Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Rodi Abdillah
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
Puji Syukur atas Kehadiran Allah Swt. Yang telah memberikan nikmat iman
dan islam sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah yang
berjudul “Konsep Rezeki Dalam Al-qur’an” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ustadz Ahmad
Perdana Indra, Lc, M.Ag. pada mata kuliah Kajian Tafsir Tematik Alquran
Muamalah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambahi wawasan
tentang Alquran bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. .1
A. Latar BelakangMasalah………………………………………………. .2
B. RumusanMasalah....................................................................................3
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................4
A. Kesimpulan…………………………………………………………..…14
B. Saran......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..……15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Bagi orang Islam, Alquran merupakan sumber ajaran Islam yang pertama
sedangkan al-hadits adalah sumber kedua. Antara satu dengan yang lainnya tidak
dapat dipisahkan. Untuk memahami ayat Alquran, sering kali diberikan
peninjauan bagaimana kondisi masyarakat pada saat ayat itu turun, menjelaskan
makna mujmal Alquran serta kemubhamannya dan lain sebagainya.
Para ulama dan pemikir Muslim agaknya terlupa pada suatu konsep penting
dalam Alquran yang semestinya mendapat perhatian serius dewasa ini, dimana
sektor ekonomi merupakan primadona dalam arus perubahan sosial maupun
pemikiran. Konsep itu adalah “rizq”. Di sini tidak dimaksudkan bahwa istilah
“rizq” tidak pernah disebut-sebut dalam pembahasan. Malah sebaliknya, ia
mungkin disebut berulang kali dalam sebuah artikel atau buku.
Tetapi pengertiannya tidak dibahas secara mendalam, malah dilewatkan
begitu saja seolah-olah ia bukanlah suatu istilah yang penting. Alqurȃn al-Karȋm
yang merupakan sumber utama ajaran Islam, berfungsi sebaga petunjuk ke jalan
yang sebaik-baiknya demi kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat.
Petunjuk- petunjuk tersebut banyak yang bersifat umum dan global, sehingga
penjelasan dan penjabarannya dibebankan kepada Nabi Muhammad SAW.
Alquran bukanlah kitab atau buku ilmu pengetahuan, dalam arti disusun
berdasarkan hasil penelitian dan perenungan manusia, melainkan merupakan kitab
petunjuk bagi manusia yang mengajarkan apa-apa yang dapat diketahuinya
melalui penelitian dan perenungan. Di samping itu, Alquran juga mengajarkan
segala hal yang yang tidak dapat diketahui manusia karena berada di luar
jangkauan penelitian dan perenungannya.
Tafsȋr fȋ Ẓ ilȃl Alqurȃn merupakan karya Sayyid Quṭub yang sering disebut
juga dengan “tafsir pergerakan”, yang menggunakan gaya prosa lirik dalam
menafsirkan ayat-ayatnya.
2. Rumusan masalah
2
A. Apa pengertian rezeki dalam al-qur’an?
B. Apa saja ayat yang berkaitan dengan rezeki ?
C. Apa aja ayat –ayat makiyah dan madaniyah yang berkaitan dengan rezeki?
D. Apa Munasabah ayat Rezeki dalam al-qur’an?
E. Apa tafsiran ayat-ayat yang berkaitan dengan rezeki?
3. Tujuan masalah
A. Untuk mengetahui pengertian rezeki
B. Untuk mengetahui ayat-ayat yang berkaitan dengan rezeki
C. Untuk mengetahui ayat makiyah dan madaniyah yang berkaitan dengan
rezeki
D. Untuk mengetahui Munasabah Ayat Rezeki dalam al-qur’an
E. Untuk mengrtahui tafsir ayat yang berkaitan dengan rezeki
BAB II
PEMBAHASAN
3
A. Pengertian Rezeki dalam Al-qur’an .
Kata rezeki berasal dari kata Bahasa Arab ( يرزق – رزق- ْ ) رزقاyang secara
bahasa berarti memberikan rezeki1.Dari segi kebahasaan, asal makna dari Rizq
adalah pemberian, baik yang ditentukan maupun tidak, baik yang menyangkut
makan perut maupun yang berhubungan dengan kekusaan dan ilmu pengetahuan.
Makna ini digunakan di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 254.
يَٰٓاُّيَه ا اَّلِذ ْيَن ٰاَمُنْٓو ا َاْنِف ُقْو ا ِم َّم ا َر َز ْقٰن ُك ْم ِّمْن َقْبِل َاْن َّيْأِتَي َيْو ٌم اَّل َبْيٌع ِفْيِه َو اَل ُخ َّلٌة َّواَل َش َف اَعٌةۗ َو اْلٰك ِف ُر ْو َن ُه ُم الّٰظِلُمْو َن
4
anugerah, dan dikaruniai.Menurut as- Sunnah wa al- Jama’ah, rezeki adalah
sesuatu yang diberikan oleh Allah kepada makhluk yang dapat diambil manfaat
dengan perbuatannya. Sedangkan menurut Mu’tazilah, rezeki itu adalah sesuatu
yang bukan diambil manfaatnya, tetapi sesuatu yang dimiliki. Dari beberapa
definisi rezeki diatas, dapat disimpulkan bahwa rezeki adalah sesuatu yang
diberikan oleh Allah kepada makhluk-Nya yang dapat diambil manfaatnya untuk
kehidupan di dunia maupun bekal untuk kehidupan di akhirat.
Dalam Islam, rezeki tidak hanya terpaut pada harta kekayaan saja. Rezeki juga
merupakan anugerah yang Allah berikan kepada makhluk- Nya. Al- Qur’an
membuka kesempatan seluas- luasnya dan memberi kebebasan kepada manusia
untuk menentukan atau memilih jenis usaha, sejauh tidak menyimpang dari
ketentuan yang digariskan oleh Allah. Akan tetapi, Al- Qur’an tidak
membenarkan semua cara. Karena, dari sekian banyak dan aneka ragam jenis
usaha, ada yang dibolehkan dan tidak diperbolehkan.
Ash-shaffat:41,
ُاوٰۤل ِٕىَك َلُهْم ِرْز ٌق َّم ْع ُلْو ٌۙم
Artinya:’mereka itu memperoleh rezeki yang sudah ditentukan’3
Al-A’raf:32
3
Q.s As-Shaffat : 41
5
ُقْل َم ْن َح َّر َم ِزْيَنَة ِهّٰللا اَّلِتْٓي َاْخ َرَج ِلِع َباِدٖه َو الَّطِّيٰب ِت ِم َن الِّر ْز ِۗق ُقْل ِهَي ِلَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ِفى اْلَح ٰي وِة الُّد ْنَيا
َخ اِلَص ًة َّيْو َم اْلِقٰي َم ِۗة َك ٰذ ِلَك ُنَفِّص ُل اٰاْل ٰي ِت ِلَقْو ٍم َّيْع َلُم ْو َن
َو اْخ ِتاَل ِف اَّلْيِل َو الَّنَهاِر َو َم ٓا َاْنَز َل ُهّٰللا ِم َن الَّس َم ۤا ِء ِم ْن ِّر ْز ٍق َفَاْح َيا ِبِه اَاْلْر َض َبْعَد َم ْو ِتَها َو َتْص ِرْيِف
الِّر ٰي ِح ٰا ٰي ٌت ِّلَقْو ٍم َّيْعِقُلْو َن
Artinya:’dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan
Allah dari langit lalu dengan (air hujan) itu dihidupkan-Nya bumi setelah
mati (kering); dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti’.5
Ad-Dzariyat:57,58,An-Nahl:67,71,72,73,75,114,Al-Isra’:30,31,70,Al-
Qasas:54,57,82,Al-Ankabut:17,62,Yusuf:37,ArRum:37,40,Saba’:24,36,39,Az-
Zumar:52,As-Syura’:12,19,27,38,Ibrahim:32,37,Thaha:131,132,Al-
Ankabut:17,Ghafir:13,Yunus:93,As-Sajadah:16,Fatir:3,29,Al-An’am:140,151,Al-
Mu’minun:72,Yasin:47,Ghafir:64,Hud:6,Yunus:31,An-Naml:64,Al-
Mulk:15,21,Al-Ankabut:60,Shad:54,Al-Waqiah:82,Al-Fajr:16,
MADANIYAH.
4
Q.s Al-A’raf : 32
5
Q.s Al-Jatsiyah : 5
6
Kata ‘Rizq’ dalam al-qur’an yang di kategorikan Madaniyah terdapat 23
ayat,diantaranya:
Al-Baqarah : 3,22,25,57,60,126,154,172,233.
اَّلِذ ْيَن ُيْؤ ِم ُنْو َن ِباْلَغْيِب َو ُيِقْيُم ْو َن الَّص ٰل وَة َو ِم َّم ا َر َز ْقٰن ُهْم ُيْنِفُقْو َن
Artinya:’(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat,
dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka’.6
Al-Anfal : 4,26.
ٰۤل
ۚ ُاو ِٕىَك ُهُم اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن َح ًّقۗا َلُهْم َد َر ٰج ٌت ِع ْنَد َر ِّبِهْم َو َم ْغ ِفَر ٌة َّو ِر ْز ٌق َك ِر ْيٌم
An- Nur : 26,38,Al- Hajj :35,50,58,Ali Imran :27, 37,Al- Ahzab : 31,At- Thalaq :
11,An-Nisa’ : 5,8,39,Al- Maidah : 114.
7
Al-Qur'an dikarenakan. pembahasan tersebut mendapatkan perhatian khusus,
dengan berbagai konteks yang berbeda,sekalipun dengan menggunakan kata yang
sama.Penggunaan arti rezeki dengan menggunakan. lafazh-lafazh yang lain juga
dapat terjadi, yang tentunya pemahaman tersebut dilakukan dengan. pendekatan
sesuai dengan penafsiran yang disesuaikan dengan teks pada suatu ayat.
Pemahaman seperti inilah yang kemudian membuat manusia lebih mudah
memahami teks dan memperolah kesimpulan yang jauh dari kata
salah,pembahasan tersebut juga termasuk dalam kajian yang terdapat daiam
pembahasan Ulumul Qur'an tentang Wujûh wa An-Nazhâir atau Musytarak
Lafzhi didalam kajian Ilmu Mantiq yaitu satu lafazh yang memiliki banyak arti,
diantaranya:
1. Pemberian,misalnya:
َوِم َّم ا َر َز ْقٰن ُهْم ُيْنِفُقْو َن
Artinya: “Dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan
kepada mereka". (Q.S. Al-Baqarah: 3).
Kata "rezeki' disitu memiliki arti dari apa yang kami berikan atau pemberian.
2. Makanan,misalnya:
ُثَّم َع َفۡو َنا َع ۡن ُك ۡم ِّم ۢۡن َبۡع ِد ٰذ ِلَك َلَعَّلُك ۡم َتۡش ُك ُر ۡو َن
Artinya:”Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu”
(Q.S. Al-Baqarah: 52).9
Kata "rezeki' disitu memiliki arti diberi makanan.
9
Q.s Al-Baqarah: 52
10
Q.s Maryam: 62
8
Kata "rezeki” disitu memiliki arti pagi dan petangnya mereka.
4. Bersyukur,mialnya:
َو َتۡج َعُلۡو َن ِر ۡز َقُك ۡم َاَّنُك ۡم ُتَك ِّذ ُبۡو َن
Artinya:”Kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan
Allah". (Q.S. AlWâqi'ah: 82).11
Kata "rezeki” pada ayat tersebut memiliki arti bahwa kalian telah menjadikan syukur
kalian dengan mendustakan Allah swt.
5. Hujan.misalnya:
َو ِفى الَّس َم ٓاِء ِرۡز ُقُك ۡم َو َم ا ُتۡو َعُد ۡو َن
Artinya:”Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula
apa yang dijanjikan kepadamu". (Q.S. Adz-Dzâriyat: 22).
Kata "rezeki pada ayat tersebut memiliki arti hujan.”
6. Nafkah misalnya :
َو َع َلى اْلَم ْو ُلْو ِد َلٗه ِرْز ُقُهَّن َو ِكْس َو ُتُهَّن ِباْلَم ْع ُرْو ِۗف
Artinya; “Kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu
dengan cara ma'ruf”.(Q.S. Al-Baqarah: 233).
Kata "rezeki" pada ayat tersebut memiliki arti memberi nafkah.
7. Buah-buahan. Misalnya:
8. Pahala misalnya:
11
Q.s AlWâqi'ah: 82
9
Artinya: “Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya".
(Q.S. Ath-Thalâq: 11).
Kata "rezeki” pada ayat tersebut memiliki arti Allah akan memberikan pahala bagi
yang baik kepada-Nya
9. Surga. Misalnya :
Kata rezeki dalam Al-Qur‟an dinisbatkan kepada Allah sebanyak 117 kali
sedangkan kepada selain Allah SWT hanya sebanyak enam kali.
Adapun pembagiannya (kepada selain Allah) yaitu ;
a) Dua kali kepada sesembahan selain Allah sebagai tantangan kepada kaum
musyrikin
Q.S Fathir ayat ke 3.
Artinya : “Wahai manusia ! ingatlah nikmat Allah kepadamu. Adakah
pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit
dan bumi ? tidak ada Tuhan selain Dia, lalu mengapa kamu berpaling (dari
ketauhidan). 12
Q.S Al-Ankabut ayat ke 17
Artinya : “Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah hanyalah berhala-
berhala dan kamu membuat kebohongan.Sesungguhnya apa yang kamu
sembah selain Allah tidak mampu memberikan rezeki kepadamu. Maka,
mintalah rezeki dari sisi Allah dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-
12
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Jakarta: Yayasan Penerjemahan Al-Qur‟an,
2016) h.434
10
Nya hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan”13
11
selalu memanjatkan doa dan harapan kepada Tuhan mereka. Itulah hamba-hamba
Allah yang ikhlas, yang akan mendapatkan surga, sebagaimana firman Allah:
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya, kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan
mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya”. (at-Tin/95: 4-6)
Golongan hamba Allah yang ikhlas itu, tidak akan merasakan azab, tidak akan
ditanya pada hari hisab, bahkan mereka mungkin diampuni kesalahannya jika ada
kesalahan, dan diberi ganjaran pahala sepuluh kali lipat dari tiap amal saleh yang
dikerjakannya atau lebih besar dari itu dengan kehendak Allah.Kepada mereka inilah
Allah memberikan rezeki yang telah ditentukan yakni buah-buahan yang beraneka
ragam harum baunya dan rasanya amat lezat sehingga membangkitkan selera untuk
menikmatinya. Mereka hidup mulia serta mendapat pelayanan dan penghormatan.
Dari ayat-ayat di atas, dapat dipahami bahwa makanan di surga itu disediakan
untuk kenikmatan dan kesenangan. Dalam Tafsir Jalalain (Jalaluddin Al-Mahalli dan
Jalaluddin As-Suyuti) di jelaskan:
“(Mereka itu memperoleh) di dalam surga (rezeki yang tertentu) setiap pagi dan
sorenya.”
Dalam Tafsir Ibnu Katsir(Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir) di jelaskan:
Firman Allah Swt.:
“Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu” (Ash-Shaffat: 41)
Qatadah dan As-Saddi mengatakan bahwa rezeki tersebut di surga, kemudian
dijelaskan oleh.
firman selanjutnya:
“yaitu buah-buahan (yang beraneka ragam). Dan mereka adalah orang-orang yang
dimuliakan”. (Ash-Shaffat: 42)
12
43-44).Mujahid mengatakan bahwa sebagian dari mereka tidak dapat melihat tengkuk
sebagian yang lain. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Yahya ibnu Abdukal Qazuwaini, telah menceritakan kepada kami Hassan ibnu
Hassan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Bisyr, telah menceritakan
kepada kami Yahya ibnu Mu'in, telah menceritakan kepada kami Ibrahim Al-Qurasyi,
dari Sa'id ibnu Syurahbil, dari Zaid ibnu Abu Aufa r.a. yang telah mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. keluar menemui kami, lalu membaca firman-Nya: di atas tahta-tahta
kebesaran berhadap-hadapan. (Ash-Shaffat: 44) Yakni sebagian dari mereka
memandang kepada sebagian yang lain
Dalam Tafsir Quraish Shihab (Muhammad Quraish Shihab) juga di jelaskan:
Orang-orang yang dibuat ikhlas tersebut akan mendapat rezeki yang telah ditentukan
oleh Allah pada hari kiamat.
BAB III
PENUTUP
13
A. Kesimpulan
Konsep rezeki merupakan hal yang amat erat dengan kehidupan manusia.
Maka, jika manusia memahami dengan benar, ia akan menjalani hidupnya dengan
ketaatan dan bahagia. Adapun jika seseorang tidak memahami konsep rezeki dengan
baik, maka dikhawatirkan akan terjerumus kepada pemahaman yang salah, yang
nantinya akan berakibat merugikan diri sendiri serta masyarakat.Rezeki terbagi
menjadi dua bagian, yaitu rezeki material dan spiritual. Pertama Rezeki material
untuk jasmani atau tubuh seperti makanan, kekuatan, harta, jabatan kekayaan
melimpah dan lain sebagainya. Kedua rezeki spiritual untuk hati dan jiwa, seperti
ketenangan batin, pengetahuan, beriman/rezeki dihati, surga dan lain-lain.
Menurut Quraish Shihab rezeki adalah sebuah perolehan yang dapat
dimanfaatkan baik material maupun spiritual. Jika perolehan tersebut belum
dimanfaatkan, maka belum disebut sebagai rezeki. Pembagian rezeki terdapat 5 sub
bab, yaitu: Rezeki sebagai kebutuhan pokok makhluk hidup,rezeki berupa harta
benda yang dinafkahkan, rezeki berupa makanan yang halal dan haram, rezeki
bermanfaat dari bumi dan langit dan rezeki yang mulia yaitu surga.
B. Saran
Segala daya dan upaya telah penulis lakukan untuk menjelaskan dan
mengungkapkan tentang konsep rezeki dalam al-Qur‟an, namun penulis sadar bahwa
sebuah penelitian tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karenanya, selalu
ada celah yang bisa dimanfaatkan untuk peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji
lebih dalam terkait tema ini dengan metode atau pendekatan yang berbeda .
DAFTAR PUSTAKA
Fajriani, N., Solahudin, S., & Bafadhol, I. (2019). KONSEP REZEKI MENURUT
14
AL-SA’DI. ProsA IAT: Prosiding Al Hidayah Ilmu Al-Quran dan Tafsir, 1(1).
Ilman, M. Z. (2019). Ayat Tentang Rezeki Dalam Perspektif Ruh Al-Ma'ani. Jurnal
Madani: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, 2(1), 187-200.
Syafiq, M. A., Dasuki, A., & El Bilad, C. Z. (2023). Konsep Rezeki Dalam Al-
Qur’an (Perspektif Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah). al-Afkar, Journal For
Islamic Studies, 6(1), 444-457.At-Tafāsīr, Ṣ. PROGRAM STUDI ILMU AL-
QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG.
15