-shighat Amtsal Al-Qur‟an?

4. Bagaimana manfaat-manfaat Amtsal Al-Qur‟an?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui definisi makna Amtsal Al-Qur‟an

2. Mengetahui unsur dan macam-macam Amtsal Al-Qur‟an

3. Mengetahui bentuk shighat-shighat Amtsal Al-Qur‟an

4. Mengetahui manfaat-manfaat Amtsal Al-Qur‟an


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi makna Amtsal Al-Qur’an

Menurut bahasa (etimologi) kata amtsal yang berarti perumpamaan berasal

dari bahasa Arab dan merupakan bentuk jamak dari kata matsal, mitsil, dan matsil

semakna dengan kata syabah, syibih, dan syabih.1 Dalam sastra matsal adalah suatu

ungkapan perkataan yang dihikayatkan dengan maksud menyerupakan keadaan

yang terdapat dalam perkataan tersebut dengan suatu keadaaan perkataan itu

diucapkan. Maksudnya, menyerupakan sesuatu (seseorang, keadaan) dengan apa

yang terkandungdalam perkataan tersebut.2

Menurut bahasa, arti lafal amtsal ada tiga macam, yaitu:

1. Bisa berarti perumpamaan, gambaran atau perserupaan

2. Bisa diartikan kisah atau cerita, jika keadaannya asing dan aneh

3. Bisa juga berarti sifat, keadaan atau tingkah laku yang mengherankan.3

Sedangkan secara terminologi (istilah), ada beberapa pendapat :

1. Menurut istilah ulama ahli sastra (adab), amtsal adalah ucapan yang banyak

mengumpamakan keadaan sesuatu yang diceritakan dengan sesuatu yang

1
Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Al-Quran, (Bogor: Pustaka Lintera Antar nusa,
2007), h. 401.
2
Oom Mukarromah, Ulumul Qur‟an, (Cet. I; Jakarta : Rajawali Press, 2013), h. 68.
3
Moch. Tolchah, Aneka pengkajian Studi Al-Qur‟an, (Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara,
2016), h. 223.

3
4

tertuju.

2. Menurut ulama ahli bayan (balaghah), amtsal adalah ungkapan majaz yang

disamakan dengan asalnya karena adanya persamaan (pada ilmu balaghah

disebut tasybih)

3. Menurut istilah ulama ahli tafsir, amtsal adalah menampakkan pengertian

yang abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat, dan menarik yang mengena

dalamjiwa, baik dengan bentuk tasybih maupun majaz mursal.4

4. Menurut Ibn Al-Qayyim

“Menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hukum-Nya;

mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan sesuatu yang konkret, atau salah

satudari keduanya dengan yang lainnya”.5

Dari berbagai pendapat yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa amtsal merupakan ungkapan-ungkapan berisi perumpamaan

dalam Al-Qur‟an yang di dalamnya terdapat pesan, hikmah, maupun pelajaran

untuk menyentuh hati dan menjadi pengingat serta memberikan pesan yang indah

dan mudah dipahami.

B. Unsur dan Macam-Macam Amtsal Al-qur’an

1. Unsur-Unsur Amtsal Al-Qur’an

Rasulullah saw pernah bersabda dalam sebuah tentang kedudukan

4
Subur, Amtsal dalam Al-Qur‟an-Hadist dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam, Jurnal
Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei 2016, h. 98.
5
Moch. Tolchah, Aneka pengkajian Studi Al-Qur‟an, h.224.
5

amtsal dalam Al-Qur‟an, hadist tersebut diriwayatkan oleh Abu Hurairah:

ِ‫سِِة ِِأَِْو ُِجٍِو ِ َِحاللِوحرامِوحمكمِومتشابوِوأمثالِفاعلمواِابحلالل‬ َِ ِ‫إِنِ ِاِلْ ُِقِْرآ َِن ِنَِػَِزَِل ِ َِعِلَى‬
َِ ْ‫خ‬

.‫واجتنبواِاحلرامِواتبعواِاحملكمِوأمنواِايدلتشابوِواعتربواِابألمثال‬
Artinya:
“Sesungguhnya al-Qur‟an turun dengan menggunakan lima sisi : halal,
haram, muhkam, mutsyabih dan amtsal. Kerjakanlah kehalalannya,
tinggalkanlah keharamannya, ikutilah muhkamnya, imanilah mutsyabihnya,
dan ambillah pelajaran dari amtsalnya”.6

Dalam pandangan ahli-ahli bahasa Arab, amtsal semakna dengan

tasybih. Oleh karena itu, unsur-unsur amtsal sama dengan unsur-unsur yang

terdapat dalam tasybih. Adapun unsur-unsur amtsal, yakni sebagaimana unsur-

unsur tasybih yaitu:

a. Unsur musyabbah, (yang diserupakan) merupakan unsur yang

diserupakanatau yang diumpamakan

b. Unsur musyabbah bih, (asal penyerupaan) yakni sesuatu yang

menyerupakan

c. Unsur wajhuh asy-syabah (segi persamaan), yaitu sifat-sifat atau arah

persamaan antara kedua hal yang diserupakan tersebut. Artinya

kesamaan antara yang dijelaskan dan menjelaskan.

d. Unsur Adat at-tasybih, yaitu alat atau kata yang digunakan untuk

6
Oom Mukarromah, Ulumul Qur‟an, h. 81.
6

menyerupakan, seperti huruf kana, kaf, kata matsala, kata syabbaha

atau amtsal dan semua kata yang menunjukkan makna penyerupaan

dan perumpamaan.7

2. Macam-macam amtsal qur’an

Amtsal di dalam al-qur‟an ada tiga macam, yaitu :8

a. Amtsal musharrahah adalah amtsal yang jelas, yakni jelas menggunakan

kata-kata perumpamaan atau kata matsal atau sesuatu yang

menunjukkan penyerupaan (tasybih).

Contoh dalam surah Al-Baqarah : 17-20

ِ‫ب ِاَّللُِبِنُوِرِى ْم َِوتَػَرَك ُه ْم ِِِف‬ َ ‫اِح ْولَوُِ َذ َى‬


َ ‫ِم‬ َ‫ت‬ ْ َ‫َضاء‬
َ ‫َِن ًراِفَػلَمآِأ‬ َ ‫يِاستَػ ْوقَ َد‬ ِ
ْ ‫َمثَػلُ ُه ْم ِ َك َمثَ ِل ِالذ‬
ِ‫ب ِِم َن‬ ٍ ِّ‫صي‬ ِ ِ ٍ
َ ‫ٔ}ِأ َْوَك‬ٛ{ِ ‫ْم ِعُ ِْم ٌِي ِفَػ ُه ْم ِالَِيَػ ْرجعُو َن‬ ٌ ‫}ِص ُّم ِبُك‬
ُ ٔٚ{ِ ‫ظُلُ َمات ِال ِيػُْبص ُرو َن‬
َِ ‫اع ِق‬
ِ‫ِح َذ َر‬ ِ ‫ق ِ ََيعلُو َن ِأَصابِعهم ِِِف ِءاذَاِنِِم ِِمن ِالصو‬ ِ ٌ ‫ر‬ ‫ػ‬‫ب‬‫و‬ ِ ِ
‫د‬
ٌ ‫ع‬
ْ ‫ر‬‫و‬ ِ ِ
‫ات‬ ِ
‫م‬ ُ‫ل‬‫ظ‬
ُ ِ ِ ِ‫السم ِاء ِف‬
‫يو‬
َ َ ّ َ ْ ُ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َ ٌ َ َ
ِ ِ ٌِ ‫ِحمي‬ ُِ ‫ت ِواَّلل‬ ِ
ِ‫َضاءَ ِ َذلُم‬
َ ‫ص َارُى ْم ِ ُكلِ َمآِأ‬ َ ْ‫ف ِأَب‬ ُ َ‫ِِيْط‬َ ‫اد ِالْبَػ ْر ُق‬
ُ ‫ٔ}ِيَ َك‬ٜ{ِ ‫ين‬ َ ‫ط ِابلْ َكاف ِر‬ ُ َ ‫الْ َم ْو‬
ِ‫ى‬
ِ َ‫ِعل‬ ِ ‫صا ِرِى ْمِإِن‬
َ َ‫ِاَّلل‬
ِ
َ ْ‫بِبِ َس ْمع ِه ْم َِوأَب‬َ ‫ِشآءَِاَّللُِلَ َذ َى‬
َ ‫اِولَ ْو‬ ِ َ ‫م َشواِفِ ِيوِوإِ َذاِأَظْلَم‬
َ ‫ِعلَْيه ْمِقَ ُامو‬ َ َ ْ
ِ }ٕٓ{‫ِش ْي ٍءِقَ ِد ٌِير‬ َ ‫ُك ِّل‬
Artinya:
“Perumpaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka
setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya mereka,
dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka
tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali. atau seperti
(orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh
dan kilat. mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya,

7
Nurul makrifah, Macam dan Urgensi Amtsal dalam Al-Qur‟an, At-Turost: Journal of
Islamic Studies, Vol.07, No.02 Agustus 2020, h. 227.
7

(menghindari) suara petir itu karena takut mati. Allah meliputi orang-
orang yang kafir. Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka.
Setiap kali (kilat itu) menyinari mereka,mereka berjalan dibawah (sinar)
itu, dan apabila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah
menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan
mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu” (Q.S Al-
baqarah: 17-20).8ِ

Dalam ayat ini Allah membuat dua perumpamaan (matsal) bagi

orang munafik, matsal yang berkenaan dengan api karena di dalam api

terdapat unsur cahaya, dan matsal yang berkenaan dengan air atau seperti

(orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit karena di dalam air

terdapat unsur kehidupan. Allah menyebutkan keadaan orang-orang munafik

dalam dua hal:

Pertama, mereka diumpamakan menghidupkan api untuk menyinari

dan memanfaatkannya agar dapat berjalan dengan sinar api, tetapi mereka

tidak bisa memanfaatkannya karena Allah telah menghilangkan cahayanya,

sehingga yang tertinggal hanyalah panasnya saja yang akan membakar badan

mereka, sebagaimana mereka tidak menghiraukan seruan Al-Qur‟an, dan

hanya berpura membacanya saja.

kedua, mereka diserupakan dengan air hujan yang turun dari langit

disertai kegelapan, petir, dan kilat sehingga mereka menutup telinga dan

memejamkan mata karena takut mati disambar petir. Hal ini sesuai dengan

8
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
8

keadaan mereka yang mengabaikan Al-Qur‟an dan tidak menjalankan

perintah- Nya yang seharusnya bisa menyelamatkan mereka dengan keadaan

tersebut, namun sebaliknya membahayakan mereka.

b. Amtsal kaminah adalah amtsal yang di dalamnya tidak disebutkan dengan

jelas lafadz tamtsil (permisalan) tetapi menunjukkan makna-makna yang

indah, menarik, dalam kepadatan redaksinya dan mempunyai pengaruh

tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya.9 Al-Qur'an

sendiri tidak menjelaskan sebagai bentuk perumpamaan terhadap makna

tertentu, hanya saja isi kandungannya menunjukkan salah satu bentuk

perumpamaan. Amtsal kaminah ini merupakan matsal (perumpamaan)

maknawi yang tersembunyi, bukan amtsal lafdzi yang nampak jelas.10

Contoh dalam Al-Qur‟an:

1) Ayat-ayat yang senada perkataan ‫خري ِاألمور ِأوسطها‬ (sebaik-baik

urusan adalah pertengahannya). Makna senada dengan pernyataan

tersebut yaitu pada surah Al-Baqarah ayat 68:

ِ ‫اِربك ِيػبػِّي ِلناِم‬ ۟


ِ‫ض ِ َوَال ِبِ ِْكٌر‬
ٌ ِ
‫ر‬ ‫ا‬‫ف‬
َ ِ ‫ِال‬ ‫ة‬
ٌ‫ر‬‫ق‬َ ‫ػ‬
ََ َ‫ب‬ ِ‫ا‬‫ه‬ ‫ػ‬‫ن‬ِ‫إ‬ِ ‫ول‬
ُ ‫ق‬
ُ ‫ػ‬‫ي‬
َُ ِ ‫و‬ ‫ن‬ِ
‫إ‬ِ ‫ال‬
َ َ‫ق‬ِ ِ
‫ى‬ ‫اِى‬
َ َ َ ّ َُ َ ُ ُ‫قَال‬
َ ِ ‫ن‬
ََ‫ل‬ِ ‫ع‬‫ِٱد‬
ْ ‫ا‬
‫و‬
۟ ِ ٌۢ
}ٙٛ{ ‫ِماِتُػ ْؤَم ُرون‬
َ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ٌ ‫َع َوا‬
‫ا‬‫و‬ ‫ل‬‫ع‬ ‫ػ‬‫ف‬‫ٱ‬ ‫ف‬ِِ ‫ك‬ ‫ل‬ ِ
‫ذ‬ ِ ‫ّي‬‫ػ‬‫ب‬ ِ ‫ن‬

Artinya:
“Mereka menjawab: "mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami,

9
Asnil Idah Ritonga, Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an, h.104
10
Achmad Zuhdi, dkk., Bahan Ajar Studi Al-Qur‟an, (Cet. VIII, Surabaya: UIN Sunan
AmpelPress, 2018), h. 219.
9

agar Dia menerangkan kepada kami; sapi betina apakah itu." Musa
menjawab:"Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu
adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan
antara itu; Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu".
(Q.S Al-Baqarah: 68).11

Berdasarkan ayat tersebut, bahwa perumpamaan yang dimaksud

adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda yaitu pertengahan

diantara keduanya senada dengan pernyataan sebaik-baik urusan adalah

pertengahannya.

Perumpamaan yang berkaitan dengan pernyataan di atas juga

terdapat pada Surah al-Furqan ayat 67:

ِ ‫وال ِذينِاِ َذآِاَنْػ َف ُقواِ ََلِيس ِرفُػواِوََِلِيػ ْقتػرواِوَكا َنِبػ‬


َ ‫ّيِ ٰذل‬
}ٙٚ{ ‫كِقَػ َو ًاما‬ َ ْ َ َ ُُْ َ ْ َ ْ ْ ُ ْ ْ َْ َ
Artinya:
“Dan mereka yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak
berlebihan dan tidak pula kikir dan pembelanjaan itu di tengah-
tengah antara yang demikian itu.” (Q.S Al-Furqan: 67).12
Berdasarkan ayat tersebut, bahwa perumpamaan yang dimaksud

adalah membelajakan harta tidak berlebihan dan tidak pula kikir namun

pertengahan diantara keduanya senada dengan pernyataan sebaik-baik

urusan adalah pertengahannya.

2) Ayat-ayat yang senada perkataanِ ‫( ليسِاخلربِكادلعاينة‬Berita itu tidak

11
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
12
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
10

sama dengan ketika menyaksikan dengan sendiri). Contoh makna

senada dengan pernyataan tersebut pada surah Al-Baqarah ayat 260:

ِ‫ف ِ ُِْت ِي ِالْ َم ْوِتَى ِقَ َال ِاََوََلْ ِتُػ ْؤِم ِْن ِِقَ َال ِبَػِلَى َِوِلَ ِك ْن‬ ِِّ ‫َواِ ْذ ِقَ َال ِاِبِْراىي ُِم ِ َر‬
ِْ ِ‫ب ِاَِر‬
َِ ‫ن ِ َكْي‬

ِ‫ِجبَ ٍل‬ ِ ِ ِ
َ ‫ِعِلَىِ ُك ِّل‬
َ ‫ِاج َع ْل‬
ْ ‫ُِث‬
ُ‫ك‬َ ‫ص ْرُِىن ِالَْي‬ ّ ً‫لّيَطْ َم ِٕىن ِقَػ ْلِ ِْب ِقَ َال ِفَ ُخ ْذ ِاَْربَػ َعة‬
ُ َ‫ِم َن ِالط ِْري ِف‬
ِ }ٕٙٓ{ ‫ِع ِزيْػٌِزِ َح ِكْي ٌِم‬ ّٰ ‫اِو ْاعلَ ْمِاَن‬
َ َ‫ِاَّلل‬ َ ً‫ِس ْعي‬
َ ‫ك‬َ َ‫َِيْتِْيػن‬
َ ‫ِادعُ ُهن‬
ْ ‫اُِث‬
ُ ً‫ِج ْزء‬ ِ
ُ ‫ّمْنػ ُهن‬
Artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku,
perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-
orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim
menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap
mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian)
ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu.
(Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu
bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka,
niscaya mereka datang kepadamu dengan segera dan Ketahuilah
bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(Q.S.Al-
Baqarah: 260).13

Berdasarkan ayat tersebut, bahwa perumpamaan yang dimaksud

adalah keyakinan hati nabi ibrahim mengenai kesaksian yang dilihat


secara langsung Allah menghidupkan orang-orang mati setelah melihat

secara langsung. Maka dari itu Rasulullah bersabda: (‫)ليسِاخلربِكادلعاينة‬


“tidaklah mendengar kabar itu layaknya melihat secara langsung”.

3) Ayat-ayat yang senada perkataan ‫( كماِتدينِتدان‬sebagaimana kamu


telah menghutangkan, maka kamu akan dibayar), contoh makna

senada dengan pernyataan tersebut pada surah An-Nisa‟ ayat 123:

13
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
11

ۡ ۡ
ِۡ
ِ‫َِي ِدِِلَِوُِ ِم ۡن‬ ‫ال‬
‫و‬ِِ‫و‬ِ‫ب‬ ِ ‫ز‬ ۡ ُّ ‫ٰبِِم ۡنِيػ ۡعم ۡلِس ۡوء‬
‫اَِي‬
َ ََ َ ً ٓ ُ َ َ ِ ‫ت‬ ِ
‫ػك‬‫ِال‬ ِِ ‫لَ ۡػيسِ ِابََمانِيِّ ُك ۡم َِوَ ۤالِاََم‬
‫انِّاَى ِل‬ َ
ِ }ٕٖٔ{ِ‫ص ۡيػًرا‬ ِ َ‫د ۡو ِنِ ٰاَّللِِولِيًّاِوَالِن‬
َ ّ ُ
Artinya:
“(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang
kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab.
Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi
pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat
pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.)”.
(Q.S.An-Nisa: 123).14

Berdasarkan ayat tersebut, bahwa perumpamaan yang dimaksud

adalah barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi

pembalasan dengan kejahatan pula. Hal ini senada dengan pernyataan

mengenai apabila telah mengutangkan seseorang maka akan dibayar pula

yaitu apabila kita mengerjakan sesuatu maka ganjaran yang diperoleh

sesuai dengan kadar yang kita lakukan.

4) Ayat-ayat yang senada perkataanِ ‫ِال ِيلدغ ِادلؤمن ِمن ِحجر ِمرتّي‬
(seorang Mukmin tidak akan masuk lubang yang sama untuk kedua

kalinya), contoh makna senada dengan pernyataan tersebut pada

surah Yusuf ayat 64:

ِ‫ِح ِفظًاِ َِۖوُى َو‬


َٰ ‫ِخْيػٌر‬
ِِِ ِ ِ ‫قَ َالِىلِءامنُ ُكم‬
َ ‫ِعلَْيوِإِالِ َك َمآِأَمنتُ ُك ْم‬
َ ُ‫ِعلَ ٰٓىِأَخيوِمنِقَػْب ُلِِۖفَٱَّلل‬ َ ْ ََ ْ َ
}ٙٗ{ ‫ّي‬ ِِ‫ِٱلر‬
َِ ‫ِح‬ ٰ ‫أ َْر َح ُم‬

14
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
12

Artinya:
Berkata Ya'qub: "Bagaimana aku akan mempercayakannya
(Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan
saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?". Maka Allah adalah
sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang diantara
Para Penyayang. (Q.S.Yusuf: 64).15
Berdasarkan ayat tersebut, bahwa perumpamaan yang dimaksud

adalah Nabi Ya‟kub khawatir mereka aka menghianatinya seperti ketika

mereka berkhianat dalam menjaga Nabi Yusuf, hal ini merupakan

kehatian-hatian Nabi Ya‟kub dalam mengambil keputusan. Sehingga

ayat tersebut senada dengan pernyataan (seorang Mukmin tidak akan

masuk lubang yang sama untuk kedua kalinya).

c. Amtsal Mursalah yaitu ungkapan atau kalimat-kalimat bebas tanpa ada

unsur tasybih atau tanpa menggunakan lafadz tasybih secara jelas, namun

kalimat ini tetap berfungsi sebagai matsal. Hal ini karena didalamnya

terdapat peringatan dan pelajaran bagi manusia.16 Contoh amtsal mursalah

dalam Al-Qur‟an pada surah Al-Baqarah ayat 216:

َِ ‫ِخ ۡيػٌرِلػ ُک ِۡم َو َع‬


ِ‫سى‬ ۡ ‫سىِا ۡنِت ۡكرى ۡواِش‬ ۡ ‫الِوىوِك‬ ِ ۡ ۡ ِ
َ َ ُ ً َ ُ َ َ َ َ َ َ ْ ٌ ُ َ ُ َ َ ‫ِعلَي ُک ُم‬
‫و‬ ‫ى‬‫اِو‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬‫ي‬ ِ ‫ع‬‫و‬ ِ ‫م‬‫ك‬ُ ‫ل‬ِ ‫ه‬
‫ر‬ ُ ‫ت‬ ‫ق‬ ‫ِال‬ َ ‫ب‬
َ ‫ُكت‬
ۡ ۡ
}ٕٔٙ{ِ‫اَّللُِيَػ ۡعلَ ُم َِواَنػتُ ۡم َِالِتَػ ۡعلَ ُم ۡو َن‬
ّٰ ‫ِشٌّرِلػ ُك ۡم َِو‬ ‫و‬ ‫ى‬‫اِو‬
َ َُ ً َ ‫ػ‬ ‫ػ‬‫ي‬ۡ ‫ِتبػ ۡواِش‬
ُّ ُِ ‫ن‬ َ‫ا‬

15
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
16
Muhammad Ali, Fungsi Perumpamaan dalam Al-Qur‟an, Jurnal Tarbawiyah Vol. 10 No. 2
Edisi Juli-Desember, 2013, h.27.
13

Artinya:
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah
sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal
ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.” ( Q.S.Al-Baqarah: 216).17
Berdasarkan ayat tersebut, bahwa perumpamaan yang dimaksud

adalah peringatan kepada manusia janganlah terlalu membenci suatu

perkara, padahal hakikatnya nya merupakan suatu yang lebih dan janganlah

terlalu menyukai sesuatu padahal perkara itu buruk bagi kalian.

C. Sighat-sighat Amtsal Al-Qur’an

Dari keterangan di atas, dapat diketahui bahwa sighat-sighat amtsal Al-Qur‟an

itu ada bentuknya, sebagai berikut: 18

1. Sighat tasybih yang jelas (tasybih ash-sharih), yaitu sighat atau bentuk

perumpamaan yang jelas, di dalamnya terungkap kata-kata matsal . contohnya

dalam Al-Qur‟an surah Hud ayat 24:

ِ ِ ِ
َ ‫ص ِّم َِوالْبَص ِْري َِوالسمْي ِع‬
َ ‫ِى ْلِيَ ْستَ ِويٰ ِن‬
}ٕٗ{ِ‫ِمثَ ًالِاَفَ َالِتَ َذك ُرْو َن‬ َ ‫َمثَ ُلِالْ َف ِريْػ َق ّْيِ َك ْاالَ ْع ٰم‬
َ َ‫ىِو ْاال‬

17
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
18
Nurul makrifah, Macam dan Urgensi Amtsal dalam Al-Qur‟an, At-Turost: Journal of
Islamic, Studies, Vol.07, No.02 Agustus 2020, h. 228
14

Artinya:
Perumpamaan kedua golongan (orang kafir dan mukmin), seperti
orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat
mendengar. Samakah kedua golongan itu? Maka tidakkah kamu
mengambil pelajaran?.(Q.S. Hud: 24).19
Berdasarkan ayat tersebut, bahwa perumpamaan yang dimaksud adalah

Allah membuat perumpamaan orang kafir dengan orang buta dan tuli, karena

dia tidak melihat dan mendengar ayat-ayat Allah. Dan membuat perumpamaan

orang beriman dengan orang yang dapat melihat dan mendengar, karena dia

melihat dan mendengar ayat-ayat tersebut dengan penuh perhatian. Kata amtsal

pada ayat ini juga terlihat secara jelas.

2. Sighat tasybih yang terselubung atau tidak nampak (tasybih adh-dhimmi),

yaitu sighat atau bentuk perumpamaan yang terselubung atau tersembunyi, di

dalam perumpamaan itu tidak terdapat kata amtsal tetapi perumpamaan itu

diketahui dari segi artinya. Contohnya pada Surah Al-Hujurat: 12

۟ ِ ‫ِايِأَيػُّهاِٱل ِذينِءامنُ ۟واِاجتَنِب ۟واِ َكثِري‬


ِ‫َِتَس ُسوا َِوَالِيَػ ْغتَب‬َ ‫ضِالظ ِّنِإِ ُْثٌِِ َوَال‬ ‫ع‬ ‫ػ‬‫ب‬ ِ ‫ن‬ِ‫إ‬ِ ‫ن‬ِ ‫لظ‬
َ َْ ّ َ ّ ً ُ ْ َ َ َ ‫ا‬ِ ‫ن‬ ‫اِم‬ َ َ
۟ ِِ ُِ ‫بػعض ُكمِبػ ِعضاِأ‬
َِ‫اَّللَِإِن ِاَّلل‬ َِ ُ‫ِمْيػتًاِفَ َك ِرْىتُ ُموه‬
ِ ِ ‫ِِواتػ ُقوا‬ َ ‫َنَِيْ ُك َل ِ َحلْ َم ِأَخيو‬
َ ‫َح ُد ُك ْم ِأ‬َ ‫ب ِأ‬ُّ ‫َُي‬ ً َْ ُ ْ
}ٕٔ{‫يم‬ ٌِ ‫ابِرِح‬ٌ ‫تَػو‬
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena
sebagian dari prasangka itu dosa. Janganlah mencari–cari keburukan

19
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
15

orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang


diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya allah Maha penerima taubat lagi Maha
Penyayang. (Q.S. Al-Hujurat: 12).20
Berdasarkan ayat tersebut, bahwa perumpamaan menggunjing satu sama

lain atau menceritakan aib sesama (ghibah) seperti seseorang yang suka

memakan daging saudaranya yang sudah mati, contoh shighat ini tidak nampak

yaitu kata ghibah yang bersifat ghaib.

3. Sighat majaz mursal yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan yang

bebas, tidak terikat dengan asal ceritanya. Contoh pada surah al-Hajj: 73

ِ‫ِاَّللِِلَ ْنِِيْلُ ُق ْواِذُ َاب ًابِولَ ِو‬ ِ ‫ض ِربِمثَلِفَاستَ ِمعواِِلَِوِاِنِال ِذينِتَ ْدعو َن ِِمن‬
ّٰ ‫ِد ْون‬
ُ ْ ُْ َ ْ ُ ْ ُ ْ ٌ َ َ ُ ِ‫اس‬ ُ ‫ٰٓايَيػُّ َهاِالن‬
ِ‫ب‬ ِ ِ ِ ُّ ِ ‫اجتَ َِمعُ ْوا ِِلَِوُ ِ َواِ ْن ِي ْسلُْبػ ُهم‬
ُ ‫ف ِالطال‬ َ ُ‫ِضع‬ َ ُ‫ِشْيئِاً ِال ِيَ ْستَػْنق ُذ ْوهُ ِمْنو‬
َِ ‫ب‬ُ ‫الذ َاب‬ ُ ْ
}ٖٚ{‫ب‬ ُِ ‫َوالْ َمطْلُ ْو‬

Artinya:
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu
perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru itu selain Allah
seakli-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka
bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari
mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat
lemahlah yang menyembah dan amat lemah yang disembah. (Q.S. Al-
Hajj: 73).21

20
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
21
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
16

Berdasarkan ayat tersebut, Allah membuat perumpamaan untuk orang

musyrik bahwa segala sesuatu yang diseru mereka selain Allah tidak akan dapat

menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menyatukannya. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa orang yang menyeru selain Allah tidak akan sanggup

untuk menciptakan sesuatu meskipun sesuatu itu kecil. Maka sangat lemahlah

orang yang menyembah selain Allah karena kekuasaan Allah tidak ada yang

bisa ditandingi dengan sesuatu. Contoh sighat bersifat bebas dan tidak terikat

dengan asal ceritanya.

4. Sighat majaz murakkab adalah sighat dengan bentuk perumpamaan ganda

yang segi persamaaanya diambil dari dua hal yang berkaitan, dimana

kaitannya adalah penyerupaan yang telah biasa digunakan dalam ucapan

sehari-hari yang berasal dari isti‟arah tamtsiliyah. Contoh dalam Al-Qur‟an

pada surah Al-Jumuah: 5

ِ ‫ُِي ِملِأَس َف ِاراِِبِْئسِمثلِالْ َقوِمِال‬ ِ ِ ِ ۟ ِ ِ


ِِ‫ين‬
َ ‫ذ‬ ْ ُ َ َ َ ً ْ ُ َْ َ َ َ َ َ َْ ْ َ َ ْ ُ‫ِِحّل‬
‫ر‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫حل‬
ْ ‫ا‬ِ ِ
‫ل‬ِ ‫ث‬ ‫م‬ ‫ك‬ِ‫ا‬ ‫وى‬ُ‫ل‬‫م‬ ‫ُِي‬ ‫َل‬
َ ِ ‫ُِث‬
ُ ‫ة‬ ‫ى‬
‫ر‬ ‫و‬ ‫ػ‬‫ت‬ ‫ل‬‫ا‬ِ ‫ا‬
‫و‬ ُ ‫ين‬
َ ‫َمثَ ُلِالذ‬
ٰ ‫تِٱَّللِِِِواَّلل َِالِيػه ِدىِاِلْقومِا‬ ۟
}٘{‫ّي‬ َِ ‫لظلِ ِم‬ ََْ َْ ُ َ
ِ َِ
َ ُ‫َكذب‬
ِ
‫اي‬ ‫ػ‬‫ب‬ ِ ‫ا‬
‫و‬
Artinya:
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya taurat, kemudian
mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab
yang tebal. Amatlah buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-
ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang
dzalim. (Q.S. Al-jumuah: 5).22

22
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
17

Berdasarkan ayat tersebut, Allah swt membuat perumpamaan untuk

orang yahudi yang dibebani untuk mengajarkan kitab dan mengajarkannya

namun mereka tidak mengamalkan sama halnya seperti keledai yang

mengangkut banyak kitab namun keledai tersebut tidak memahami isinya.

sighat dengan bentuk perumpamaan ganda yang segi persamaaanya diambil

dari dua hal yang berkaitan yaitu orang yahudi sama seperti keledai yang

membawa kitab namun tidak mengetahui apa isi didalamnya kitabnya.

5. Sighat isti‟arah tamtsiliyyah adalah perumpamaan yang di dalamnya saling

mengaitkan antara makna sebenarnya atau makna asli dengan makna

yang dikaitkan dengannya. Contoh pada Surah yunus: 24

ِ ِ ‫ِاألَر‬ ِ َ َ‫ِالدنْػياِ َكم ٍاء ِأَنْػزلْنَاه ِِمن ِالسم ِاء ِفَاختَػل‬ ِ ْ ‫إَِّنَاِمثل‬
ِ‫اَِيْ ُك ُِل‬
َ ‫ض ِِم‬ ْ ْ ‫ات‬ ُ َ‫ط ِبِو ِنػَب‬ ْ َ َ ُ َ َ َ ُّ ‫ِاحلَيَاة‬ ُ ََ
ِ‫ت َِوظَنِ أ َْىلُ َها ِأَنػ ُه ْم ِقَ ِاد ُرو َن‬ ْ َ‫ض ُِز ْخ ُرفَػ َها َِوازيػن‬
ُ ‫ِاأل َْر‬
ْ ‫ت‬ ِ ‫الناس ِو ْاألَنْػعام ِحّتِ ِإِ َذا ِأَخ َذ‬
َ َ َُ َ ُ
ِ‫ص ُل‬ ِ َ ِ‫س َك َٰذل‬ ِ ‫يداِ َكأَ ْنِ ََلِْتَػ ْغن‬
ِِ ‫ِابِْألَ ْم‬ ِ ‫علَيػهاِأ َََتىاِأَمرََنِلَي ًالِأَوِنػَهاراِفَجع ْلنَاىاِح‬
ّ ‫كِنػُ َف‬ َ ً‫ص‬ َ َ َ َ ً َ ْ ْ ُْ َ َ ْ َ
}ٕٗ{ِ.‫تِلَِق ْوٍمِيَػتَػ َفك ُرو َِن‬ ِ ‫ْاْلاي‬
َ
Artinya:
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti
air (hujan) yang kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan
suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, diantranya ada yang
dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah
sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan
pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-
tiba datanglah kepadanya azab kami diwaktu malam atau siang, lalu
kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang
sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
18

Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (kami)


kepada orang-orang berfikir. (Q.S. yunus: 24) 23

Berdasarkan ayat tersebut, perumpamaan kehidupan dunia seperti air

yang menyirami tumbuh-tumbuhan hingga bunga yang beraneka ragam

bentuknya disetarakan dengan kenikmatan yang ditawarkan di dunia ini.

Namun, tumbuhan tersebut juga dapat hancur apabila diterpa angin kencang

atau habis dimakan oleh binatang ternak atau dipetik oleh manusia. Sama

halnya dengan kehidupan di dunia, Allah swt menunjukkan bahwa dunia dan

seisinya dapat lenyap seketika saat Allah sudah berkehendak.

D. Manfaat-Manfaat Amtsal Al-Qur’an


Amtsal Al-Qur‟an memberikan kontribusi yang cukup besar dalam daya

pikir bagi umat manusia dalam memahami Al-Qur‟an, dan merupakan cara tuhan

untuk menyampaikan pesan-pesan ilahiyah-Nya kepada manusia untuk direnungkan

dan dijadikan pelajaran.


24
Manfaat-Manfaat Amstal Al-Qur‟an, adalah sebagai berikut:

1. Menampilkan sesuatu yang abstrak (yang hanya ada dalam pikiran) ke

dalam sesuatu yang bentuk konkrit yang dapat dirasakan indera manusia,

sehingga mudah diterima oleh akal sehat. Sebagaimana contohnya pada

surah Al-Baqarah : 264.

23
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
24
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
19

ۤ ِ ِ ِ ‫اِص َدقتِ ُكم‬ ِ َ ‫ٰٓايَيػُّهاِال ِذين ِامنُػو‬


ِِ ‫ِماِلَِوُ ِ ِرََئ ِءَ ِالن‬
ِ‫اس‬ ِْ ‫ِابلْ َم ِّن َِو‬
َ ‫االَذىِِ َكالذ ْي ِيػُْنف ُق‬ ْ َ ‫اِال ِتُػْبطلُ ْو‬ ْ َ َْ َ
ُِ‫صابَِوُ ِ َوابِ ٌِل ِفَػتَػَرَكِو‬ ٌِ ‫ان ِ َعلَْي ِِو ِتُػَر‬
ٍِ ‫ص ْف َو‬ ِ ِْ ِ ‫َّللِ ِوالْيػوِِم‬ ِ ِ
َ َ‫اب ِفَا‬ َ ِ ‫االخ ِر ِفَ َمثَػلُِوُ ِ َك َمثَ ِِل‬ ْ َ َ ِّٰ ‫َوَِال ِيػُ ْؤم ُِن ِاب‬
ِّٰ ‫ىِش ْي ٍء ِِِّماِ َك َسبُػ ْواِِ َو‬
}ٕٙٗ{‫اَّللُ َِالِيَػ ْه ِدىِالْ َق ْوَمِالْك ِف ِريْ َِن‬ َ ‫ِعل‬
ِ
َ ‫ص ْل ًداَِالِيَػ ْقد ُرْو َن‬
َ
Artinya:
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut-menyebutnya dan menyakiti (perasaan
penerima), seperti orang yang menfakahkan hartanya karena riya‟
kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian . maka perumpamaan orang seperti itu seperti batu licin
yang diatasnya ada tanah kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah dia bersih (tidak bertanah), mereka tidak menguasai
sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Q. S. Al-Baqarah:
264).25
2. Menyingkap makna sebenarnya dan memperlihatkan hal yang ghaib

melalui paparan yang nyata, contohnya dalam surah Al-Baqarah ayat 275:

۟ ِ
ِِّ ‫وم ِال ِذى ِيَػتَ َخبطُوُ ِالشْي ِطَ ُن ِِم َن ِالْ َم‬
ِ‫س‬ ‫ػ‬‫ي‬ ِ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬ِ ‫ال‬ِ
ُ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َِ‫ِٱلرب‬
‫ق‬ ‫إ‬ِ ‫ن‬‫و‬ ‫وم‬ ‫ق‬ِ
‫ػ‬‫ي‬ ِ ‫ِال‬ ‫ا‬
‫و‬ ّ ‫َِيْ ُكلُو َن‬
َ ‫ين‬
ِ
َ ‫الذ‬
۟ ِ ۟ ِ ِ ۟ ِ
ٌِ‫نِجآءَِهُِ َم ْو ِعظَة‬‫م‬َ‫ف‬ِ ‫ا‬
‫و‬ ِ ‫ب‬
‫لر‬‫ا‬ِ ‫م‬‫ر‬‫ح‬‫ِو‬ ‫ع‬‫ي‬ ‫ػ‬‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ ‫َّلل‬
َ َ َّ َ َ َ َ ْ َ ُ َ َ َّ ُ ُ ْ َ ‫ا‬ِ ‫ل‬‫َح‬
‫أ‬‫و‬ ِ ِ
‫ا‬
‫و‬ ٰ ‫ػ‬‫ب‬‫لر‬‫ا‬ِ ‫ل‬‫ث‬
ْ ‫ِم‬ ‫ع‬‫ي‬ ‫ػ‬‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ا‬َ‫َّن‬ِ
‫إ‬ِ ‫ا‬
‫و‬ ِ‫ك‬
ُٓ‫ِِبَنػِ ُه ْمِقَال‬ َ ‫َذِل‬
۟ ِِ ‫ِمنِربِِو ِِفَانتػهى ِفَػلَو ِماِسلَف ِوأَمرِه ِإِ ََل ِا‬
ُ ‫ب ِالنا ِر‬
ِ‫ِِى ْم‬ ُ ‫َص َح‬ َ ِ‫ِع َاد ِفَأُولَٓئ‬
ْ ‫ك ِأ‬ َ ‫َّلل ِ َوَم ْن‬ ُُ ْ َ َ َ َ ُ َ َ ّ ّ
}ٕٚ٘{‫يهاِخلِ ُدو َِن‬
َِ ِ‫ف‬

25
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
20

Artinya:
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah meghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusan-nya (terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal didalamnya” (Q.S. Al-baqarah: 275) 26

3. Mengumpulkan makna yang menarik dan indah melalui ungkapan yang

singkatdan padat. Contohnya pada surah Al-mu‟minin: 53

ِ ‫فَػتَػ َقطعِ ۟واِأَمرىمِبػيػنَػهمِزبػرِاِ ُك ُّل‬


}ٖ٘{‫ِح ْزبِِِبَاِلَ َديْ ِه ْمِفَ ِر ُحو َِن‬ ًُ ُ ْ ُ ْ َ ُ َ ْ ُ
Artinya:
Kemudian mereka (manusia) menjadikan agama mereka terpecah-
pecah di antara mereka ke dalam golongan-golongan. Masing-
masing golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada mereka.
(Q.S Al-Mu‟minin: 53) 27
4. Mendorong orang giat melakukan hal-hal yang dijadikan perumpamaan
yang menarik. contohnya dalam surah Al-baqarah ayat 261 :

ِ‫ِسنبُػلَ ٍة‬ ِ ِ ‫تِسْبع‬ ٍ ‫اَّللِِِ َكمثَ ِل‬ ِ ِ ِ ‫مثلِال ِذ‬


ُ ‫ِسنَاب َلِِفِ ُك ِّل‬ َ َ ِ ِ‫ِسبِ ِيل‬
َ َ َ ِْ َ‫ِحبةِأَنبَػت‬ َ ‫ينِيُنف ُقو َنِأ َْم َِوَذلُْمِِف‬
َ َُ
ِ۟
ٌِ ِ‫ِعل‬
}ٕٙٔ{‫يم‬ ِ ‫َّللِِوا‬‫ا‬‫و‬
ِ ِ ِ ‫ء‬ٓ‫ا‬ ‫ش‬‫نِي‬‫م‬ِ‫ضعِفِل‬
َ ٌ َ ُ َ ُ َ َ َ ُ َ ُ ُ َ َ ُ َ ‫ّم‬
‫ع‬‫س‬ ِ ِ ‫ي‬ ِ ِ
‫َّلل‬‫ا‬‫و‬
ِ ِ ٍ
ِ
‫ة‬ ‫ب‬ ‫ِح‬ ‫ة‬ ‫ئ‬ ‫ا‬

26
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
27
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
21

Artinya:
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir
benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus
biji, Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-nya) lagi maha
mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah 261) 28

5. Tanfir (menjauhkan orang dari perbuatan tercela) yang dijadikan

perumpamaan. jika isi matsal adalah sesuatu yang dibenci oleh jiwa.

Contohnya dalam surah Al-hujurat ayat 12:

۟ ِ ‫َِيَيػُّهاِالِ ِذين ِءامنُ ۟وا ِاجتَنِب ۟وا ِ َكثِري‬


َ ‫ض ِالظ ِّن ِإِ ُْثٌ ِ ِ َوَال‬
ِ‫َِتَس ُسوا َِوَال‬ ‫ع‬‫ػ‬‫ب‬ ِ ‫ن‬ِ‫إ‬ِ ِ
‫ن‬ ‫لظ‬ ‫ا‬ِ ‫ن‬
َ َْ ّ َ ّ ً ُ ْ َ َ َ‫اِم‬ َ
۟ ِِ ُِ ‫يػ ْغتَبِبػعض ُكمِبػعضاِأ‬
َِِۚ‫ِمْيػتًاِفَ َك ِرْىتُ ُموهَُِِواتػ ُقواِاَّلل‬
َ ‫َنَِيْ ُك َلِ َحلْ َمِأَخيو‬
َ ‫َح ُد ُك ْمِأ‬
َ ‫بِأ‬
ُّ ‫َُي‬ ً َْ ُ ْ َ
ٌِ ‫ابِرِح‬
}ٕٔ{‫يم‬ ٌ ‫إِنِاَّللَِتَػو‬
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka,
karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari –
cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati ? maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya allah maha
penerima taubat lagi maha penyayang. (Q.S. Al-Hujurat: 12) 29

6. Untuk memuji orang yang diberi perumpamaan. Contohnya firman Allah

28
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
29
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
22

SWT tentang para sahabat dalam surat Al- Fath ayat 29 :

ِ ِ ِ ِِ‫ول ِاَّلل‬
ُ ‫ِعلَىِالْ ُكفا ِر ُِر َِحَآءُِبَػْيػنَػ ُه ِْم ِتَػَِرا ُى ْم ُِرك ًع‬
ِ‫اِسج ًدا‬ َ ُ‫ِم َع ِوُِأَشدآء‬
َ ‫ين‬
َ ‫ِۚوالذ‬
َ ُ ‫ُّحمَم ٌد ِر ُس‬
ِ ِ ُّ ‫مِمنِأَثَِرِا‬
ِ ِ ‫اىم ِِِف‬ ِ ْ ‫ض ًال ِِمنِاَّللِِوِر‬
ِ‫ِمثَػلُ ُه ْم‬
َ‫ك‬ َ ‫لس ُجودِ َِذال‬ ْ ّ ‫ِو ُجوى ِه‬
ُ ْ ُِ ‫يم‬
َ ‫ضَِوا ًَنِس‬ َ َ ّ ْ َ‫يَػْبػتَػغُو َنِف‬
ِ ِ
ِ‫ىِعلَى‬
َ ‫ظ ِِفَا ْستَػ َو‬
َ َ‫ِشطْػَِوُ ِفَػَ َازَرهُۥِِفَا ْستَػ ْغل‬ ْ ‫ِِوَمثَػلُ ُه ْم ِِِف ِاِْْلجن ِيل ِ َكَزْرٍع ِأ‬
َ ‫َخَر َج‬ ِِ
َ ‫ِف ِالتػ ْوَرىة‬
ِ ‫لصلِ ٰح‬
ٰ ۟ ِ ۟ ِ ِِ َ ‫سوقِِِو ِيػع ِجب ِا ُّلزراع ِلِيغِي‬
ِ‫ت‬ َ ‫ا‬ِ ‫ا‬
‫و‬ ُ‫ين ِءَ َامنُوا َِو َعمل‬
َ ‫ظ ِِب ُم ِالْ ُكف َار ِ ِ َو َع َد ِاَّللُِالِذ‬ َ َ ُ ُْ ُ
ًِ ‫اِع ِظ‬
}ٕٜ{ِ‫يما‬ ِ ِ
َ ‫َجًر‬
ْ ‫مْنػ ُهمِمِ ْغفَرةً َِوأ‬
Artinya:
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang
bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku‟ dan sujud
mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat
mereka dalam taurat dan sifat-sifat mereka dalam injil, yaitu
seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak
lurus diatas pokoknya. Tanaman itu menyenangkan hati penanam-
penanamnya karena Allah hendak mejengkelkan hati orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mu‟min) Allah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh
diantara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S.Al-Fath:
29).30

7. Untuk menggambarkan/memperlihatkan (perumpamaan) sesuatu yang

mempunyai sifat yang tidak disenangi manusia. Contohnya dalam surat Al-

30
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
23

A‟raf ayat 175-176 :

ِ‫نسلَ َخ ِِمْنػ َهاِفَأَتْػبَػ َعوُ ِالشْي ِطَا ُن ِفَ َكا َن ِِم َن‬ ِ ِ ِ َ ‫ِواتْل‬
َ ‫ِعلَْيه ْم ِنَػبَأَِال ِذىِءَاتَػْيػِنَاهُ ِءَ ِايَٰتنَاِِفَا‬ ُ َ
َِ ‫الْغَا ِو‬
}ٔٚ٘{‫ين‬
Artinya:
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah kami berikan
kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi al-kitab),
kemudian melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh
syaitan (sampai dia tergoda) maka jadilah dia termasuk orang-orang
yang sesat. (Q.S. Al-„Araf: 175).31

ِ ‫ِىوىوُِِفَمثَػلُِوُ َكمثَ ِلِالْ َك ْل‬


ِ‫ب‬ َِ ِ‫َخلَ َدِإ‬
ِ ‫َلِ ْٱأل َْر‬ ِ ‫ِشْئػنَاِلَرفَػعنو ِِِب‬
ِ
َ َ َ َ ‫ض َِِواتػبَ َع‬ ْ ‫اِوِلَكنِوُ أ‬
َ َ ُ ْ َ ِ ‫َولَ ْو‬
۟ ِ ‫ث ِأَو ِتَػْتػرْكو ِيػ ْلهث ذَِالِك ِمثل ِالْ َقوِِم ِال‬
ِ‫ين ِ َكذبُوا ِبِػَ ِايَتِنَا‬
َ ‫ذ‬ ْ ُ ََ َ
ِ ‫ِت ِمل‬
َ ْ َْ ‫إِن‬
َ َ ُ ُ ْ ْ ‫ِعلَْيو ِيَػ ْل َه‬
}ٔٚٙ{‫صِلَ َعل ُه ْمِيَػتَػ َفك ُرِو َِن‬
َ ‫ص‬ ِ ‫ص‬
َ ‫صِاِلْ َق‬ ُ ْ‫ِفَاق‬
Artinya:
Dan kalau kami menghendaki, sesungguhnya kami tinggikan (derajat)
nya dengan ayat-ayat itu, tetapi ia cenderung kepada dunia dan
menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya
seperti anjing jika menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu
membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga) demikian itulah
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka
ceritakanlah ( kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
(Q.S. Al-„araf: 176).32

8. Pesan yang disampaikan melalui amtsal lebih mengenai dihati, lebih

31
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
32
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
24

mantap dalam menyampaikan nasihat dan lebiih kuat pengaruhnya. Allah

banyak menyebut amtsal di dalam Al-Qur‟an dengan tujuan memebrikan

peringatan, pelajaran dan nasihat contohnya dalam surah Az-zumar ayat

27 dan surat Al-Ankabut :43

}ٖٗ{‫اس َِوَماِيَػ ْع ِقلُ َهآِإِالِالْع ِالِ ُمو َِن‬


ِ ‫ض ِربػهاِلِلن‬ َ ‫َوتِْل‬
َ ُ ْ َ‫كِاْأل َْمِثَا ُلِن‬

Artinya:
Dan perumpamaan –perumpamaan ini kami buat untuk manusia,
dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.35
(Q.S. Al-ankabut :43)

}ٕٚ{‫ِمثَ ٍلِل َعل ُه ْمِيَػتَ َذك ُرو َِن‬ ِِ


َ ‫ِى َذاِالْ ُق ْرءَانِمنِ ُك ِّل‬ ِ ‫ِضَربْػنَاِلِلن‬
َ ‫اس ِِِف‬ َ ‫َوِلََق ْد‬
Artinya:
Sesunguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-qur‟an ini
setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran. (Q.S.
Az-zumar ayat 27) 33

Selain itu, Samih Atip az-Zain juga mengemukakan faedah-faedah amtsal

Al-Qur'an sebagai berikut:

a. Untuk memuji (li al-madh). Contohnya dalam Al-Qur'an Surah Al-Fath

ayat29.

b. Untuk mencela (li adz-dzamm). Contohnya dalam Al-Qur'an Surat

33
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka
Agung, 2019.
25

Al-A'raf ayat176.

c. Untuk mendebat atau membantah (li al-hijaj). Contohnya dalam Al-

Qur'anSurat Al Baqarah ayat 258.

d. Untuk menunjukkan kemuliaan dan keagungan (li al-iftikhar). Contohnya

dalam Al-Qur'an Surat az-Zumar ayat 67.

e. Untuk menunjukkan pembelaan dan alasan (li al-„idtzar). Contohnya

dalam Al-Qur‟an surah Fussilat ayat 5

f. Untuk memberikan nasehat (li al-wa‟zhi). Contohnya dalam Al-Qur‟an

surah Al-Hadid ayat 20.

g. Untuk memberikan nasehat (li al-wa‟zhi) contohnya dalam Al-Qur‟an surah

Al-Hadid ayat 20.

Nabi Muhammad Saw banyak menggunakan amtsal ketika menyampaikan

dakwahnya dan banyak pula juru dakwah dan pendidik yang menyampaikan pesan-

pesannya melalui media amtsal. Berkaitan dengan strategi dakwah, Mustafa

Mansyur menyatakan bahwa setiap pendakwah harus membekali dirinya dengan

pengetahuan yang dapat mengetuk dan membuka hati pendengarnya sehingga ia

dapat menyampaikan pesan-pesannya. Salah satu strategi yang dapat digunakan

adalah melalui media amtsal. Di sisi lain, banyak aspek ajaran Islam yang bersifat

abstrak yang sulit diterima oleh akal pikiran manusia, di antaranya adalah gambaran

tentang hilangnya pahala sedekah seseorang yang disertai sifat riya. Gambaran ini
26

bersifat sangat abstrak sehingga terkadang sulit dipahami. Akan tetapi, setelah

gambaran ini diformulasikan dalam bentuk perumpamaan, yakni sirnanya tanah atas

batu akibat hujan yang menimpanya, maka gambaran itu menjadi lebih mudah

dipahami.

Dengan demikian, agar strategi dakwah dalam bentuk penyampaian pesan

dapat diterima dengan mudah oleh pendengar, dapat disalurkan melalui amtsal. Dari

faedah amtsal yang telah diuraikan, kita dapat melihat signifikansi penggunaan

amtsal sebagai salah satu media dakwah. Di dalamnya mengungkapkan kata-kata

yang dapat menyentuh hati dan meresap dalam jiwa. Dan tujuan pengungkapan

amtsal tersebut ialah agar manusia menjadi pelajaran dan bahan renungan sehingga

mereka terbimbingke jalan yang benar demi meraih bahagia dunia akhirat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut:

1. Amtsal merupakan ungkapan-ungkapan berisi perumpamaan dalam Al-

Qur‟an yang di dalamnya terdapat pesan, hikmah, maupun pelajaran untuk

menyentuh hati dan menjadi pengingat serta Menampilkan sesuatu yang

abstrak (yang hanya ada dalam pikiran) ke dalam sesuatu yang berbentuk

konkrit yang dapat dirasakan indera manusia, sehingga mudah diterima dan

mudah dipahami. Baik dengan bentuk tasybih maupun majaz mursal.

2. Unsur-Unsur amtsal, yakni sebagaimana unsur-unsur tasybih yaitu: a). Unsur

musyabbah, (yang diserupakan) merupakan unsur yang diserupakan atau

yang diumpamakan b). Unsur musyabbah bih (asal penyerupaan), yakni

sesuatu yang menyerupakan. c). Unsur wajhuh asy-Syabah (segi persamaan),

yaitu sifat-sifat atau arah persamaan antara kedua hal yang diserupakan

tersebut. Artinya kesamaan antara yang dijelaskan dan menjelaskan. d).

Unsur Adat at-Tasybih, yaitu alat atau kata yang digunakan untuk

menyerupakan, seperti huruf kana, kaf, kata matsala, kata syabbaha atau

amtsal dan semua kata yang menunjukkan makna penyerupaan dan

perumpamaan. Sedangkan macam-macam Amtsal al-Qur‟an secara garis

besarnya. yaitu amtsal Musharrahah, Amtsal Kaminah, dan Amtsal

27
28

Mursalah.

3. Sighat-Sighat amtsal Al-Qur‟an itu ada 3 bentuknya, yaitu: a) Sighat tasybih

yang jelas (tasybih ash-sharih) adalah sighat atau bentuk perumpamaan

yang jelas, di dalamnya terungkap kata-kata matsal. Adapun contohnya

dalam Al-Qur‟an surah Hud ayat 24, b) Sighat tasybih yang terselubung

atau tidak nampak (tasybih adh-dhimmi) adalah sighat atau bentuk

perumpamaan yang terselubung atau tersembunyi, di dalam perumpamaan

itu tidak terdapat kata amtsal tetapi perumpamaan itu diketahui dari segi

artinya. Adapun contohnya pada Surah Al-Hujurat ayat 12, c) Sighat majaz

mursal adalah sighat dengan bentuk perumpamaan yang bebas, tidak terikat

dengan asal ceritanya. Adapun contoh pada surah al-Hajj ayat 73, d) Sighat

majaz murakkab adalah sighat dengan bentuk perumpamaan ganda yang segi

persamaaanya diambil dari dua hal yang berkaitan, dimana kaitannya adalah

penyerupaan yang telah biasa digunakan dalam ucapan sehari-hari yang

berasal dari isti‟arah tamtsiliyah. Adapun contoh dalam Al-Qur‟an pada

surah Al-Jumuah ayat 5, e). Sighat isti‟arah tamtsiliyyah adalah

perumpamaan yang di dalamnya saling mengaitkan antara makna

sebenarnya atau makna asli dengan makna yang dikaitkan dengannya.

Adapun contoh pada Surah yunus ayat 24.

4. Manfaat –manfaat Amtsal Al-Qur‟an yaitu : a). Menampilkan sesuatu yang

abstrak (yang hanya ada dalam pikiran) ke dalam sesuatu yang bentuk
29

konkrit yang dapat dirasakan indera manusia, sehingga mudah diterima oleh

akal sehat, b) Menyingkap makna sebenarnya dan memperlihatkan hal

yang ghaib melalui paparan yang nyata, c) Mengumpulkan makna yang

menarik dan indah melalui ungkapan yang singkat dan padat, d) Mendorong

orang giat melakukan hal-hal yang dijadikan perumpamaan yang menarik,

Tanfir (menjauhkan orang dari perbuatan tercela) yang dijadikan

perumpamaan. Sedangkan faedah-faedah/ manfaat dari amtsal Al-Qur'an

yaitu: a) Untuk memuji (li al-madh), b) Untuk mencela (li adz-dzam), c)

Untuk mendebat atau membantah (li al-hijaj), d) Untuk menunjukkan

kemuliaan dan keagungan (li al-iftikhar), e) Untuk menunjukkan pembelaan

dan alasan (li al-„idtzar), f) Untuk memberikan nasehat (li al-wa‟zhi).

B. Saran

Dengan adanya penyusunan makalah ini, penulis berharap materi mengenai

Amtsal Al-Qur‟an dapat bermanfaat. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun agar penyusunan makalah dan materi selanjutnya dapat lebih

baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta:

PustakaAgung, 2019.

Makrifah, Nurul .Macam dan Urgensi Amtsal dalam Al-Qur‟an, At-Turost:

Journal ofIslamic Studies, Vol.07, No.02 Agustus 2020.

Mukarromah, Oom. Ulumul Qur‟an. Cet. I; Jakarta : Rajawali Press, 2013.

Nuryadien, Mahbub. Amtsal: Media Pendidikan Dalam Al-Qur‟an, Jurnal

pendidikandan Studi Islam, Vol.4, No.2, September 2018.

Qattan, Manna Khalil. Studi Ilmu-ilmu Al-Quran. Bogor: Pustaka Lintera Antar

nusa,2007.

Ritonga, Asnil Idah. Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an, Cet.III; Bandung: Cita Pustaka

MediaPerintis, 2013.

Subur, Amtsal dalam Al-Qur‟an-Hadist dan Implikasinya Terhadap Pendidikan

Islam,Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei 2016.

Tolchah, Moch. Aneka pengkajian Studi Al-Qur‟an. Yogyakarta: LKIS

PelangiAksara, 2016.

Zuhdi, Achmad, dkk., Bahan Ajar Studi Al-Qur‟an, Cet. VIII, Surabaya: UIN

SunanAmpel Press, 2018.

30

Anda mungkin juga menyukai